Anda di halaman 1dari 42

INDUKSI ELEKTROMAGNETIK

Untuk Fisika SMA


Oleh Ahmad Rampiki
Sejarah Induksi Elektromagnetik
ommons.wikimedia.org

Arus listrik dapat


menghasilkan medan
magnet

Perubahan fluks magnet


dapat menghasilkan Arus
listrik
Hans Christian Oersted (1777-
1851)-Denmark Michael Faraday (1791-1867)-
England
Induksi Elektromagnetik
Berkaitan dengan fenomena timbulnya peristiwa kelistrikan karena adanya laju perubahan
fluks magnetik.

Fluks Magnet

Ggl Induksi

Induktansi Diri

Aplikasi Induksi
Generator Listrik
Elektromagnetik

Transformator/Trafo
Fluks Magnetik (𝛷)

𝛷 = 𝐵. 𝐴. cos 𝜃

Fluks magnet adalah jumlah garis-garis Ket:


medan magnet yang menembus tegak lurus 𝛷 = Fluks Magnetik (Wb)
suatu bidang. 𝐵 = medan magnet (T)
𝐴 = medan magnet (m2)
𝜃 = sudut antara B terhadap arah normal/
tegak lurus bidang
Contoh:

Suatu bidang berukuran 5 cm x 5 cm berada dalam


ruang bermedan magnet homogen 0,4 T. Jika garis
normal bidang membentuk sudut 60o terhadap medan
magnet (Lihat gambar), tentukan besar fluks listrik pada
bidang tersebut!
Ggl Induksi Oleh Gerakan Bolak-Balik Magnet Batang Pada Kawat Kumparan

Δ𝛷
Gaya gerak listrik timbul dari adanya laju perubahan fluks magnet
Δ𝑡

pada suatu bidang (penampang kumparan)


Hukum Faraday Tentang Ggl Induksi Pada Kawat Kumparan

“Ggl induksi (𝜀) yang timbul pada ujung-ujung


suatu penghantar atau kumparan adalah ∆Ф
𝜀∝−
sebanding dengan laju perubahan fluks magnetic ∆𝑡
∆Ф
( ) yang dilingkupi oleh loop penghantar
∆𝑡
kumparan tersebut.”
Ggl Induksi Pada Kawat Kumparan
Nilai Rata-Rata Nilai Sesaat Keterangan
𝜀 = ggl induksi (volt)
∆Ф 𝑑Ф 𝑁 = jumlah lilitan kawat kumparan
𝜀 = −𝑁 𝜀 = −𝑁.
𝑑𝑡
∆𝑡 ∆Ф = perubahan fluks magnetik (Wb)
Ф1 = fluks magnetik pada keadaan awal
(Ф2 − Ф1 ) 𝜀 = −𝑁. 𝐵. cos 𝜃
𝑑𝐴 Ф2 = fluks magnetik pada keadaan akhir
𝜀 = −𝑁. 𝑑𝑡
∆𝑡 ∆𝑡 = selang waktu (s)
𝑑Ф𝑡
= turunan fungsi Ф𝑡 terhadap waktu.
𝑑𝑡
∆𝐴 𝜀 = −𝑁. 𝐴. cos 𝜃
𝑑𝐵
𝜀 = −𝑁. 𝐵. cos 𝜃 𝑑𝑡
∆𝑡
∆𝐵 𝜀 = −𝑁. 𝐴. B.
𝑑 cos 𝜃
𝜀 = −𝑁. 𝐴. cos 𝜃 𝑑𝑡
∆𝑡
∆ cos 𝜃
𝜀 = −𝑁. 𝐴. 𝐵.
∆𝑡
Contoh:
Suatu kawat kumparan 200 lilitan diberikan medan magnet yang berubah sebagai fungsi
waktu Φ𝑡 = 0.2𝑡 2 − 2𝑡 Wb. Kawat kumparan memiliki hambatan listrik total 10 Ω.
Tentukan:
a. Ggl pada kumparan antara t= 0 s dan t = 5 s
b. ggl pada t = 10 s
Contoh:
× × × × × × Suatu kawat dililit melingkar dengan jari-jari 10 cm seperti pada
𝐵 gambar. Kawat berada di dalam medan magnet homogen
× × × × × ×
× × × × × × sebesar 0,4 T. Berapakah ggl rata-rata yang ditimbul, jika ujung-
ujung kawat ditarik sehingga jari-jari lilitan kawat mengecil
× × × × × ×
menjadi 4 cm dalam waktu 0,5 detik?
× × × 𝑅× × ×
× × × × × ×
Contoh:
Suatu kumparan 1000 lilitan memiliki luas penampang 20 cm2 yang tegak lurus dalam ruang
𝜋 𝜋
bermedan magnet yang berubah dengan fungsi 𝐵𝑡 = 2. sin( . 𝑡 + )T. diketahui kumparan
8 6
memiliki hambatan listrik 10 Ω. Tentukan:
(a). Ggl pada waktu t = 4 s dan (b). Kuat Arus listrik pada waktu t = 4 s
Ggl induksi pada ujung-ujung penghantar yang digerakkan memotong tegak
lurus suatu medan magnetik.

