Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Geosains dan Remote Sensing (JGRS) Vol 2 No 1 (2021) 33-40

Aplikasi Geospasial Untuk Analisis Potensi Bahaya Longsor


Menggunakan Metode Weighted Overlay (Studi Kasus Kabupaten
Kudus, Jawa Tengah)
Nurfaiz Fathurrahman Yasien1*, Felia Yustika1, Intan Permatasari1, Muthiah Sari2
1
Jurusan Teknik Geofisika, Fakultas Teknik, Universitas Lampung, Jl. Prof. Dr. Ir. Sumantri Brojonegoro, Bandar Lampung,
Lampung 35141
2
Program Studi Teknik Geofisika, Institut Teknologi Sumatera, Jalan Terusan Ryacudu, Way Hui, Kecamatan Jati Agung, Lampung
Selatan 35365

Dikirim: Abstrak: SIG sebagai media untuk mempermudah penyajian informasi spasial juga
26 September 2020 dapat dimanfaatkan sebagai dasar interpretasi daerah potensi bencana longsor.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi bencana tanah longsor di Kabupaten
Direvisi:
Kudus dengan menggunakan metode Weighted Overlay. Metode ini merupakan analisis
2 Mei 2021
spasial menggunakan teknik overlay pada beberapa peta yang berkaitan dengan faktor-
Diterima: faktor yang dapat mempengaruhi penilaian kerentanan dengan teknik yang menerapkan
17 Mei 2021 sebuah skala penilaian untuk membedakan dan menidaksamakan input menjadi sebuah
analisa yang terintegrasi. Penelitian ini juga menggunakan data analisis Boolean,
dengan parameter yaitu data kelerengan, data curah hujan, data jenis tanah, data
tutupan lahan, data infrastruktur, dan data struktur geologi. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa potensi bencana tanah longsor di kabupaten kudus ini terbagi menjadi 4 kelas
yaitu sangat rendah, rendah, tinggi dan sangat tinggi. Sedangkan wilayah-wilayah yang
* Email Korespondensi: memiliki tingkat kerawanan longsor sebagai berikut: wilayah tingkat potensi longsor
nurfaizfy19@gmail.com rendah adalah Kecamatan Bae, Kaliwungu, Kota Kudus, Jati Mejobo, dan Kecamatan
Undaan. Dan wilayah tingkat longsor tinggi pada Kabupaten Kudus adalah sebagian
Kecamatan Jekulo, Kecamatan Dewe dan Kecamatan Gebog.
Kata kunci: tanah longsor, weighted overlay, geospasial, Kabupaten Kudus

Abstract: GIS as a medium to facilitate the presentation of spatial information can also be used as a basis for the
interpretation of areas with potential for landslides. This study aims to determine the potential for landslides in
Kudus Regency by using the Weighted Overlay method. This method is a spatial analysis using an overlay
technique on several maps related to the factors that can affect the vulnerability assessment with a technique that
applies a rating scale to differentiate and disproportionate inputs into an integrated analysis. This study also uses
boolean analysis data, with parameters, namely slope data, rainfall data, soil type data, land cover data,
infrastructure data, and geological structure data. The results showed that the potential for landslides in this holy
district was divided into four classes, namely very low, low, high, and very high. Meanwhile, areas with a low
landslide hazard are as follows: areas with low landslide potential are Bae, Kaliwungu, Kota Kudus, Jati Mejobo,
and Undaan Districts. And the high landslide rate areas in Kudus Regency are part of Jekulo District, Dewe District,
and Gebog District.
Keywords: landslide, weighted overlay, geospatial, Kudus Regency

