Berdasarkan
hal itu, ingin diketahui apakah daun sirih juga dapat digunakan untuk mempercepat masa
pem-bekuan darah. Riset dilakukan dengan cara melukai telinga kelinci sampai keluar
darah, kemudian diaplikasi dengan infusa daun sirih. Hasilnya menunjukkan bahwa daun
sirih memperpendek waktu pembekuan darah secara bermakna bila dibandingkan kontrol.
3. Riset dilakukan untuk mengetahui efek peyuluhan kesehatan gigi dan mulut pada anak
usia 10 – 12 tahun. Sebagai keluarannya adalah tingkat kebersihan mulut yang ditentukan
berdasarkan skor OHI-S (oral hygiene index – simplified), kadar IgG, IgA, dan IgM di
dalam saliva yang diukur dengan metode imunodifusi radial sebelum dan 1 minggu
sesudah diberi penyuluhan kesehatan gigi
Rumusan Masalah, Tujuan, Hipotesis
Rumusan masalah : Bagaimana efek penyuluhan kesehatan gigi dan mulut pada anak
usia 10- 12 tahun.
Tujuan : Mengetahui efek penyuluhan kesehatan gigi dan mulut pada anak usia 10-
12 tahun.
Hipotesis : Terdapat efek penyuluhan kesehatan gigi dan mulut pada anak usia 10- 12
tahun.
Jenis dan Rancangan riset
Jenis : Eksperimental Randomized clinical trial dengan rancangan pre- dan post- test
design
Populasi, sampel, cara penarikan, jumlah
Populasi : Anak berusia 10 – 12 tahun
Sampel dan Cara penarikan : Anak berusia 10- 12 tahun dengan cara penarikan
cluster sampling
Definisi Operasional Variabel
Variabel bebas : Anak berusia 10- 12 tahun
Variabel tergantung : Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut
Cara pengumpulan data
Penelitian dilakukan dengan mengukur skor OHI-S (oral hygiene index – simplified),
kadar IgG, IgA, dan IgM di dalam saliva yang diukur dengan metode imunodifusi radial 1
minggu sebelum dilakukan penyuluhan. Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut pada anak usia
10 – 12 tahun. Skor OHI-S (oral hygiene index – simplified), kadar IgG, IgA, dan IgM di
dalam saliva yang diukur dengan metode imunodifusi radial 1 minggu sesudah dilakukan
penyuluhan. Setelah data terkumpul, peneliti melakukan analisis data
4. Suatu hipotesis menyebutkan bahwa etiologi karies di daerah servikal gigi disebabkan
oleh menghisap rokok kretek. Dilakukan riset etiologi karies gigi pada servikal sopir-
sopir bis PPD yang kemudian ditelusuri penyebabnya.
5. Ingin diketahui perbedaan tekanan darah para dosen laki-laki dan perempuan di Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Trisakti
Rumusan Masalah, Tujuan, Hipotesis
Rumusan masalah : Apakah terdapat perbedaan tekanan darah antara dosen laki- laki
dan perempuan di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti?
Tujuan : Mengetahui perbedaan tekanan darah antara dosen laki- laki dan
perempuan di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti.
Hipotesis : Terdapat perbedaan daran antara dosen laki- laki dan perempuan di
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti.
Jenis dan Rancangan riset
Jenis : Observasional Analitik
Populasi, sampel, cara penarikan, jumlah
Populasi : Dosen fakultas kedokteran gigi Universitas Trisakti
Sampel dan Cara penarikan : Dosen perempuan dan laki- laki di Fakultas Kedokteran
Gigi Universitas Trisakti, dengan cara penarikan total sampling
Definisi Operasional Variabel
Variabel bebas : Dosen perempuan dan laki- laki
Variabel tergantung : Tekanan Darah
Cara pengumpulan data
Peneliti memberikan penjelasan mengenai penelitian beserta Informed Consent. Tekanan
darah subjek diukur menggunakan sphygmomanometer. Setelah data terkumpul, peneliti
melakukan analisis data
6. Secara teoritis, bila kadar imunoglobulin A sekretori (IgAs) di dalam saliva tinggi, daya
tahan tubuh terhadap terjadinya karies gigi cukup baik. Untuk membuktikan, periset
mengukur kadar sIgA saliva pada subjek karies rampan dibandingkan dengan subjek
tanpa karies. Agar saliva dapat terkumpul sebanyak 5 mL, subjek diminta untuk
mengunyah permen karet selama 10 menit.
