Anda di halaman 1dari 13

Kerangka Acuan Kerja Penyusunan Evaluasi Rancangan Peraturan

Ruang Terbuka Hijau Kabupaten Bekasi

KERANGKA ACUAN KERJA


PENYUSUNAN EVALUASI RANCANGAN PERATURAN
RUANG TERBUKA HIJAU KABUPATEN BEKASI

I. LATAR BELAKANG
Kawasan perkotaan di lndonesia cenderung mengalami permasalahan yang tipikal,
yaitu tingginya tingkat pertumbuhan penduduk terutama akibat arus urbanisasi sehingga
menyebabkan pengelolaan ruang kota makin berat. Jumlah penduduk perkotaan yang tinggi
dan terus meningkat dari waktu ke waktu tersebut akan memberikan implikasi pada tingginya
tekanan terhadap pemanfaatan ruang kota, sehingga penataan ruang kawasan perkotaan
perlu mendapat perhatian yang khusus, terutama yang terkait dengan penyediaan kawasan
hunian, fasilitas umum dan sosial serta ruang-ruang terbuka publik (open spaces) di
perkotaan untuk mengatasi kondisi lingkungan kota sebagai suatu teknik bioengineering dan
bentukan biofilter yang relatif lebih murah, aman, sehat, dan menyamankan.
Kualitas ruang terbuka publik, terutama ruang terbuka hijau (RTH) pada 30 tahun
terakhir, mengalami penurunan yang sangat signifikan. Menurunnya kuantitas dan kualitas
ruang terbuka publik tersebut, baik berupa Ruang terbuka hijau (RTH) dan ruang terbuka
non-hijau, telah mengakibatkan menurunnya kualitas lingkungan perkotaan seperti seringnya
terjadi banjir diperkotaan, tingginya polusi udara, dan meningkatnya kerawanan social
(kriminalitas, tawuran antar warga), serta menurunnya produktivitas masyarakat akibat stress
karena terbatasnya ruang yang tersedia untuk interaksi sosial.
Akibat langsung dari ketidakseimbangan antara lingkungan terbangun (binaan) dengan
lingkungan perlindungan (alam) menyebabkan penurunan mutu lingkungan kota
(environmental degradation).
Untuk mencapai lingkungan perkotaan yang aman, nyaman, produktif, dan
berkelanjutan, diperlukan Penataan Ruang Kota-kota di seluruh Indonesia yang sejauh
mungkin harus disesuaikan dengan kondisi bio-geografi lingkungan alaminya. Artinya
sedapat mungkin menyesuaikan diri dengan alam sekitar, apabila tidak ingin menuai
bencana. Kebijakan penataan ruang harus menerapkan keseimbangan antara ruang binaan
dan ruang alam, sehingga proses asimilasi dan metabolisme alami dalam lingkungan
perkotaan tetap bisa berlangsung (secara alami) pula, dengan tetap memperhatikan
peningkatan bidang ekonomi (economical advantage), menyediakan Ruang Terbuka Hijau
(RTH) terutama di segala penjuru kota, yang dijalin dalam suatu sistem Metropolitan Tropical
Park dan dapat mencapai seluruh sudut kota terutama di sekitar pemukiman.
Berbagai media sosialisasi RTH kota telah lama dilaksanakan, baik yang resmi oleh
pemerintah, maupun oleh lembaga swadaya masyarakat (LSM) terkait, selama lebih dari
empat dekade (sejak 1965) akhirnya semakin meningkatkan kepedulian pengelola dan warga
kotanya sendiri untuk mendorong dan mendukung pengadaan RTH betapapun kecilnya,
bahwa RTH perlu ada di antara struktur bangunan (hutan) beton sebagai pelunak dan
penyejuk lingkungan.
Berbagai kondisi Lingkungan Hidup yang negatif tersebut, memacu kejadian kerusakan
Lingkungan H kotamenjadi berantai, kait mengkait. Pada kawasan permukiman kota tepi air,
masalah klasik adalah bencana banjir, air bah, atau terjadinya kerusakan dan pencemaran
pesisir pantai bila terjadi gelombang pasang yang dahsyat (semacam tsunami, akibat gempa

