Abses Pedis
Abses Pedis
ABSES PEDIS
Disusun Oleh :
Khoirul Ulfa
NIM SN201154
Ansietas
Keletihan
Medula Spinalis
Intoleransi Aktivitas
Risiko Pecah Cortex cerebri
B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Riwayat
1) Keluhan Utama : berisi keluhan utama pasien
2) Riwayat penyakit sekarang : berisi perjalanan pasien mulai saat
dirasakan keluhan pertama sampe berada di rumah sakit
3) Riwayat penyakit dahulu : berisi riwayat penyakit dahulu pasien
4) Riwayat kesehatan keluarga : berisi riwayat keluarga pasien
5) Riwayat kesehatan lingkungan : berisi riwayat kesehatan lingkungan
pasien
b. Pola gordon
1) Pola Persepsi Kesehatan: Ketidaktahuan klien tentang
informasi dari penyakit yang dideritanya.
2) Pola Nutrisi Metabolik: Kehilangan berat badan yang
mendadak, nafsu makan meningkat, makan banyak, kurus,
makannya sering, kehausan, mual dan muntah.
3) Pola Eliminasi: Urine dalam jumlah banyak, urin encer
berwarna pucat dan kuning, perubahan dalam feses
4) Pola Aktivitas: Latihan sensitivitas meningkat, otot lemah,
gangguan koordinasi, kelelahan berat, palpitasi, nyeri dada
5) Pola Istirahat Dan Tidur: Insomnia sehingga sulit untuk
berkonsentrasi.
6) Pola Kognitif Perseptual: Ada kekhawatiran karena pusing,
kesemutan, gangguan penglihatan, penglihatan ganda,
gangguan koordinasi, Pikiran sukar berkonsentrasi.
7) Pola Persepsi Diri: Gangguan citra diri akibat perubahan
struktur anatomi,
8) Pola Peran-Hubungan Nervus, tegang, gelisah, cemas, mudah
tersinggung. Bila bias menyesuaikan tidak akan menjadi
masalah dalam hubungannya dengan anggota keluarganya.
9) Pola Seksualitas: Reproduksi penurunan libido, hipomenore,
amenore dan impoten, Haid menjadi tidak teratur dan sedikit,
10) Pola Koping: Toleransi stress Mengalami stres yang berat baik
emosional maupun fisik.
11) Pola Nilai Kepercayaan: Tergantung pada kebiasaan, ajaran
dan aturan dari agama yang dianut oleh individu tersebut.
c. Pemeriksaan fisik
Meliputi keadaan penderita, kesadaran, suara bicara, tinggi badan,
berat badan dan tanda – tanda vital.
1) Kepala dan leher
Kaji bentuk kepala, keadaan rambut, adakah pembesaran pada
leher, telinga kadang-kadang berdenging, adakah gangguan
pendengaran, lidah sering terasa tebal, ludah menjadi lebih
kental, gigi mudah goyah, gusi mudah bengkak dan berdarah,
apakah penglihatan kabur / ganda, diplopia, lensa mata keruh.
2) Sistem integumen
Turgor kulit menurun, adanya luka atau warna kehitaman
bekas luka, kelembaban dan suhu kulit di daerah sekitar luka,
kemerahan pada kulit sekitar luka, tekstur rambut dan kuku.
3) Sistem pernafasan
Adakah sesak nafas, batuk, sputum, nyeri dada.
4) Sistem kardiovaskuler
Perfusi jaringan menurun, nadi perifer lemah atau berkurang,
takikardi/bradikardi, hipertensi/ hipotensi, aritmia,
kardiomegalis.
5) Sistem gastrointestinal
Terdapat polifagi, polidipsi, mual, muntah, diare, konstipasi,
dehidrase, perubahan berat badan, peningkatan lingkar
abdomen, obesitas.
6) Sistem urinary
Poliuri, retensio urine, inkontinensia urine, rasa panas atau sakit
saat berkemih.
