Anda di halaman 1dari 6

MITOLOGI SEBAGAI KONSEP PENGEMBANGAN

DESAIN PISAU PAMOR DI SURAKARTA


Karju, Aji Wiyoko, Suyono
Jurusan Kriya, FSRD ISI Surakarta
 

ABSTRAK
Penelitian ini bermula dari pandangan mengenai orang Jawa modern masih mempertahankan
mitologi dalam kehidupan mereka saat ini. Salah satu yang tetap bertahan dalam hidup
masyarakat Jawa sekarang adalah mitologi yang menyertai keberadaan pamor keris. Penelitian
ini bertujuan mengungkap makna mitologis pamor keris di dalam masyarakat Jawa saat ini.
Melalui riset fenomenologis kajian ini mampu mengungkap keberadaan mitologi yang masih
berkembang pada masyarakat modern. Hasil penelitian awal adalah deskripsi makna yang
diyakini dan masih mengakar dalam masyarakat Jawa mengenai beragam pamor keris.
Pengetahuan mengenai eksistensi mitologi ini menjadi sumbangan yang berarti bagi
pengembangan desain pisau pamor. Kebertahanan mitologi dalam masyarakat modern adalah
modal besar karena memiliki sentimen positif yang diperlukan dalam usaha pengembangan
pisau pamor dalam penelitian ini. Penelitian ini menggunakan pendekatan action research yang
memerlukan inovasi kreatif dalam mengolah potensi sumber daya manusia, sumber daya alam,
sosial ekonomi, dan seni budaya dari wilayah pengrajin pande besi di Kecamatan Polanharjo,
untuk mewujudkan diversifikasi produk guna peningkatan daya saing. Pada akhirnya
peningkatan perekonomian dan kesejahteraan pengrajin dapat tercapai. Metode penelitian aksi
melibatkan langkah penciptaan desain. Hasil penelitian adalah aneka pisau pamor sebagai
produk yang menunjang diversifikasi hasil perajin pande besi.

Keyword: Mitologi, desain, pisau, pamor.

PENDAHULUAN leluhur. Cerita yang terdapat dalam mitologi


Hal yang membedakan masyarakat Jawa dan disampaikan dalam bentuk prosa dengan
masyarakat Barat adalah tidak adanya suatu mengambil tokoh para dewa atau manusia setengah
mitologi-religius yang berkembang secara umum dewa, yang dianggap benar-benar telah terjadi.
dalam masyarakat Barat. Hal ini bertolak belakang Karena cerita dalam mitologi lebih banyak
dengan masyarakat Jawa yang memiliki keyakinan mengandung unsur magis dan keajaiban, maka
tentang mitologi-religius yang sangat mengakar dalam menginterpretasikan peristiwa-peristiwa
(Anderson, 2000: 9). Secara etimologis, sangat jauh dari fakta-fakta sejarah. Dimana
berasal dari kata Yunani mythos yang berarti peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam mitologi
omongan, pikiran, kisah, atau dongeng yang asal- baik yang berhubungan dengan nama tempat, nama
usulnya tidak diketahui. Menurut Oxford Advanced tokoh serta tema merupakan hasil imajinasi dari
, Sixth pembuat cerita. Sedangkan cerita yang terkandung
Edition (Oxford University Press, 2000), myth dalam mitologi itu sendiri adalah mengenaui
(mitos) berarti (1) a story from ancient times, uraian-uraian filsafat dengan menggunakan
especiallyone that was told to explain natural lambang-lambang seperti dewa, roh suci, manusia
events or to describe the early history of a people setengah dewa, binatang suci dan sebagainya.
(suatu cerita dari zaman purbakala, khususnya yang Industri pande besi di Surakarta belum
diceritakan untuk menjelaskan kejadian-kejadian memanfaatkan keberadaan mitologi dalam
alam atau untuk menggambarkan sejarah awal pengembangan desain produknya. Pande besi
suatu bangsa) (2) something that many people sesungguhnya merupakan sumber daya yang patut
believe but that does not exist or is false (sesuatu dipertimbangkan dalam industri pisau berkualitas,
yang diyakini banyak orang, tetapi tidak ada atau akan tetapi kebiasaan membuat pisau yang tidak
tidak benar). memperhatikan keinginan segmen pasar lain
Mitologi adalah pengetahuan tentang selama ini, mengakibatkan mereka hanya mampu
kesusastraan yang mengandung konsep tentang memproduksi pisau dengan harga murah (berkisar
hubungan antara proses penciptaan alam semesta antara 5.000 hingga 15.000 rupiah). Keinginan
dan manusia serta hubungannya dengan arwah para untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan

133
Seminar Nasional: Seni Teknologi dan Masyarakat

selalu terbentur kesulitan mencari narasumber. masyarakat adalah modal besar karena memiliki
Permasalahan lain seperti keterbatasan waktu dan sentimen positif yang diperlukan dalam usaha
pendapatan dari hasil membuat pisau membuat pengembangan pisau pamor dalam penelitian ini.
mereka berpikir bahwa pekerjaan sebagai Pande
Kajian makna pamor
Besi bukan profesi yang layak untuk hidup
kecukupan. Padahal,
  pembuat pisau merupakan Jenis dan eksistensi mitologi pamor dalam
profesi yang menjanjikan baik dari segi pendapatan masyarakat secara garis besar dapat dibedakan
maupun penghargaan bila produk yang dihasilkan menjadi pamor tiban dan pamor rekan. Bila pamor
berkualitas baik. Sebagai gambaran, harga pisau keris termasuk pamor tiban, gambaran yang muncul
pamor berkisar antara 200.000 hingga jutaan rupiah dianggap sebagai pratanda dari tuhan mengenai isi
tergantung bahan yang digunakan dan kualitas dan tuah keris itu. Jadi, motif atau pola yang
rancangan. bergambar pada pamor itu dianggap sebagai
Keterbatasan kemampuan dalam merancang petunjuk untuk memperkirakan tuah apa yang
produk serta minimnya pengetahuan dan akses terkandung di dalamnya.
aneka bahan merupakan kendala utama para Pande Kalau motif pamor itu tergolong pamor rekan,
Besi di Klaten, disamping persoalan pemasaran. pamor itu direka oleh sang empu sedemikian rupa
Penelitian ini adalah usaha nyata yang diperlukan sehingga bentuk gambaranya sesuai dengan niat
guna menghasilkan aneka kreasi pisau yang lebih empu, yang dirupakan dalam doa atau mantera
berkualitas. Usaha ini dapat menjadi diversifikasi yang di ucapkannya. Misalkan jika sang empu
produk dalam pemasaran sehingga pada akhirnya menginginkan keris buatannya mempermudah
membantu peningkatan nilai jual sebagian produk mencari rejeki , ia akan membuat pamor udan mas,
yang dihasilkan oleh para Pande Besi di Klaten. pancuran mas, mrutu sewu. tetapi jika sang empu
Pamor yang dipilih dalam penelitian terapan ini ingin agar keris buatannya bisa menambah
adalah jenis pamor yang secara teknik relatif kewibawaan pemiliknya, empu itu akan membua
mudah dicapai oleh rata-rata kemampuan pengrajin keris dengan pamor naga rangsang, ri wader, raja
pande besi. ambala raja dan yang sejenisnya dengan itu.
Penelitian ini menggunakan pendekatan action Gambaran motif pamor adalah perlambang
research yang memerlukan inovasi kreatif dalam harapan sang empu, sekaligus juga harapan si
mengolah potensi sumber daya manusia, sumber pemilik keris kira kira sama halnya dengan
daya alam, sosial ekonomi, dan seni budaya dari gambaran rajah penolak bala. Dalam budaya Jawa,
wilayah pengrajin pande besi di Kecamatan mungkin juga dibilang budaya Indonesia, bentuk-
Polanharjo, untuk mewujudkan diversifikasi produk bentuk tertentu membawa perlambangkan
guna peningkatan daya saing. Pada akhirnya kadonyan atau kemakmuran duniawi, kekayaan,
peningkatan perekonomian dan kesejahteraan rejeki, keberuntungan, pangkat dan semacamnya.
pengrajin dapat tercapai. Metode penelitian aksi Bentuk bulatan, lingkaran, garis lengkung aau
melibatkan langkah-langkah penciptaan desain. gambarang yang memberi kesan lumer, kental,
Proses penelitian aksi ini sepertinya berlaku linier, tidak kaku melambangkan kadonyan atau
namun tidak menutup kemungkinan suatu langkah kemakmuran duniawi, kekayaan, rejeqi,
peninjauan kembali beberapa tahap terdahulu bila keberuntungan. Bentuk garis menyudut, seperti
diperlukan. Proses ini dapat dilakukan secara terus segitiga, segi empat, dan yang serupa dengan itu
menerus. lambang harapan akan ketahannan atau terhindar
terhadap godaan, gangguan, serangan, baik secara
HASIL DAN PEMBAHASAN fisik maupun non fisik, jika gambaran itu dirupakan
Hal yang pertama harus dilakukan dalam dalam bentuk pamor, itu melambangkan harapan
penelitian ini adalah mengungkap keberadaan akan kesaktian dan kadigdayaan. Bentuk garis lurus
mitologi tentang pamor di masyarakat. Penelusuran yang membujur atau melintang, atau diagonal,
fenomena mitologi berupa deskripsi makna yang dipercaya sebagai lambang harapan akan
diyakini dan masih mengakar dalam masyarakat kemampuan untuk mengatasi atau menanggkal
Jawa mengenai beragam pamor keris. Pengetahuan segala sesuatu yang tidak di harapkan. Pamor
mengenai eksistensi mitologi ini menjadi serupa itu di harapkan kegunaannya unuk menolak
sumbangan yang berarti bagi pengembangan desain bala, menangkal guna guna dan gangguan makhluk
pisau pamor. Kebertahanan mitologi dalam halus, menghindari bahaya angin ribut dan badai,

