Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

Bab pertama ini berisikan pendahuluan yang akan menjadi pembahasan

berikutnya. Bab pertama ini berisikan tentang : Latar belakang Masalah,Rumusan

Masalah, Maksud dan Tujuan Penelitian, Pendekatan Dan Metode Penelitian,

Manfaat Penelitian, Definisi Istilah, Sistematika Penulisan.

A. Latar Belakang Masalah

Kebersatuan Dalam Kristus (Union With Christ) adalah suatu ajaran

kebenaran yang membawa kepada pengudusan hidup dan menuju kepada

keselamatan untuk selamanya dalam karya kristus. Dalam kebersatuan

memberikan pemahaman tentang arti dalam kebersatuan dalam Kristus, tentang

kebersatuan dalam Kristus mengenai orang percaya dalam Kristus. Kebersatuan

dalam Kristus dapat dipahami bahwa orang percaya berada dalam Kristus dan

Kristus juga berada dalam diri Orang percaya. Dengan demikian penulis ingin

memberikan pemahaman mengenai Kebersatuan dalam Kristus (Union With

Crist). Menurut John Calvin Kebersatuan dalam kristus adalah suatu pribadi

antara orang Kristen dan pribadi kedua Kristus yang akan didasari dalam

pemilihan Allah, yang telah diberikan kepada orang percaya yaitu iman dan

dipersatukan dalam ikatan yang tidak dapat dipatahkan oleh Roh Kudus. Oleh
2

sebab itu, kebersatuan orang percaya menerima apa yang ditemukan dalam

Kristus itu sendiri. Sehingga, orang Kristen tetap berpegang teguh dalam Kristus

sebagai cara hidup orang percaya yang sudah percaya Kristus Yesus. Bukan dalam

dirinya sendiri.1 Dalam pembahasan ini penulis memberikan suatu pendapat yang

disampaikan oleh Calvin yang menuliskan bahwa “Tetapi Karena Kristus telah

diberikan kepada anda menjadikan anggota Allah, dan memang satu dengan Dia,

sebaliknya berpegang teguh dalam persatuan dengan Dia yang telah mengikat

diriNya kepada kita.2 Dalam tulisannya Calvin, penulis memberikan pemahaman

bahwa oleh karena Kristus telah memberikan kebersatuan dengan Dia secara

Cuma-Cuma, dengan menjadi anggota dalam Kristus, oleh sebab itu tetaplah

berpegang teguh dan jangan memisahkan diri dari Dia, dan tetap berdiri dalam

persekutuan dalam Dia yang telah memberikan semua itu tanpa Cuma-Cuma.

Oleh demikian, bagi orang percaya pemberian yang telah diberikan oleh Kristus

sendiri adalah suatu anugerah yang mulia dari Allah sebagai bentuk kasih Kristus

kepada umatNya. Yang menjadi jalan keselamatan sebagai bentuk pengudusan

diri kepada Dia dalam bentuk melakukan kebersatuan dengan Dia yaitu Yesus

Kristus.

1
Josh Hibbard, Union with Christ in the Sacramental Theology of John Calvin, by Joshua
Hibbard (B.A., Moody Bible Institute), Deerfield, IL - November 2014, diterbitkan 29 April 2015,
https://www.linkedin.com/pulse/union-christ-sacramental-theology-john-calvin-josh-hibbard
2
John Calvin, Institutes of the Christian Religion, ed. John T. McNeil, trans.
Ford Lewis Battles, (Philadelphia: Westminster, 1960),
3

