Fraksi ejeksi persentase selisih volume akhir diastolik dengan volume akhir
sistolik dibagi volume akhir diastolik
Edema pulmo akut Edema tungkai bawah
Kardiomegali Batuk-batuk pada malam hari
Hepatojugular refleks Sesak napas saat aktivitas
Distensi vena jugularis lebih dari sehari-hari
PND atau ortopnea Hepatomegali
Ronkhi Takikardi (>120 x/menit)
S3 gallop Efusi pleura
Pasien dengan penyakit jantung tanpa keterbatasan aktivitas.
Aktivitas sehari-hari tidak menyebabkan kelelahan, sesak napas
atau nyeri dada
Pasien dengan penyakit jantung dengan keterbatasan ringan pada
aktivitas fisik. Aktivitas biasa menyebabkan kelelahan, sesak napas
atau nyeri dada (menghilang saat istirahat), gejala timbul saat
aktivitas ringan
Pasien dengan penyakit jantung dengan keterbatasan pada
aktivitas fisik. Sedikit aktivitas menyebabkan kelelahan, sesak
napas, berdebar atau nyeri dada (menghilang saat istirahat),
gejala timbul saat aktivitas berat
Pasien dengan penyakit jantung dengan ketidakmampuan
melakukan aktivitas fisik. Keluhan masih dirasakan saat
istirahat. Jika melakukan aktivitas fisik rasa tidak nyaman
bertambah (tidak menghilang saat istirahat)
Adanya kongesti ?
Perfusi adekuat ?
- Vasodilator
- Diuretik - Inotropik
- Pertimbangkan vasopressor
- Diuretik (jika perfusi tertangani)
- Pertimbangkan sirkulasi mekanik
Tipe kardiak –
akumulasi cairan,
biasanya kongesti
- Vasodilator
- Diuretik
- Vasodilator - Pertimbangkan inotropik
- Diuretik
- Ultrafiltrasi
Dosis Inotropik / Vasopressor : Dosis Vasodilator :
Dobutamin 2-20 Nitrogliserin mulai 10-20
mcg/kg/menit mcg/menit, dinaikkan
Dopamin 3-5 mcg/kg/menit sampai 200 mcg/menit, hati-
(beta +); >5 mcg/kg/menit hati hipotensi dan nyeri
(beta +, vasopressor alfa +) kepala
Norepinefrin 0,2-1 Isosorbid dinitrat mulai 1
mcg/kg/menit mg/jam, dinaikkan sampai
Epinefrin 0,05-0,5 10 mg/jam
mcg/kg/menit
Positif bila
2 mayor
ATAU
1 mayor + 2 minor
Mann DL, Zipes DP, Libby P, Bonow RO, Braunwald E, editors. Braunwald’s heart disease: a textbook of cardiovascular medicine. Tenth edition. Philadelphia, PA: Elsevier/Saunders; 2015.
Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku ajar ilmu penyakit dalam (Jilid 3). 4th ed. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2006.
Harrison T, Kasper D. Harrison’s principle of internal medicine. New York: McGraw-Hill Medical Publ. Division;2015
Gagal Jantung
Gagal Jantung
Reduced Ejection
Fraction (<40%)
Preserved
Ejection Fraction
(40-50%)
