Anda di halaman 1dari 25

1.

   Pendahuluan
Kalimat adalah wadah pernyataan pikiran. Pernyataan pikiran itu sendiri
berasal dari pengembangan gagasan pokok dengan cara tertentu. Pikiran yang
disampaikan melalui berbagai bentuk kalimat diarahkan untuk mencapai sasaran
atau efek tertentu sesuai dengan maksud pengguna bahasa yang bersangkutan.
Proses penyampaian dan penerimaan pikiran dapat efektif. Kalimat efektif adalah
kaimat yang mampu menyampaikan pikiran secara jelas kepada pembaca sehingga
mencapai sasarannya. Kalimat efektiflah yang menyebabkan proses penyampaian
dan penerimaan pikiran dapat berlangsung dengan baik.

Penyusunan karya tulis ilmiah mengharuskan penulis menggunakan kalimat-


kalimat efektif untuk mengembangkan gagasan-gagasannya. Kalimat yang demikian
ditandai oleh adanya kepanduan unsur kalimat, kelogisan hubungan antar bagian
kalimat, pemusatan perhatian pada bagian-bagian tertentu, dan kehematan
penggunaan kata. Kalimat efektif menyelaraskan isi pikiran penulis dengan struktur
kalimat yang benar menurut kaidah bahasa Indonesia. Uraian berikut akan
menjelaskan tanda-tanda kalimat tersebut dengan sejumlah contoh kalimat.

2.   Kepanduan Bagian Kalimat


Kata-kata yang dipakai untuk membentuk kalimat harus ditempatkan pada
posisi yang tepat dalam struktur kalimat agar jelas fungsinya masing-masing.
Ada kata yang berfungsi sebagai subjek, ada yang berfungsi sebagai predikat,
ada yang berfungsi sebagai objek dan keterangan. Subjek, predikat, objek, dank e-
terangan masing-masing sebagai bagian kalimat saling berhubungan secara
fungsional. Hubungan yang jelas diantara bagian-bagian kalimat tersebut akan
menghasilkan kepanduan bagian kalimat dalam struktur kalimat. Kalimat yang
bagian-bagiannya terpadu menjadi secara pengembangan pikiran yang efektir, yang
jelas misalnya.
Kalimat
Keterangan
Pikiran utama
              ====>           ====>
Kehidupan modern (1)   Untuk kehidupan modern (tidak padu karena tidak
menuntut cara berfikir dan jelas subjeknya)
bertindak yang efektif dan
efisien.

(1a) Kehidupan modern menuntut (Padu/efektif)


cara berfikir dan bertindak
yang efektif dan
efisien.                   
Perluasan usaha (2)   Perluasan usaha ini kami (tidak padu karena
menggunakan pinjaman modal subjeknya ganda)
dari bank.

(2a) Perluasan usaha ini dapat (padu/efektif)


kami lakukan karena
menggunakan pinjaman modal
dari bank.
Pikiran dan bahasa
(3)   Pikiran yang kacau pada (tidak padu karena tidak
bahasa yang kacau. jelas subjeknya).

(3a) Pikiran yang kacau tercermin (padu/efektif)


pada bahasa yang kacau

Keterangan
Kalimat
Pikiran utama

                                      ====>                                             ====>  


Pengamatan (4)   Pengamatan terhadap objek (tidak padu karena
terhadap objek itu tidak cermat. Sehingga menggunakan kata
deskripsi objek tersebut kurang sambung sehingga
jelas. pada kalimat tunggal)

(4a) Pengamatan terhadap objek (Padu/efektif)


itu tidak cermat sehingga
deskripsi objek itu kurang jelas.
Perluasan usaha (5)   Meskipun ia telah berusaha (tidak padu karena
menulis skripsinya dengan salah menggunakan
tekun, tetapi pengujinya masih kata sambung)
menuntut perbaikan yang
cukup banyak.

(5a) Meskipun ia telah berusaha


menulis skripsinya dengan (padu/efektif)
tekun, pengujinya masih
menuntut perbaikan yang
cukup banyak.

(5b) Ia telah berusaha menulis


skripsnya dengan tekun, tetapi
pengujinya masih menuntut (padu/efektif)
perbaikan yang cukup banyak
3.   Kelogisan
Makna kalimat dapat dipahami oleh pembaca dengan baik jika hubungan
antara berbagai kalimat cukup logis. Hubungan yang logis diantara vbagian-bagian
kalimat turut menentukan kadar keefektifan sebuah kalimat.
Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam pembentuan kalimat yang logis,
yaitu :
1)    Pemahaman makna kata secara cermat dan
2)    Penempatan kata secara tepat dalam struktur kalimat.
Kedua hal tersebut saling menunjang untuk menghasilkan kalimat yang logis
sebagai salah satu tanda kalimat efektif.
Beberapa contoh berikut akan dapat menjelaskan kedua hal tersebut.
Contoh kalimat

Keterangan
 

     Waktu dan tempat kami persilahkan ! (tidak logis, karena waktu dan tempat
bukan seubjek yang dapat dipakai untuk
menjawab pertanyaan siapa)

(6a)  Bapak Rektor kami persilahkan ! (logis/efektif)

(6b)  Waktu dan tempat kami luangkan (logis/efektif)


kepada Bapak Rektor !

     Dirgahayu Proklamasi Kemerdekaan RI (tidak logis karena peringatan hari ulang
yang ke-45 ! tahun kemerdekaan ke-45 hanya sehari,
sedangkan kata dirgahayu mengandung
arti ‘semoga panjang umur’)

(7a)  Dirgahayu Republik Indonesia ! (logis/efektif)


           

Keterangan

Contoh kalimat
        

     Penjahat itu berhasil ditangkap petugas (tidak logis menangkap adalah petugas
keamanan. keamanan)

(8a)    Penjahat itu berhasil melarikan diri. (logis/efektif)

(8b)    Petugas keamanan berhasil menangkap (logis/efektif)


penjahat itu.

     Untuk mempersingkat waktu, kami (tidak logis karena waktu sudah tertentu
mempersilahkan pembicara I menyajikan ukurannya dan tidak bisa dipersingkat)
makalah !