Dinas Tata Ruang dan Permukiman


KabupatenBekasi 1
Kerangka Acuan Kerja Penyusunan Evaluasi Rancangan Peraturan
Ruang Terbuka Hijau Kabupaten Bekasi

bumi tektonik jauh dari dasar laut). Adanya genangan air laut ke arah darat yang tentunya
membawa kerusakan akibat air asin, atau intrusi air laut yang mengisi kantong-kantong air
tanah (aquifer). Pada kota-kota di daerah lereng pegunungan terjadi tanah longsor dan juga
banjir (lumpur) akibat tak adanya tanaman yang bisa mengikat atau menahan air hujan yang
terakumulasi, apalagi kalau debit air hujan tinggi, dan seterusnya.
Secara umum ruang terbuka publik (open spaces) di perkotaan terdiri dari ruang
terbuka hijau dan ruang terbuka non-hijau. Ruang Terbuka Hijau (RTH) kota adalah bagian
dari ruang-ruang terbuka (open spaces) suatu wilayah perkotaan yang diisi oleh tumbuhan,
tanaman, dan vegetasi (endemik, introduksi) guna mendukung manfaat langsung dan/atau
tidak langsung yang dihasilkan oleh RTH dalam kota tersebut yaitu keamanan, kenyamanan,
kesejahteraan, dan keindahan wilayah perkotaan tersebut. Penyusunan Evaluasi Rancangan
Peraturan Ruang Terbuka Hijau di Kabupaten Bekasi.
RTH perkotaan mempunyai manfaat kehidupan yang tinggi, berbagai fungsi yang
terkait dengan keberadaannya (fungsi ekologis, sosial, ekonomi, dan arsitektural) dan nilai
estetika yang dimilikinya (obyek dan lingkungan) tidak hanya dapat dalam meningkatkan
kualitas lingkungan dan untuk kelangsungan kehidupan perkotaan tetapi juga dapat menjadi
nilai kebanggaan dan identitas kota. Untuk mendapatkan RTH yang fungsional dan estetik
dalam suatu sistem perkotaan maka luas minimal, pola dan struktur, serta bentuk dan
distribusinya harus menjadi pertimbangan dalam membangun dan mengembangkannya.
Karakter ekologis, kondisi dan keinginan warga kota, serta arah dan tujuan pembangunan
dan perkembangan kota merupakan determinan utama dalam menentukan besaran RTH
fungsional. Sementara itu ruang terbuka non-hijau dapat berupa ruang terbuka yang
diperkeras (paved) maupun ruang terbuka biru (RTB) yang berupa permukaan sungai,
danau, maupun areal-areal yang diperuntukkan sebagai kolam-kolam retensi. Dalam upaya
mewujudkan ruang kota yang nyaman, produktif dan berkelanjutan, maka sudah saatnya kita
memberikan perhatian yang cukup terhadap keberadaan ruang terbuka publik, khususnya
RTH di perkotaan.
Menurut Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, dimana
tujuan Penataan Ruang disamping terselenggaranya pemanfaatan ruang berlandaskan
Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional, juga terselenggaranya pemanfaatan ruang
kawasan lindung dan kawasan budidaya, dan tercapainya pemanfaatan ruang yang
berkualitas.

II. MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN


Maksud dari kegiatan Penyusunan Evaluasi Rancangan Peraturan Ruang Terbuka
Hijau di Kabupaten Bekasi adalah mengevaluasi Kegiatan Ruang Terbuka Hijau Kabupaten
Bekasi yang sebelumnya serta menyusun Rancangan Peraturan untuk selanjutnya
ditetapkan menjadi Peraturan Bupati Bekasi.
Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah agar tersusunnya Peraturan Bupati tentang
Evaluasi Rancangan Peraturan Ruang Terbuka Hijau untuk memberikan informasi rencana
pemanfaatan Ruang dan pengelolaan Ruang Terbuka Hijau di Kabupaten Bekasi dapat
diketahui baik oleh masyarakat luas maupun pelaku usaha dalam berperan serta dalam
penataan ruang mulai tahap perencanaan, pemanfaatan sampai pada pengendalian
pemanfaatan ruang sesuai dengan kaidah rencana tata ruang. Secara konkret penjabaran
tujuan dimaksud sebagai referensi atau acuan bersama bagi pemerintah dan masyarakat

Dinas Tata Ruang dan Permukiman


KabupatenBekasi 2
Kerangka Acuan Kerja Penyusunan Evaluasi Rancangan Peraturan
Ruang Terbuka Hijau Kabupaten Bekasi

dalam pembangunan dan pengelolaan Ruang Terbuka Hijau di Kabupaten Bekasi sehingga
dapat:
1) Menjaga ketersediaan lahan sebagai kawasan resapan air
2) Menciptakan aspek planologis perkotaan melalui keseimbangan antara lingkungan
alam dan lingkungan binaan yang berguna untuk kepentingan masyarakat.
3) Meningkatkan keserasian lingkungan perkotaan sebagai sarana pengaman
lingkungan perkotaan yang aman, nyaman, segar, indah dan bersih.

