Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PERJALANAN KARYA WISATA

LOKAL DI OBJEK WISATA GOA LAWA


KARANGREJA, PURBALINGGA

Dibuat dan disusun oleh :


HERNANDI BAGAS SAPUTRA (12/8A)
( 10408 )

TAHUN PELAJARAN 2022/2023


SMP NEGERI 3 PURBALINGGA
BAB I PENDAHULUAN
A. Objek Wisata Goa Lawa
Kabupaten Purbalingga memiliki banyak sekali destinasi wisata, tak
terkecuali wisata alamnya. Yang paling terkenal dengan wisata alamnya
adalah Objek Wisata Alam Goa Lawa Purbalingga. Objek wisata ini
berada di lereng kaki Gunung Slamet, lebih tepatnya di desa Siwarak,
RT 01/07, Dusun IV, Siwarak, Kecamatan Karangreja, Kabupaten
Purbalingga. Sesuai dengan tempat objek wisata ini berada, suasana di
Objek Wisata Goa Lawa sangat dingin dan berkabut. Menurut saya,
Goa Lawa merupakan bukti keagungan Tuhan dan lukisan alam yang
sangat indah. SMPN 3 Purbalingga mengadakan karya wisata lokal ke
Goa Lawa sebagai pengganti dari karya wisata ke Bandung, Goa Lawa
tidak kalah menarik dari Bandung. Sejumlah 31 orang berangkat ke
Objek Wisata Goa Lawa pada pukul 08:20 yang terbagi menjadi 2
transportasi yaitu transportasi bis umum dan bis sekolah.
B. Sejarah terbentuknya Goa Lawa
 Pada zaman dahulu, Gunung Slamet di Jawa Tengah pernah
mengalami erupsi. Letusannya bersifat efusif atau lelehan bukan
letusan eksplosif, dengan aliran lava hampir ke seluruh lereng, baik
ke arah, timur, selatan dan barat. Salah satu bukti geologis letusan
efusif Gunung Slamet adalah Goa Lawa di Karangreja, Purbalingga
dengan ornamen Gua seperti lelehan lava atau bentangan sayap
kelelawar (lawa).
 Goa Lawa yang diprediksi terbentuk pada zaman holosen atau 10 ribu
tahun yang lalu itu menjadi unik dibanding gua pada umumnya yang
terbentuk dari kurst atau kapur. Sejak 1979, Goa Lawa
dikembangkan menjadi destinasi wisata oleh pemkab Kabupaten
Purbalingga dengan tetap mempertahankan kondisi aslinya, hanya
menambahkan aksesoris seperti lightning untuk menguatkan kesan
goa yang terbentuk dari lelehan lava.
C. Sejarah Goa Lawa menurut Cerita Rakyat
Menurut cerita rakyat setempat, goa lawa mempunyai cerita legend
tersendiri yang erat kaitannya dengan terciptanya nama Desa Siwarak.
konon pada waktu Agama Islam mulai berkembang di Pulau Jawa
khususnya, maka di wilayah Banyumas ini ada dua mubaligh dengan
dua orang pengikutnya yang mendapat tugas mengembangkan Agama
Islam, mereka itu bernama Akhmad dan Mohamad yang kakak beradik
serta Bangas dan Bangis. di dalam bertugas mengembangkan Agama
Islam, mereka mendapatkan tantangan hebat dari Pemerintah Kerajaan
Majapahit. seorang panglima telah ditugaskan untuk membendung
perkembangannya Agama Islam, yakni : Ki Sutargaga. di dalam
tugasnya Ki Sutaraga, telah berhasil mematahkan usaha agama Islam,
sehingga dalam menghadapi kekuatan Ki Sutaraga ini, Akhmad dan
Mohammad terpaksa melarikan diri. secara kebetulan dapat
bersembunyi di dalam Goa Lawa, untuk meohon petunjuk kepada
Tuhan Yang Maha Esa bagaimana caranya dapat menyelamatkan diri
guna selanjutnya melaksanakan tugas mereka. dalam keheningan, kedua
orang kakak beradik itu, memperolah ilham dari Tuhan YME. agar
mereka berdua berganti nama yakni Ahmad berganti nama Taruno dan
Mohammad berganti nama menjadi Taruni. Setelah mengganti nama
masing-masing mereka keluar dari gua.
Belum lama merka berjalan di hentikanlah mereka oleh seorang yang
gagah perkasa, yang ternyata adalah Ki Sutaraga, Senopati Majapahit.
waktu mereka ditanya oleh Ki Sutaraga, apakah mereka melihat Ahmad
dan Mohammad, maka dengan cerdiknya mereka menjawab,
bahwa mereka sering melihat Ahmad dan Mohamad. tetapi dua hari
yang lalu, kedua orang tersebut telah mati diterkam dan dimakan oleh
tiga ekor harimau. Satu keuntungan bagi Akhmad dan Muhamad,
bahwa Ki Sutaraga sebelumnya memang belum pernah melihat dan
bertemu mereka. Oleh karena itu, apa yang mereka tuturkan dipercaya
sepenuhnya oleh Ki Sutaraga.
serta merta Ki Sutaraga memberitahukan kepada pasukannya, bahwa
kedua orang yang mereka kejar-kejar itu dua hari yang lalu telah di
makan harimau. Berosrak-soraklah pasukan Kerajaan Majapahit itu.
Ahmad dan Mohamad mati ! Ahmad dan Mohamad mati! " sedang
orang yang mereka katakan mati itu, dengan aman dan tentram pergi
menjauh menggalkan tempat tersebut, pergi keutara untuk melanjutkan
perjuangan mengembangkan Agama Islam.
namun, sorak-sorai pasukan Kerajaan Majapahit itu tertangkap juga
oleh teliga Bangas dan Bangis, pengikut setia Akhmad dan Mohamad.
Mereka ingin menuntut balas dan langsung menemui Ki Sutaraga,
senopati yang sakti pilih tanding itu dengan lantangnya Bangas dan
Bagis menantang Ki Sutaraga untuk berperang tanding. namun Ki
Sutaraga, yang di samping Sakti juga waskita itu, tidak menaggapi
tantangan Bangas dan Bangis. sikap Ki Sutaraga membuat Bangas dan
Bangis menjadi penasaran, dan dengan kemarahan, mereka menyerang
ki Sutaraga. Melihat gelagat yang tidak baik itu, Ki Sutaraga hanya
bertolak pinggang, sambil berkata dengan suara gemuruh bergulung-
gulung : Hai, kamu Bangas dan Bangis ! kamu berdua adalah manusia-
manusi yang tak tau diri, tingkah laku mu seperti binatang saja
layaknya". Demikianlah, karena kesaktian ucapan Ki Sutaraga, dengan
mendadak sontak, Bangas dan Bangis berubah sipat dan wujudnya
mendai dua ekor binatang badak (jawa : warak) melihat kejadian itu
para prajurit berteriak-teriak : "Warak......warak....!"
akhirnya setelah ki Sutaraga di liputi oleh keterangan, prajurit-
prajurinya berteriak-teriak itu di kumpulkan, sambil diminta untuk
menyaksikan ucapannya, yakni : "hai prajurit-prajurit semua, dengar
dan saksikan. karena peristiwa yang menimpa kedua orang itu, yakni
Bangas dan Bangis, yang kerja ulahnya seniri telah berubah menjadi
warak, maka supaya kalianlah yang mejadi saksi. dihari kemudian bila
hutan ini dapat tumbuh menjadi pedesaan, maka desa tersebut aku
berinama Desa SIWARAK.
BAB II PEMBAHASAN ( PERJALANAN KARYA WISATA )