(9a)    Untuk memanfaatkan waktu, kami (logis/efektif)


mempersilahkan pembicara I menyajikan
makalah !
(10)    Pemenang terbaik I mendapat hadiah Rp. (tidak logis karena pemenang terbaik hanya satu
500.000,00 sedangkan pemenang terbaik II orang saja sesuai dengan makna kata terbaik
mendapat hadiah Rp. 300.000,00 ‘paling baik’

(10a)  Pemenang terbaik I mendapat hadiah Rp. (logis/efektif)


500.000,00 sedangkan pemenang II mendapat
hadiah Rp. 300.000,00
Keterangan
Contoh kalimat

     Surat yang saya terima rangkap satu. (tidak logis karena kata rangkap
bermakna lebih dari satu)
(11a)   Surat yang saya terima hanya
sepucuk.       (logis/efektif)

     Ali dihadiahkan sebuah tas plastik oleh (tidak logis karena kata dihadiahkan
paman. berarti dijadikan sebagai hadiah)

(12a)   Ali dihadiahi (oleh) paman sebuah tas (logis/efektif)


plastik

(12b)   sebuah tas plastik dihadiahkan kepada (logis/efektif)


ali    
           

4.   Pemusatan Perhatian


Kalimat sebagai rangkaian kata yang berstruktur menciptakan kebulatan
makna. Setiap kata sebagai unsur ppembentuk tampil dalam struktur sesuai dengan
fungsinya masing-masing. Tidak semua bagian kalimat dapat ditonjolkan secara
tertentu yang ingin ditonjolkan oleh penulis untuk merangsang pembaca
memusatkan perhatiannya pada bagian tersebut tanpa melupakan bagian lain
sebagai pendukungnya. Penonjolan atau pemusatan perhatian pada bagian-bagian
tertentu dalam suatu kalimat dapat dilakukan dengan berbagai cara tanpa
mengubah makna kalimat secara keseluruhan.
4.1.   Penempatan bagian yang ditonjolkan pada posisi awal kalimat
Bagaimana kalimat yang ditonjolkan dalam bahasa tulis biasanya didapatkan
pada posisi awal kalimat
Pemusatan perhatian pembaca langsung tertuju pada awal pembaca, cara ini
cukup efektif mengundang perhatian pembaca dan dilakukan secara bergilir dalam
seperangkat kalimat. Hasilnya akan menunjukkan variasi kalimat yang menarik jika
cara penempatannya tepat.
 

Contoh Kalimat

     Kita harus menyelesaikan tugas itu (pemusatan perhatian pada subjek
selama semin sebagai pelaku)

(13a)   Selama seminggu kita harus (pemusatan perhatian pada keterangan


menyelesaikan tugas itu. waktu)

(13b)   Tugas itu diselesaikan selama seminggu (pemusatan perhatian pada subjek se-
bagai sasaran perbuatan)
     Rombongan kesenian tersebut (pemusatan perhatian pada subjek
      berangkat ke Jakarta kemarin sebagai pelaku)

      dengan kapal laut.

(14a)   Dengan kapal laut rombongan kesenian (pemusatan perhatian pada


tersebut berangkat Kejakarta kemarin. ketergantungan alat)

(14b)   Kemarin, rombongan kesenian tersebut


ke Jakarta dengan kapal laut. (pemusatan perhatian tidak pada
ketergantungan alat)
(14c)    Ke Jakarta, rombongan kesenian
tersebut berangkat kemarin dengan
kapal laut. (pemusatan perhatian pada
ketergantungan tempat)

4.2.   Pengulangan kata


Pengulangan kata tertentu dapat memperjelas maksud penulis. Cara ini dapat
dilakukan untuk menonjolkan bagian tertentuyang perlu mendapat perhatian
pembaca, tetapi harus dibatasi. Keseringan pengulangan kata dalam kalimat,
khususnya dalam bahasa tulis, dapat menimbulkan kebosanan bagi pembaca.
Contoh :
15.    Tekun membaca buku pelajaran, tekun mengikuti kuliah, dan tekun mengerjakan
tugas yang diberikan oleh dosen, dapat menjamin meningkatkan indeks prestasi
mahasiswa.
16.    Orang yang ingin maju harus berani menghadapi berbagai tantangan, baik
tantangan yang datang dari lingungan keluarganya sendiri maupun tantangan yang
datang dari masyarakat sekitarnya.
17.    Ia cukup lama menderita, menderita ketika orang tuanya terlalu cepat
meninggalkannya, menderita saat mengikuti pendidikan dari awal sampai ke
perguruan tinggi, dan menderita ketika ke perguruan  tinggi, dan menderita ketika
mencari pekerjaan yang sesuai dengan pendidikannya sebagai sarjana teknologi
industri.
4.3    Penggunaan partikel
Pemusatan perhatian dapat juga diarahkan dengan menggunakan partikel- lah-
kah, dan pun. Ketiga partikel ini sering di gunakan kalimat untuk menegaskan
pernyataan (-lah dan pun) dan untuk menegaskan pernyataan (-kah).
Beberapa contoh berikut dapat menunjukan hal tersebut.
Contoh :
18.      Sayalah yang seharusnya membantu yang bersangkutan.
19.      Dialah biang keladi keributan tersebut.
20.      Siapakah yang datang tadi ke sini ?
21.      Kamipun menyaksikan peristiwa yang mengerikan itu.
22.      Pergilah ia menemui orang itu !

5.   Kehematan penggunaan kata


Penggunaan kata dalam kalimat harus selektif. Penulis harus mampu
menggunakan kata dengan hemat agar pikiran yang digunakan dalam kalimat
cdapat dipahami maksudnya. Keborosan penggunaan kata dalam kalimat yang di
names.
Hemat kata
Boros kata
Contoh :

23  Surat kabar harian pedoman Harian pedoman rakyat menyediakan


rakyatmenyediakan ruangan untuk ruangan untuk tulisan ruangan untuk
mengisi tulisan yang membicarakan tulisan tentang kesenian.
tentang kesenian.