Dengan itu, dalam kebersatuan yang dilakukan perlunya pengudusan dan

tentang pembenaran akan iman3 dalam pembahasan ini memberikan pemahaman

bahwa dalam kebersatuan yang dimaksud diperlukannya suatu pengudusan dan

tentang suatu pembenaran dalam iman. Dalam pengudusan yang dimaksud adalah

menjaga relasi/ hubungan yang baik dengan Allah. Dalam pemahaman yang

disampaikan, mengajarkan kepada kelahiran baru dimana kehidupan yang

dilakukan. selalu menghadirkan Allah dalam kehidupan dalam pengertian dan

perasaan.4 Oleh sebab itu, John Calvin memberikan suatu pemahaman bahwa

dalam menuju kebersatuan dalam Kristus dalam upaya bentuk keselamatan yang

perlu menekankan bentuk pengudusan yang dilakukan bahwa jika hanya dalam

iman saja tidak cukup, perlunya suatu spritualitas yang menekankan pembenaran

oleh iman dan tentang kasih karunia Allah. Dalam Pandanganya Lois berkho juga

memberikan sebuah pendapat mengenai kebersatuan dalam Kristus bahwa

persatuan yang dimaksud ini ada persatuan yang intim, yang akan membawa

kepada sifat rohani antara Kristus dan umatNya, dengan maksud bahwa Allah

sendiri Adalah sumber kekuatan dan Hidup, yang akan memberkati dan

menyelamatkan umatnya.5 Dalam Bahasa teologi yang digunakan ‘Mistis’

Dalam pembahasan ini adanya suatu pertentangan bahwa adanya yang

mengatakan mengenai kesalehan dan perbuatan baik. Maka dengan pemahaman


3
Gretchen N. Ellis, “The Distinction witouth Separation:The Milieu of John Calvin’s doctrine
of union with Christ and the Duplex gratia of Justification and sanctification” (Tesis S2, Departmen of
Bible and Theology, Wheaton College Graduate School),
4
Jurnal Teologi, Pembenaran dan Pengudusan Menurut Calvin,
http://jurnalteologi.blogspot.com/2012/08/pembenaran-dan-pengudusan-menurut-calvin.html
5
4

yang penulis ketahui dalam pandangan John Calvin, bahwa orang percaya

diajarakan untuk tetap melakukan perbuatan baik, atau kesalehan akan tetapi

dalam setiap perbuatan baik yang dilakukan tidak juga menganggap bahwa adalah

suatu syarat bentuk untuk memperoleh keselamatan maupun kekudusan dalam

Tindakan-tindakan lain. Sebagai bentuk adanya jalan keselamatan maupun

kekudusan dalam setiap Tindakan-tindakan lain sebagai adanya jalan

keselamatan. Oleh sebab itu keselamatan bukanlah berdasarkan perbuatan baik,

atau kesalehan dalam suatu pengajaran sekalipun perbuatan baik adalah

merupakan bagian terpenting dalam Union With Christ dalam pandangan John

Calvin. Hal itu dapat dilihat, Ketika Calvin mengatakan “Dengan mengambil

bagian didalam diriNya, kita pada prinsipnya menerima karunia ganda: yaitu

perdaimaian dengan Allah melalui kekudusan Kristus, kita berada disurga, dan

bukannya berada dihadapan Hakim, Bapa yang murah hati dan kedua, dengan

dibenarkan oleh Roh Kristus, kita memperkuat kekudusan dan kemurnian.6 Dalam

ungkapan yang disampaikan oleh John Calvin hidup yang telah dibaharui dan

Bersatu dalam kristus telah mengalami kekudusan hidup dan tinggal didalam

Kristus dan oleh karena telah diperdamaikan dalam Kristus Yesus maka akan

dibenarkan oleh Kristus Yesus. seorang pria bernama Ryken menulis bahwa John

Calvin berargumen bahwa setiap orang percaya di dalam Kristus menerima

6
Philip Graham Ryken, Penyatuan orang percaya dengan Kristus, dalam buku John Calvin.
Sebuah hati untuk ketaatan, doktrin, dan puji-pujian, Pen. Merry Debora (Surabaya: Momentum,
2014), hal.212
5