7) Sistem muskuloskeletal
Penyebaran lemak, penyebaran masa otot, perubahn tinggi
badan, cepat lelah, lemah dan nyeri, adanya gangren di
ekstrimitas.
8) Sistem neurologis
Terjadi penurunan sensoris, parasthesia, anastesia, letargi,
mengantuk, reflek lambat, kacau mental, disorientasi
d. Pemeriksaan penunjang
Menurut Julius, ilmu penyakit dalam jilid I, (2001). Pemeriksaan
penunjang antara lain:
1) Laboratorium: Untuk mengetahui kelainan hematologi antara
lain hemoglobin, leukosit, dan pemeriksaan faal hati.
2) Foto dada: Dapat ditemukan berupa diafragma kanan,
berkurangnya pergerakkan diafragma, efusi pleura, kolaps paru
dan abses paru.
3) Foto polos abdomen: Kelainan dapat berupa hepatomegali,
gambaran ileus, gambaran udara bebas diatas hati.
4) Ultrasonografi: Mendeteksi kelainan traktus bilier dan
diafragma.
5) Tomografi: Melihat kelainan di daerah posterior dan superior,
tetapi tidak dapat melihat integritas diafragma.
6) Pemeriksaan serologi: Menunjukkan sensitifitas yang tinggi
terhadap kuman.
2. Diagnosa keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik
b. Resiko infeksi area pembedahan berubungan prosedur invasif.
c. Gangguan pola tidur
3. Perencanaan keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisiologis (D. 0077)
No Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Dx (SLKI) (SDKI)
1 Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri 1. 08238
asuhan keperawatan selama 1. Lakukan pengkajian nyeri secara
3x24 jam, diharapkan nyeri komprehensif termasuk lokasi,
dapat berkurang dengan kriteria karakteristik, durasi frekuensi,
hasil : kualitas dan faktor presipitasi
a. Tingkat nyeri L.08066 2. Observasi reaksi nonverbal dan
1) Mampu mengontrol nyeri ketidaknyamanan
(tahu penyebab, mampu 3. Gunakan teknik komunikasi
menggunakan teknik terapeutik untuk mengetahui
nonfarmakologi untuk pengalaman nyeri pasien
mengurangi nyeri, mencari 4. Ajarkan teknik nonfarmakologi
bantuan) 5. Kolaborasi dengan dokter untuk
2) Melaporkan bahwa nyeri pemerian analgetik untuk
berkurang dengan mengurangi nyeri
menggunakan manajemen
nyeri
3) Mampu mengenali nyeri
(skala, intensitas, frekuensi
dan tanda nyeri)
4) Menyatakan rasa nyaman
setelah rasa nyeri berkurang
b. Resiko infeksi berhubungan dengan efek prosedur invasif (D.
0142)
4. Evaluasi Keperawatan:
Didapatkan dari respon pasien selama implementasi yang diberikan
DAFTAR PUSTAKA
Aru, W. Sudoyo, dkk. (2012). Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid 1 Edisi Empat.
Jakarta: Balai Penerbitan FK-UI.
Azis Alimul Hidayat & Musrifatul Uliyah. ( 2012 ). Buku Ajar Kebutuhan Dasar
Manusia ( KDM ), Pendekatan Kurikulum Berbasis Kompetensi Surabaya :
Health Books Publishing.
Bruner dan Suddarth. ( 2012 ). Buku Ajaran KMB. Edisi 8. Jakarta: EGC.
Julius. (2001). Abses Hati Amoebik. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Soeparman, dkk
(editor), jilid I edisi pertama, Balai Penerbit FKUI: Jakarta.
Jurnalis (2011). Abses Hati Piogenik. Majalah Kedokteran Andalas No.1. Vol.36
Microsoft Encantta Reference Library.( 2014 ). Liver, Amebiasis Abses and Calf
Diphteria/ Fusa bakteriun necrosphorum.
NANDA. (2018). Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2018-2020 Edisi11.
Jakarta : EGC