8. Dilakukan riset pada ibu-ibu yang anaknya mengalami maloklusi untuk mengetahui
apakah anaknya mempunyai pengalaman a) menghisap ibu jari; b) tidur selalu pada
sebelah sisi; dan c) gigi susu dicabut sebelum waktunya. Riset ini dilakukan pada ibu-ibu
yang anaknya dirawat di Bagian Ortodonti FKG Usakti sejak 1 Januari sampai 31
Desember 2004.
9. Suatu riset bertujuan membandingkan efek samping obat A dan obat B bila hendak
diguna-kan untuk mengobati penyakit X. Secara teoritis, obat A lebih aman daripada obat
B. Pada riset ini, subjek diberi obat A selama 4 hari dan dilihat efek sampingnya. Setelah
istirahat selama 1 bulan, kemudian subjek diberi obat B dan diamati efek sampingnya.
Rumusan Masalah, Tujuan, Hipotesis
Rumusan masalah : Apakah terdapat perbandingan efek samping obat A dan obat B
untuk mengobati penyakit X?
Tujuan : Mengetahui perbandingan efek samping obat A dan obat B untuk mengobati
penyakit X
Hipotesis : Terdapat perbandingan efek samping obat A dan obat B untuk mengobati
penyakit X
Jenis dan Rancangan riset
Jenis : Eksperimental dengan rancangan Uji Klinis Acak Terkontrol
Populasi, sampel, cara penarikan, jumlah
Populasi : Pasien di rumah sakit tempat dilakukannya riset
Sampel dan Cara penarikan : Pasien yang diberikan resep obat A kemudian obat B
dengan cara penarikan accidental sampling
Definisi Operasional Variabel
Variabel bebas : Obat A dan obat B
Variabel tergantung : Penyakit X
Cara pengumpulan data
Mengumpulkan pasien kemudian diberikan obat A selama 4 hari, dan dicatat apabila
pasien memiliki efek samping, kemudian setelah 1 bulan diberikan obat B selama 1
bulan dan diamati efek samping dari obat tersebut
10. Semakin bertambahnya uban sering dikaitkan dengan bertambahnya usia, walaupun stres
pekerjaan dan keturunan juga dapat menambah tumbuhnya uban. Sehubungan dengan itu,
pada Januari 2004 dilakukan riset untuk mengetahui faktor mana yang kaitannya lebih
erat dengan banyaknya uban pada karyawan dan dosen di Universitas Trisakti.
11. Tensimeter digital sering diragukan hasilnya bila dibandingkan dengan tensimeter air
raksa. Untuk membuktikan bahwa hal itu tidak benar, sejumlah subjek diukur tekanan
darahnya dengan tensimeter digital dan 3 jam kemudian diukur dengan tensimeter air
raksa. Hasil pengukuran kemudian dikorelasikan.
12. Ibu yang sedang dalam menopause sering mengalami berbagai penyakit di dalam
mulutnya, seperti mulut terasa terbakar walaupun penyakit ini tidak harus disebabkan
oleh menopause. Untuk itu, diteliti apakah ada hubungan antara menopause dan mulut
terbakar. Kemudian hasilnya disusun dalam bentuk tabel silang antara menopause mulut
terbakar; menopause mulut normal; tidak menopause mulut terbakar; dan tidak
menopause mulut tidak terbakar. Hasilnya dilihat hubungannya.
13. Isolasi glukosiltransferase (GTF) sudah pernah dilakukan memakai metode kromatografi
pertukaran ion dan kromatografi gel yang memerlukan banyak tahap dan bahan,
sedangkan hasilnya kurang murni. Seorang periset bermaksud mengisolasi GTF dari S.
mutans dengan metode yang lebih mudah dan sederhana serta hasilnya nungkin lebih
murni, yaitu dengan metode kromatografi afinitas dengan alat dan bahan yang lebih
sedikit dan sederhana.
Rumusan Masalah, Tujuan, Hipotesis
Rumusan masalah : Bagaimana pola pertumbuhan glukosiltransferase (GTF) yang
diisolasi dari Streptococcus mutans dengan metode kromatografi afinitas?
Tujuan : Mengisolasi glukosiltransferase (GTF) dari Streptococcus mutans dengan
metode kromatografi afinitas secara sederhana.
Jenis dan Rancangan riset
Jenis : Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
eksplorasi.