manfaat ganda, yaitu sehubungan dengan pembenaran dan pengudusan. 7 Dalam

pemikiran John Calvin tentang pembenaran, penerimaan melalui Allah akan

menerima kita dalam kasih karunia-Nya dan menghormati kita sebagai manusia

yang benar, melalui pembenaran ini penghapusan dosa dan pembenaran dalam

Kristus, karena Pembenaran orang percaya adalah tindakan di mana Allah

dengan sukarela dan murah hati mengampuni segala dosa manusia. Dalam

pandangan Calvin, pembenaran tindakan Tuhan sehubungan dengan belas kasih

Tuhan juga dimulai ketika orang percaya dipanggil untuk kematiannya. 8 Dalam

pandangan Calvin menjelaskan bahwa setiap orang percaya yang diperhitungkan

sebagai kebenaran, Melalui Ia kita sebagai manusia dijauhkan dari penghukuman

dan Penderitaan Allah. sehingga kita tidak lagi dipandang sebagai orang berdosa

melainkan sebagai orang benar karena kristus. Dalam pandangan John Calvin ini

memberikan pemahaman bahwa orang yang telah percaya akan Kristus akan

diselamatkan. Oleh sebab itu pembenaran yang dimaksudkan oleh John Calvin

memberikan dua aspek pembenaran, yaitu : Pertama, Orang Percaya di

perdamaikan oleh Kristus yang memandang kepada Allah sendiri sebagai hakim

menjadi seorang Bapa yang pemurah yang menghapuskan segala dosa manusia

dan membenarkan manusia oleh karena kebenaran Kristus. Kedua, Orang percaya

dikuduskan oleh-Nya sehingga dijadikan sempurna dan dimurnikan oleh Kristus

7
Philip Graham Ryken, Penyatuan orang percaya dengan Kristus, dalam buku John Calvin.
Sebuah hati untuk ketaatan, doktrin, dan puji-pujian, Pen. Merry Debora (Surabaya: Momentum,
2014), hal.213
8
Jurnal Teolgi, Pembenaran dan Pengudusan Menurut Calvin,
http://jurnalteologi.blogspot.com/2012/08/pembenaran-dan-pengudusan-menurut-calvin.html
6

sendiri dalam pandangan Calvin mengenai pengudusan yaitu suatu perubahan

mengenai sikap manusia dari hidup menurut daging sehingga dipimpin oleh Roh

kudus yang menuju pimpinan oleh Roh Kudus. Dalam tindakan demikian nyata

karya Roh Kudus yang menguduskan orang percaya menurut kehendak Allah

sendiri atau dengan kata lain Calvin berbicara tentang kelahiran baru

(regeration). Dengan demikian, melalui doktrin Union With Christ, Calvin

menekankan kehadiran spiritualitas yang tidak mencari dan termotivasi untuk

menekankan kehadiran perbuatan baik atau kesalehan sebagai syarat

keselamatan. Namun di sini, Calvin juga menekankan bahwa melalui doktrin

Union With Christ juga perlu adanya pengudusan dan kehidupan saleh kepada

Allah sebagai tanda kehidupan yang berada di dalam Kristus dan fakta adanya

Roh Kristus yang mengikat orang percaya di dalam jalan keselamatan tersebut.

Akan tetapi, pada kenyataannya, ada yang masih salah dalam memahami dan

membangun konsep keselamatan serta membangun spiritualitasnya akibat

kesalahan konsep daripada spiritualitas. Pertentangan tersebut berawal dari

Gerakan Kekudusan. Gerakan ini sendiri mendapatkan pengaruh dari

Arminianisme.9 Dalam gerakan ini, seorang Kristen harus mengalami yang

namanya pengalaman spritual yang meyakinkan lagi akan dirinya untuk

diselamatkan. Pengalaman yang dimaksud adalah pengelaman atau aktivitas Roh

Kudus secara Khusus. Dengan gerakan ini mengemukakan pemahaman yang akan

9
Hans Marris, Gerakan Karismatik dan Gereja Kita, Peny. Gerrit Riemer
(Surabaya:Momentum,2010),
7

dijadikan sebagai pengakuan iman oleh para aliran Pentakosta dan Aliran

Kharismatik yang menekankan bahwa iman saja tidak cukup, perlu adanya yang

mengalami pengalaman rohani yang lebih tinggi yang disebut glossolalia.

Pemahaman glossololia ini dapat dikenal sebagai bahasa Roh yang lebih dikenal

lagi doctrine of subsquence. Yuzo Adhinarta memberikan tanggapan bahwa

penganut pentakosta dan Kharismatik percaya bahwa baptisan Roh, adalah

sesuatu yang harus diusahakan dan ditemui oleh orang Kristen.10

Dengan demikian Penulis ingin memberikan pemahaman mengenai prinsip

merealisasikan pengudusan hidup bagi jemaat BNKP Sada Kris Pekanbaru.

