Dikirim: Abstrak: SIG sebagai media untuk mempermudah penyajian informasi spasial juga
26 September 2020 dapat dimanfaatkan sebagai dasar interpretasi daerah potensi bencana longsor.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi bencana tanah longsor di Kabupaten
Direvisi:
Kudus dengan menggunakan metode Weighted Overlay. Metode ini merupakan analisis
2 Mei 2021
spasial menggunakan teknik overlay pada beberapa peta yang berkaitan dengan faktor-
Diterima: faktor yang dapat mempengaruhi penilaian kerentanan dengan teknik yang menerapkan
17 Mei 2021 sebuah skala penilaian untuk membedakan dan menidaksamakan input menjadi sebuah
analisa yang terintegrasi. Penelitian ini juga menggunakan data analisis Boolean,
dengan parameter yaitu data kelerengan, data curah hujan, data jenis tanah, data
tutupan lahan, data infrastruktur, dan data struktur geologi. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa potensi bencana tanah longsor di kabupaten kudus ini terbagi menjadi 4 kelas
yaitu sangat rendah, rendah, tinggi dan sangat tinggi. Sedangkan wilayah-wilayah yang
* Email Korespondensi: memiliki tingkat kerawanan longsor sebagai berikut: wilayah tingkat potensi longsor
nurfaizfy19@gmail.com rendah adalah Kecamatan Bae, Kaliwungu, Kota Kudus, Jati Mejobo, dan Kecamatan
Undaan. Dan wilayah tingkat longsor tinggi pada Kabupaten Kudus adalah sebagian
Kecamatan Jekulo, Kecamatan Dewe dan Kecamatan Gebog.
Kata kunci: tanah longsor, weighted overlay, geospasial, Kabupaten Kudus
Abstract: GIS as a medium to facilitate the presentation of spatial information can also be used as a basis for the
interpretation of areas with potential for landslides. This study aims to determine the potential for landslides in
Kudus Regency by using the Weighted Overlay method. This method is a spatial analysis using an overlay
technique on several maps related to the factors that can affect the vulnerability assessment with a technique that
applies a rating scale to differentiate and disproportionate inputs into an integrated analysis. This study also uses
boolean analysis data, with parameters, namely slope data, rainfall data, soil type data, land cover data,
infrastructure data, and geological structure data. The results showed that the potential for landslides in this holy
district was divided into four classes, namely very low, low, high, and very high. Meanwhile, areas with a low
landslide hazard are as follows: areas with low landslide potential are Bae, Kaliwungu, Kota Kudus, Jati Mejobo,
and Undaan Districts. And the high landslide rate areas in Kudus Regency are part of Jekulo District, Dewe District,
and Gebog District.
Keywords: landslide, weighted overlay, geospatial, Kudus Regency
spasial dengan menggunakan teknik overlay Kabupaten Kudus memiliki struktur tanah yang
beberapa peta yang berkaitan dengan faktor-faktor bervariasi, mulai daerah pantai, perbukitan hingga
yang dapat mempengaruhi penilaian kerentanan pegunungan. Berikut ini adalah jenis-jenis tanah
dengan teknik yang menerapkan sebuah skala yang ada di Kabupaten Kudus dan penyebarannya:
penilaian untuk membedakan dan
menidaksamakan input menjadi sebuah analisa 1. Jenis tanah andosol. Jenis tanah ini tersebar di
yang terintegrasi. Weighted Overlay memberikan Kecamatan Dawe dan Kecamatan Gebog.
pertimbangan terhadap faktor atau kriteria yang
2. Jenis tanah grumosol mediteran. Jenis tanah ini
ditentukan dalam sebuah proses pemilihan
tersebar di Kecamatan Jekulo, Kecamatan
kesesuaian (Sofyan dkk., 2010).
Gebog, dan Kecamatan Dawe.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
potensi bencana tanah longsor di Kabupaten Kudus 3. Jenis tanah latosol merah. Penyebarannya
menggunakan metode Weighted Overlay. meliputi Kecamatan Jekulo.
Sehingga dapat memberikan informasi mengenai
4. Jenis tanah planosol coklat. Jenis tanah ini
wilayah-wilayah di Kabupaten Kudus yang memiliki
tersebar di Kecamatan Gebog dan Kecamatan
kerawanan terjadinya bencana tanah longsor yang
Kaliwungu.
kemudian dari hasil penelitian ini diharapkan dapat
dijadikan acuan dalam melakukan upaya 5. Jenis tanah latosol coklat. Jenis tanah ini
pencegahan. Kemudian dideskripsikan tersebar di Kecamatan Gebog dan Kecamatan
pemanfaatan SIG dalam analisis potensi bencana Dawe.
tanah longsor di Kabupaten Kudus.