134 Institut Seni Indonesia Surakarta, 24 November 2016


terhindar dari gangguan binatang buas dan berbisa
dan lain sebagainya (Harinuksmo,2oo4: 337). Pamor Udan Mas
Pamor Bendo Segodo Salah satu motif pamor yang amat terkenal
Pamor ini tergolong pamor rekan, yakni pamor dalam dunia perkerisan, terutama di pulau jawa.
yang yang  bentuk gambarannya telah di rancang Pamor ini oleh dianggap pemilik keris sebagai
lebih dahulu oleh sang empu. Menurut sebagian tuahnya membuat pemiliknya beranggapan pamor
pecinta keris yang berpamor bendo segodo ini dapat membuat pemiliknya menjadi bakat kaya
mempunyai tuah yang dapat membuat pemiliknya
lebih gampang mencari rizqy. Oleh karena itu,
pamor ini banyak dicari oleh mereka yang hidup
sebagai pedagang (Harinuksmo, 2004: 97).

Gambar 3 Pamor Udan Mas (Repro: Suyono, 2015)

Pamor Untu Walang


Gambar 1 Pamor Bendo Segodo (Repro: Suyono, 2015)
Salah satu motif pamor yang bentuknya
menyerupai pamor tapen atau wengkon, bedanya
Pamor Beras Wutah adalah, kalau pamor wengkon garis yang menjadi
Bagi pecinta keris, pamor ini digolongkan wengkon garis yang menjadi bingkai dari tepi bilah
sebagai pamor yang mempunyai tuah baik, tidak merupakan garis lurus atau garis sedikit
memilih dan cocok siapa pun. Pamor ini termasuk bergelombang disana sini. Sedangkan pamor untu
pamor mlumah, pamor ini oleh kebanyakan walang garis tepi itu merupakan garis yang
pengemar keris dianggap memiliki tuah yang dapat bergelombang yang membentuk gambaran serupa
membuat pemiliknya mudah mencari rizqy dan gergaji. Pamor ini tergolong pinilih, tidak setiap
hidupnya tentram. orang akan cocok untuk memilikinya, oleh
Beras Wutah adalah pamor yang paling banyak sebagian pecinta keris pamor ini dianggap bertuah
dijumpai pada keris dan tombak buatan empu pulau untuk membuat pemilikna menjadi tokoh yang
Jawa, Palembang, Bali, Bugis dengan bentuknya dipercaya dan dianggap pemimpin oleh orang
berupa bulatan dengan garis yang tidak beraturan, sekelilingnya, kata katayna akan di dengar dan
berlapis-lapis dan menyebar ke seluruh permukaan ditaati . oleh karena itu banyak pecinta keris yang
bilah. Pamor ini tergolong pamor tiban yakni tidak beranggapan bahwa pemilik keris ini yang paling
di rancang bentuknya oleh sang empu. Bagi pecinta sesuai adalah guru atau pendidik. Biasa juga
keris, pamor ini digolongkan mempunyai tuah yang digunakan oleh pemimpin masyarakat
baik, tidak memilih dan cocok untuk siapapun. (Harinuksmo, 2004: 509).
Secara harafiah nama wos wutah berarti beras
tumpah, pamor ini oleh kebanyakan penggemar
keris dianggap memiliki tuah yang dapat membuat
pemiliknya mudah mencari rejeki dan hidupnya
tenteram (Harinuksmo, 2004: 202).

Gambar 4. Pamor Untu Walang (Repro: Suyono, 2015)

Pamor Untuk Banyu


Salah satu motif pamor yang bentuknya
menerupai buih buih air sabun atau riak gelombang
yang posisinya saling bertolak belakang. Pamor ini
Gambar 2 Pamor Beras Wutah (Repro: Suyono, 2015) tergolong pamor miring. Pamor semacam ini bnyak
dicari oleh para pedagang dan pengusaha karena

135
Seminar Nasional: Seni Teknologi dan Masyarakat

diantara mereka percaya bahwa motif ini tidak bisa melukai sehingga pemakai senantiasa
mempunyai tuah yang dapat memudahkan orang selamat (Winter, 2009: 93).
mencari rejeki, licin dalam pergaulan serta
Pamor Raja Sulaiman
menghindari sifat boros (Harinuksmo, 2004: 509).
Pamor Raja sulaiman diyakini pengaruhnya bagi
 