1. PENDAHULUAN ini tidak mampu menahan air di saat terjadi hujan


Indonesia merupakan negara yang sangat yang sangat lebat. Akan tetapi, tanah longsor juga
rawan akan berbagai bencana alam, seperti bisa ditimbulkan oleh aktivitas gunung berapi atau
kekeringan, banjir, tanah longsor, letusan gunung gempa (Bahrudin, 2019).
berapi, dan bencana gempa bumi serta tsunami. Mengingat banyaknya bencana tanah longsor di
Tanah longsor yang melanda berbagai wilayah di Indonesia, maka perlu dilakukan penelitian
Indonesia adalah suatu fenomena alam yang terjadi mengenai analisis bahaya longsor sebagai sarana
dikarenakan adanya beberapa faktor. Karena dalam penanggulangan bencana alam. Kurangnya
sebagian wilayah di Indonesia merupakan wilayah pengetahuan masyarakat akan adanya
pegunungan dan perbukitan yang rawan sekali kemungkinan bencana yang dapat terjadi dan
terjadi bencana tanah longsor. Ditambah lagi kurangnya sosialisasi mengenai upaya
negara Indonesia yang memiliki iklim tropis dan pencegahan menyebabkan tingginya tingkat
dengan curah hujan yang sangat tinggi, sehingga kerugian yang akan diterima oleh masyarakat ketika
sering terjadi bencana longsor di beberapa daerah bencana alam terjadi. Oleh karena itu, informasi
di Indonesia (Ramadhan dkk., 2017). awal mengenai potensi dan resiko bencana dapat
Bencana tanah longsor merupakan bencana menjadi salah satu media informasi yang dapat
alam yang memakan banyak korban jiwa. Ada digunakan sebagai dasar tanggap bencana bagi
beberapa faktor yang dapat menyebabkan masyarakat (Damanik & Restu, 2012).
terjadinya bencana tanah longsor, di antaranya Penelitian ini bertujuan untuk memberikan
seperti hujan lebat dengan waktu yang relatif lama, analisis potensi bahaya bencana tanah longsor di
lereng gunung yang gundul dan kondisi tanah yang Kabupaten Kudus, Jawa Tengah menggunakan
tidak stabil sehingga dapat membuat tanah-tanah metode Weighted Overlay yang merupakan analisis
ISSN 2722-3647 Available online at https://jgrs.eng.unila.ac.id/
ISSN 2722-3639 (e) DOI: https://doi.org/10.23960/jgrs.2021.v2i1.47
Yasien dkk./ Jurnal Geosains dan Remote Sensing (JGRS) Vol 2 No 1 (2021) 33-40 34