× × × × × × × × ×

× × × × × × × × ×
𝐿 𝐵
× × × × × × × × ×
𝑅 𝒗× 𝜀 = −𝐵. 𝑙. 𝑣
× × × 𝑭𝑳× × × × ×

× × × × × × × × ×

× × × × × × × × ×

Kaidah Tangan Kanan: 𝜀 = ggl induksi pada ujung-ujung


- Ibu Jari = Arah Arus (𝐼) penghantar (volt)
𝐵 = medan magnet homogen (T)
- Empat (4) Jari = Arah Medan Magnet (𝐵)
𝐼 = kuat arus listrik (A)
- Telapak = Arah Gaya Lorentz (𝐹𝑙 ) 𝑙 = panjang kawat penghantar (m)
- Punggung Tangan = Arah Kelajuan (𝑣) 𝑣 =kecepatan kawat penghantar (m)
Contoh:
× × × × × × × × ×
Sebuah kawat lurus panjangnya 5 cm ditarik ke kanan
dengan kelajuan konstan 20 m.s-1 di atas kawat persegi
× × × × × × × × ×
𝐿 𝐵 yang berada di dalam medan magnet homogen 0.5 T.
× × × × × × × × ×
𝑅 𝑣 Jika hambatan listrik kawat persegi adalah 4 Ω.
× × × × × × × × × Tentukan:
× × × × × × × × × a. Ggl pada kawat persegi
× × × × × × × × ×
b. Besar arus listrik pada kawat persegi
c. Arah arus listrik pada kawat lurus
Hukum Lenz

“Polaritas ggl induksi selalu sedemikian rupa sehingga arus induksi yang
ditimbukannya selalu menghasilkan fluks induksi yang menentang
perubahan fluks utama yang melalui loop. Ini berarti arus induksi
cenderung mempertahankan fluks utama awal yang melalui rangkaian.”
Ggl Induksi pada Generator/Dinamo

Ket:
𝜀 = 𝑁. 𝐵. 𝐴. 𝜔. sin 𝜔𝑡 𝜀 = ggl induksi yang dihasilkan generator (volt)
𝑁 = jumlah lilitan kawat kumparan generator
𝜀𝑚𝑎𝑘𝑠 = 𝑁. 𝐵. 𝐴. 𝜔 𝐵 = kuat medan magnetik (Wb)
𝜔 = kecepatan/frekuensi sudut putaran (rad/s)
𝑡 = selang waktu (s)
Contoh:
Suatu Generator memiliki 20000 lilitan serta luas bidang kumparannya 2 m2..Generator
menggunakan magnet dengan kekuatan medan 2 T. Kumparan berputar dengan
kecepatan konstan 500 rad.s-1. tentukan:
a. Ggl maksimum yang dapat dihasilkan generator
b. Kuat arus maksimum, jika kumparan memiliki hambatan total 100 Ω
Hukum Lenz

Timbul Δ𝜙𝑖𝑛𝑑 yang arahnya ke Kanan

Timbul Δ𝜙𝑖𝑛𝑑 yang arahnya ke kiri


Induktor
Ggl induksi/ggl balik:
adalah ggl yang dihasilkan dalam suatu kumparan
yang arah polaritasnya (kutub-kutubnya)
sedemikian rupa selalu menentang perubahan fluks
utama penyebabnya.

Ggl induksi sebanding dengan laju perubahan kuat


𝑑𝐼
arus terhadap waktu ( ).
𝑑𝑡

𝜀 = Ggl induksi diri (Volt) Nilai Rata-rata Nilai Sesaat


𝐿 = Induktansi diri (H)
∆𝐼 = perubahan arus (A) ∆𝐼 𝑑𝐼
∆𝑡 = selang waktu (s) 𝜀 = −𝐿. 𝜀 = −𝐿.
𝑑𝐼
∆𝑡 𝑑𝑡
= turunan fungsi 𝐼 terhadap waktu
𝑑𝑡
Induktor

Induktansi Diri Induktor (𝑳)