pemakai adalah apa yang diinginkan akan
terlaksana. Serta sebagai penolak penyakit, jin dan
setan. Walau menemui banyak mara bahaya,
diyakini akan selamat (Winter, 2009: 97).
Pamor Tamsul Kinurung
Gambar 5 Pamor Untuk Banyu (Repro: Suyono, 2015) Keris pamor Tamsul Kinurung biasa digunakan
dalam peperangan. Bagi yang memakai pusaka ini
Pamor Ngulit Semangka diyakini semua senjata tiada yang dapat melukai.
Jika musuh akan menggunakan senjata maka si
Adalah salah satu motif atau pola gambaran
musuh akan lumpuh, jika ada mara bahaya dihunus,
pamor yang mirip dengan kulit semangka, ia
bagi si pemakai menjadi tidak terlihat orang, jika
tergolong pamor tiban, yakni pamor yang bentuk
di tengah hutan semua hewan galak akan lari, dan
gambarannya tidak di rancang lebih dahulu oleh
selamat anak isterinya, serta senjata dapat di
sang empu. Sebagian pecinta keris percaya pamor
gunakan sebagai teman, jika ada orang memiliki
ini mempunyai tuah yang dapat memperluas
senjata berpamor seperti ini jika ditinggal atau di
pergaulan pemiliknya (Harinuksmo, 2004: 315).
pinjam dapat menjadi miskin (Winter, 2009: 103).
Pamor Adeg Iras
Pamor ini adalah pamor adeg atau sada sealer,
garis pamornya di pangkal bilah langsung
menyeberang ke bagian ganja. Adapun tuahnya,
sama dengan pamor adeg biasa yakni sebagai
Gambar 6 Pamor Pamor Ngulit Semangka (Repro: penangkal bahaya atau sesuatu yang tidak
Suyono, 2015)
diinginkan, menambah keteguhan hati,
meningkatkan popularitas atau menambah
Pamor Raja Gundhala kewibawaan pemiliknya (Harinuksmo, 2009: 70).
Raja Gundhala adalah dewanya pamor, Pamor Pamor Putri Kinurung
berbentuk orang-orangan membawa ular serta
Gambaran pamor ini meneyerupai sebuah danau
bulan, yang di gambar adalah gambar empu
dengan satu atau beberapa pulau di tengahnya.
ramayadi, karena besar tuahnya (Winter, 2009:93).
Garis pamor di sebelah luar yang membentuk
gambaran danau , bisa hanya satu garis terkadang
rangkap dua atau bahkan tiga. tUah pamor ini bagi
yang percaya adalah memudahkan datangnya
rezeqi dan mencegah sifat borong pemiliknya.
Dalam pergaulan, mereka yang memiliki akan lebih
mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan
manapun. Tuah pamor ini tidak memilih, cocok
bagi siapa saja. Biasanya dipakai pedagang dan
Gambar 6 Pamor Pamor Raja Gundhala (Repro: Suyono, pengusaha (Harinuksmo, 2009: 77). Putri Kinurung
2015) adalah lambang harapan perlindungan bagi insan
yang lemah (Haryo Guritno, 2006: 202).
Pamor Gilma Pamor Kol Buntet
Disebut pamor Gilma, artinya penolak senjata, Nama Kol Buntet diambil dari sejenis hewan
manfaatnya jika ada mara bahaya senjata musuh laut semacam kerang, yang bentuknya seperti
pamor itu. Tuah motif pamor ini untuk menghindari