A. Keberangkatan
Keberangkatan dilaksanakan pada jam 08:36, diperkirakan jarak yang
ditempuh sejauh 24 Km dan lama yang ditempuh adalah sekitar 50
menit dari SMPN 3 Purbalingga. Tercatat 31 Siswa yang mengikuti
karya wisata lokal ke Goa Lawa, dari 31 siswa akan dibagi menjadi 2
transportasi, yaitu menaiki Bis Sekolah dan Bis Umum. Sebelum
berangkat ke Objek Wisata Alam Goa Lawa, kami diajak untuk doa
bersama yang dipimpin oleh Bapak Subarno, S.Pd , selaku Kepala
Sekolah SMPN 3 Purbalingga. Setelah kami berdoa bersama, Bapak
Subarno, S.Pd menyampaikan beberapa kata
“ Walaupun kalian tidak pergi berwisata ke bandung dan tidak
merasakan suasana perkotaan Bandung, saya harap kalian tetap
semangat yaa! Sebagai pengganti Bandung, kalian bisa pergi ke Wisata
Alam Goa Lawa. Goa Lawa tidak kalah menarik dari perkotaan
Bandung, di Goa Lawa mungkin saya harapkan kalian bisa
mempelajari alam” ucap Bapak Subarno, S.Pd.
Setelah doa bersama dan sedikit motivasi dari Bapak Subarno, S.Pd,
Kami dibekali sedikit Tata Tertib dan Peraturan oleh Bapak Lukis
Supanggi, selaku Guru Pembina Karya Wisata. Ia mengucapkan untuk
selalu menjaga kesopanan di area Goa Lawa, tidak berkata kasar, tidak
menaiki Bebatuan, dan tidak melewati area yang dipagari. Setelah
adanya pembekalan dari Bapak Lukis Supanggi, S.Pd, kami masuk ke
Bis masing-masing. Selama perjalanan, kami sangat menikmati
indahnya panorama kaki Gunung Slamet yang rindang, dimana setiap
sudut utara, timur, selatan, dan barat berisi banyak pepohonan hijau.
Gambar pembacaan doa dan pembekalan Gambar suasana perjalanan di dalam bis
sebelum ke Goa Lawa