24  Dalam rangka untuk meningkatkan Untuk meningkatkan prestasi akademik


prestasi akademik mahasiswa, mahasiswa, hendaknya para dosenaha
hendaknya para dosen berusaha dan memperbaiki proses belajar-mengajar
berikhtiar proses belajar-mengajar yang yang menjadi tanggung jawabnya.
menjadi tanggung jawabnya.
           

25  Ia akan melangsungkan perkawinan Ia akan mengawinkan anaknya


anaknya dengan mengambil tempat di bertempat di rumah barunya.
rumah barunya.

Penyusunan kalimat efektif dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti yang
dikemukakan pada urian dan contoh di atas. Kita dapat menggunakan cara-cara
tertentu untuk mengefektifkan kalimat menurut gaya yang kita minati.dalam
penyusunan karya tulis ilmiah, sebaiknya penulis menggunakan cara yang bervariasi
sebagai upaya mengefektifkan kalimat untuk mengundang minat pembaca mengikuti
uraian kata. Contoh-contoh yang terbatas yang dikemukakan pada bagian belajar ini
dapat menjadi bahan banding untuk menumbuhkan kreativitas calon penulis
mengembangkan pikiranya dalam karya tulis yang logis dan sistimasi.
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

           Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan petunjuk dan
kemudahan kepada penyusun sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Kalimat
Efektif” dengan baik.

           Makalah ini dapat tewujud berkat adanya bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu
penyusun mengucapkan terima kasih kepada:
1.      , selaku dosen pembimbing mata kuliah Bahasa Indonesia dalam pembuatan makalah ini dengan
penuh kecermatan dan ketelitian.

2.      Kedua orang tua tercinta yang selalu membimbing dan memberikan do’a restunya.

3.      Seluruh staf perpustakaan Universitas Muhammadiyah Purworejo yang telah memfasilitasi buku-
buku sumber acuan pembuatan makalah ini.

4.      Semua teman-teman kelas 2G yang telah memberikan semangat dan dorongan kepada penyusun
dalam penyelesaian makalah ini.

5.      Semua pihak yang terlibat dalam penyelesaian penulisan makalah ini.

Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran sangat penyusun harapkan guna perbaikan dan penyempurnaan
penulisan makalah berikutnya.

            Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pemerhati pendidikan
pada umumnya. Serta merupakan wujud sebuah pengabdian kami kepada Allah SWT.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

                                                                                                Purworejo,  Maret 2012

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………………….    i

MOTTO……………………………………………………………………….   ii   

KATA PENGANTAR………………………………………………………..   iii

DAFTAR ISI………………………………………………………………...     iv

BAB I       PENDAHULUAN………………………………………….….…         1


BAB II      PEMBAHASAN……………………………….……                       2

A.    Pengertian Kalimat Efektif…..………………………..……       3

B.     Ciri-Ciri Kalimat Efektif………………………….………..        5

C.     Syarat-Syarat Kalimat Efektif……………………………….     6

D.    Struktur Kalimat

E.     Unsur-Unsur Kalimat

BAB IV    PENUTUP……………………………………………………….     23

A.    Simpulan……………………………………………………       23

B.     Saran……………………………………….……                        24

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………..

BAB I
PENDAHULUAN

Hal yang menyebabkan kalimat menjadi bidang kajian bahasa yang penting antara lain
karena dengan perantaraan kalimatlah sesorang baru dapat menyampaikan maksudnya secara
lengkap dan jelas. Satuan bahasa yang sudah kita kenal sebelum sampai ada tataran  kalimat
adalah kata (mis. Tidak) dan frasa atau kelompok kata (mis. tidak tahu). Kedua bentuk itu,
kata an frasa, tidak dapat mengugkapkan maksud secara lengkap dan jelas, kecuali jika
keduanya sedang berperan sebgai kalimat minor. Untuk dapat berkalimat dengan baik, perlu
kita pahami terlebih dahulu struktur dasar suatu kalimat.
Kalimat adalah bagian ujaran yang mempunyai struktur miimal ubjek (S) dan predikat
(P) dan inntonsinya menunjukkan bagian ujaran itu sudah lengkap engan makna. Intonasi
final kalimat dalam bahasa tulis dilambangkan dengan titik, tanda tanya, atu tand seru.
Penetapan struktur minimal S dan P dalam hal ini menunjukan kalimat bukanlah semata-
semata gabungan atau rangkaian kata yang tidak mempunyai kesatuan bentuk.. lengkap
dengan makna menunjukan sebuah kalimat harus megandung pokok pikiran yang lengkap
sebagai pengungkap maksud penuturnya.
BAB II
PEMBAHASAN

Pengertian Kalimat Efektif


Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan penutur/penulisnya
secara tepat sehingga dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula. Efektif
dalam hal ini adalah ukuran kalimat yang memiliki kemampuan menimbulkan gagasan atau
pikiran pada pendengar atau pembaca. Dengan kata lain, kalimat efektif  adalah kalimat yang
dapat mewakili pikiran penulis atau pembicara secara tepat sehingga pndengar/pembaca
dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas dan lengkap seperti apa yang dimasud
oleh penulis atau pembicaranya.