136 Institut Seni Indonesia Surakarta, 24 November 2016


bahaya, menangkAL serangan guna- guna, pamor rekan, karena bentuk gambarannya
menghindari fitnah orang, dan beberapa dia merupakan rekayasa sang empu. Ditinjau dari segi
ntaranya malah juga mengandung tuah yang tuahnya atau angsarnya bagi yang percaya pamor
berkaitan dengan datangnya rejeqi. Pamor ini ini memiliki angsar yang dapat membua
tergolong tidak memilih, sehingga tiap orang dapat pemiliknya luwes dalam pergaulan, disayang orang
memilikinya,
  namun sebaiknya pemilik keris ini sekelilingnya bahkan ada yang percayai tuah pamor
senantiasa menghindari dari perbuatan maksiat, ini digunakan untuk memikat lawan jenis atau
terutama dalam kaitan dengan soal hubungan lawan pengasihan (Harinuksmo, 2004: 143).
jenis (Harinuksmo, 2004: 79).
Penciptaan pisau pamor
Pamor Pedaringan Kebak
Mitologi-religius adalah bagian dari kebudayaan
Ditinjau dari sudut dari tuahnya sebagian Jawa yang ikut membentuk pola pikir
terbesar pamor Wos Wutah memiliki tuah yang masyarakatnya. Artinya cara berpikir dan bertindak
baik lagipula bukan pamor yang pemilih artinya masyarakat Jawa dipengaruhi dan pada taraf
hampir setiap orang akan merasa cocok bila tertentu bahkan ditentukan oleh mitologi mereka.
memilikinya. ada kaitanya dengan Wos Wutah Setelah mengetahui eksistensi pamor dalam
artinya beras tumpah, sedangkan Pedaringan Kebak masyarakat, langkah penelitian ini adalah
artinya peti beras. Dari segi bentuk gambaran merancang pisau pamor yang merupakan produk
pamornya pamor ini lebih rumit dibanding beras penelitian terapan.
wutah, sedangkan tuahnya bagi mereka yang
percaya lebih kurang sama dengan Wos Wutah. SIMPULAN
secara umum kebanyakan tuah pamor Wos Wutah Penerapan pamor dalam penciptaan pisau
adalah untuk membantu tercipanya ketenteraman merupakan tujuan dari penelitian terapan ini.
rumah tangga dan ketenteraman hati sang pemilik Eksistensi mitologi pamor yang masih melekat kuat
(Harinuksmo, 2004: 98). di masyarakat merupakan modal utama dalam
Pamor Sumsum Buron melakukan penciptaan pisau pamor. Pandangan
masyarakat terhadap eksistensi pamor dapat
bagi sebagian pecinta keris tuah pamor ini unuk diartikan bahwa keberadaan desain pisau pamor
memudahkan mencari rejeki sebagian diantaranya akan diterima oleh masyarakat. Beberapa hal yang
