Analisis Bilangan Dan Konsep Dasar Berhitung Juz 29 30
Analisis Bilangan Dan Konsep Dasar Berhitung Juz 29 30
DISUSUN OLEH:
IRMA NURYANTI
NIM : 204119
TUGAS AKHIR
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Program
Beasiswa Akademi Guru Al Fatih Depok
DISUSUN OLEH:
IRMA NURYANTI
NIM : 204119
ii
PERNYATAAN ORISINALITAS
Tugas Akhir ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber yang
dikutip maupun yang dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.
Nama : Irma Nuryanti
NIM : 204119
Tanggal : 10 Januari 2020
Materai 6000
Irma Nuryanti
iii
PENGESAHAN
iv
ABSTRAK
IRMA NURYANTI. Analisis Bilangan dan Konsep Dasar Berhitung dalam Al-
Quran Juz 29 Dan Juz 30. Dibimbing oleh Ustad M. Ilham Sembodo, S.pd.
Dewasa ini ilmu berhitung dianggap tidak menarik dan menjadi kurang diminati
karena tidak menggunakan visi dalam penyampaiannya. Tidak ada sentuhan iman
dan motivasi yang ditanamkan di hati para pelajar agar bersemangat mendalami
ilmu ini. Konsep pendidikan islam yang sesungguhnya mengajarkan bahwa Al-
Quran dan Al-Hadist adalah landasan pendidikan terbaik yang langsung bersumber
dari Allah subhanahu wa taala. Al-Quran adalah mukjizat terbesar yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad sallallahu alaihi wassalam yang memuat semua nasehat,
ilmu, dan obat dari semua permasalahan didunia. Al-Quran membahas ilmu
kesehatan, pendidikan anak, sains, sejarah, teknologi, termasuk ilmu berhitung.
Penelitian ini berusaha untuk mengumpulkan dan menganalisis ayat-ayat Al-Quran
yang mengandung penyebutan bilangan dan konsep dasar berhitung dalam Juz 29
dan 30. Penelitian ini bertujuan agar hasil analisis yang diperoleh dapat digunakan
sebagai rujukan dan sebagai bacaan penambah wawasan dalam pelajaran ilmu dasar
berhitung yang berlandaskan keimanan di Kuttab Al-Fatih. Metode yang digunakan
dalam penulisan tugas akhir ini adalah deskriptif kualitatif dengan metode
kepustakaan atau kajian pustaka. Hasil penelitian ini menemukan bahwa terdapat
bilangan 1, 3, 7, 8, 10, 19,70, 1000 dan 50000 yang disebutkan dalam juz 29 dan
juz 30. Selain penyebutan bilangan, juz 29 dan juz 30 juga menyebutkan beberapa
konsep dasar berhitung seperti relasi bilangan, operasi bilangan, himpunan, dan
ilmu pengukuran.
v
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi rabbil’alamin, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat
Allah Subhanahu wa ta'ala atas segala karunia-Nya sehingga tugas akhir ini dapat
diselesaikan. Sholawat serta salam kepada Nabi Muhammad Shalallahu alaihi
wasallam, keluarga, para sahabat dan seluruh pengikutnya sampai hari akhir.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Walid Ilham Sembodo selaku dosen
pembimbing yang telah meluangkan waktu dan banyak memberikan saran yang
sangat bermanfaat. Terima kasih pula penulis sampaikan kepada:
1. Akademi Guru Al-Fatih selaku lembaga Pendidikan tempat penulis menuntut
ilmu
2. Dosen Akademi Guru Al-Fatih yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang
telah menyampaikan ilmu yang luar biasa bagi penulis
3. Ustadzah Putri, Ustadzah Anggi selaku teman sekelompok bimbingan
4. Teman-teman Akademi Guru Al-Fatih Angkatan 4 yang mengajarkan banyak
ilmu dan pengalaman bagi saya
5. Keluarga kecil saya yang memberikan dukungan dan semangat selama menuntut
ilmu di AGA
Begitu banyak ilmu yang penulis dapatkan selama mengikuti perkuliahan di
Akademi Guru Al-Fatih mulai dari ilmu tentang kependidikan, parenting, dasar
Bahasa Arab, dasar berhitung, dasar baca tulis, tazkiyatun nafs, sampai tadabbur al-
Quran. Penulis memilih tema ini sebagai tugas akhir dengan tujuan agar dapat
digunakan sebagai rujukan dan sebagai bacaan penambah wawasan dalam pelajaran
ilmu dasar berhitung yang berlandaskan keimanan di Kuttab Al-Fatih.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih banyak kekurangan sehingga
penulis mengharapkan saran dan kritik membangun dari para pembaca. Penulis
berharap agar tulisan ini bermanfaat dan dapat menjadi bahan untuk menambah
wawasan bagi siapapun yang membacanya khususnya bagi Kuttab Al-Fatih.