Suatu kumparan memiliki nilai induktansi 1 henry apabila perubahan kuat arus listrik
sebesar 1 A, dalam 1 s, pada kumparan tersebut menimbulkan ggl induksi diri sebesar 1
volt.
Contoh:
Pada suatu kumparan dengan induktansi diri 4 H terjadi perubahan dari 2A menjadi 5 A
dalam 0,6 Detik. Tentukan, berapakah ggl induksi diri rata-rata yang timbul di dalam
kumparan tersebut!
Contoh:
Pada suatu kumparan dengan induktansi diri 4 H dialiri Arus listrik yang nilainya
ditentukan dengan fungsi 𝐼 = 2𝑡 2 − 4𝑡 A. Tentukan, berapakah ggl induksi diri yang
timbul di dalam kumparan tersebut pada detik ke 5!
KONSEP MATEMATIS INDUKTANSI DIRI

𝑑𝐼 𝑑Ф
𝜀 = −𝐿 𝜀 = −𝑁
𝑑𝑡 𝑑𝑡

𝑑𝐼 𝑑Ф
𝐿 =𝑁
𝑑𝑡 𝑑𝑡

𝐼 𝐼
𝐿 න 𝑑𝐼 = 𝑁 න 𝑑Ф Ket:
0 0 𝐿 = Induktansi diri (H)
Ф 𝑁 = jumlah lilitan kawat kumparan
𝐿 = 𝑁. Ф = Fluks Magnetik (Wb)
𝐼
𝐼 = kuat arus listrik (A)
Contoh:
Berapakah induktansi diri suatu kumparan 100 lilitan yang dialiri listrik 5 A sehingga timbul
fluks magnet sebesar 2 mWb?
Induktansi Diri Pada Solenoida

Ket:
𝐿 = Induktansi diri (H)
𝑁 = jumlah lilitan kawat kumparan
Tanpa Bahan Disisipi Bahan
Ф = Fluks Magnetik (Wb)
𝜇0 𝑁 2 𝐴 𝜇𝑁 2 𝐴 𝐼 = kuat arus listrik (A)
𝐿= 𝐿= 𝜇0 = 𝑝𝑒𝑟𝑚𝑒𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑟𝑢𝑎𝑛𝑔 hampa
𝑙 𝑙
𝜇0 = 4𝜋 × 10−7 (𝑊𝑏𝐴−1 𝑚−1 )
𝜇 = 𝜇𝑟 . 𝜇0 𝑙 = panjang kumparan/solenoida (m)
𝜇 =permeabilitas bahan
𝜇𝑟 =permeabilitas relatif bahan
Induktansi Diri Pada Toroida

Ket:
Ф 𝐿 = Induktansi diri (H)
𝐿 = 𝑁. 𝑁 = jumlah lilitan kawat kumparan
𝐼
Ф = Fluks Magnetik (Wb)
Tanpa Bahan Disisipi Bahan 𝐼 = kuat arus listrik (A)
𝜇0 = 𝑝𝑒𝑟𝑚𝑒𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑟𝑢𝑎𝑛𝑔 hampa
𝜇0 𝑁 2 𝐴 𝜇𝑁 2 𝐴
𝐿= 𝐿= 𝜇0 = 4𝜋 × 10−7 (𝑊𝑏𝐴−1 𝑚−1 )
2𝜋𝑅𝑒𝑓 2𝜋𝑅𝑒𝑓
𝑅𝑒𝑓 = Jari-jari Efektif (m)
𝜇 = 𝜇𝑟 . 𝜇0 𝜇 =permeabilitas bahan
𝜇𝑟 =permeabilitas relatif bahan
Energi Total Yang Tersimpan Dalam Induktor

𝑑𝐼
𝜀=𝐿 1 2
𝑑𝑡 𝑊 = 𝐿𝐼
2
𝑑𝑊 = 𝜀. 𝐼. 𝑑𝑡

𝑑𝐼
𝑑𝑊 = 𝐿 . 𝐼. 𝑑𝑡
𝑑𝑡
Ket:
𝑑𝑊 = 𝐿 𝐼 𝑑𝐼 𝐿 = Induktansi diri (H)
𝑊 𝐼 𝑁 = jumlah lilitan kawat kumparan
න 𝑑𝑊 = 𝐿 න 𝐼 𝑑𝐼 Ф = Fluks Magnetik (Wb)
0 0
𝐼 = kuat arus listrik (A)
Contoh:
Suatu solenoida memiliki 100 lilitan, panjangnya 6,28 cm, luas penampangnya 5 cm2.
solenoida tersebut dialiri listrik 4 A. tentukan:
a. Induktansi diri solenoida
b. Induktansi diri solenoida jika disisipi bahan dengan permeabilitas relatif 2
Contoh:
Suatu solenoida memiliki 100 lilitan, panjangnya 6,28 cm, luas penampangnya 5 cm2.
solenoida tersebut dialiri listrik 4 A. tentukan:
c. Energi solenoida tanpa bahan
d. Ggl induksi diri yang timbul jika arus listrik menjadi nol dalam waktu 0.4 detik
Induktansi Silang