Adapun sasaran yang hendak dicapai melalui pelaksanaan pekerjaan ini adalah:
1) Teridentifikasinya kondisi eksisting RTH di Kabupaten Bekasi.
2) Terevaluasinya Penyusunan Rancangan Peraturan Ruang Terbuka Hijau di
Kabupaten Bekasi sesuai bentuknya yang memenuhi fungsi ekologis
keunikan/kekhasan kota, sosial budaya, arsitektural dan ekonomi dalam struktur pola
ekologis dan pola planologis sehingga mampu meningkatkan kualitas ruang di
Kabupaten Bekasi.
3) Terumuskannya kebutuhan dan pola penempatan Ruang Terbuka Hijau sesuai fungsi
ruang di Kabupaten Bekasi.
4) Tersedianya Peraturan mengenai pedoman pembangunan, pengelolaan dan
pemeliharaan RTH di Kabupaten Bekasi.

III. RUANG LINGKUP


3.1 Lingkup Kegiatan

Kegiatan Penyusunan Evaluasi Rancangan Peraturan Ruang Terbuka Hijau di


Kabupaten Bekasi. Dengan lingkup kegiatannya sebagai berikut :
a. Inventarisasi data dan informasi terkait, meliputi :
1) Kebijakan / Strategi pengembangan wilayah dalam lingkup nasional
2) Data Topografi
3) Data Infrastruktur wilayah
4) Data Potensi wilayah
5) Rencana Pengembangan wilayah (RTRW,RDTR,RTBL atau lainya)
6) Dan data-data lainnya yang diperlukan
b. Kajian awal terhadap faktor-faktor terkait dengan penyusunan evaluasi rancangan
peraturan ruang terbuka hijau Kabupaten Bekasi. Survei lapangan di Kabupaten
Bekasi, meliputi:
1) Identifiikasi ruang terbuka hijau eksisting di wilayah Kabupaten Bekasi
2) Identifikasi ruang terbuka publik eksiisting di wilayah Kabupaten Bekasi
3) Identifikasi peraturan terkait ruang terbuka hijau
c. Analisis data dan informasi berdasarkan hasil inventarisasi data dan survey
lapangan, mencakup hal-hal sebagai berikut :
1) Mengevaluasi rancangan peraturan ruang terbuka hijau di Kabupaten Bekasi
d. Penyusunan peraturan bupati tentang ruang terbuka hijau

III.2. Lingkup Wilayah

Kegiatan penyusunan evaluasi rancangan peraturan ruang terbuka hijau di Kabupaten


Bekasi yang mencakup seluruh kecamatan di Kabupaten Bekasi

Dinas Tata Ruang dan Permukiman


KabupatenBekasi 3
Kerangka Acuan Kerja Penyusunan Evaluasi Rancangan Peraturan
Ruang Terbuka Hijau Kabupaten Bekasi

IV. KELUARAN (OUTPUT) PEKERJAAN


Tersusunnya suatu dokumen Penyusunan Evaluasi Rancangan Peraturan Ruang
Terbuka Hijau Kabupaten Bekasi yang terdiri dari:
1. Identifikasi Kawasan Ruang Terbuka Hijau Eksisting
2. Evaluasi Rancangan Peraturan Ruang Terbuka Hijau
3. Rancangan Peraturan Bupati Tentang Ruang Terbuka Hijau

V. NAMA ORGANISASI PENGADAAN BARANG DAN JASA


Pengguna jasa untuk pelaksanaan pekerjaan ini adalah Satuan Kerja Pemerintah
Daerah (SKPD) Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Bekasi
Bidang Penataan Ruang dengan PPK : Kepala Bidang Penataan Ruang. Pekerjaan ini
akan dilaksanakan oleh penyedia jasa (konsultan perencana), dengan melibatkan
berbagai pemangku kepentingan dalam pembahasannya.

