Anda di halaman 1dari 11

Laporan Kegiatan Usaha Ikan

Guppy

Nama Anggota Kelompok:


1. Ashilah
2. Ayu Permata Sari
3. Azura Cinta Fadilla
4. Fakhri Arkan Mubarok
5. M. Furkon Kausar
6. M. Iqbal Fahreza

SMA NEGERI 5 KOTA JAMBI


TAHUN AJARAN 2021/2022

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih karunia-Nya sehingga penulis mampu
menyelesaikan penulisan proposal yang berjudul “Laporan Kegiatan Usaha Ikan Guppy”

Penyusunan karya tulis ini tidak akan terselesaikan tanpa adanya bantuan dari pihak-pihak terkait
baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh sebab itu perkenankan penulis menyampaikan
rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepadaSeluruh pihak untuk dukungan dan bantuannya.
Semoga segala kebaikan Bapak/Ibu dan rekan-rekan semua mendapatkan balasan setimpal dari
Tuhan Yang Maha Esa. Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat khususnya bagi pribadi penulis dan
para pembaca pada umumnya.

Jambi, April 2022

Tim Penulis
ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii

BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................. 1


1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2 Tujuan ............................................................................................. 1
1.3 Manfaat ........................................................................................... 1

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 2


2.1 Klasifikasi Ikan Guppy ................................................................... 2
2.2 Budidaya Ikan Guppy ................... . ............................................... 2
2.2.1 Wadah Yang Baik Untuk Berternak Ikan Guppy .............. 2
2.2.2 Kualitas Air ....................................................................... 2
2.2.3 Pakan ................................................................................. 3
2.2.4 Telur .................................................................................. 3
2.2.5 Burayak ............................................................................. 3
2.2.6 Induk ................................................................................. 3
2.2.7 Reproduksi ........................................................................ 3
2.3 Analisis Usaha ........... .................................................................... 4
2.3.1 Biaya Tetap .................. .................................................... 4
2.3.2 Biaya Tidak Tepat ............................................................. 4

BAB 3 PENUTUP ......................................................................................... 6


3.1 Kesimpulan .................................................................................... 6

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 7


iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Semakin tingginya permintaan konsumen terhadap ikan hias, semakin besar bisnis yang
dapat dilakukan di segi ikan ikan hias termasuk guppy. Gupi merupakan anggota suku Poecilidae
yang berukuran kecil. Jantan dan betina dewasa mudah dibedakan baik dari ukuran dan bentuk
tubuhnya, maupun dari warnanya (dimorfisme seksual). Panjang total tubuh ikan betina antara 4–
6 cm, sedangkan jantannya lebih kecil, sekitar 2½–3½ cm. Ikan jantan memiliki warna-warni
yang cemerlang dan amat bervariasi, terutama pada ikan hibrida. Ikan gupi liar warnanya lebih
sederhana, meski jantannya tetap berwarna-warni dengan dua buah bintik hitam seperti mata di
sisi badan: yang satu di bawah sirip punggung dan yang lainnya di atas sirip dubur. Gupi liar
betina bertubuh tambun dengan warna kuning kecoklatan dan susunan sisik yang membentuk
pola seperti jala (reticulata = dengan pola jaring atau jala), dan perut gendut berwarna putih.

1.2. Tujuan
1. Mengetahui Budidaya Ikan Guppy
2. Mengetahui Jenis – Jenis Guppy
3. Mengetahui Pencegahan dan Pengobatan guppy
4. Meningkatkan pendapatan
5. Mengoptimalkan pemanfaatan potensi Budidaya Ikan Guppy

1.3. Manfaat
1. Sebagai peluang membuka usaha
2. Pengetahuan untuk pembudidaya ikan guppy
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Klasifikasi Ikan Guppy


Gupi, ikan seribu, ikan cere, atau suwadakar (Poecilia reticulata), adalah salah satu spesies ikan
hias air tawar yang paling populer di dunia. Karena mudahnya menyesuaikan diri dan
beranakpinak, di banyak tempat di Indonesia ikan ini telah menjadi ikan liar yang memenuhi
parit-parit dan selokan. Dalam perdagangan ikan hias dikenal sebagai guppy atau juga
millionfish, di berbagai daerah ikan ini juga dikenal dengan aneka nama lokal seperti gepi,
bungkreung, cethul atau cithul, klataw, dan lain-lain.