Induktansi Timbal-balik adalah interaksi satu medan magnet coil pada coil/kumparan lain
karena menginduksi tegangan dalam coil yang berdekatan. Induktansi Timbal-balik juga
disebut dengan Mutual Induktansi, Induktansi Bersama, Induktansi Silang.
Induktansi Silang

Δ𝐼1 Δ𝐼2
𝜀2 = −𝑀 𝜀1 = −𝑀
Δ𝑡 Δ𝑡

Perubahan arus pada kumparan 1 (Δ𝐼1 ) 𝜀 = ggl induksi (volt)


𝑀 = Induktansi silang (H)
akan menimbulkan ggl pada kumparan
Δ𝐼 = perubahan arus (A)
2 (𝜀2 ). Berlaku sebaliknya. Δ𝑡 = selang waktu (s)
Besar Induktansi Silang (𝑴) Ideal

Untuk dua Induktor Tak Identik


𝜇0 . 𝜇𝑟 . 𝑁12 𝐴1
𝐿1 =
𝑀= 𝐿1 . 𝐿2 𝑙1

𝜇0 . 𝜇𝑟 . 𝑁22 𝐴2
𝐿2 =
𝑙2

Untuk dua Induktor Identik 𝑀 = Induktansi silang (H)


µ𝑜 = Permeabilitas ruang bebas (4.π.10-7 )
𝜇𝑟 = Permeabilitas relatif dari inti besi lunak
𝜇0 . 𝜇𝑟 . 𝑁 2 𝐴 𝑁 = Jumlah lilitan kumparan
𝑀=
𝑙 𝐴 = Luas penampang kumparan (m2)
𝑙 = Panjang kumparan (m)
Besar Induktansi Silang (𝑴) Tak Ideal

Umumnya selalu ada terjadi kebocoran fluks pada kumparan, sehingga ada faktor koefisien
kopling 𝑘.

𝑘 (dari 0 s/d 1) menyatakan tingkat efektifitas perubahan fluks yang terjadi dalam bidang
kumparan.

Untuk dua Induktor Tak Identik

𝜇0 . 𝜇𝑟 . 𝑁12 𝐴1 𝜇0 . 𝜇𝑟 . 𝑁22 𝐴2
𝑀 = 𝑘 𝐿1 . 𝐿2 𝐿1 = 𝐿2 =
𝑙1 𝑙2

Untuk dua Induktor Identik 𝜇0 . 𝜇𝑟 . 𝑁 2 𝐴


𝑀=𝑘
𝑙
Contoh:
Terdapat dua kumparan identik diletakkan dengan bidang kumparan saling berhadapan. Tiap
kumparan terdiri atas 100 lilitan, luas penampangnya 5 cm2 dan panjangnya 2𝜋 cm. kumparan 1
awalnya dialiri listrik 5 A sedangkan kumparan 2 tidak dialiri listrik. Tiba-tiba arus listrik pada
kumparan 1 menjadi nol dalam waktu 0,2 detik. Tentukan:
a. Induktansi silang kedua kumparan b. ggl induksi pada kumparan 2.
Transfomator/Trafo

Sekunder
primer
Trafo, adalah komponen listrik yang berfungsi untuk merubah nilai
tegangan masukan agar sesuai dengan keperluan tertentu.
Trafo bekerja sesuai prinsip ggl induksi elektromagnetik.
Prinsip Kerja Transfomator/Trafo

• Hanya bekerja pada arus bolak balik (AC)

• Arus AC pada Kumparan primer menghasilkan


perubahan fluks magnet secara periodik.

• Perubahan fluks magnet dari kumparan primer,


akan menginduksi GGL pada kumparan sekunder

• terjadi pelimpahan daya dari kumparan primer ke


kumparan sekunder.
Bentuk Inti besi pada Trafo:
Berupa lapisan kumpulan lempengan besi
• Besar kecilnya ggl pada kedua kumparan
tipis.
bergantung Jumlah lilitan Kegunaan Inti besi pada Trafo:
- Mempermudah jalannya Fluks Magnet
- Mengurangi suhu panas yang ditimbulkan.
Faktor2 Timbulnya Rugi Daya pada Trafo

Kerugian Kawat Penghantar


Arus listrik yang terhambat oleh resistansi kawat.

