Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Ruang terbuka hijau merupakan salah satu komponen penting lingkungan.,


dalam hal ini ruang terbuka hijau mempunyai fungsi yaitu sebagai pendukung utama
keberlanjutan perikehidupan warga kota selain itu juga hutan kota dapat dijadikan
sebagai pelunak dan penyejuk lingkungan. Menurut UU No. 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang, bahwa pada hakikatnya ruang terbagi kedalam kawasan lindung
(alami,konservasi) dan kawasan budi daya atau terbangun. Walau telah ada
peraturannya, pada kenyataanya telah terjadi degradasi kualitas lingkungan air, udara,
dan tanah di hamper seluruh wilayah kota karena lemahnya penegakan hukum.

Perencanaan ruang terbuka hijau (RTH) didasarkan pada pertimbangan dapat


terwujudnya keseimbangan, keserasian, dan keselamatan bangunan gedung dengan
lingkungan di sekitarnya, serta mempertimbangkan terciptanya ruang luar bangunan
gedung dan ruang terbuka hijau yang seimbang, serasi, dan selaras dengan
lingkungan di sekitarnya. Sebagai bagian dari rencana tata ruang, maka kedudukan
RTH akan menjadi penentu keseimbangan lingkungan hidup dan lingkungan binaan
karena RTH merupakan paru-paru kota. Rencana tata ruang menjadi landasan dalam
mengantisipasi pesatnya perkembangan ruang-ruang terbangun, yang harus diikuti
dengan kebijakan penyediaan ruang terbuka.

Kota dan perkotaan merupakan pusat permukiman dan kegiatan penduduk


yang batas wilayah administrasi yang diatur dalam suatu peraturan perundangan
sehingga dapat memperlihatkan watak dan ciri kehidupan perkotaan. Mengingat
perkembangan suatu kota selalu diikuti oleh proses urbanisasi, dengan demikian kota
dan perkotaan selalu bersifat dinamis baik struktur, bentuk, dan wajah serta
penampilan kota. Perkembangan kota juga merupakan hasil dari penyelesaian konflik
perkotaan yang terjadi, dan mencerminkan perkembangan peradaban warga kota
maupun pengelolanya (Chafid Fandeli, 2004). Salah satu konflik yang akhir-akhir ini
meningkat di wilayah perkotaan adalah masalah lingkungan hidup, sehingga
diperlukan pengintegrasian perencanaan lingkungan hidup ke dalam perencanaan tata
ruang perkotaan (Budihardjo,2003). Tata ruang dan lingkungan hidup mengandung
arti yang sangat luas karena kota yang baik merupakan kesatuan ruang yang
direncanakan berdasarkan kebutuhan komponen penyusunan ruangnya, sehingga
dapat menciptakan suasana kenyamanan dan kesehatan bagi warganya .

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana ketersediaan ruang terbuka hijau pada perumahan


2. Faktor apa saja yang mempengaruhi kualitas ruang terbuka hijau pada
perumahan

1.3 TUJUAN DAN SASARAN

1.3.1 Tujuan

1. Mengidentifikasi ketersediaan ruang terbuka hijau pada perumahan


2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas ruang terbuka
hijau pada perumahan

1.3.2 Sasaran

Meningkatkan kualitas lingkungan sebagai lingkungan daerah yang aman,


nyaman, segar, indah, bersih, dan teduh.

1.4 RUANG LINGKUP

1.4.1 Ruang Lingkup Substansi

Substansi pembahasan yang di lakukan pada penelitian ini yaitu berfokus


dalam menyusun arahan peningkatan kualitas ruang terbuka hijau pada
perumahan berdasarkan ketersediaan ruang terbuka hijau serta fakor-faktor
yang memengaruhi kualitas ruang terbuka hijau di lokasi penelitian tersebut.
1.4.2 Ruang Lingkup Wilayah

Lokasi wilayah penelitian ini mencakup kawasan perumahan dengan


mengidentifikasi ketersediaan ruang terbuka hijau.

Anda mungkin juga menyukai