Anda di halaman 1dari 4

NOTULENSI DISKUSI

“Pancasila dan Ideologi Nasional Bagian 1”

Hari/Tanggal : Senin/4 Juli 2022


Kelompok : 8A
Penyaji : Christhofer Sepnorap Sitompul (08051381924065) sebagai Moderator
Dwi Nuryan Fitri (08051281924051) sebagai Operator
Nadyatul Husna (08051381924069) sebagai notulensi
Audiens : 60 orang

Diskusi Tanya-Jawab

1. Diskusi 1
Pertanyaan : M. Fakhrur Rozi (08051381924075)
Bagaimana apabila masyarakat indonesia tidak percaya adanya pancasila, apakah masih bisa
dikatakan memiliki rasa jiwa nasionalisme?
Jawab : Nadyatul Husna (08051381924069) dan Christhofer Sepnorap S (08051381924065)
Pancasila harus di junjung oleh setiap orang yang hidup di negara Indonesia. Walaupun orang
tersebut masih tidak percaya akan adanya Pancasila, Seperti sikap individualisme, sikap
individualisme ini salah satu hambatan dari masyarakat karena perbedaan pemikiran dan juga
perkembangan dari zaman dan teknologi. Semakin banyak orang yang lebih mendahulukan
kepentingan diri sendiri dibandingkan orang lain. Ini menjadi suatu refleksi yang bisa direnungkan
setiap individu, cara untuk membangun kembali rasa Pancasila tersebut, seperti mendahulukan
kepentingan orang lain, namun ini harus disesuaikan dengan kondisi. Intinya harus peduli satu
dengan yang lain. Pancasila sendiri sebagai penyaring bukan penyempurna. Akan tetapi jika di
katakan warga negara yang bermasyarakat, berbangsa dan bernegara bisa di bilang tidak
memenuhi kriteria Pancasila.
2. Diskusi 2
Pertanyaan : Nindiyana Br Ginting (08051281924057)
Apa maksud dari pancasila menjadi patokan masyarakat berperilaku pada peran ideologi nasional
dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara, adakah contoh di kehidupan sehari-harinya?
Jawab : Dwi Nuryan Fitri (0805128194051)
Dalam hal ini maksudnya pancasila itu dijadikan sebagai penuntun, pengendali dan pengarah
dalam kehidupan bermasyarakat bangsa maupun negara dimana terdapat norma-norma yang harus
dipatuhi agar arah untuk mencapai tujuan negara tidak menyimpang. Contohnya, kasus narkoba
yang banyak dikalangan generasi muda itu menunjukkan bahwa ketentuan moral belum begitu
disadari. Oleh karena itu, diperlukan norma-norma penuntut yang lebih jelas dari nilai nilai
pancasila ke bentuk hukum yang bisa memberi rambu jelas dan hukuman yang setimpal bagi si
pelanggar yang mana ditunjukkan dari kedudukan Pancasila sebagai “sumber dari segala sumber
hukum”.

3. Diskusi 3
Pertanyaan : Angel Christin (08051281924055)
Mengapa Indonesia termasuk ke dalam ideologi terbuka?
Jawaban : Christhofer Sepnorap S (08051381924065)
Ideologi terbuka tidak diciptakan oleh negara, tetapi ditemukan dalam nilai-nilai yang ada di dalam
masyarakat. Nilai-nilai tersebut adalah milik rakyat dari negara tersebut. Masyarakat di negara
dengan ideologi terbuka, bisa menggali kembali falsafah dari ideologi tersebut. Negara dengan
ideologi terbuka tidak akan meraup kebebasan dalam kehidupan masyarakat, melainkan ideologi
tersebut menjadi inspirasi atau pedoman untuk bertanggung jawab dalam bermasyarakat.

4. Diskusi 4
Pertanyaan : Abdurahman Yasir (01020581923036)
Apa saja contoh faktor internal yang dapat mempengaruhi penerapan pancasila di kehidupan
bermasyarakat?
Jawaban : Christhofer Sepnorap S (08051381924065)
Faktor-faktor penghambat nilai-nilai Pancasila belum diamalkan secara baik dapat dibedakan atas
faktor internal, yakni tingkat kesadaran masyarakat masih kurang, dan faktor ekternal kurang nya
kontrol, dan kurangnya panutan didalam masyarakat. Usaha untuk tetap menegakkan Pancasila
sebagai filsafah, ideologi, pandangan hidup, dan dasar negara dalam kehidupan bermasyarakat
berbangsa dan bernegara adalah dengan menjadikan Pancasila dan nilai-nilai yang terkandung di
dalamnya sebagai pedoman dalam kegiatan berbangsa dan bernegara.