Kerugian Kopling Primer-Sekunder


hubungan induksi magnet antara primer dan sekunder tidak
sempurna.

Kerugian Kapasitansi Liar


munculnya kapasitansi liar diantara lilitan-lilitan sebuah
transformator

Kerugian Histeresis
Timbulnya perubahan arah medan magnet pada inti
transformator saat terjadi perubahan arah arus pada arus
bolak-balik.
Faktor2 Timbulnya Rugi Daya pada Trafo

Kerugian Efek Kulit


arus bolak-balik hanya mengalir pada permukaan kawat

Kerugian Arus Pusat (Arus Eddy)


Kerugian karena arus listrik pada lilitan primer menimbulkan
fluks pada inti magnet yang melawan perubahan fluks magnet
yang membangkitkan ggl pada lilitan sekunder

Baca Referensi lengkapnya di: https://nulis-


ilmu.com/efisiensi-transformator/
MACAM2 TRAFO

Trafo Step Down Menurunkan Tegangan Keluaran

Cirinya:
Np >Ns
Vp > Vs

Trafo Step Up Menaikkan Tegangan Keluaran

Cirinya:
Np <Ns
Vp < Vs
TRAFO IDEAL DAN TAK IDEAL

Trafo Ideal: Tidak ada energi yang terbuang


Efisisiensi (𝜂) = 100%

𝑷𝒑 = 𝑷𝒔
𝑵𝒑 𝑽𝑷
𝑽𝒑 . 𝑰𝒑 = 𝑽𝒔 . 𝑰𝒔 =
𝑵𝒔 𝑽𝒔
𝑵𝒑 . 𝑰𝒑 = 𝑵𝒔 . 𝑰𝒔 𝜼 = efisiensi transformator
𝑷𝒑 = Daya listrik pada lilitan primer (volt)
𝑷𝑺 = Daya listrik pada lilitan sekunder (volt)
𝑽𝒑 = Tegangan pada lilitan primer (volt)
𝑽𝒔 = Tegangan pada lilitan sekunder (volt)
𝑰𝒑 = kuat arus listrik pada lilitan primer (Ampere)
𝑰𝒔 = kuat arus listrik pada lilitan sekunder (Ampere)
𝑵𝒑 = Jumlah lilitan primer
𝑵𝑺 = Jumlah lilitan sekunder
TRAFO IDEAL DAN TAK IDEAL

Trafo Tak Ideal: Terdapat energi yang terbuang


Efisisiensi (𝜂) < 100%

𝑷𝑺
𝜼= × 𝟏𝟎𝟎% 𝑵𝒑 𝑽𝑷
𝑷𝑷 =
𝑵𝒔 𝑽𝒔 𝜼 = efisiensi transformator
𝑽𝒔 . 𝑰𝒔 𝑷𝒑 = Daya listrik pada lilitan primer (volt)
𝜼= × 𝟏𝟎𝟎%
𝑽𝒑 . 𝑰𝒑 𝑷𝑺 = Daya listrik pada lilitan sekunder (volt)
𝑽𝒑 = Tegangan pada lilitan primer (volt)
𝑵𝒔 . 𝑰 𝒔
𝜼= × 𝟏𝟎𝟎% 𝑽𝒔 = Tegangan pada lilitan sekunder (volt)
𝑵𝒑 . 𝑰 𝒑
𝑰𝒑 = kuat arus listrik pada lilitan primer (Ampere)
𝑰𝒔 = kuat arus listrik pada lilitan sekunder (Ampere)
𝑵𝒑 = Jumlah lilitan primer
𝑵𝑺 = Jumlah lilitan sekunder
Contoh:
Sebuah Trafo memiliki 500 lilitan pada kumparan primer dan 100 lilitan pada kumparan
sekunder. Kumparan primer dihubungkan dengan sumber tegangan 240 Volt dan
mengalirkan Arus 2A. Trafo memiliki efisiensi sebesar 80%. Tentukan:
a. Daya lilitan primer
b. Daya lilitan sekunder
c. Tegangan sekunder
d. Kuat arus Sekunder
Contoh:
Sebuah Trafo memiliki 500 lilitan pada kumparan primer dan 100 lilitan pada kumparan
sekunder. Kumparan primer dihubungkan dengan sumber tegangan 240 Volt dan
mengalirkan Arus 2A. Trafo memiliki efisiensi sebesar 80%. Tentukan:
a. Daya lilitan primer
b. Daya lilitan sekunder
c. Tegangan sekunder
d. Kuat arus Sekunder

Anda mungkin juga menyukai