spasial dengan menggunakan teknik overlay Kabupaten Kudus memiliki struktur tanah yang
beberapa peta yang berkaitan dengan faktor-faktor bervariasi, mulai daerah pantai, perbukitan hingga
yang dapat mempengaruhi penilaian kerentanan pegunungan. Berikut ini adalah jenis-jenis tanah
dengan teknik yang menerapkan sebuah skala yang ada di Kabupaten Kudus dan penyebarannya:
penilaian untuk membedakan dan
menidaksamakan input menjadi sebuah analisa 1. Jenis tanah andosol. Jenis tanah ini tersebar di
yang terintegrasi. Weighted Overlay memberikan Kecamatan Dawe dan Kecamatan Gebog.
pertimbangan terhadap faktor atau kriteria yang
2. Jenis tanah grumosol mediteran. Jenis tanah ini
ditentukan dalam sebuah proses pemilihan
tersebar di Kecamatan Jekulo, Kecamatan
kesesuaian (Sofyan dkk., 2010).
Gebog, dan Kecamatan Dawe.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
potensi bencana tanah longsor di Kabupaten Kudus 3. Jenis tanah latosol merah. Penyebarannya
menggunakan metode Weighted Overlay. meliputi Kecamatan Jekulo.
Sehingga dapat memberikan informasi mengenai
4. Jenis tanah planosol coklat. Jenis tanah ini
wilayah-wilayah di Kabupaten Kudus yang memiliki
tersebar di Kecamatan Gebog dan Kecamatan
kerawanan terjadinya bencana tanah longsor yang
Kaliwungu.
kemudian dari hasil penelitian ini diharapkan dapat
dijadikan acuan dalam melakukan upaya 5. Jenis tanah latosol coklat. Jenis tanah ini
pencegahan. Kemudian dideskripsikan tersebar di Kecamatan Gebog dan Kecamatan
pemanfaatan SIG dalam analisis potensi bencana Dawe.
tanah longsor di Kabupaten Kudus.
Dengan menggabungkan data curah hujan, data 6. Jenis tanah litosol grumosol. Jenis tanah ini
struktur geologi, data kemiringan lereng, data jenis tersebar di Kecamatan Jekulo, Kecamatan
tanah, data infrastruktur, dan data tutupan lahan Gebog, dan Kecamatan Dawe.
yang telah dioverlay sebelumnya dapat 7. Jenis tanah mediteran. Jenis tanah ini tersebar
memberikan informasi dalam penanggulangan di Kecamatan Jekulo, Kecamatan Dawe,
bencana alam. Berkaitan dengan Peraturan Kecamatan Gebog, Kecamatan Bae,
Pemerintah No. 21 tahun 2008 pasal 15, kegiatan Kecamatan Kota, Kecamatan Jati, Kecamatan
penelitian mengenai potensi bencana tanah longsor Mejobo, dan Kecamatan Kaliwungu.
di Kabupaten Kudus ini dimaksudkan sebagai salah
satu kegiatan kesiapsiagaan agar dapat 8. Jenis tanah aluvial coklat. Jenis tanah ini paling
mengurangi resiko dampak yang diakibatkan oleh banyak dijumpai di Kecamatan Jati, Kecamatan
bencana tanah longsor terhadap masyarakat yang Undaan, Kecamatan Jekulo, Kecamatan
berada di Kabupaten Kudus. Mejobo, dan Kecamatan Kaliwungu.

2. Tinjauan Pustaka Pada daerah kudus terdapat stratigrafi dibagi 4


Secara geografis Kabupaten Kudus merupakan satuan batuan tidak resmi. Urutan bersifat Primer
provinsi Jawa Tengah yang terletak di antara dari yang Tua Breksi-piroklastik Muria dan Lava
110°36’ dan 110°50’ BT serta 6°51’ dan 7°16 LS. Muria yang memiliki umur sama Plistosen Akhir-
Secara administrasi Kabupaten Kudus dibatasi oleh Holosen memiliki hubungan selaras menjari.
sebelah Utara yaitu Kabupaten Jepara, sebelah Diendapkan di atasnya secara selaras bersifat
Timur yaitu Kabupaten Pati, sebelah Selatan yaitu sekunder Breksi-laharik Muria berumur Holosen,
Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Pati serta kemudian Endapan Aluvial berumur Holosen
sebelah Barat yaitu Kabupaten Demak. memiliki hubungan tidak selaras. Struktur yang
berkembang di daerah telitian berupa kekar dengan
2.1. Kondisi Geologi arah utara timur laut - selatan barat daya.
Kondisi geologi Kabupaten Kudus merupakan Karakteristik longsoran daerah penelitian
struktur geologi primer yang terdiri dari didapatkan hasil bahwa aspek geologi yang
kenampakan perlapisan batu gamping dan pasir di mendominasi terjadinya longsor adalah pola
bagian selatan dari Kota Kudus. Fase tektonik yang pengaliran paralel, kemiringan curam, menempati
terjadi di Komplek Muria yang erat kaitannya satuan breksi-laharik Muria dan vegetasi penutup
dengan fase tektonik di cekungan Jawa Timur pohon berbatang keras dengan jenis longsor debris
Utara, terutama Zona Rembang (Van Bemmelen, avalance yang dominan struktur geologi kekar
1949). Zona Rembang mengalami dua kali fase sebagai pengontrol longsoran (Suryana, 2014).
tektonik, yaitu pada Kala Miosen Tengah dan Kala
Plistosen Bawah.

