Anda di halaman 1dari 6

TUGAS 2

MK: MANAJEMEN KEUANGAN PERTANIAN


KODE MK: LUHT 4311

OLEH:

NAMA : BAIHAQQI
NIM : 041039366
PRODI : AGRIBISNIS

UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ-UT BANDA ACEH
POKJAR KOTA LANGSA
TAHUN 2022
LEMBARAN PENGESAHAN

MANAJEMEN KEUANGAN PERTANIAN

TUGAS 2
SOAL DAN JAWABAN

Nama : BAIHAQQI
Nim : 041039366
Program Studi : Agribisnis
Bidang Minat : Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian

Tutor Pembimbing Mahasiswa

Ir . MUHAMMAD JAMIL,M.MA BAIHAQQI


ID. 11002079 NIM. 041039366
1. a. Utang jangka panjang dan saham biasa tidak mengalami perubahan pada tahun 2011
b. Laba bersih sebesar 4% dari nilai penjualan
c. Rasio pembayaran dividen sebesar 40%
berdasarkan informasi tersebut diatas. Berapa kebutuhan pendanaan eksternal bagi
perusahaan ALKADRI dengan menggunakan metode persentase penjualan

Tabel 4.5
Neraca Perusahaan ALKADRI Tahun 2010

Uraian Nilai (Rp. 000.000)


AKTIVA
Aktiva Lancar 195
Aktiva Tetap 150
Total Aktiva 345
UTANG DAN EKUITAS
Utang Lancar 75
Utang Jangka Panjang 72
Total Utang 147
Saham Biasa 150
Laba yang ditambah 48
Total Ekuitas 198
Total Utang dan Ekuitas 345

Persentase Penjualan Proyeksi Tahun


Uraian Nilai (Rp)
(%) 2011 (Rp)
AKTIVA
Aktiva Lancar 195 (195/500) x 100 = 39 39% x 750 = 295,5
Aktiva Tetap 150 (150/500) x 100 = 30 30% x 750 = 225
Total Aktiva 345 520,5
UTANG DAN EKUITAS
Utang Lancar 75 (75 x 500) x 100 = 15 15% x 750 = 112,5
Utang Jangka Panjang 72 72
Total Utang 147 184,5
Saham Biasa 150 150
Laba yang tambah 48 66a
Total Ekuitas 198 216
Total Utang dan Ekuitas 345 400,5
Total 520,5

Oleh karena itu total aset yang diproyeksikan tahun 2011 (Rp. 520,5 juta) tidak sama
dengan total utang dan ekuitas yang diproyeksikan tahun 2011 (Rp. 400,5 juta) maka
perusahaan memerlukan tambahan pendanaan dari pihak eksternal sebesar 120 juta.
a. Laba yang ditahan pada tahun 2011
= Rp (48 + 4% (750) – (40% (750)) juta
= Rp. 66 juta

b. Pendanaan eksternal yang diperlukan


= Rp (520,5 – (184,5 + 216) juta

𝑇𝐹𝐶
2. Langkah 1 : Q 𝑃−𝐴𝑉𝐶
Langkah 2 : tentukan masing-masing biaya sebagai berikut:
Biaya tetap (TFC) = biaya penyusutan + sewa bangunan + gaji staf tetap
+ alat tulis kantor
= Rp. 100.000 + Rp. 3.000.000 + Rp. 18.000.000 +
Rp. 1.000.000
= Rp. 22.100.000

Biaya variabel (TVC) = bahan + upah tenaga pabrik


= Rp. 20.000.000 + Rp. 15.000.000
= Rp. 35.000.000

𝑇𝑉𝐶
Biaya variabel rata-rata (AVC) =
𝑄
𝑅𝑝. 35.000.000
=
100.000
= Rp. 350
Langkah 3 menentukan nilai titik impas (BEP) sebagai berikut:
𝑇𝐹𝐶
Q = 𝑃−𝐴𝑉𝐶
𝑅𝑝. 22.100.000
Q = 𝑅𝑝.12.000−350

Q = 11.650
Q = 1.896, 9 Liter
Berdasarkan pada perhitungan diatas maka pengolahan sirup mencapai kondisi titik impas
tingkat penjualan sebesar 1.896,9 liter. Artinya pada tingkat penjualan tersebut, perusahaan
tidak untung dan tidak rugi. Penjualan lebih banyak dari 1.896,9 liter pertahun akan
memberikan keuntungan bagi perusahaan dan penjualan kurang dari 1.896,9 liter akan
menyebabkan kerugian bagi perusahaan. Secara grafis titik impas penjualan perusahaan
tersebut dapat digambarkan pada gambar sebagai berikut:
Rp Ribu
TR

TC
1896,9
BEP

22100 TFC

1896,9 Q (KILOGRAM)

Kondisi titik impas pengusaha sirup melon pada perusahaan ADC


Langkah 3 : Menghitung nilai a sebagai berikut:
A = y – p x = 21,7
Jadi persamaan menjadi y = 21.7 + 0.16 x
Jika pada tahun 2011 diproyeksikan penjualan (x) Sebesar Rp. 750 juta maka
persediaan (y) diproyeksikan sebesar Rp. 141.7 juta

Anda mungkin juga menyukai