Dinas Tata Ruang dan Permukiman


KabupatenBekasi 4
Kerangka Acuan Kerja Penyusunan Evaluasi Rancangan Peraturan
Ruang Terbuka Hijau Kabupaten Bekasi

VI. PRODUK YANG DIHASILKAN

Berdasarkan lingkup pekerjaan dalam Penyusunan Evaluasi Rancangan Peraturan


Ruang Terbuka Hijau Kabupaten Bekasi adalah :
1) Hasil pengamatan lapangan (kondisi eksisting)
2) Review penyusunan rancangan peraturan ruang terbuka hijau
3) Rancangan Peraturan Bupati Bekasi tentang Rancangan Peraturan Ruang terbuka
Hijau di Kabupaten Bekasi

VII. WAKTU PELAKSANAAN YANG DIPERLUKAN

Pekerjaan Penyusunan Evaluasi Rancangan Peraturan Ruang Terbuka Hijau


Kabupaten Bekasi jangka waktu pelaksanaan oleh Konsultan adalah 6 (enam) bulan
atau 180 (seratus delapan puluh) hari kalender.

VIII. TENAGA AHLI YANG DIBUTUHKAN

Untuk dapat menyelesaikan pekerjaan Penyusunan Evaluasi Rancangan Peraturan


Ruang Terbuka Hijau Kabupaten Bekasi dibutuhkan tenaga-tenaga personil dengan
ketentuan minimal sebagai berikut:
Tenaga Ahli :
1. Ketua tim/Tim leader Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota, dengan latar belakang
pendidikan S1 Teknik Planologi/Perencanaan Wilayah Kota, berpengalaman dalam
pelaksanaan pekerjaan dibidang Tata Ruang seperti Perencanaan Wilayah dan Kota
terutama yang berkaitan dengan RDTR, Rencana Kawasan Strategis, Infrastruktur
terpadu atau kegiatan yang serupa sekurang-kurangnya 8 (delapan) tahun yang
dibuktikan dengan ijazah dan referensi . Team Leader mempunyai tugas antara lain:

a. Bertanggung jawab sebagai team leader atas semua pekerjaan yang telah
diberikan sesuai dengan keahliannya
b. Memimpin dalam melakukan konsolidasi bersama tim
c. Melaksanakan, melakukan dan merumuskan arahan pelaksana pekerjaan
d. Melakukan identifikasi terhadap data yang didapat
e. Melakukan analisis dari data-data yang telah ada
f. Membantu membuat solusi dan alternative pemecahan permasalahan

2. Tenaga Ahli Lansekap Perkotaan (Urban Landscaper) sebanyak 1 (satu) orang


dengan kualifikasi pendidikan sekurang-kurangnya S-1 bidang pertanian dengan
konsentrasi lansekap perkotaan.
Tenaga ahli ini bertugas:
1) melakukan analisis kebutuhan Ruang Terbuka Hijau di perkotaan,
2) melakukan analisis kondisi Ruang Terbuka Hijau di lapangan,
3) melakukan perumusan pedoman pembangunan Ruang Terbuka Hijau.

3. Tenaga Ahli Sosial-Budaya sebanyak 1 (satu) orang dengan kualifikasi pendidikan


sekurang-kurangnya S-1 bidang social berpengalaman dalam pelaksanaan di bidang
tata ruang/ pengembangan wilayah terutama yang berkaitan dengan Ruang Terbuka
Hijau, RDTR, Rencana Kawasan Strategis, Infrastruktur terpadu atau kegiatan yang

Dinas Tata Ruang dan Permukiman


KabupatenBekasi 5
Kerangka Acuan Kerja Penyusunan Evaluasi Rancangan Peraturan
Ruang Terbuka Hijau Kabupaten Bekasi

serupa sekurang-kurangnya sekurang kurang nya 6 (enam) tahun dengan


dibuktikan oleh ijazah dan referensi yang mempunyai tugas antara lain
1) melakukan analisis dampak sosial-budaya penerapan Ruang Terbuka Hijau di
perkotaan,
2) melakukan perumusan pedoman pembangunan Ruang Terbuka Hijau.

4. Tenaga ahli lingkungan, berlatar belakang pendidikan S1 Teknik Lingkungan


berpengalaman dalam pelaksanaan di bidang tata ruang/ pengembangan wilayah
terutama yang berkaitan dengan Ruang Terbuka Hijau, RDTR, Rencana Kawasan
Strategis, Infrastruktur terpadu atau kegiatan yang serupa sekurang-kurangnya
sekurang kurang nya 6 (enam) tahun dengan dibuktikan oleh ijazah dan referensi
yang mempunyai tugas antara lain :

a. Mengkoordinir data-data lingkungan yang didapat


b. Melaksanakan analisis dan identifikasi
c. Mengoreksi/pengadaan hasil yang disetujui
d. Membuat laporan kepada team leader
e. Membuat laporan