2.2 Budidaya Ikan Guppy (Gupi)


2.2.1 Wadah yang baik menurut cara berternak ikan Guppy
Wadah cara berternak ikan guppy yang baik yaitu bak semen atau akuarium yang ukurannya tak
perlu besar yakni cukup 1 x 2 m atau akuarium 100 x 40 x 50 cm, masih wadah perkawinannya
lebih kecil dari wadah pembesaran, yang dapat dipakai diantaranya : baskom, akuarium kecil
atau ember bisa dipakai buat memindahkan ikan.

2.2.2 Kualitas Air


Kualitas air dengan sering menggantinya agar guppy tidak terserang penyakit. Untuk menjaga
kualitas air biasanya para penangkar ikan cupang menggunakan daun ketapang. Selain untuk
menstabilkan pH air, daun ketapang dapat juga mengobati ikan guppy yang terserang penyakit
jamur.

Penyakit
1. Infeksi Jamur Kulit
2. Fin Rot (Busuk Sirip)
3. White Spot atau Ick (Bintik putih)
4. Velvet (Bintik emas/karatan)
5. Pop Eye (Mata Bengkak)
6. Dropsy (Sisik Nanas)
7. Swim Bladder Disorder (kembung atau sembelit)
8. Inflamed Gills (Insang Memerah)

2.2.3 Pakan
Jentik Nyamuk, cacing sutra, artemia, pelet.

2.2.4 Telur
Merawat telur ikan guppy harus memisahkan induk dari telur agar induk tidak memakan telur
guppy tersebut. pemberian aerasi atau oksigen dapat meningkatkan tinggkat tetas dari telur
tersebut.

2.2.5 Burayak
Saat baru menetas, larva guppy membawa kuning telur sebagai cadangan makanan sebelum
sanggup memakan pakan yang diberikan. Sebaiknya sat ini tidak memberikan pakan untuk larva,
karena makan tersebut akan membusuk dan dapat mempengaruhi kesehatan. Pada awal
kehidupannya, larva sering jatuh kedasar kolam karena belum pandai berenang. Larva . Pada 3 –
4 hari pertama, larva cupang diberi pakan infusoria, lalu kutu air atau kuning tel.

2.2.6 Induk
Ketika sudah berumur 3-4 bulan ikan pun sudah siap menjadi indukan dan siap di pijahkan.
ciri ikan jantan :
- umur ± 4 bulan
- wujud badan dan siripnya panjang dan berwarna indah.
- gerakannya agresif dan lincah.
- keadaan badan sehat ( tidak terjangkit penyakit ).
Ciri-ciri ikan betina :
- umur sudah meraih lebih kurang 4 bulan
- wujud badan membulat putih di lebih kurang perut mengisyaratkan siap kawin.
- gerakannya lambat.
- sirip pendek dan warnanya tidak menarik.
- keadaan badan sehat.
2.2.7 Reproduksi
Proses reproduksi jantan dan betina akan siap memijah jika keduanya matang gonad dan akan
saling mengejar butuh waktu 1 – 2 jam induk akan mengeluarkan telurnya.

3
2.3 Analisis Usaha
2.3.1. Biaya Tetap
No Uraian Jumlah Satuan Harga satuan Total Harga
1. Aquarium 1 unit Rp 20.000 Rp 20.000
2. Induk Ikan Guppy 2 Pasang Rp 10.000 Rp 20.000
3. Pakan 2 Bungkus Rp. 5.000 Rp 10.000
4. Batu Hiasan 1 Bungkus Rp 5.000 Rp 5.000
Total : Rp 55.000