Populasi, sampel, cara penarikan, jumlah
Glukosiltransferase (GTF) yang diisolasi dari Streptococcus mutans
Definisi Operasional Variabel
Variabel bebas : Streptococcus mutans
Variabel tergantung : Isolasi glukosiltransferase (GTF)
Cara pengumpulan data
14. Akan dilakukan survei epidemiologi untuk mengetahui prevalensi karies gigi pada anak
usia 9-15 tahun di Jakarta Barat yang jumlahnya diperkirakan sekitar 8.500 anak. Agar
menghemat biaya, tenaga, dan waktu, ditarik sampel secara acak untuk menentukan keca-
matan yang akan diamati. Lalu ditentukan SD dan SLTP secara ilmiah mengingat anak
usia 9-11 tahun duduk di SD, 13-15 tahun di SLTP, sedangkan usia 12 tahun sebagian di
SD sebagian di SLTP. Terakhir ditarik sampel berdasarkan nomor di daftar absensi.
Rumusan Masalah, Tujuan, Hipotesis
Rumusan masalah : Bagaimana gambaran prevalensi karies gigi pada anak usia 9-15
tahun di Jakarta Barat?
Tujuan : Mengetahui prevalensi karies gigi pada anak usia 9-15 tahun di Jakarta Barat
Hipotesis :
Jenis dan Rancangan riset
Jenis : Observasional Deskriptif, rancangan cross sectional
Populasi, sampel, cara penarikan, jumlah
Populasi : Anak- anak usia 9- 15 tahun di Jakarta Barat
Sampel dan Cara penarikan : Sampel diambil menggunakan teknik probability
sampling, yaitu multistage cluster random sampling. Tahap pertama penarikan
sampel diawali dengan melakukan pengambilan sampel menggunakan teknik cluster
dari Wilayah Jakarta Barat. Setelah itu, dilakukan pembagian berdasarkan kecamatan
yang ada di setiap wilayah. Tahap selanjutnya yaitu dari setiap kecamatan akan
ditarik satu kelurahan secara acak dan dari setiap kelurahan tersebut akan ditarik satu
SD dan satu SLTP. Kemudian, dari masing masing SD & SLTP tersebut akan ditarik
dua kelas secara acak. Tahap terakhir yaitu dari setiap kelas akan ditarik 25 anak
secara acak berdasarkan nomor absensi sebagai sampel penelitian sehingga
didapatkan jumlah sampel akhir sebesar 500 sampel.
Definisi Operasional Variabel
Variabel bebas : Anak- anak usia 9 – 15 tahun
Variabel tergantung : Prevalensi karies gigi
Cara pengumpulan data
Subjek penelitian dipersilahkan untuk duduk di kursi yang telah disediakan. Peneliti
melakukan pemeriksaan setelah memakai sarung tangan dan masker dengan mencatat
tanda-tanda gigi yang terkena karies gigi. Hasil pemeriksaan dicatat pada lembar
formular yang telah disediakan dan kemudian data tersebut dianalisis dan disajikan ke
dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.
15. Seorang dokter gigi yang kebetulan menjadi Ketua RW ingin mengetahui apakah ada
perbedaan skor DMF-T (jumlah gigi yang rusak, hilang, dan ditambal karena karies)
antara RT 3 dan RT 9 dalam satu RW di tempat tinggalnya. Hal ini dilakukan karena
berdasarkan Kartu Keluarga, tingkat pendidikan dan kondisi sosial ekonomi RT 9 jauh
lebih tinggi daripada RT 3 yang termasuk daerah kumuh. Secara teoritis, tingkat
pendidikan dan kondisi sosial ekonomi ikut berperan pada skor DMF-T.
Rumusan Masalah, Tujuan, Hipotesis
Rumusan masalah : Apakah terdapat perbedaan skor DMF-T antara RT 3 dan RT 9?
Tujuan : Mengetahui perbedaan skor DMF-T antara RT 3 dan RT 9.
Hipotesis : Terdapat perbedaan skor DMF-T antara RT 3 dan RT 9.
Jenis dan Rancangan riset
Jenis : Observasional Analitik rancangan cross- sectional
Populasi, sampel, cara penarikan, jumlah
Populasi : Wrga RT 3 dan RT9
Sampel dan Cara penarikan : Warga RT 3 dan RT 9 dengan cara penarikan
Definisi Operasional Variabel
Variabel bebas : Warga RT 3 dan RT9
Variabel tergantung : Indeks skor DMF-T
Cara pengumpulan data
Melakukan wawancara mendalam, yaitu dengan cara bertanya langsung
(berkomunikasi langsung) dengan subyek. Mengadakan pengamatan langsung terkait
DMF-T terhadap subyek. Data dikumpulkan untuk kemudian dianalisis statistik