B. Tiba di Goa Lawa


Kami semua tiba di Goa Lawa pada pukul 09:31. Saat baru saja tiba,
suasana Goa Lawa saat itu sedang berkabut tebal. Suasana dingin dan
ditambah oleh banyaknya pepohonan yang hadir dari sisi kanan dan
kiri saya seolah-olah menyapa kedatangan kami. Kami langsung
mencari tempat kosong yaitu gedung istirahat, kami diarahkan untuk
masuk ke Goa atau mengeksplorasi disekitar Alam Goa Lawa. Saya
langsung masuk menuju mulut goa lawa, dan ternyata dalam Goa
Lawa, terdapat banyak nama anak goa lawa.

Gambar suasana Goa Lawa yang berkabut Gambar saat berada di pintu masuk
 Di dalam Goa Lawa terdapat :
1. Batu Semar
Batu ini berada pada tepat di pintu masuk, batu ini konon
katanya berbentuk seperti Semar.

Gambar Batu Semar

2. Goa Istana Lawa


Goa ini memiliki artian yaitu Goa tempat tinggal Kelelawar.
Istana = rumah, Lawa = Kelelawar. Konon katanya setiap
pagi hari kelelawar kembali ke goa ini untuk tidur.

Gambar Goa Istana Lawa


3. Goa Dada Lawa
Goa ini memiliki arti yaitu dada lawa atau dada kelelawar,
karena bentuk batuan dinding dan atap gua yang menyerupai
dada kelelawar dan sayapnya.

Gambar penjelasan Goa Dada Lawa Gambar Goa Dada Lawa

4. Balai Pertemuan Agung


Bagian ini terdapat pada Goa bagian dalam. Goa ini
dipercaya sebagai tempat untuk mencari spiritualis dengan
cara bersemedi, meditasi dan ketenangan

Gambar suasana Balai Pertemuan Agung Gambar penjelasan Balai Pertemuan Agung
5. Sendang Drajat
Dipercaya bahwa air dari Sendang Drajat ini tidak akan
kering, dan air dari Sendang ini memiliki seribu manfaat.
Yaitu dapat menyembuhkan penyakit kulit dan dipercaya
dapat membuat awet muda.

Gambar Sendang Drajat Gambar penjelasan Sendang Drajat

6. Goa Ratu Ayu


Goa ini dahulu dihuni dua orang putri cantik bernama Endang
Murdaningsih dan Endang Murdiningsih. Kedua putri cantik
itu memiliki tiga ekor binatang kesayangan, berupa harimau.
Harimau tersebut yaitu Seekor Putih, Seekor Hitam, dan
Seekor Kuning Bunga Asam. Konon penduduk disekitaran
Goa pada malam tertentu banyak yang melihat harimau
kesayangan Ratu Ayu Tersebut.

Gambar Goa Ratu Ayu Gambar penjelasan Goa Ratu Ayu


 Di luar Goa Lawa terdapat :
Kami mengeksplor Goa Lawa bersama dengan berjalan-jalan
di area track. Dan berdasar wilayahnya yang berada di kaki
Gunung Slamet, wisata alam Goa Lawa terasa begitu sejuk
dengan kabut yang menyelimuti daerah yang berbukit. Wisata
Alam Goa Lawa juga merupakan kawasan hutan sehingga
banyak sekali pepohonan rindang. Banyak juga spot – spot
untuk berselfie dengan berlatar hijaunya kawasan Karangreja.