Dimana peneliti sebelumnya telah menerapkan konsep keselamatan yang benar

setelah memahami arti dari keselamatan dan telah menerima Yesus bagi jemaat

BNKP Sadakris Pekanbaru. sebagian besar memiliki pemahaman yang salah

mengenai cara pengudusan hidup yang benar dalam diri mereka. yang penulis

temukan kepada jemaat BNKP SadaKris Pekanbaru masih memiliki sudut

pandang bahwa dalam pengudusan hidup bukan hanya sekedar datang untuk

beribadah, melakukan perbuatan baik kepada orang lain, dan masih melakukan

kemanusia lama mereka seperti mabuk-mabukan dan melakukan pertengkaran

keras dengan istri mereka. Bahkan cara berpikir mereka bahwa mereka telah

dikuduskan oleh karena mengetahui ajaran-ajaran Firman Tuhan sedangkan

Ketika diperhadapkan dalam persoalan yang berat, jemaat lebih memilih

10
Yuzo Adhinarta, “Pentakosta Masa Sekarang?” Semi Jurnal Reformed Injili Vol 1 No 1
Maret 2001, 15 di akses 18 Oktober 2022
8

melakukan keuatan gaib atau pergi kedukun untuk menyelesaikannya. Seperti

yang peneliti perhatikan disaat kehidupan mereka mengalami sakit berat, lebih

memilih mengunjungi orang pintar (Dukun) dibandingkan berdoa dan meminta

pertolongan kepada Tuhan. Namun tidak ada dalam Tindakan sama sekali seperti

yang disampaikan dalam Firman Tuhan. Artinya belum ada dalam diri mereka

untuk memperbaharui diri mereka untuk lebih percaya atau Bersatu dalam kristus.

Dengan penelitian yang dilakukan.

Dalam wawancara yang dilakukan kepada jemaat dengan Inisial IG seorang

jemaat BNKP Sada Kris Pekanbaru saat dilakukan pertanyaan mengenai

pengudusan, bahwa pengudusan yang mereka pahami adalah hanya untuk

melakukan kebaikan dan memiliki iman kepada Tuhan dan beribadah kepada

Tuhan, dengan itu sudah diyakinkan bahwa mereka tetap hidup dalam

kekudusan.11 Namun penulis mengetahui bahwa kehidupan IG ini, masih jauh dari

yang Namanya pengudusan hidup. Dimana dalam kehidupan sehari-harinya ia

masih melakukan hal yang tidak sesuai yang Namanya hidup dalam Kristus

dengan melakukan hal yang bertentangan dalam Alkitab. Yaitu sering untuk

mabuk-mabukkan dan melakukan perjudian, bahkan dalam beribadah sering tidak

hadir dalam beribadah.

seorang yang berinisal IY jemaat BNKP Sada Kris memberikan pandangan

bahwa hidup dalam pengudusan sudah menerima Yesus sepenuhnya dan mereka

11
Wawancara inisial IG (Inisial)
9

meyakini itu, yang masih belum mereka Yakini akan kematian Yesus telah

menyelamatkan mereka, ketakutan jika diperhadapkan dengan kematian.12 Artinya

jemaat yang Bernama IY masih belum memahami hidup didalam kristus bahkan

belum mengetahui penebusan yang telah dilakukan oleh Yesus Kristus. Sehingga

penulis mencatat bahwa pengudusan itu adalah telah mengetahui cara hidup

didalam Kristus serta menerima Kristus sepenuhnya dalam kehidupan mereka. .

Namun dalam pandangan John Calvin sendiri yang penulis pahami mengenai

Union With Christ ini adalah kebersatuan dalam Kristus yaitu mengalami hidup

dalam Kristus dan kristus berada dalam kita. dipersatukan dengan Kristus pada

awalnya, sama seperti Trinitias bersatu dengan Kristus maka diperlukan yang

namanya pembenaran dan kekudusan dalam hidup.