Ciri-Ciri Kalimat Efektif


Untuk dapat mencapai keefektifan, suatu kalimat harus memenuhi paling tidak enam
syarat berikut, yaitu adanya:
1.Kesatuan
Yang dimaksud dengan kesatuan adalah terdapatnya satu ide pokok dalam sebuah
kalimat. Dengan satu ide itu kalimat boleh panjang atau pendek, menggabungkan lebih dari
satu kesatuan, bahkan dapat mempertentangkan satu sama lainnya, asalkan ide atau gagasan
kalimatnya tunggal. Penutur tidak boleh menggabungkan dua kesatuan yang tidak
mempunyai hubungan sama sekali ke dalam suatu kalimat.
a.Contoh kalimat yangtidak jelas kesatuan gagasannya:
 Pembangunan gedung sekolah baru pihak yayasan dibantu oleh bank yang memberi
kredit. (terdapat subjek ganda dalam kalimat tunggal).
 Dalam pembangunan sangat berkaitan dengan stabilitas politik. (memakai kata depan
yang salah sehingga gagasan kalimat menjadi kacau).
 Berdasarkan genda sekretaris manajer personalia akan memberi pengarahan kepada
pegawai baru. (tidak jelas siapa yang memberi pengarahan).
b.Contoh kaimat yang jelas kesatuan gagasannya:
 Pihak yayasan dibantu oleh bank yang memberi kredit untuk membangun gedung
sekolah baru.
 Embangunan sangat berkaitan dengan politik.
 Berdasarkan agenda, sekretaris manajer personalia akan memberi pengaran kepada
pegawai baru.
2.Kepaduan (koherensi)
Yang dimaksud koherensi adalah hubungan yan padu antara unsur-unsur pembentuk
kalimat. Yang termasuk unsur pembentuk kalimat adalah kata, frasa, klausa, serta tnda baca
yang membentuk S-P-O-Pel-Ket dalam kalimat.
a.Contoh kalimat yang unsurnya tidak koheren:
 Kepada setiap pengendara mobil di Kota Jakarta harus memiliki surat izin mengemudi.
(tidak mempunyai subjek/subjeknya tidak jelas).
 Saya punya rumah baru saja diperbaiki. (struktur tidak benar/rancu)
 Tentang kelangkaan pupuk mendapat keterangan para petani. (unsur S- P-O tidak
berkaitan erat)
 Yang saya sudah saya sarankan kepada mereka adalah merevisi anggaran daripada itu
proyek. (salah dalam pemakaian kata dan frasa).
b.Contoh kalimat yang unsur-unsurnya koheren:
 Setiap penendra mobil di Kota Jakarta harus memiliki surat izin mengemudi.
 Rumah saya baru saja diperbaiki.
 Para petani mendapat keterangan tentang kelangkaan pupuk.
 Yang sudah sya sarankan kepada mereka adaah merevisi anggaran proyek itu.
3.       Keparalelan
Yang dimaksud dengan keparalelan atau kesejajaran adalah terdapatnya unsur-unsur
yang sam derajatnya, sama pola atau susunan kata dan frasa yang dipakai di dalam kalimat.
Umpamanya dalam sebuah perincian , unsur pertama menggunakan verba, unsur kedua dan
seterusnyajuga verba. Jika bentuk pertama menggunakan nomina, bentuk berikutnya juga
harus nomina.
a.Contoh kesejajaran atau paralelisme yang salah:
 Kegiatan di perpustaakan meliputi pembelian buku, membuat katalog, dan buku-buku
diberi label.
 Kakakmu menjadi dosen atau pengusaha?
 Demikianlah agar ibu maklum, dan atas perhatiannya aya ucapkan terimma kasih.
 Dalam rapt itu diputuskan tiga hal pokok, yaitu eningkatan mutu produk, memperbanyak
waktu penyiaran ikan dan pemasaran yang lebih gencar.
b.Contoh kesejajaran atau paralelisme yang benar:
 Kegiatan diperpustakaan meliputi pembelian buku, pembuatan katalog dan pelabelan
buku.
 Kakakmu sebagai dosen atau sebagai pengusaha?
 Demikianlag agar Ibu maklum, dan atas perhatian Ibu saya ucapkan terima kasih.
 Dalam rapat ini diputuskan tiga hal pokok, yaitu meningkatkan mutu produk,
meningkatkan frekuensi iklan dan lebih menggencarkan pemasaran.

4.       Penekanan
Yang dimaksud dengan penekanan adalah suatu perlakuan khusus menonjolkan bagian
kalimat sehingga berpengaruh terhadap makna kalimat secara keseluruhan. Cara yang dipakai
untuk memberi perlakuan khusus pada kata-kata tertentu ada beberapa, yaitu:
a. Dengan meletakkan kata yang ditonjolkan itu di awal kalimat,
b. Dengan melakukan pengulangan kata ( repetisi),
c. Denga melakukan pengontrasan kata kunci,
d. Dengan menggunakan partikel/penegas.
a.Contoh penekanan dengan menempatkan kata yang ditonjolkan pada awal kalimat:
 Pada bulan Desember kita ujian akhis semester. (bukan akhir noember
 Kita akan ujiian akhir semester pada bulan Deember. (bukan merreka)
 Ujian akhir semester kita tempuh pada bulan Deember. (bukn ujn tengah semester)
Contoh penekanan dengan pengulangan kata:
Saya senng melihat panorama alam yang indah; saya senang melihat lukisan yang indah; dan
saya juga senang, melihat hasil seni ukir yang indah.
Sudara-saudara, kita tidak suka dibohongi, kita tidak suka ditipu, kita tidak suka dibodohi.
Contoh  penekanan dengan pengontrasan kata kunci:
Penduduk desa itu tidak menghendaki bantuan yang berifat sementara, tetapi bantuan yang
bersifat permanen.
Contoh penekna dengn menggunakan partikel penegas:
Hendak pulang pun hari sudah gelap dan hujan pula.
Adakah yang bertanggung jawab menyelesaikan masalah itu.
Kehematan
         Yang dimaksud dengan kehematan ialah menghindari pemakaian kata yang tidak perlu.
Hemat tidak bararti harus menghilangkan kata-kata yang dapat memperjelas arti kalimat.
Hemat di sini berarti “ekonomis” tidak memakai kata-kata mubazir, tidak mengulang-ulang
subjek, tidak menjamakkan kata yang sudah berbentuk jamak. Dengan hemat kata-kata,
diharapkan kalimat menjadi padat berisi.
Contoh kalimat yang tidak hemat kata:
Saya melihatnya dengan mata kepala saya sendiri bahwa mahasiswa itu belajar seharian dari pagi
sampai petang.
Dalam pertemuan yang mana hadir di sana Wakil Gubernur DKI dilakukan suatu perundingan
yang membicarakan perparkiran.
Manajer itu dengan segera mengubah rencananya setelah dia bertemu dengan direkturnya.
Agar supaya Anda dapat memperoleh nilai ujian yang memuaskan, Anda harus belajar dengan
sebaik-baiknya.
Contoh kalimat yang hemat kata:
Saya melihat sendiri mahasiswa itu belajar seharian.
Dalam pertemuan yang dihadiri Waki Gubernur DKI dilakukan perundingan tentang perparkiran.
Manajer itu dengan segera mengubah rencana setelah bertemu direkturnya.
Agar Anda memperoleh nilai ujian yan memuaskan, belajarlah baik-baik.
Kelogisan
         Yang dimaksud dengan kelogisan ialah mengupayakan agar ide kalimat masuk akal.
Logis dalam hal ini juga menuntut adanya pola piker yang sistematis (runtut/teratur dalam
penghitungan angka dan penomoran). Sebuah kalimat yang sudah benar strukturnya, sudah
benar pula pemakaian tanda baca, kata, dan frasa, dapat menjadi salah karena maknanya tidak
masuk akal atau lemah dari segi logika. Perhatikan contoh kalimat yang lemah dari segi
logika berbahasa berikut ini:
Kambing sangat senang bermain hujan. (padahal kambin tergolong anti air).
Karena lama tinggal di asrama putra, anaknya semua laki-laki. (apa hubungan tinggal di asrama
putra dengan mempunyai anak lelaki?).
Uang yang bertumpuk itu terdiri atas pecahan ratusan, puluhan, sepuluh ribuan, lima puluh
ribuan, dua puluh ribuan. (tidak runtut dalam merinci sehingga lemah dari segi logika).
Kepaada Bapak Dekan, waktu dan tempat kami persilahkan. (waktu dan tempat tidak perlu
dipersilahkan)).
Dengan mengucapkan syukur kepada Tuhan, selesailah makalah ini tepat pada waktunya.
(berarti “modal” untuk menyelesaikan makalah cukuplah ucapan syukur kepada Tuhan.
Ketegasan
         Ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan terhadap ide pokok dari
kalimat. Untuk membentuk penekanan dalam suatu kalimat, ada beberapa cara, yaitu:
Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat)
Contoh:
Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain.
Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini. (ketegasan)
Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini dengan kemampuan yang
ada pada dirinya.
Harapan presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya. (ketegasan)
Membuat urutan kata yang bertahap.
Contoh:
Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-
anak terlantar. (salah)
Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-
anak terlantar. (benar)
Melakukan pengulangan kata (repetisi)
Contoh:
Cerita itu begitu menarik, cerita itu sangat mengharukan.
Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan.
Contoh:
Anak itu bodoh, tetapi pintar.
Mempergunakan partikel penekanan (penegasan), seperti: partikel –lah, -pun, dan –kah.
Contoh:
Dapatkah mereka mengerti maksud perkataanku?
Dialah yang harus bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas ini