ISSN 2722-3647 Available online at https://jgrs.eng.unila.ac.id/


ISSN 2722-3639 (e) DOI: https://doi.org/10.23960/jgrs.2020.v2i1.47
Yasien dkk./ Jurnal Geosains dan Remote Sensing (JGRS) Vol 2 No 1 (2021) 33-40 35

Gambar 1. Peta Geologi Kabupaten Kudus

2.2. Longsor dilakukan skoring dan pembobotan dari setiap pixel


Longsor adalah proses bergeraknya massa yang memiliki nilainya masing-masing. Overlay
batuan dan tanah menuruni lereng di bawah beberapa data raster dapat menggunakan skala
pengaruh gravitasi bumi. Tanah longsor merupakan pengukuran umum dan bobot masing-masing
proses alam yang banyak terjadi pada hampir di sesuai dengan kebutuhannya. Dalam penggunaan
seluruh belahan bumi dan bencana ini dapat timbul metode Weighted Overlay, semua data raster yang
disebabkan oleh dinamika kehidupan manusia digunakan harus berbentuk integer.
seperti pembangunan yang berlebihan yang dapat Data raster yang masih berbentuk floating-point
menyebabkan kerusakan lingkungan atau kerugian harus dikonversi terlebih dahulu menjadi raster
besar pada harta benda. Penyebab terjadinya bilangan bulat sebelum dapat digunakan dalam
longsor banyak macamnya, faktor-faktor terjadinya pengolahan dengan metode weighted overlay.
longsor di antaranya adalah akibat curah hujan Setiap kelas nilai dalam data raster yang diinput
yang tinggi yang banyak terjadi pada daerah tropis, kemudian diberi nilai baru berdasarkan pada skala
jenis tutupan lahan, kemiringan lereng, jenis evaluasi yang digunakan. Setiap raster yang
bebatuan, dan iklim (Rezainy, 2011). diinputkan dibobotkan menurut kebutuhannya atau
digambarkan melalui persentasenya, jumlah dari
2.3. Metode Weighted Overlay persen pengaruh bobot harus 100 persen.
Metode Weighted Overlay merupakan analisis Mengubah skala evaluasi atau pengaruh
spasial dengan menggunakan teknik overlay persentase dapat mengubah hasil dari analisis
beberapa peta yang berkaitan dengan faktor-faktor Weighted Overlay (Adininggar dkk., 2016).
yang berpengaruh terhadap penilaian kerentanan.
Alat yang digunakan dalam analisis ini adalah 3. BAHAN DAN METODE PENELITIAN
Geographic Information System (GIS) (Chandra & Metode yang digunakan pada penelitian ini
Rima, 2013). Salah satu fungsi dari metode adalah Weighted Overlay. Teknik ini
Weighted Overlay ini adalah untuk menyelesaikan menggabungkan pembobotan tiap parameter dan
masalah multikriteria seperti pemilihan lokasi juga skoring pada setiap kelas parameter.
optimal atau pemodelan kesesuaian. Metode Kemudian setiap parameter ditumpang-tindihkan
Weighted Overlay merupakan salah satu fitur yang yang akan menghasilkan peta kerawanan longsor di
tersedia dalam program ArcGIS yang Kabupaten Kudus. Tahapan-tahapan dalam
mengombinasikan berbagai macam input data melaksanakan penelitian ini secara garis besar
dalam bentuk peta grid dengan pembobotan terdiri dari tahap pengumpulan data, pengolahan
(weigted factor) dari AHP expert (Adininggar dkk., data, dan analisis & kesimpulan hasil penelitian
2016). Gambar 2. Pengumpulan data yang dilakukan
Dalam penggunaannya, metode ini melalui media online yang didapatkan dari situs-
menggunakan data raster yang memiliki satuan situs resmi, di antaranya: Indonesia Geospasial
terkecil berupa pixel sehingga dari data ini dapat Portal, CGIAR-CSI, dan Data Online BMKG.
ISSN 2722-3647 Available online at https://jgrs.eng.unila.ac.id/
ISSN 2722-3639 (e) DOI: https://doi.org/10.23960/jgrs.2020.v2i1.47
Yasien dkk./ Jurnal Geosains dan Remote Sensing (JGRS) Vol 2 No 1 (2021) 33-40 36