1. Harrison T, Kasper D. Harrison’s principle of internal medicine. New York: McGraw-Hill Medical Publ. Division;2015
2. Goldman L, Schafer AI, editors. Goldman-Cecil medicine. 25th edition. Philadelphia, PA: Elsevier/Saunders; 2016. 2 p.
Gagal Jantung
Gagal Jantung Akut Gagal Jantung Kronik
1. Definisi: keadaan dmn jantung tdk bisa memberi CO yg cukup utk memenuhi kebutuhan
metabolism tubuh. Biasanya disebut CHF (Congestive Heart Failure) krn ada ↑ tek vena
2. Etiologi
A. Beban kerja yg tdk sesuai (vol/tekanan terlalu besar): vol >> (insufisiensi katup, output
tinggi), tekanan >> (hipertensi sistemik, obstruksi aliran)
B. Pengisian terbatas: penyakit pericardial, hambatan kardiomiopati, takiaritmia
C. Kehilangan fx & struktur myocyte/otot: post iskemik myokard, iskemia kronis, infeksi jar
ikat, racun (alcohol, cobalt, doxorubicin)
3. Patofisiologi
A. Perubahan hemodinamis: ggn fx pompa krn disfungsi sistolik/diastolik
B. Perubahan neurohormonal
66
7. Bentuk2 gagal jantung
A. GJ sistolik: abnormalitas pd fase sistolik shg menghambat fx normal pompa jantung2
B. GJ diastolic: abnormalitas pd fase diastolic yaitu saat pengisian & relaksasi jantung2
C. High output failure: tjd pd kehamilan, anemia (kandungan Hb darah kurang shg tdk bisa
mencukupi kebutuhan ST), tirotoksikosis, fistula A/V, beriberi, paget’s disease
D. Low output failure: tjd ↓ CO + hipoperfusi organ perifer3
E. GJ akut: <1 minggu atau <30 hari. Dibagi 2: ADHF (Acute decompensated HF: perburukan
tbtb dr GJ kronis), de novo (kasus baru GJ). Diperburuk dg infark miokard, ggn katup aorta2
F. GJ kronik: >1 minggu atau >30 hari. Sudah tjd beberapa waktu+gejala dpt diatasi2
G. GJ kanan: krn kasus hipertensi pulmo, peny katup pulmo, peny paru, PJB, sering krn akibat
tdk langsung dr GJ kiri. Gejala: kongesti v portae, splenomegaly, ascites, efusi pleura, edema
H. GJ kiri: krn vent kiri tdk mampu pompa darah. Gangguan krn jantung. Tanda: S3,
kardiomegali, nadi cepat& kecil, ronkhi pd basal paru
8. Diagnosis banding: peny pericardial, peny hepar, sindrom nefro, protein losing enterpathy
9. PP
A. Lab:anemia, hipertiroid, insufisiensi renal kronis, pre-renal azotemai, hemokromatosis. Ada
pasien yg lab nya bagus tp klinisnya +
B. EKG: menunjukkan ggn jantung spt LVH, miokard infark (gel Q patologik), irama
jantung/aritmia (atrial fibrilasi, atrial flutter, ventrikel supra ventrikel, takikardia), LBBB
C. Chest x-ray: efusi pleura, kongesti vena pulmo (paru tampak dominan), bntk & uk jantung,
D. Ekokardiogram: menilai fungsi ventrikel, perubahan dinding dada yg bisa meningkatkan
peny coroner, katup abnormal, pirau intrakardiak
E. Katerisasi kardiak: ketika curiga ada ggn katup/coroner,jk transplantasi jantung adl indikasi
10. Terapi
A. Perbaiki penyebab: iskemia, peny katup, tirotoksikosis, shunt, aritmia, ESO antiaritmia
B. Diet & aktivitas: batasi cairan dan garam, akfis scr bertahap, BB
C. Terapi diuretic: utk mengurangi cairan yg menumpuk di jantung, paru2 krn CHF
a. Gejala ringan diberi tiazid
a) HCT (ESO: nefropati, jangan diberi pd GFR <30%), klortalidon, metolazone, loop
diuretic (block reabsorbsi Na di ansa henle & TKD)
b) ESO: azotermia pre renal, ruam kulit, neutropenia, trombositopenia, as urat ↑,
hiperglikemia, disfungsi hepar
