Ruang terbuka hijau merupakan salah satu komponen penting lingkungan.,
dalam hal ini ruang terbuka hijau mempunyai fungsi yaitu sebagai pendukung utama keberlanjutan perikehidupan warga kota selain itu juga hutan kota dapat dijadikan sebagai pelunak dan penyejuk lingkungan. Menurut UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, bahwa pada hakikatnya ruang terbagi kedalam kawasan lindung (alami,konservasi) dan kawasan budi daya atau terbangun. Walau telah ada peraturannya, pada kenyataanya telah terjadi degradasi kualitas lingkungan air, udara, dan tanah di hamper seluruh wilayah kota karena lemahnya penegakan hukum.
Perencanaan ruang terbuka hijau (RTH) didasarkan pada pertimbangan dapat
terwujudnya keseimbangan, keserasian, dan keselamatan bangunan gedung dengan lingkungan di sekitarnya, serta mempertimbangkan terciptanya ruang luar bangunan gedung dan ruang terbuka hijau yang seimbang, serasi, dan selaras dengan lingkungan di sekitarnya. Sebagai bagian dari rencana tata ruang, maka kedudukan RTH akan menjadi penentu keseimbangan lingkungan hidup dan lingkungan binaan karena RTH merupakan paru-paru kota. Rencana tata ruang menjadi landasan dalam mengantisipasi pesatnya perkembangan ruang-ruang terbangun, yang harus diikuti dengan kebijakan penyediaan ruang terbuka.
Kota dan perkotaan merupakan pusat permukiman dan kegiatan penduduk
yang batas wilayah administrasi yang diatur dalam suatu peraturan perundangan sehingga dapat memperlihatkan watak dan ciri kehidupan perkotaan. Mengingat perkembangan suatu kota selalu diikuti oleh proses urbanisasi, dengan demikian kota dan perkotaan selalu bersifat dinamis baik struktur, bentuk, dan wajah serta penampilan kota. Perkembangan kota juga merupakan hasil dari penyelesaian konflik perkotaan yang terjadi, dan mencerminkan perkembangan peradaban warga kota maupun pengelolanya (Chafid Fandeli, 2004). Salah satu konflik yang akhir-akhir ini meningkat di wilayah perkotaan adalah masalah lingkungan hidup, sehingga diperlukan pengintegrasian perencanaan lingkungan hidup ke dalam perencanaan tata ruang perkotaan (Budihardjo,2003). Tata ruang dan lingkungan hidup mengandung arti yang sangat luas karena kota yang baik merupakan kesatuan ruang yang direncanakan berdasarkan kebutuhan komponen penyusunan ruangnya, sehingga dapat menciptakan suasana kenyamanan dan kesehatan bagi warganya .
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana ketersediaan ruang terbuka hijau pada perumahan
2. Faktor apa saja yang mempengaruhi kualitas ruang terbuka hijau pada perumahan
1.3 TUJUAN DAN SASARAN
1.3.1 Tujuan
1. Mengidentifikasi ketersediaan ruang terbuka hijau pada perumahan
2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas ruang terbuka hijau pada perumahan
1.3.2 Sasaran
Meningkatkan kualitas lingkungan sebagai lingkungan daerah yang aman,
nyaman, segar, indah, bersih, dan teduh.
1.4 RUANG LINGKUP
1.4.1 Ruang Lingkup Substansi
Substansi pembahasan yang di lakukan pada penelitian ini yaitu berfokus
dalam menyusun arahan peningkatan kualitas ruang terbuka hijau pada perumahan berdasarkan ketersediaan ruang terbuka hijau serta fakor-faktor yang memengaruhi kualitas ruang terbuka hijau di lokasi penelitian tersebut. 1.4.2 Ruang Lingkup Wilayah
Lokasi wilayah penelitian ini mencakup kawasan perumahan dengan
mengidentifikasi ketersediaan ruang terbuka hijau.