Syarat-Syarat Kalimat Efektif


Syarat-syarat kalimat efektif adalah sebagai berikut:
Secara tepat mewakili pikiran pembicara atau penulisnya.
Mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya antara pikiran pendengar atau pembaca dengan
yang dipikirkan pembaca atau penulisnya.

Struktur Kalimat
          Struktur kalimat efektif haruslah benar. Kalimat itu harus memiliki kesatuan bentuk,
sebab kesatuan bentuk itulah yang menjadikan adanya kesatuan arti. Kalimat yang
strukturnya benar tentu memiliki kesatuan bentuk dan sekaligus kestuan arti. Sebaliknya
kalimat yang strukturnya rusak atau kacau, tidak menggambarkan kesatuan apa-apa dan
merupakan suatu pernyataan yang salah.
          Jadi, kalimat efektif selalu memiliki struktur atau bentuk yang jelas. Setiap unsur yang
terdapat di dalamnya (yang pada umumnya terdiri dari kata) harus menempati posisi yang
jelas dalam hubungan satu sama lain. Kata-kata itu harus diurutkan berdasarkan aturan-aturan
yang sudah dibiasakan. Tidak boleh menyimpang, aalagi bertentangan. Setiap penyimpangan
biasanya akan menimbulkan kelainan yang tidak dapat diterima oleh masyarakat pemakai
bahasa itu.
          Misalnya, Anda akan menyatakan Saya menulis surat buat papa. Efek yang
ditimbulkannya akan sangat lain, bila dikatakan:
Buat Papa menulis surat saya.
Surat saya menulis buat Papa.
Menuis saya surat buat Papa.
Papa saya buat menulis surat.
Saya Papa buat menulis surat.
Buat Papa surat saya menulis.
Walaupun kata yang digunakan dalam kalimat itu sama, namun terdapat kesalahan.
Kesalahan itu terjadi karena kata-kata tersebut (sebagai unsur kalimat) tidak jelas fungsinya.
Hubungan kata yang satu dengan yang lain tidak jelas. Kata-kata itu juga tidak diurutkan
berdasarkan apa yang sudah ditentukan oleh pemakai bahasa.
          Demikinlah biasanya yang terjadi akibat penyimpangan terhadap kebiasaan struktural
pemakaian bahasa pada umumnya. Akibat selanjutnya adalah kekacauan pengertian. Agar hal
ini tidak terjadi, maka si pemakai bahasa selalu berusaha mentaati hokum yag sudah
dibiasakan.
Unsur-Unsur Kalimat
          Unsur kalimat adalah fungsi sintaksis yang daam buku-buku tata bahasa Indonesia
lama lazim disebut jabata kata dan kini disebut peran kata dalam kalimat, yaitu subjek (S),
predikat (P), objek (O), pelengkap (Pel), dan keterangan (Ket). Kalimat bahasa Indonesia
baku sekurang-kurangnya terdiri atas dua unsur, yakni subjek dan predikat. Unsur yang lain
(objek, pelengkap, dan keterangan) dalam suatu kalimat dapat wajib hadir, tidak wajib hadir,
atau wajib tidak hadir.
Predikat
         Predikat (P) adalah bagian kalimat yang memberitahu melakukan (tindakan) apa atau
dalam keadaan bagaimana subjek (pelaku/tokoh atau benda di dalam suatu kalimat). Selain
memberitahu tindakan atau perbuatan subjek (S), P dapat pula menyatakan sifat, situasi,
status, ciri, atau jatidiri S. termasuk juga sebagai P dalam kalimat adalah pernyataan tentang
jumlah sesuatu yang dimiliki oleh S. predikat dapat juga berupa kata atau frasa, sebagian
besar berkelas verba atau adjektiva, tetapi dapat juga numeralia, nomina, atau frasa nominal.
Perhatikan contoh berikut:
Kuda meringkik.
Ibu sedang tidur siang.
Putrinya cantik jelita.
Kota Jakarta dalam keadaan aman.
Kucingku belang tiga.
Robby mahasiswa baru.
Rumah Pak Hartawan lima.
          Kata-kata yang dicetak tebal dalam kalimat di atas adalah P. kata meringkik pada
kalimat (a) memberitahukan perbuatan kuda. Kelompok kata sedang tidur siang pada kalimat
(b) memberitahukan melakukan apa ibu, cantik jelita pada kalimat (c) memberitahukan
bagaimana putrinya, dalam keadaan aman pada kalimat (d) memberitahukan situasi kota
Jakarta, belang tiga pada kalimat (e) memberitahukan ciri kucingku, mahasiswa baru pada
kalimat (f) memberitahukan status Robby, dan lima pada kalimat (g) memberitahukan jumlah
rumah Pak Hartawan.
          Berikut ini contoh kalimat yang tidak memiliki P karena tidak ada kata-kata menunjuk
pada perbuatan, sifat, keadaan, ciri, atau status pelaku atau bendanya.
Adik saya yang gendut lagi lucu itu.
Kantor kami yang terletak di Jln. Gatot Subroto.
Bandung yang terkenal kota kembang.
    Walaupun contoh (a), (b), (c) ditulis persis seperti lazimnya kalimat normal, yaitu diawali
dengan huruf kaital da diakhiri dengan tanda titik, namun di dalamnya tidak ada satu kata pun
yang berfungsi sebagai P. Tidak ada jawaban atas pertanyaan melakukan apa adik yang
gendut lagi lucu (pelaku) pada contoh (a), tidak ada jawaban atas pertanyaan kenapa atau ada
apa dwngan antor di Jan Gatot Subroto dan Bandung terkenal sebagai kota kembang itu pada
contoh (b) dan (c). karena tidak ada informasi tentang tindakan, sifat, atau hal lain yang
dituntut oleh P, maka contoh (a), (b), (c) tidak mengandung P. Karena itu, rangkaian kata-
kata yang cukup panjang pada contoh (a), (b), (c) itu belum merupakan kalimat, melainkan
baru merupakan kelompok kata atau frasa.
Subjek
         Subjek (S) adalah bagian kalimat menunjukkan pelaku, tokoh, sosok (benda), sesuatu