b. Gagal jantung parah diberi loop diuretik:
a) Lasix (20-320mg. Mengandung furosemide), bumex (bumetanide 1-8 mgg),
torsemide (20-200mg)
b) MoA: inhibitor reabsorpsi Cl di loop henle ascendens→ natriuresis, kaliuresis,
metabolic alkalosis. Cth obat: furosemide, bumetanide, torsemid
c) ESO: azotermia pre renal, hipokalemia, ruam kulit, ototoksisitas
c. K+ sparing agent
a) Triamterene & amiloride: ↓ sekresi K di TKD
b) Spironolakton: antagonis aldosteron
D. Terapi angiotensin converting inhibitor
a. ACE Inhibitor
a) Block sistem RAA dg hambat konversi angiotensin1 jd 2→ vasodilatasi&↓retensi Na
67
b) ↓degradasi bradykinin→ ↑ sekresi prostaglandin dan nitrat oxide
c) Keunggulan: bisa menekan derajat keparahan, progresivitas &↓remodelling kardiak
d) Cth: kaptopril, lamipril. ESO: angioedema, hipotensi, insufisiensi ren, rash, batuk
b. Angiotensin 2 reseptor blocker: punya efek yg mirip ACE1. Digunakan utk KI ACE1
E. Digitalis glicosides (digoxin, digitoxin)
a. Dulu sbg 1st line tp sdh digantikan ACE i. keunggulan: ↓ hospitalisasi, ↓ gejala HF
b. MoA: inotropic + (↑ kontraksi & ↑CO)→ mempersingkat kec konduksi melalui nodus
AV & SA jantung. Bekerja dg menghambat Na+K+ATP ase
c. Window therapeutic sempit. ESO:
a) Non kardiak: anorexia, mual, muntah, pusing, disorientasi, xantopsia skotoma
(penglihatan warna kuning)4
b) Kardiak: bradikardia, AV blok (derajat 2), atrial takikardia dg AV blok, ventrikel
takikardia, ventrikel fibrilasi
d. Langkah saat tjd toksisitas digitalis
a) Hentikan pengobatan dan observasi seberapa parah keluhan
b) Jika bradikardia/av block berat diberikan obat2an yg bisa meningkatkan HR spt
atropine/diberikan temporary pacemaker
c) Lidokain dan fenitoin, diberikan digoxin-spesific fab antibody
F. Beta blocker: propanolol, carvediol, atenolol, dll. MoA dg cegah sis simpatis berlebihan.
Keunggulan: memperbaiki fungsi vent kiri & memperbaiki HF. KI: CHF dekompensasi berat
G. Vasodilator: cth hidralazin
a. Reduksi afterload: vasodilatasi arteri→ ↑SV→ ↑kontraksi miokardium
b. Reduksi preload: vasodilatasi vena→ ↓aliran balik→↓beban ventrikel
H. + inotropic agen
a. Memperkuat kontraktilitas pompa jantung (beta agonis, dopaminergic): dopamine,
dobutamine, amrinone, mirinon
b. Penggunaan agen inotropic + hanya diberi gagal jantung berat/disertai syok
cardiogenic
I. Antikoagulan: koumadin, warfarin. Diberikan pada pasien atrial fibrilasi, episode emboli
(stroke non hemoragic, emboli paru), gumpalan di ventr kiri
J. Antiaritmia: cth verapamil, diltiazem. Bisa menyebabkan cardiac death tp bisa diselamatkan
dg pemberian antiaritmia+defibrillator. Cth obat: verapamil, diltiazem
K. Metode baru: alat2 pompa jantung, pemacu biventricular (utk pasien dg CHF & LBBB. Utk
menyeimbangkan fx jantung kanan dan kiri), jantung palsu, transplantasi kardiak (survival
1th 80-90%, 5th 70%)
11. Prognosis:
A. Tergantung gejala&fx LV (jika gejala ringan dan fx baik maka prognosis baik: 5% kematian)
B. Jika gejala sedang+penurunan fungsi pompa jantung berat: 30-50%
C. 40-50% kematian adalah sudden cardiac death
Sumber: 1(Masse & Antonacci. 2005. Crit Care Nurs Clin North Am) 2(Medical Mini Notes. 2020.
Cardiovascular) 3(Albakri, A. 2019. Clin Med Invest) 4(sciencedirect)
PK Jantung
68