Gambar 2. Diagram Alir Penelitian

Tabel 1. Model skor dan pembobotan untuk analisis longsor, yaitu data kelerengan, data curah hujan,
geospasial potensi longsor dengan index/Weighted data jenis tanah, data tutupan lahan, data
Overlay KemenPU. infrastruktur, dan data struktur geologi.
Parameter Bobot KemenPU 3.1. Pembuatan Peta Kelerengan (Kemiringan
Tutupan Lahan 20% Lereng)
Infrastruktur 10% Kelerengan lahan merupakan salah satu faktor
Kemiringan Lereng 25% pemicu terjadinya erosi dan longsor. Biasanya
Jenis Tanah dan 15% longsor dapat terjadi pada kawasan dengan
Morfologi kelerengan curam. Oleh karena itu, faktor
Struktur Geologi 10% kelerengan selalu dimasukkan sebagai salah satu
Curah Hujan Tahunan 20% faktor utama karena semakin tinggi tingkat
kecuraman lereng maka menghasilkan zona yang
Data yang dilakukan menggunakan data analisis tingkat rawan longsor yang tinggi (Buchori & imam,
Boolean dengan parameter data yang terjadinya 2012).

Gambar 3. Peta Kemiringan Lereng Kabupaten Kudus

ISSN 2722-3647 Available online at https://jgrs.eng.unila.ac.id/


ISSN 2722-3639 (e) DOI: https://doi.org/10.23960/jgrs.2020.v2i1.47
Yasien dkk./ Jurnal Geosains dan Remote Sensing (JGRS) Vol 2 No 1 (2021) 33-40 37

Peta kelerengan didapatkan dari proses pembuatan 3.2. Pembuatan Peta Curah Hujan
Slope menggunakan Citra DEM. Citra DEM yang Curah hujan merupakan salah satu unsur iklim
digunakan pada penelitian ini adalah Citra DEM yang besar perannya terhadap kejadian longsor
SRTM daerah Jawa Tengah. Karena lokasi dan erosi. Hujan dapat berpotensi menimbulkan
penelitian berada di Kabupaten Kudus, langkah tanah longsor apabila intensitas hujannya cukup
pertama yang dilakukan yaitu melakukan tinggi dan dalam kurun waktu yang relatif lama.
pemotongan (clip) citra DEM SRTM agar Selain itu, ukuran butir hujan juga berperan dalam
didapatkan citra DEM daerah Kabupaten Kudus. menentukan longsor. Pembuatan peta curah hujan
Setelah itu dilakukan proses Slope agar didapatkan di dapat menggunakan data curah hujan daerah
peta kelerengan. Pada Gambar 3 adalah hasil dari Kabupaten Kudus yang di dapat dari CHRS Data
peta kelerengan Kabupaten Kudus. Portal seperti pada Gambar 4 di bawah ini.

Gambar 4. Peta Curah Hujan Kabupaten Kudus Jawa Tengah

3.3. Pembuatan Peta Jenis Tanah wilayah. Pembuatan peta jenis tanah di dapat
Jenis tanah berpotensi menimbulkan longsor menggunakan data geologi seperti pada Gambar 5
dengan melihat tingkat kematangan tanah pada di bawah ini.

Gambar 5. Peta Jenis Tanah Kabupaten Kudus Jawa Tengah


ISSN 2722-3647 Available online at https://jgrs.eng.unila.ac.id/
ISSN 2722-3639 (e) DOI: https://doi.org/10.23960/jgrs.2020.v2i1.47
Yasien dkk./ Jurnal Geosains dan Remote Sensing (JGRS) Vol 2 No 1 (2021) 33-40 38

3.4. Pembuatan Peta Tutupan Lahan melihat sebaran tingkat vegetasi yang ada.
Tutupan lahan memiliki konteks yang mengarah Pembuatan peta tata guna lahan didapatkan dari
pada karakteristik penggunaan lahan. Tutupan situs Indonesia Geospasial Portal yang ditunjukkan
lahan berpotensi menimbulkan longsor dengan pada Gambar 6 di bawah ini.