hal, suatu masalah yang menjadi pangkal/pokok pembicaraan. Subjek biasanya diisi oleh
jenis kata/frasa benda (nominal), klausa, atau frasa verbal. Untuk lebih jelasnya perhatikan
contoh sebagai berikut ini:
Ayahku  sedang melukis.
Meja direktur besar.
Yang berbaju batik dosen saya.
Berjalan kaki menyehatkan badan.
Membangun jalan layang sangat mahal.
         Kata-kata yang dicetak tebal pada kalimat di atas adalah S. Contoh S yang diisi oleh
kata dan frasa benda terdapat ada kalimat (a) dan (b), contoh S yang diisi oleh klausa terdapat
pada kalimat (c), dan contoh S yang diisi oleh frasa verbal terdapat pada kalimat (d) dan (e).
        Dalam bahasa Indonesia, setiap kata, frasa, klausa pembentuk S selalu merujuk pada
benda (konkret atau abstrak). Pada contoh di atas, kendatipun jenis kata yang mengisi S pada
kalimat (c), (d) dan (e) bukan kata benda, namun hakikat fisiknya tetap merujuk pada benda.
Bila kita menunjuk pelaku pada kalimat (c) dan (d), yang berbaju batik dan berjalan kaki
tentulah orang (benda). Demikian juga membangun jalan layang yang menjadi S pada
kalimat (e), secara implisit juga merujuk pada “hasil membangun” yang tidak lain adalah
benda juga. Di samping itu, kalau diselami lebih dalam, sebenarnya ada nomina yang lesap,
pada awal kalimat (c) sampai (e), yaitu orang pada awa kalimat (c) dan kegiatan pada awal
kalimat (d) dan (e).
                    Selain ciri di atas, S dapat juga dikenali dengan cara bertanya dengan memakai
kata tanya siapa (yang)… atau apa (yang)… kepada P. Kalau ada jawaban yang logis atas
pertanyaan yang diajukan, itulah S. Jika ternyata jawabannya tidak ada dan atau tidak logis
berarti kalimat itu tidak mempunyai S. Inilah contoh “kalimat” yang tidak mempunyai S
karena tidak ada/tidak jelas pelaku atau bendanya.
Bagi siswa sekolah dilarang masuk.
Di sini melayani obat generic.
Memandikan adik di pagi hari.
Contoh (a) sampai (c) belum memenuhi syarat sebagai kalimat karena tidak mempunyai S.
Kalau ditanya kepada P, siapa yang dilarang masuk pada contoh (a) siapa yang melayani
resep pada contoh (b) dan siapa yang memandikan adik pada contoh (c), tidak ada
jawabannya. Kalaupun ada, jawaban itu terasa tidak logis.
Objek
         Objek (O) adalah bagian kalimat yang melengkapi P. objek pada umumnya diisi oleh
nomina, frasa nominal, atau klausa. Letak O selalu di belakang P yang berupa verba transitif,
yaitu verba yang menuntut wajib hadirnya O, seperi pad contoh di bawah ini.
Nurul menimang …
Arsitek merancang …
Juru masak menggoreng …
Verba transitif menimang, merancang, dan menggoreng pada contoh tersebut adalah P yang
menuntut untuk dilengkapi. Unsur yang akan melengkapi P pada ketiga kalimat itulah yang
dinamakan objek.
         Jika P diisi oleh verba intransitif, O tidak diperlukan. Itulah sebabnya sifat O dalam
kalimat dikatakan tidak wajib hadir. Verba intransitive mandi, rusak, pulang yang menjadi P
dalam contoh berikut tidak menuntut untuk dilengkapi.
Nenek mandi.
Komputerku rusak.
Tamunya pulang.
Objek dalam kalimat aktif dapat berubah menjadi S jika kalimatnya dipasifkan. Perhatikan
contoh kalimat berikut yang letak O-nya di belakang dan ubahan posisinya bila kalimatnya
dipasifkan.
1) Martina Hingis mengalahkan Yayuk Basuki (O)
Yayuk Basuki (S) dikalahkan oleh Martina Hingis.
1) Orang itu menipu adik saya (O)
Adik saya (S) ditipu oleh oran itu.
Pelengkap
         Pelengkap (P) atau komplemen adalah bagian kalimat yang melengkapi P. letak Pel
umumnya di belakang P yang berupa verba. Posisi seperti itu juga ditempati oleh O, dan jenis
kata yang mengisi Pel dan O juga sama, yaitu dapat berupa nomina, frasa nominal, atau
klausa. Namun, antara Pel dan O terdapat perbedaan. Perhatikan cnntoh di bawah ini:
Ketua MPR membacakan Pancasila.
       S                  P             O
Banyak orpospol berlandaskan Pancasila.
            S                    P            Pel
Kedua kalimat aktif (a) dan (b) yang Pel dan O-nya sama-sama diisi  oleh nomina Pancasila,
jika hendak dipasifkan ternyata yang bias hanya kalimat (a) yang menempatkan Pancasila
sebagai O. Ubahan kalimat (a) menjadi kalimat pasif adalah sebagai berikut:
Pancasila dibacakan oleh ketua MPR.
        S                     P               O
        Posisi Pancasila sebagai Pel pada kalimat (b) tidak bias dipindah ke depan menjadi S
dalam kalimat pasif. Contoh berikut adalah kalimat yang tidak gramatikal.
Pancasila dilandasi oleh banyak orsospol.
        Hal lain yang membedakan Pel dan O adalah jenis pengisinya. Selain diisi oleh nomina
dan frasa nominal, Pel dapat juga diisi oleh frasa adjectival dan frasa preposisional. Di
samping itu, letak Pel tidak selalu persis di belakang P. Apabila dalam kalimatnya terdapat O,
letak pel adalah di belakang O sehingga urutan penulisan bagian kalimat menjadi S-P-O-Pel.
Berikut adalah beberapa contoh pelengkap dalam kalimat.
Sutardji membacakan pengagumnya puisi kontemporer.
Mayang mendongengkan Rayhan Cerita si Kancil.
Sekretaris itu mengambilkan atasannya air minum.
Annisa mengirimi kakeknya kopiah bludru.
Pamanku membelikan anaknya rumah mungil.