4. Ahli Hukum dengan pendidikan S1 Hukum berpengalaman dalam pelaksanaan


pekerjaan dibidang Tata Ruang seperti Perencanaan Wilayah dan Kota terutama
yang berkaitan dengan RDTR, Rencana Kawasan Strategis, Infrastruktur terpadu atau
kegiatan yang serupa sekurang-kurangnya 6 (enam) tahun yang dibuktikan dengan
ijazah dan referensi. Tenaga ahli hukum mempunyai tugas antara lain:
a. Mengidentifikasi dan menginventrisasi status kepemilikan lahan pembangunan
dan pengembangan
b. Mengkaji status kepemilikan lahan pembangunan dan pengembangan
c. Mengkaji produk-produk hukum pembangunan dan pengembangan kawasan jalan
negara
d. Membantu ketua tim dalam penyusunan dan penyelesaian pekerjaan serta
pelaporan. Bertanggungjawab penuh atas beban pekerjaan yang telah
dilimpahkan.

5. Asisten Tenaga Ahli , berlatar belakang S1 Teknik Planologi / PWK dengan


pengalaman minimal 3 tahun, yang mempunyai tugas antara lain :
a. Membantu melaksanakan pekerjaan yang telah diberikan team leader untuk
mengkoordinasikan pekerjaan tenaga ahli
b. Membantu tenaga ahli melaksanakan analisis dan identifikasi
c. Membantu membuat laporan dari semua tenaga ahli

TENAGA TEKNIS

Dinas Tata Ruang dan Permukiman


KabupatenBekasi 6
Kerangka Acuan Kerja Penyusunan Evaluasi Rancangan Peraturan
Ruang Terbuka Hijau Kabupaten Bekasi

1. Cad spesialis dengan latar belakang pendidikan D3 Teknik Komputer


berpengalaman dalam pelaksanaan di bidang tata ruang/ pengembangan wilayah
terutama yang berkaitan dengan RDTR, Rencana Kawasan Strategis, Infrastruktur
terpadu atau kegiatan yang serupa sekurang-kurangnya sekurang kurang nya 3
(tiga) tahun dengan tugas antara lain :

a. Menggambar hasil desain tenaga ahli


b. Mempersiapkan gambar sesuai kebutuhan
c. Membantu tenaga ahli dalam bidang CAD
d. Membantu penyusunan laporan

2. Surveyor dengan latar belakang pendidikan D3 semua jurusan berpengalaman


dalam pelaksanaan di bidang tata ruang/ pengembangan wilayah terutama yang
berkaitan dengan RDTR, Rencana Kawasan Strategis, Infrastruktur terpadu atau
kegiatan yang serupa sekurang-kurangnya sekurang kurangnya 3 (tiga) tahun
dengan tugas antara lain :

a. Melakukan pengecekan terhadap kawasan lokasi studi


b. Melaksanakan survey lapangan
c. Membantu tenaga ahli dalam pengumpulan hasil survey
d. Membantu penyusunan laporan

TENAGA PENDUKUNG
1. Office Manager dengan latar belakang pendidikan D3 semua jurusan dengan
pengalaman sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun dengan tugas antara lain :

a. Mengkoordinasikan semua kegiatan yang akan dilakukan


b. Membantu semua tenaga ahli dalam mempersiapkan surat menyurat untuk
tugas di lapangan
c. Membuat dokumen-dokumen administrasi kelengkapan pekerjaan
d. Menginventarisasi surat masuk dan keluar
e. Membuat data-data keluar masuk keuangan
f. Bertanggung jawab terhadap pekerjaannya

2. Sekretaris dengan latar belakang pendidikan minimal D3 Sekretaris pengalaman


sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun dengan tugas antara lain:

a. Membantu semua tenaga ahli dalam mempersiapkan surat menyurat untuk


tugas dilapangan
b. Membuat dokumen dokumen administrasi kelengkapan pekerjaan
c. Menginventarisir surat masuk dan keluar
d. Membuat data-data keluar masuk keuangan