Gambar 6. Peta Tutupan Lahan Kabupaten Kudus Jawa Tengah

3.5. Pembuatan Peta Infrastruktur yang terdapat pada tanah dan akan mempengaruhi
Data infrastruktur merupakan data yang ketahanan tanah terhadap beban di atasnya.
berpengaruh terhadap beban yang ada pada tanah. Semakin besar beban yang ada akan
Semakin banyak bangunan atau infrastruktur yang mempengaruhi tingkat rawan longsor yang semakin
ada pada wilayah maka akan semakin tinggi beban tinggi seperti yang ditunjukkan pada Gambar 7.

Gambar 7. Peta Infrastruktur Kabupaten Kudus Jawa Tengah

3.6. Pembuatan Peta Struktur Geologi terdapat pada wilayah. Semakin banyak patahan
Data struktur geologi berperan sebagai atau rekahan pada wilayah maka akan semakin
penggambaran rekahan atau patahan yang meningkatkan resiko longsor (Gambar 8).
ISSN 2722-3647 Available online at https://jgrs.eng.unila.ac.id/
ISSN 2722-3639 (e) DOI: https://doi.org/10.23960/jgrs.2020.v2i1.47
Yasien dkk./ Jurnal Geosains dan Remote Sensing (JGRS) Vol 2 No 1 (2021) 33-40 39

Gambar 8. Peta Geologi Kabupaten Kudus Jawa Tengah

4. HASIL DAN PEMBAHASAN berdasarkan nilai skor kemudian diberikan bobot


Pendugaan kawasan bencana zona rawan sesuai kontribusinya masing-masing dan kemudian
bencana tanah longsor dilakukan dengan data tersebut diolah. Berdasarkan hasil analisis lima
menggunakan model pendugaan yang bersumber parameter kerawanan longsor dengan meng-
pada penelitian yang dilakukan oleh Puslittanak gunakan model Pendugaan Kerawanan Longsor
tahun 2004. Berdasarkan model tersebut parameter Puslittanak tahun 2004, didapatkan empat kriteria
yang dibuat untuk menduga kawasan rawan wilayah kerawanan longsor yaitu daerah dengan
longsor meliputi parameter jenis tanah, penutupan potensi rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi
lahan, jenis batuan, curah hujan, serta kemiringan seperti yang ditunjukkan pada Gambar 9 di bawah
lahan. Semua parameter tersebut diklasifikasikan ini.

Gambar 9. Peta Potensi Longsor Kabupaten Kudus Jawa Tengah

ISSN 2722-3647 Available online at https://jgrs.eng.unila.ac.id/


ISSN 2722-3639 (e) DOI: https://doi.org/10.23960/jgrs.2020.v2i1.47
Yasien dkk./ Jurnal Geosains dan Remote Sensing (JGRS) Vol 2 No 1 (2021) 33-40 40

Berdasarkan peta potensi bencana tanah Menggunakan Metode Weighted Overlay.