Keterangan
         Keterangan (Ket) adalah bagian kalimat yang menerangkan berbagai hal mengenai
bagian kalimat yang lainnya. Unsur Ket dapat berfungsi menerangkan S, P, O, dan Pel.
Posisinya bersifat bebas, dapat di awal, di tengah, atau di akhir kalimat. Pengisi Ket adalah
frasa nominal, frasa preporsisional, adverbia, atau klausa.
         Berdasarkan maknanya, terdapat bermacam-macam Ket daam kalimat. Para ahli
membagi keterangan atas Sembilan macam (Hasan Alwi dkk, 1998:366) yaitu seperti yang
tertera pada tabel di bawah ini.

JENIS KETERANGAN DAN CONTOH PEMAKAIANNYA


Jenis Keterangan Posisi/Penghubung Contoh Pemakaian
Tempat di di kamar, di kota
ke ke Medan, ke rumahnya
dari dari Manado, dari sawah
(di) dalam (di) dalam rumah
pada pada saya, pada permukaan
Waktu - sekarang, kemarin
pada pada pukul 5 hari ini
dalam dalam 2 hari ini
se- sepulang dari kantor
sebelum sebelum pukul 12
sesdah sesudah makan
selama selama bekerja
sepanjang sepanjang hari
Alat dengan dengan gunting, dengan mobil
Tujuan supaya supaya/agar kamu pintar
untuk untuk kemerdekaan
bagi bagi masa depan
demi demi kekasihmu
secara secara hati-hati
dengan cara dengan cara damai
dengan jalan dengan jalan berunding
Kesalingan - satu sama lain
Similatif seperti seperti angina
bagaikan bagakan seorang dewi
laksana laksana bintang di langgit
Penyebaban karena karena perempuan itu
sebab sebab kecerobohannya
Penyerta dengan dengan adiknya
bersama bersama orang tuanya
beserta beserta saudaranya

        

BAB IV
PENUTUP

Simpulan
Kalimat efektif  adalah kalimat yang dapat mewakili pikiran penulis atau pembicara secara
tepat sehingga pndengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas dan
lengkap seperti apa yang dimasud oleh penulis atau pembicaranya.
     Ciri-ciri kalimat efektif:
Kesatuan
Kepaduan
Keparalelan
Ketepatan
Kehematan
Kelogisan
Ketegasan
Syarat-syarat kalimat efektif adalah sebagai berikut:
1.    Secara tepat mewakili pikiran pembicara atau penulisnya.
2.    Mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya antara pikiran pendengar      atau pembaca
dengan yang dipikirkan pembaca atau penulisnya.
Penyusunan kalimat efektif, meliputi:
Subjek
Predikat
Objek
Pelengkap
Keterangan

Saran
Bagi para pendidik
Para pendidik sebaiknya memahami dengan seksama dan bena tentang bahasa
indnesia yang memiliki berbagai ragam bahasa supaya dalam proses kegiatan belajar
mengajar teradi komunikas yang baik dan tepat penggunaan bahasanya antara pendidik
dengan peserta didik.
Bagi calon pendidik
Para calon pendidik sebaiknya memahami dan mencari pengetahuan secara seksama
mengenai materi dalam makalah ini supaya pada saat pendidik terjun ke lapangan tidak
terjadi kekeliruan dalam pemakaian bahasa terhadap peserta didik dengan pedidik.
Bagi lembaga sekolah
Lembaga sekoah sebaiknya memberikan dan menekankan perhatian penuh terhadap
penggunaan ragam bahasa yang tepat agar terjalin komunikasi yang selaras.
       Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan
judul makalah ini. Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dusi memberikan
kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan
penulisan makalah di kesempatan – kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna
bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
Daftar Pustaka

Finoza, Lamuddin. 2002.. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Insan Mulia.