Dengan menggabungkan data curah hujan, data 6. Jenis tanah litosol grumosol. Jenis tanah ini
struktur geologi, data kemiringan lereng, data jenis tersebar di Kecamatan Jekulo, Kecamatan
tanah, data infrastruktur, dan data tutupan lahan Gebog, dan Kecamatan Dawe.
yang telah dioverlay sebelumnya dapat 7. Jenis tanah mediteran. Jenis tanah ini tersebar
memberikan informasi dalam penanggulangan di Kecamatan Jekulo, Kecamatan Dawe,
bencana alam. Berkaitan dengan Peraturan Kecamatan Gebog, Kecamatan Bae,
Pemerintah No. 21 tahun 2008 pasal 15, kegiatan Kecamatan Kota, Kecamatan Jati, Kecamatan
penelitian mengenai potensi bencana tanah longsor Mejobo, dan Kecamatan Kaliwungu.
di Kabupaten Kudus ini dimaksudkan sebagai salah
satu kegiatan kesiapsiagaan agar dapat 8. Jenis tanah aluvial coklat. Jenis tanah ini paling
mengurangi resiko dampak yang diakibatkan oleh banyak dijumpai di Kecamatan Jati, Kecamatan
bencana tanah longsor terhadap masyarakat yang Undaan, Kecamatan Jekulo, Kecamatan
berada di Kabupaten Kudus. Mejobo, dan Kecamatan Kaliwungu.
Tabel 1. Model skor dan pembobotan untuk analisis longsor, yaitu data kelerengan, data curah hujan,
geospasial potensi longsor dengan index/Weighted data jenis tanah, data tutupan lahan, data
Overlay KemenPU. infrastruktur, dan data struktur geologi.
Parameter Bobot KemenPU 3.1. Pembuatan Peta Kelerengan (Kemiringan
Tutupan Lahan 20% Lereng)
Infrastruktur 10% Kelerengan lahan merupakan salah satu faktor
Kemiringan Lereng 25% pemicu terjadinya erosi dan longsor. Biasanya
Jenis Tanah dan 15% longsor dapat terjadi pada kawasan dengan
Morfologi kelerengan curam. Oleh karena itu, faktor
Struktur Geologi 10% kelerengan selalu dimasukkan sebagai salah satu
Curah Hujan Tahunan 20% faktor utama karena semakin tinggi tingkat
kecuraman lereng maka menghasilkan zona yang
Data yang dilakukan menggunakan data analisis tingkat rawan longsor yang tinggi (Buchori & imam,
Boolean dengan parameter data yang terjadinya 2012).
Peta kelerengan didapatkan dari proses pembuatan 3.2. Pembuatan Peta Curah Hujan
Slope menggunakan Citra DEM. Citra DEM yang Curah hujan merupakan salah satu unsur iklim
digunakan pada penelitian ini adalah Citra DEM yang besar perannya terhadap kejadian longsor
SRTM daerah Jawa Tengah. Karena lokasi dan erosi. Hujan dapat berpotensi menimbulkan
penelitian berada di Kabupaten Kudus, langkah tanah longsor apabila intensitas hujannya cukup
pertama yang dilakukan yaitu melakukan tinggi dan dalam kurun waktu yang relatif lama.
pemotongan (clip) citra DEM SRTM agar Selain itu, ukuran butir hujan juga berperan dalam
didapatkan citra DEM daerah Kabupaten Kudus. menentukan longsor. Pembuatan peta curah hujan
Setelah itu dilakukan proses Slope agar didapatkan di dapat menggunakan data curah hujan daerah
peta kelerengan. Pada Gambar 3 adalah hasil dari Kabupaten Kudus yang di dapat dari CHRS Data
peta kelerengan Kabupaten Kudus. Portal seperti pada Gambar 4 di bawah ini.
3.3. Pembuatan Peta Jenis Tanah wilayah. Pembuatan peta jenis tanah di dapat
Jenis tanah berpotensi menimbulkan longsor menggunakan data geologi seperti pada Gambar 5
dengan melihat tingkat kematangan tanah pada di bawah ini.
3.4. Pembuatan Peta Tutupan Lahan melihat sebaran tingkat vegetasi yang ada.
Tutupan lahan memiliki konteks yang mengarah Pembuatan peta tata guna lahan didapatkan dari
pada karakteristik penggunaan lahan. Tutupan situs Indonesia Geospasial Portal yang ditunjukkan
lahan berpotensi menimbulkan longsor dengan pada Gambar 6 di bawah ini.
3.5. Pembuatan Peta Infrastruktur yang terdapat pada tanah dan akan mempengaruhi
Data infrastruktur merupakan data yang ketahanan tanah terhadap beban di atasnya.
berpengaruh terhadap beban yang ada pada tanah. Semakin besar beban yang ada akan
Semakin banyak bangunan atau infrastruktur yang mempengaruhi tingkat rawan longsor yang semakin
ada pada wilayah maka akan semakin tinggi beban tinggi seperti yang ditunjukkan pada Gambar 7.
3.6. Pembuatan Peta Struktur Geologi terdapat pada wilayah. Semakin banyak patahan
Data struktur geologi berperan sebagai atau rekahan pada wilayah maka akan semakin
penggambaran rekahan atau patahan yang meningkatkan resiko longsor (Gambar 8).
ISSN 2722-3647 Available online at https://jgrs.eng.unila.ac.id/
ISSN 2722-3639 (e) DOI: https://doi.org/10.23960/jgrs.2020.v2i1.47
Yasien dkk./ Jurnal Geosains dan Remote Sensing (JGRS) Vol 2 No 1 (2021) 33-40 39