5. Diskusi 5
Pertanyaan : Windy Novrikasari (08051181924014)
Apakah keberhasilan pancasila sebagai ideologi nasional masih sudah berhasil atau kurang? Sebab
di indonesia kemajuannya pesat namun kesejahteraan dan persatuan masyarakatnya masih kurang.
Jawaban : Christhofer Sepnorap Sitompul (08051381924065), Dwi Nuryan Fitri
(08051281924057) dan Nadyatul Husna (08051381924069)
Banyaknya agama-agama tersebut maka masyarakat Indonesia harus hidup dengan cara
bertoleransi dengan agama lain, karena sesuai dengan isi pancasila yang pertama yaitu "Ketuhanan
yang maha esa" yang mengandung makna bahwa bangsa Indonesia mempunyai kebebasan
menganut agama dan menjalankan ibadah yang sesuai dengan ajaran agamanya, bertoleransi serta
menghormati satu sama lain. Tapi masih saja ada masyarakat Indonesia yang belum bisa
menerapkan hidup bertoleransi.
Dalam sila kedua "Kemanusiaan yang adil dan beradab" yang bermakna bahwa setiap
tatanan masyarakat tidak terbatas pada suku, agama, ras dan antar golongan wajib bersikap dan
berperilaku sesuai norma adat dan istiadat yang berlaku serta berhak mendapatkan persamaan
derajat guna menciptakan keadilan dan kemanusiaan. Namun dalam sila kedua tersebut masih saja
ada kasus yang tidak menerapkan makna dari sila kedua.
Selanjutnya dalam sila ketiga "Persatuan Indonesia" yang mempunyai makna walaupun
rakyat Indonesia memiliki perbedaan suku, bahasa daerah, etnis, agama, kebudayaan, warna kulit
dan sebagainya, namun tetap wajib mendapatkan persamaan kedudukan, serta mendapatkan
kesejahteraan dibawah naungan pemerintah guna menjaga persatuan dan kesatuan Indonesia.
Kenyataannya masih banyak masyarakat Indonesia yang belum bisa menerapkan sila ketiga.
Kemudian sila keempat "Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksaan dalam
permusyawaratan perwakilan" yang mempunyai makna bahwa dalam tatanan bernegara di
Indonesia perlu dilakukan secara demokrasi. Demokrasi yang berasalkan dari rakyat, oleh rakyat,
dan untuk rakyat guna mencapai mufakat melalui lembaga-lembaga perwakilan. Namun sila ini
masih belum bisa diterapkan oleh wakil rakyat, masih banyak oknum-oknum wakil rakyat yang
melakukan tindak pidana korupsi.
Sila kelima "Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia" yang mempunyai makna
bahwa setiap lini maupun tingkatan masyarakat berhak mendapatkan kesamaan kesejahteraan,
dimana hal ini merupakan tujuan dasar dari bangsa Indonesia untuk mensejahterakan seluruh
rakyat. Namun dalam penerapannya masih saja ada kasus yang meyimpang dari sila kelima ini
sebagai contoh kasus, perlakuan diskriminatif pihak rumah sakit dengan pasien peserta BPJS
kesehatan.
Penyebab Kesejahteraan Masyarakat Indonesia Turun. Penurunan kesejahteraan
masyarakat Indonesia juga disebabkan karena gagalnya kebijakan dan program pemerintah dalam
menjaga daya beli masyarakat akibat ditundanya atau dihilangkannya program sosial seperti beras
untuk masyarakat kurang mampu atau sering disebut dengan beras miskin (raskin) dan Bantuan
Langsung Tunai (BLT). Lemahnya langkah pemerintah dalam mengantisipasi dampak dari
kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan dilepasnya harga BBM, gas dan listrik, ke dalam
mekanisme pasar juga menjadi indikator yang membuat kesejahteraan masyarakat mengalami
penurunan. Maka Pemerintah dan Diri kita sebagai individu juga mari mulai berpikir dan mencari
solusi untuk mengurangi atau meminimalisir kesenjangan yang ada di Indonesia ini

Anda mungkin juga menyukai