Maka dengan Latar belakang masalah yang penulis kemukakan diatas penulis

termotivasi untuk melakukan penelitian mengenai : “Prinsip Union With Christ

dalam perspektif John Calvin Dan Implementasinya bagi jemaat BNKP Sada Kris

Pekanbaru sebagai upaya dalam merealisasikan pengudusan hidup.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan Uraian Pada Latar Belakang Masalah diatas, maka penulis akan

memaparkan masalah tersebut dalam bentuk Pertanyaan yang menjadi acuan bagi

penulis dalam penulisan-penulisan bab – bab berikutnya, Pertanyaaan itu adalah :

12
Wawancara Inisial IY (Inisial)
10

1. Apa prinsip Union With Christ dalam perspektif John Calvin?

2. Apa Problematika Jemaat BNKP Sada Kris Pekanbaru dalam merealisasikan

pengudusan hidup?

3. Bagaimana Penerapan Prinsip Union With Crist dalam Perspektif John Calvin

bagi Jemaat BNKP Sada Kris Pekanbaru dalam merealisasikan pengudusan

hidup?

C. Maksud Dan Tujuan Penulisan

1. Untuk Mengetahui prinsip Union With Crist dalam Perspektif John Calvin

supaya Jemaat BNKP Sada Kris Pekanbaru dapat merealisasikan pengudusan

hidup

2. Untuk mengetahui problematika jemaat BNKP Sada Kris Pekanbaru sehingga

jemaat dapat mengantisipasi problem yang terjadi

3. Untuk mengetahui penerapan Union With Christ dalam persepektif John

Calvin bagi jemaat BNKP Sada Kris Pekanbaru supaya dalam merealisasikan

pengudusan hidup jemaat BNKP Sada Kris Pekanbaru melakukan prinsip-

prinsip Union With Christ dalam persepektif John Calvin.

D. Pendekatan Dan Metodologi Penelitian


11

Kata “metode” dan “metodologi” sering dicampurkan dan disamakan. Padahal

keduanaya memiliki arti yang berbeda. Kata “metodologi” dari kata Yunani

“methologia” yang berarti “teknik” atau “prosedur”. Metodologi sendiri merujuk

kepada alur pemikiran umum atau menyeluruh (general logic) dan gagasan

(theoreitic persepectives) atau peneletian. Penelitian adalah terjemahan dari kata

inggris research. Para ahli menerjemahkan research sebagai riset. Reseach

berasal dari kata re yang berarti “kembali” dan to search yang berarti mencari.

Dengan demikian, arti sebenarnya dari reseach atau riset adalah mencari

kembali.13 Pendekatan kualitatif diharapkan mampu mengahasilkan uraian yang

mendalam dari suatu individu, kelompok, masyarakat luas yang dikaji dari sudut

pandang yang utuh dan komprehensif.14 Metode kualitatif ini digunakan untuk

menyelidiki subyek dan akan mempengaruhi cara memandang subyek. Melalui

metode kualitatif akan mampu mengenal subyek secara pribadi. 15 Peneliti

melakukan untuk mengambil data-data yang ingin dilakukan yang menyangkut

tentang pemahaman Pengudusan hidup melalui Union With Christ, peneliti akan

menggunakan metode kualitatif untuk melakukan pemahaman secara mendalam

terhadap suatu masalah yang ingin dicari.

E. Manfaat Penulisan

13
Moh Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Gahalia Indonesia, 1998) , Hal.13
14
Lexy J. Moloeng, Metode Penelitian Kulaitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006),
15
Arief Furchan, Pengantar Metide Penelitian Kualitatif, (Surabaya: Usaha Nasional, 1992),
hal. 22
12

Berawal dari maksud dan tujuan penulisan, penulis meyakini bahwa tulisan ini

sangat penting bagi beberapa pihak baik bagi Gereja, lembaga pendidikan

Teologia, para hamba Tuhan, jemaat dan penulis sendiri. Sebagaimana penulis

jelaskan lebih lanjut lagi dibawah ini:

1. Untuk jemaat BNKP Sada Kris Resor 57 Pekanbaru, penulis mengharapkan

tulisan ini dapat menyadarkan dan mendorong Jemaat supaya dapat

merealisasikan pengudusan hidup.