Dinas Tata Ruang dan Permukiman


KabupatenBekasi 7
Kerangka Acuan Kerja Penyusunan Evaluasi Rancangan Peraturan
Ruang Terbuka Hijau Kabupaten Bekasi

e. Bertanggung jawab terhadap pekerjaannya

3. Pengemudi dengan latar belakang pendidikan minimal SLA / sederajat pengalaman


sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun dengan tugas antara lain:

a. Membantu mengantar semua tenaga ahli dalam pelaksanaan tugas


b. Bertanggung jawab terhadap pekerjaannya

4. Office boy dengan latar belakang pendidikan minimal SLTP/sederajat pengalaman


sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun dengan tugas antara lain :

a. Membantu menjaga dan memelihara kantor


b. Bertanggung jawab terhadap pekerjaannya

IX. PENDEKATAN DAN METODOLOGI

Metodologi penelitian dapat dilakukan dengan menganalisis data secara kualitatif


maupun kuantitatif, berdasarkan metode pengumpulan data meliputi:

Tahap persiapan dan Identifikasi awal


Tahap fakta dan analisa
Tahap penyusunan rencana

Pendekatan dan metodologi yang digunakan pada masing-masing kegiatan dan tahapan
tersebut didasarkan pada skema hubungan tiap lingkup kegiatan
Garis besar kegiatan yang dilakukan
Metode yang digunakan dalam melaksanakan kegiatan tersebut
Keterkaitan antar kegiatan baik dalam satu tahapan maupun antar tahapan
Tahap persiapan dan identifikasi awal merupakan tahapan yang mengawali pelaksanaan
pekerjaan dengan targetan yang ingin dicapai :
Tersepakatinya metoda & rencana kerja
Tersusunnya rencana pelaksanaan survai
Terpahaminya gambaran awal permasalahan dan kebutuhan (sintesa & hipotesa)
Tersedianya peta dasar untuk survai

Pada tahap ini terbagi menjadi 6 bagian yaitu mobilisasi tim, pemantapan dan penyepakatan
metodologi dan rencana kerja, kajian kebijakan, identifikasi wilayah studi dan deliniasi
kawasan perencanaan, identifikasi isu dan permasalahan lokal kawasan, serta inventarisasi
kebutuhan data dan desain survey.

1. Mobilisasi Tim

Bagian ini merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengkoordinasi intern dengan pemberi
kerja.
Tujuan : untuk mengkoordinasi intern pembuat kerja dengan pemberi kerja.
Metode : Diskusi Koordinasi

Dinas Tata Ruang dan Permukiman


KabupatenBekasi 8
Kerangka Acuan Kerja Penyusunan Evaluasi Rancangan Peraturan
Ruang Terbuka Hijau Kabupaten Bekasi

2. Pemantapan dan Penyepakatan Metodologi dan Rencana Kerja

Bagian ini merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memantapkan dan menyepakati
metodologi dan rencana kerja yang akan dilakukan.
Tujuan : untuk mengkoordinasi pemantapan dan penyepakatan metodologi dan rencana
kerja yang akan dilaksanakan.
Metode : Diskusi Koordinasi

3. Kajian Kebijakan

Bagian ini merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menguraikan mengenai Kebijakan
Pembangunan kawasan perencanaan, khususnya terkait dengan perencanaan ruang terbuka
hijau
Tujuan : untuk mengkaji kebijakan perencanaan yang sudah ada di kawasan perencanaan
Metode : Study Literatur

4. Identifikasi dan Deliniasi Kawasan Perencanaan

Bagian ini merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengidentifikasi dan mendeliniasi
kawasan perencanaan.
Tujuan : untuk mengidentifikasi dan mendeliniasi kawasan perencanaan
Metode : Study Literatur dan Diskusi Koordinasi

5. Identifikasi Isu dan Permasalahan Lokal Kawasan

Bagian ini merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menguraikan isu-isu baik isu yang
menguatkan dan isu yang bersifat melemahkan perencanaan kawasan dan juga identifikasi
permasalahan kawasan.
Tujuan : untuk mempertajam pemahaman tentang hipotesa awal isu dan permasalahan
kawasan.
Metode : Study Literatur dan Diskusi Koordinasi

6. Inventarisasi Kebutuhan Data dan Desain Survey

Bagian ini merupakan kegiatan yang dilakukan untuk pembuatan desain survei yang
didasarkan pada hasil-hasil dari keseluruhan proses pada tahap persiapan.
Tujuan : untuk memudahkan kebutuhan data yang akan di ambil pada saat survey.
Metode : Study Literatur dan Diskusi Koordinasi

X. TEKNIK PENYAJIAN

Teknik penyajian untuk setiap laporan harus sesuai dengan ketentuan berikut :