ada tuah tambahan yaitu menimbulkan pengaruh perlu dilakuakan dalam penelitian selanjutnya
baik, sehingga pemiliknya lebih tahan akan segala adalah tahap pembentukan karya pisau pamor dan
macam godaan, termasuk godaan sifat boros. pengumpulan umpan balik masyarakat. Umpan
Pamor ini tidak pemilih, setiap orang akan cocok balik akan menjadi dasar pertimbangan
bila memilikinya (Harinuksmo, 2004: 100). penyesuaian desain pisau pamor dengan harapan
Pamor Lar Gangsir masyarakat.
Pamor ini tergolong agak langka, karena proses
DAFTAR PUSTAKA
pembuaanya rumit dan memerlukan kecermattan
Anderson, Benedict, 2000, Mitologi dan Toleransi
tinggi, lagi pula tidak sembarang empu akan dapat
Orang Jawa, Qalam: Yogyakarta.
membuatnya. Bentuk gambaran pamor Lar Gangsir Arifin. MT, th 2006. Keris Jawa, Bilah, Latar
agak kompleks tapi teratur. Ditinjau dari tuahnya, Sejarah, Hingga Pasar. Jakarta: Hijiet
sebagian pecinta keris beranggapan bahwa keris Pustaka.
pamor ini dapat membantu pemiliknna menghindar Bambang Hasrinuksmo, 1995. Pamor Keris.
dari serangan guna guna dan ganguan makluk Jakarta: C.V Agung Lestari.
halus serta menambah kewibawaan. Pamor Lar , 2008. Ensiklopedi Keris.
Gangsir tergolong pamor pemilih, tidak setiap Jakart: PT Gramedia Pustaka Utama.
orang akan merasa cocok bila memilikinya ....................., 2008, Ensiklopedi Keris, Jakarta: PT.
(Harinuksmo, 2004: 104). Gramedia Pustaka Utama.
Basuki Teguh Yuwono, 2012, Keris Indonesia,
Pamor Mayang Mekar
Surakarta: Citra Sain.
Adalah gambaran pamor indah yang banyak Claire Holt, th 2000. Melacak Jejak Perkembangan
peminatnya namun tergolong sangat langka karena Seni Di Inonesia, (diterjemahan RM
pembuaannya tidak gampang. Pamor ini tergolong Soedarsono, buku asli berjudul Art in

137
Seminar Nasional: Seni Teknologi dan Masyarakat

Indonesia : Continuties and Cange)., Bandung FL, Winter, 2009. Kitab Klasik Tentang Keris,
: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia. Yogyakarta: Panji Pustaka.
Davit Van Duren,1998. Krisses a Sertikal Haryono Haryo Guritno, 2006. Keris Jawa Antara
Bibliography. Netherlands: Wijk en Aalburg. Mistik dan Nalar, Jakarta: PT Indonesia
Dharmosoegito, th 1961. Dhuwung Winawas Kebanggaanku.
Sawetawis I dan II, Surabaya: Jajasan
 
Djojobojo.

138 Institut Seni Indonesia Surakarta, 24 November 2016

Anda mungkin juga menyukai