Razak, Abdul. 1985. Kalimat Efektif. Jakarta: Gramedia.

http:////Pengertian, Ciri, dan Penggunaan Kalimat Efektif.html.

Kalimat efektif adalah kalimat yang secara tepat dapat mewakili gagasan atau perasaan
pembicara atau penulis dan sanggup menimbulkan gagasan yang sama tepatnya di dalam
pikiran pendengar atau pembaca seperti yang dipikirkan oleh pembicara atau penulis.
SYARAT KALIMAT EFEKTIF :
a.    Bentukan kata harus sesuai EYD
b.    Struktur kalimat tepat
c.    Kesejajaran
d.    Kontaminasi
e.    Pleonasme
f.    Menggunakan kata baku
g.    Kelogisan
h.    Selalu menggunakan EYD

A.    Bentukan kata


Salah satu penyebab kalimat tidak efektif adalah penggunaan bentukan kata berimbuhan yang
tidak tepat.
Contoh:
1.    Anak-anak melempari batu ke dalam sungai.
2.    Guru menugaskan siswanya membuat karangan.
Kalimat-kalimat tersebut tidak efektif karena menggunakan kata berimbuhan yang tidak
tepat. Akhiran –i pada kata melempari pada kalimat 1 membutuhkan objek yang bergerak,
sedangkan akhiran –kan pada kata menugaskan membutuhkan objek yang diam.
Perbaikannya :
1.    Anak-anak melemparkan batu ke dalam sungai.
2.    Guru menugasi siswanya membuat karangan.
B.    Struktur kalimat
Penyebab lain ketidakefektifan kalimat adalah pemakaian struktur kalimat yang tidak tepat.
Misalnya, penempatan subjek dan predikat yang tidak jelas.
Contoh:
1.    Di antara ketiga anaknya memiliki perbedaan sifat.
2.    Kalau lulus ujian, maka saya akan mengadakan syukuran.
Kalimat 1 tersebut tidak efektif karena tidak ada subjeknya. Subjek kalimat tersebut
terganggu oleh adanya preposisi di. Sementara pada kalimat 2 induk kalimat saya akan
mengadakan syukuran terganggu oleh munculnya konjungsi maka.
Perbaikannya :
1.    a. Ketiga anaknya memiliki perbedaan sifat
b. Di antara ketiga anaknya terdapat perbedaan sifat
2. Kalau lulus ujian, saya akan mengadakan syukuran.
C.    Kesejajaran
Kesejajaran berarti kesamaan bentuk kata yang digunakandalam kalimat. Bila bentuk pertama
menggunakan kata kerja, bentuk selanjutnya juga harus kata kerja. Dan seterusnya.
Contoh:
1.    Tugas para pekerja itu adalah mengecat rumah, perbaikan saluran air, dan pemasangan
pagar.
2.    Kegiatan hari ini adalah mengedit karangan yang masuk dan perbaikan kata-kata yang
salah.
Perbaikannya :
1.    Tugas para pekerja itu adalah pengecatan rumah, perbaikan saluran air, dan pemasangan
pagar.
2.    Kagiatan hari ini adalah pengeditan karangan yang masuk dan perbaikan kata-kata yang
salah.

D.    Kontaminasi
Dalam bidang bahasa, kontaminasi berarti kerancuan atau kekacauan penggunaan kata, frasa,
maupun kalimat.
Contoh:
1.    Di yayasan itu dipelajarkan berbagai keterampilan wanita.
2.    Kita harus mengeyampingkan urusan pribadi kita.
3.    Buku itu sudah dibaca oleh saya.
Pada kalimat 1 dan 2 terdapat kerancuan bentuk kata dipelajarkan dan mengeyampingkan
sedangkan pada kalimat 3 terjadi kerancuan bentuk kalimat pasif.
Perbaikannya:
1.    a. Di yayasan itu diajarkan berbagai keterampilan wanita.
b. Di yayasan itu dipelajari berbagai keterampilan wanita.
2. Kita harus mengesampingkan urusan pribadi kita.
3. Buku itu sudah saya baca.
E.    Pleonasme
Gejala pleonasme berarti menggunakan kata-kata yang berlebihan yang sebenarnya tidak
diperlukan.
Contoh:
1.    Pada zaman dahulu kala, Kerajaan Majapahit sangat berpengaruh.
2.    Kesehatannya telah pulih kembali.
Kedua kalimat tersebut menggunakan kata yang berlebihan. Pada kalimat 1 kata zaman =
waktu = kala, jadi cukup digunakan salah satu saja, sedangkan pada kalimat kedua kata pulih
= kembali seperti semula.
Perbaikannya :
1.    Pada zaman dahulu, Kerajaan Majapahit sangat berpengaruh.
2.    Kesehatannya telah pulih.

KESALAHAN DALAM SEBUAH KALIMAT

1. Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah (ambigu dan tidak
efektif).
Mahasiswa yang kuliah di perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah
(efektif).
2. Karena ia tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku. (tidak efektif)
Karena tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku. (efektif)
3. Dia sudah menunggumu sejak dari pagi. (tidak efektif)
Dia sudah menunggumu sejak pagi. (efektif)
4. Untuk mempersingkat waktu, kami teruskan acara ini. (tidak efektif)
Untuk menghemat waktu, kami teruskan acara ini. (efektif)
5. Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang
telah terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu. (tidak efektif)
Kita harus mengembalikan kepribadian orang-orang kota yang sudah meninggalkan
rasa kemanusiaan. (efektif)
6. Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (tidak efektif)
Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan. (efektif)
Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (efektif)
7. Harga sembako dibekukan atau kenaikan secara luwes. (tidak efektif)
Harga sembako dibekukan atau dinaikkan secara luwes. (efektif)

Anda mungkin juga menyukai