Ket. 1. Periode usaha 3 Bulan


2. Nilai susut 3/24 x Total harga

2.3.2 Biaya Tidak Tetap


No Uraian Jumlah Satuan Harga satuan Total Harga
1. Pakan (cacing) 10 Bungkus Rp 10.000 Rp 100.000
2. Obat-obatan (MB) 1 Karung Rp 20.000 Rp 20.000
3. Plastik packing 1 Pack Rp 20.000 Rp 20.000
4. Batu Hiasan 1 Bungkus Rp 5.000 Rp 5.000
Total : Rp 145.000
Biaya Total/Periode = Biaya tetap + Biaya tidak tetap
= Rp 55.000 + Rp 145.000
= Rp 200.00
Jumlah benih yang dihasilkan
Jumlah produksi telur = jumlah induk menghasilkan telur x Daya tetas atau yang menetas (HR)
1 induk menghasilkan 30 telur paling sedikit
= 2 induk (60 telur) x 50 %
= 60 telur x 50/100
= 30 ekor
Jumlah produksi telur 3 x pemijahan/periode
= 30 ekor x 3 = 90 ekor
Total Benih 1 periode/pemijahan = 90 ekor x SR 60% ( perkiraan Benih yang hidup) =
90 ekor x 60 %

= 54 ekor
Total produksi benih/siklus = 54 x 3 = 162 ekor
hasil penjualan 1 siklus
= 162 ekor x Rp 5.000
= Rp 810.000
pendapatan
= penerimaan – biaya produksi
= Rp 810.000 – Rp 200.000 = Rp 610.000
1. Analisis Usaha :
2. R/C = Penerimaan : biaya produksi
= Rp 810.000 : Rp 200.000
= Rp 4,05
Artinya: setiap investasi sebesar Rp 1,00 akan menghasilkan Rp 4,05

BEP (ekor) = total biaya tetap


harga jual/ekor – biaya tidak tetap/ekor
BEP = Rp 55.000
Rp 5000 – 145.000/162
BEP = Rp 55.000
5000 – 895= 4.105
BEP = Rp 55.000 = ekor

Artinya: titik impas baru dicapai jika menghasilkan ekor


BEP (Rp) = total biaya tetap
1- (biaya tidak tetap : hasil penjualan)
BEP = 55.000
1- (145.000 : 610.000)
BEP = Rp 55.000
1- 0,237
BEP = Rp 55.000
= 0,76
= Rp 72.368
Artinya: titik impas baru dicapai jika menghasilkan penerimaan sebesar Rp. 72.368 BAB III

5
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang di atas, dapat disimpulkan bahwa:

1) Ikan guppy merupakan salah satu ikan hias yang tidak memerlukan banyak biaya
untuk melakukan budidaya ikan.
2) Melakukan budidaya ikan guppy bisa membuka peluang usaha bisnis

Daftar tim yang menulis proposal ini:


Kata Pengantar. :
Daftar Isi :
Pendahuluan
1. Latar Belakang :
2. Tujuan. :
3. Manfaat. :
Tinjauan Pustaka. :
Penutup
1. Kesimpulan. :
Daftar Pustaka. :
6
DAFTAR PUSTAKA

Daelami, D. 2001. Usaha Pembenihan Ikan Hias Air Tawar. Penebar Swadaya, Jakarta.
Susanto dan Lingga, P. 1997. Ikan Hias Air Tawar. Penebar Swadaya, Jakarta.
Lambert. 2003. Buku Pintar Budidaya Kan Hias Air Tawar. Gramedia, Jakarta
Perkasa, B.E. 2001. Budidaya Cupang Hias dan Adu. Penebar Swadaya, Jakarta
Regan 1908 dalam Sudrajad 2003. Pembenihan Dan Pembesaran Cupang Hias. Kanisius,
Yogyakarta.
Sudrajad. 2003. Pembenihan Dan Pembesaran Cupang Hias. Kanisius, Yogyakarta. Sugandy,
I. 2002. Budidaya Cupang Hias. Argo Media Pustaka, Jakarta.
Susanto, H. 1991. Memelihara Cupang. Penerbit Kanisius, Yogyakarta
Zairin, M.J. 2002. Sex Reversal Memproduksi Benih Ikan Jantan Atau Betina. Penerbit Swadaya,
Jakarta.
7

Anda mungkin juga menyukai