2. Untuk lembaga pendidikan Teologia, penulis sangat berharap tulisan ini tidak

hanya menambah jumlah literatur yang telah ada, namun juga terutama

menambah wawasan yang berkaitan dengan prinsip Union With Crist.

3. Untuk para pelayan Tuhan, melalui tulisan ini penulis berharap dapat

membekali para hamba Tuhan untuk mengajar tentang Union With Christ

yang benar dan alkitabiah.

4. Untuk gereja-gereja, penulis berharap melalui tulisan ini gereja-gereja

memiliki konsep yang alkitabiah dan benar berkaitan dengan pemahaman

mengenai “Union With Christ” serta berharap gereja-gereja secara tegas

menentang prinsip yang salah mengenai “Union With Christ”

5. Untuk penulis, tulisan ini sangat berguna bagi penulis untuk menambah

pengetahuan dan lebih giat lagi dalam melayani, memberitakan kebenaran,

melalui seminar-seminar disetiap Gereja mengenai “Union With Christ”,

supaya kedok penipuan iblis semakin dibukakan didunia ini.


13

F. Definisi Istilah

Ada beberapa istilah yang akan didefinisikan, yaitu : istilah “prinsip”

merupakan suatu kata yang artinya dasar, asas (kebenaran yang menjadi pokok

dasar berpikir, bertindak, dsb).16 Istilah “Union With Crist” Kesatuan dengan

Kristus17 Kesatuan dari Kristus adalah kebenaran inti dari keseluruhan doktrin

keselamatan18 dalam Union ini memberikan keselamatan yang melalui

pembenaran dan pengudusan seperti yang telah dibahas dari awal yang memiliki

spritual yang baik akan kebenaran Allah.

G. Sistematika Penulisan

Berdasarkan penulisan karya ilmiah ini, penulis akan memaparkan garis besar

sistematika penulisa. Hal ini bermaksud untuk memberikan gambaran secara

menyeluruh mengenai penelitian ini. Pembagian Bab tersebut adalah sebagai

berikut:

Bab Pertama. Penulis akan membahas tentang pendahulan yang mencakup:

Latar belakang masalah, rumusan masalah, maksud dan tujuan penulisan, definisi

istilah, dan sistematika penulisan.

16
Anton M. Moeliono, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), hal. 701
17
Terjemahan Kata “Union With Christ” yaitu Persatuan Dengan Kristus,
https://translate.google.co.id/?hl=id&sl=en&tl=id&text=union%20with%20crist%0A&op=translate
18
Pendapat dari seorang yang bernama John Murray, dalam articelnya Widyawati Gunardi,
Union With Crist Pendahuluan, DocPlayer, https://docplayer.info/35527194-Union-with-christ-
pendahuluan.html
14

Bab Kedua, penulis akan membahas landasana teori tentang “Union With

Crist” Menurut John Calvin, terdiri dari latar belakang terbentuknya Union With

Crist, Riwayat hidup John Calvin, Latar Belakang Sejarah Pemikiran Munculnya

Union With Christ John Calvin, Fondasi Biblika dan Teologi John Calvin

Pembenaran oleh Iman dalam surat Roma, Martin Luther: Konsep Pembenaran

oleh Iman, Konsep Atau Gambaran Umum Mengenai Union With Christ., Sifat-

sifat Relasi dalam Doktrin Union With Christ, Ruang Lingkup Doktrin Union

With Christ & Karakteristik Doktrin Union with Christ dari John Calvin

Bab Ketiga, Penulisan akan membahas tentang metodologi penelitian yang

terdiri dari: Lokasi dan waktu penelitian, Pendekatan dan metode penelitian,

Teknik Pengumpulan Data, Subjek Dan Objek Penelitian, Teknik Analisis Data,

Pengecekan Keabsahan Temuan/Data, Ringkasan Prosedur Penelitian, Hasil

Penelitian.
15

Anda mungkin juga menyukai