Dinas Tata Ruang dan Permukiman


KabupatenBekasi 9
Kerangka Acuan Kerja Penyusunan Evaluasi Rancangan Peraturan
Ruang Terbuka Hijau Kabupaten Bekasi

1. Pengetikan menggunakan program Word dengan spasi 1,5 pada kertas HVS putih
polos dengan penulisan 2 kolom.

2. Nama buku/Laporan dan Ukuran Buku :


Laporan Pendahuluan (A4)

Laporan Antara (A3)

Laporan Akhir (A3)

Executive Summary (A5) dalam bentuk hand book

Album Peta (A1)

3. Khusus peta menggunakan program arc view, untuk peta di dalam buku laporan
dibuat A3 dan semuanya berwarna.
4. Kulit/sampul sesuai standart warna yang telah ditetapkan

5. CD/disket yang berisi seluruh file laporan, baik materi tulisan, peta maupun gambar
diserahkan kepada pemberi pekerjaan.
6. Hardisk 1 terra

HAK DAN KEWAJIBAN PELAKSANA PEKERJAAN


KEWAJIBAN KONSULTAN
Kewajiban konsultan dalam penyusunan Evaluasi Rancangan Ruang Terbuka Hijau
Kabupaten Bekasi adalah :

1. Konsultan berkewajiban dan bertanggung jawab sepenuhnya terhadap


pelaksanaan penyusunan rencana sesuai dengan ketentuan perjanjian yang telah
ditetapkan.

2. Konsultan wajib mengikuti ketentuan teknis yang ditentukan sesuai dengan


kerangka acuan.
3. Konsultan dalam melaksanakan pekerjaannya dinyatakan berakhir sampai dengan
selesainya proses pelaporan kegiatan.
4. Konsultan wajib hadir dan menyerahkan hasil perencanaannya dalam forum
diskusi. Bahan diskusi diserahkan 1 (satu) minggu sebelum dilaksanakan
pembahasan produk rencana.

HAK KONSULTAN

Hak konsultan dalam pekerjaan penyusunan Evaluasi Rancangan Peraturan Ruang


Terbuka Hijau Kabupaten Bekasi adalah:
1. Dalam pelaksanaan pekerjaan Penyusunan Evaluasi Rancangan Peraturan
Ruang Terbuka Hijau Kabupaten Bekasi, konsultan berhak untuk meminta
bantuan tim teknis untuk memberikan data dan informasi yang diperlukan.
2. Setelah pelaksana pekerjaan melaksanakan kewajibannya, maka pihak
pelaksana pekerjaan berhak untuk mendapatkan pembayaran atas hasil

Dinas Tata Ruang dan Permukiman


KabupatenBekasi 10
Kerangka Acuan Kerja Penyusunan Evaluasi Rancangan Peraturan
Ruang Terbuka Hijau Kabupaten Bekasi

pekerjaannya sejumlah tertentu dengan syarat yang telah ditetapkan dalam


kontrak kerja.

KUALIFIKASI PENYEDIA / SPESIFIKASI TEKNIS


Paket pengadaan ini terbuka untuk penyedia yang terintegrasi pada Layanan
Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) dan memenuhi persyaratan:
a. Ijin Usaha
Surat Ijin Usaha Jasa Konsultansi dan Sertifikat Badan Usaha yang masih
berlaku
b. Klasifikasi SUJK
Memiliki sub klasifikasi Jasa Perencanaan dan Perancangan Perkotaan (PR101)
atau Jasa Perencanaan Wilayah (PR102) atau Jasa Pengembangan
Pemanfaatan Ruang (PR104)
c. Kualifikasi Usaha Kecil

XII . LAPORAN KEMAJUAN PEKERJAAN


Laporan hasil setiap tahapan pekerjaan akan dibahas dalam forum Dinas Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang Pemerintah Daerah Kabupaten Bekasi, dengan tahapan
pelaporan sebagai berikut :
1. PELAPORAN
a. Laporan Pendahuluan (lnception Report)

Untuk kegiatan diskusi laporan diserahkan sejumlah 10 (sepuluh) eksemplar dan


setelah melalui proses diskusi dan penyempurnaan Laporan pendahuluan dibuat
dan diserahkan oleh konsultan sebanyak 5 (lima) eksemplar yang berisi :
1. Uraian kegiatan yang akan dilakukan oteh konsultan dalam pelaksanaan
pekerjaan termasuk rencana kegiatan survey lapangan dan lampiran-lampiran
(checklist data, form yang diperlukan untuk pengumpulan data dan informasi)
2. Metodologi yang digunakan dalam penyusunan Evaluasi Rancangan Peraturan
Ruang Terbuka Hijau Kabupaten Bekasi, dengan identifikasi awal tentang isu
strategis ruang terbuka hijau dan mengevaluasi kajian sebelumnya.
b. Laporan Antara (lnterim report)