longsor di Kabupaten Kudus Jawa Tengah tersebut, Jurnal Geodesi Undip, 5(2), 136-146.
diketahui bahwa wilayah penelitian ini memiliki Bahrudin, M. J. U. H. (2019). Zonasi Daerah Rawan
kemungkinan terjadinya tanah longsor yang Longsor Menggunakan Analisis Sistem
didominasi oleh tingkat potensi longsor rendah Informasi Geografis Berdasarkan Metode AHP
adalah Kecamatan Bae, Kaliwungu, Kota Kudus, Pada Daerah Gunung Kidul Yogyakarta.
Jati Mejobo, dan Kecamatan Undaan. Sedangkan Indonesian Journal of Business Intelligence
wilayah tingkat longsor tinggi pada Kabupaten (IJUBI), 1(1), 1-8.
Kudus adalah sebagian Kecamatan Jekulo, Buchori, I., & Susilo, J. (2012). Model Keruangan
Kecamatan Dewe dan Kecamatan Gebog. untuk Identifikasi Kawasan Rawan Longsor.
Tata Loka 14(4), 282-294.
5. KESIMPULAN Chandra, R. K., & Rima D. S. (2013). Mitigasi
Potensi bencana tanah longsor di kabupaten Bencana Banjir Rob di Jakarta Utara. Institut
kudus ini terbagi menjadi 4 kelas yaitu sangat Teknologi Sepuluh November, Surabaya.
rendah, rendah, tinggi dan sangat tinggi. Wilayah- Damanik, M. R. S., & Restu, R. (2012). Pemetaan
wilayah memiliki tingkat kerawanan longsor sebagai Tingkat Risiko Banjir dan Longsor Sumatera
berikut: wilayah tingkat potensi longsor rendah Utara Berbasis Sistem Informasi Geografis.
adalah Kecamatan Bae, Kaliwungu, Kota Kudus, Jurnal Geografi, 4(1), 29-42.
Jati Mejobo, dan Kecamatan Undaan. Sedangkan Ramadhan, T. E., Suprayogi, A., & Nugraha, A. L.
wilayah tingkat longsor tinggi pada Kabupaten (2017). Pemodelan Potensi Bencana Tanah
Kudus adalah sebagian Kecamatan Jekulo, Longsor Menggunakan Analisis SIG Di
Kecamatan Dewe dan Kecamatan Gebog. Dengan Kabupaten Semarang. Jurnal Geodesi Undip,
adanya SIG sebagai media untuk mempermudah 6(1), 118-127.
penyajian informasi spasial sebagai dasar Rezainy, A. (2011). Pemanfaatan Digital Elevation
interpretasi daerah potensi bencana longsor. Model (DEM) dan Citra ALOS AVNIR-2 Untuk
Pemodelan Longsor (Studi Kasus DAS
UCAPAN TERIMA KASIH Ciliwung Hulu). Skripsi. Institut Pertanian
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Bogor.
Yang Maha Esa. Karena berkat rahmat dan Sofyan, I., Rommie J., & Yusni, I. S. (2010). Aplikasi
hidayahnya kami dapat menyelesaikan penelitian Sistem Informasi Geografis Dalam Penentuan
ini. Serta terima kasih kepada seluruh pihak terkait Kesesuaian Kawasan Keramba Jaring Tancap
yang membantu dalam penulisan dan pengolahan Dan Rumput Laut Di Perairan Pulau Bunguran
data penelitian ini, sehingga penelitian ini dapat Kabupaten Natuna. Jurnal Perikanan dan
selesai dengan baik dan diharapkan dapat Kelautan, 15(20), 111-120.
bermanfaat dan digunakan dengan sebaik mungkin, Suryana, H. E. P. (2014). Geologi Dan Analisa
sebagai pertimbangan untuk penelitian yang lebih Resiko Bencana Longsor Daerah Menawan
lanjut. Dan Sekitarnya, Kecamatan Gebog,
Kabupaten Kudus, Provinsi Jawa Tengah.
DAFTAR PUSTAKA Masters thesis, UPN "Veteran" Yogyakarta.
Adininggar, F. W., Suprayogi, A., dan Wijaya, A. P. Van Bemmelen, R. W. (1949). The Geology of
(2016). Pembuatan Peta Potensi Lahan Indonesia, Vol. IA: General Geology of
Berdasarkan Kondisi Fisik Lahan Indonesia and Adjacent Archipelagoes. The
Hague, Martinus Nijhoff, vol. 1A, Netherlands.

ISSN 2722-3647 Available online at https://jgrs.eng.unila.ac.id/


ISSN 2722-3639 (e) DOI: https://doi.org/10.23960/jgrs.2020.v2i1.47

Anda mungkin juga menyukai