Gambar Gapura setelah keluar dari Goa Gambar taman bunga disekitar Goa Lawa

Gambar lingkar Goa Gambar Hutan Goa Lawa


Gambar anak tangga untuk ke spot selfie Gambar aula tempat kami berkumpul

Gambar di area warung Goa Lawa Gambar mulut Goa di Outdoor


C. Kegiatan setelah mengeksplor Goa

Setelah kami mengeksplor Goa Lawa, kami kembali ke Aula tempat


kami menaruh tas. Tepatnya pukul 11:00, kami dipanggil untuk ke
aula, pada saat itu hujan turun deras. Sehingga kami meneduh di
Aula. Untuk mengisi kegiatan, guru pembina karya wisata lokal,
membuat permainan kelompok yang bertujuan untuk meningkatkan
solidaritas dan kerja sama antar anggota kelompok.

1. Game mengalirkan bola menggunakan bambu


- Game ini membutuhkan alat dan bahan yaitu bambu yang
dibelah menjadi dua, bola plastik kecil berwarna – warni, dan tempat
sampah. Cara memainkannya adalah anggota kelompok berbaris
manyamping memegang belahan bambu yang dibagi menjadi dua,
satu belahan bambu untuk dipegang dua orang, tetapi memegangnya
hanya boleh menggunakan kedua jari telunjuk kita, setelah itu bola
diarahkan ke tempat sampah.
- Permainan ini diberi waktu lima menit untuk mengumpulkan
bola kecil sebanyak – banyaknya, dari permainan ini terasa sekali
kerja sama antar anggota.

2. Game mengambil bola sesuai warna namun mata ditutup


- Game ini masih sama yaitu berkelompok. Setiap kelompok
harus mempunyai perwakilan untuk ditutup matanya. Setelah mata
ditutup, guru pembina memberi aba-aba dan pembagian warnanya.
Setelah diaba-abakan, anggota perwakilan diarahkan oleh anggota
kelompoknya untuk mencari bola yang sesuai warnanya dengan
arahan seperti “maju, mundur, kanan, kiri, iya, bukan”.
- Game ini diberi waktu lima menit, siapa yang paling banyak
mendapatkan warna bola yang diminta, maka kelompok tersebut
yang menang.
D. Pulang

Setelah kami sudah puas berkegiatan karya wisata di Goa Lawa,


akhirnya kami pun pulang. Berangkat diawali doa, Pulang juga diawali
doa. Doa bersama di pimpin oleh Bapak Lukis Supanggi, S.Pd. Kami
pulang jam 13:11. Sama seperti keberangkatan, kami terbagi menjadi
dua bis. Saat kami akan pulang, hujan terus mengguyur. Di perjalanan
pulang, saya tidak banyak melihat pemandangan, dikarenakan hujan.
Tidak seperti berangkat yang jalanannya selalu menanjak, saat pulang
jalan yang dilalui menurun curam. Hingga akhirnya kami pun sampai
di sekolah, tepatnya pukul 14:06, saat itu suasana sekolah sangat sepi
dikarenakan waktu belajar di sekolah telah selesai.

Gambar suasana perjalanan pulang dari Gambar suasana sepi sekolah pada pukul
Goa Lawa 14:00
BAB III PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Menurut saya perjalanan wisata kali ini sangat menyenangka,
apalagi sebelumnya saya tidak pernah pergi ke Goa Lawa. Saya
juga sangat tertarik untak ke Goa Lawa karena keindahan
alamnya yang masih terjaga, suasana dingin, kabut tebal di area
pegunungan yang tidak kalah dari area perkotaan “Bandung”.
Apalagi area wisata alam Goa Lawa banyak menyimpan misteri
dan sejarah alam Purbalingga. Goa Lawa, menurut saya seperti
hidden gem di Purbalingga.
DAFTAR ISI

COVER ……………………………………………………………….
DAFTAR ISI …………………………………………………………

BAB I
PENDAHULUAN
A. Objek Wisata Goa Lawa …………………………………………..
B. Sejarah Terbentuknya ……………………………………………..
C. Sejarah Goa Lawa Menurut Cerita Rakyat ………………………..

BAB II
PEMBAHASAN
A. Keberangkatan …………………………………………………….
B. Tiba Di Goa Lawa …………………………………………………
C. Kegiatan Setelah Mengeksplor Goa Lawa ………………………...
D. Pulang ……………………………………………………………...

BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan ………………………………………………………..

Anda mungkin juga menyukai