Untuk kegiatan diskusi laporan diserahkan sejumlah 10 (sepuluh) eksemplar dan


setelah melalui proses diskusi dan penyempurnaan laporan antara dibuat dan
diserahkan oleh konsultan sebanyak 5 (lima) eksemplar yang berisi perolehan data
dan informasi hasil pekerjaan survei lapangan berikut analisis dan evaluasi
sementara untuk mendapatkan konsep pengembangan di wilayah perencanaan
dan rancangan peraturan bupati tentang Ruang Terbuka Hijau .
c. Laporan Draft Akhir (Draft Final Report)

Laporan draft akhir penyusunan Evaluasi Rancangan Peraturan Ruang Terbuka


Hijau Kabupaten Bekasi antara lain berisi:
1. Penyempurnaan hasil evaluasi tentang penyusunan Evaluasi Rancangan
Peraturan Ruang Terbuka Hijau Kabupaten Bekasi
2. Draft awal penyusunan Evaluasi Rancangan Peraturan Ruang Terbuka Hijau
Kabupaten Bekasi sesuai dengan hasil analisis yang sudah dilakukan.
d. Laporan Akhir (Final Report)

Untuk kegiatan diskusi laporan diserahkan sejumlah 10 (sepuluh) eksemplar dan


setelah melalui proses diskusi dan penyempurnaan laporan akhir dibuat dan

Dinas Tata Ruang dan Permukiman


KabupatenBekasi 11
Kerangka Acuan Kerja Penyusunan Evaluasi Rancangan Peraturan
Ruang Terbuka Hijau Kabupaten Bekasi

diserahkan oleh konsultan mencakup buku laporan penyusunan Evaluasi


Rancangan Peraturan Ruang Terbuka Hijau Kabupaten Bekasi sebanyak 10
(sepuluh) eksemplar dan 10 (sepuluh) soft copy dalam bentuk CD serta 1 (satu)
buah harddisk eksternal sebesar 1 Terra.
Laporan akhir penyusunan Evaluasi Rancangan Peraturan Ruang Terbuka Hijau
Kabupaten Bekasi berisikan mengenai hasil akhir evaluasi dan rancangan
peraturan bupati tentang Ruang Terbuka Hijau

e. Ringkasan Laporan Akhir (Executive Summary)

Executive summary berisi ringkasan laporan akhir yang dibuat dalam format buku
sebanyak 10 (sepuluh eksemplar).
f. Album peta/ album gambar, berisi peta eksisting dan rencana, album gambar
dicetak berwarna diatas kertas ukuran A1 sebanyak 2 (dua) eksemplar berskala
1 : 10.000 dengan kedalaman 1:5000 sehingga jelas dan mudah dimengerti yang
berisi :

1. Peta eksisting Ruang Terbuka Hijau yang ada di Kabupaten Bekasi

2. Rencana Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kabupaten Bekasi

3. Produk seluruh proses penyusunan Evaluasi Rancangan Peraturan Ruang


Terbuka Hijau Kabupaten Bekasi disimpan dalam compact disk (CD) sebanyak
10 keping beserta 1 (satu) buah hard disk eksternal berukuran 1 terra.

XIII. PENUTUP

Setelah mendapatkan Kerangka Acuan Pekerjaan ini, Konsultan yang diundang untuk
mengikuti seleksi langsung untuk Kegiatan penyusunan Evaluasi Rancangan
Peraturan Ruang Terbuka Hijau Kabupaten Bekasi, diminta untuk mempelajari secara
cermat dan teliti. Hal-hal lain yang dinilai kurang jelas dapat ditanyakan pada waktu
rapat penjelasan (Anwijzing).

Cikarang Pusat, 2017


PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
BIDANG PENATAAN RUANG
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG

NENENG RAHMI NURLAILI,ST,MT


NIP. 19740909 200212 2 001

Dinas Tata Ruang dan Permukiman


KabupatenBekasi 12
Kerangka Acuan Kerja Penyusunan Evaluasi Rancangan Peraturan
Ruang Terbuka Hijau Kabupaten Bekasi

Dinas Tata Ruang dan Permukiman


KabupatenBekasi 13

Anda mungkin juga menyukai