Depok, 10 Januari 2020
Penulis
Irma Nuryanti
vi
DAFTAR ISI
JUDUL.................................................................................................................. ii
PERNYATAAN ORISINALITAS ........................................................................ iii
PENGESAHAN ..................................................................................................... iv
ABSTRAK .............................................................................................................. v
KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
I.1. Latar Belakang ......................................................................................... 1
I.2. Rumusan Masalah .................................................................................... 4
I.3. Tujuan Penulisan ...................................................................................... 4
I.4. Manfaat Penelitian .................................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 6
II.1. Ayat Al-Quran yang Membahas tentang Pengukuran, Perhitungan, dan
Ketetapan dari Allah ............................................................................................ 6
II.2. Definisi Bilangan ...................................................................................... 7
II.3. Definisi Nilai Tempat Suatu Bilangan ..................................................... 9
II.4. Ayat Al-Quran yang Membahas tentang Pentingnya Mempelajari
Bilangan............................................................................................................... 9
II.5. Definisi Himpunan ................................................................................. 10
II.6. Definsi Relasi Bilangan .......................................................................... 10
II.7. Definisi Operasi Bilangan ...................................................................... 11
II.8. Definisi Pengukuran ............................................................................... 11
II.9. Review Nama Surat dan Jumlah Ayat dalam Al-Quran Juz 29 dan Juz 30
………………………………………………………………………….12
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................. 15
III.1. Jenis / Metode Penelitian ........................................................................ 15
III.2. Metode Pengumpulan Data .................................................................... 15
III.3. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................. 15
vii
III.4. Sumber Data ........................................................................................... 15
III.5. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data ................................................ 16
BAB IV PEMBAHASAN ..................................................................................... 17
IV.1. Bilangan dalam Ayat Al-Quran Juz 29 dan Juz 30 ................................ 17
IV.1.1. Bilangan Kardinal ........................................................................... 17
IV.1.2. Bilangan Pecahan ............................................................................ 28
IV.2. Ayat Al-Quran yang mengandung konsep Relasi Bilangan dalam Juz 29
dan 30 ………………………………………………………………………..29
IV.3. Ayat Al-Quran yang mengandung konsep Operasi Bilangan dalam Juz
29 dan 30 ........................................................................................................... 31
IV.4. Ayat Al-Quran yang mengandung konsep Himpunan Bilangan dalam Juz
29 dan 30 ........................................................................................................... 33
IV.5. Ayat Al-Quran yang mengandung konsep Pengukuran dalam Juz 29 dan
30 35
BAB V PENUTUP................................................................................................ 45
V.1. Kesimpulan ............................................................................................. 45
V.2. Saran ....................................................................................................... 46
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 47
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................... 49
DAFTAR TABEL
TABEL RANGKUMAN BILANGAN ………………………………………… 41
viii
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Membaca, menulis, dan berhitung adalah tiga tahapan dasar yang pasti akan
dilalui oleh setiap murid yang sedang menuntut ilmu. Tiga tahapan dasar ini adalah
kunci yang akan digunakan untuk melewati seluruh proses belajar mengajar. Oleh
karena itu, pemahaman dan penguasaan yang baik pada tiga ilmu dasar ini sangat
menentukan keberhasilan proses belajar seorang murid di masa mendatang.
Sayangnya, dewasa ini kita tahu bahwa kemauan dan minat membaca para pelajar
di Indonesia sangat kecil, kemampuan dan kemauan untuk menulis pun belum
memuaskan, demikian juga dengan ilmu berhitung.
Tidak dapat dipungkiri bahwa mata pelajaran ilmu berhitung dalam pendidikan
kita sudah sering mendapatkan label dan kesan yang kurang baik dimata para
pelajar. Kesan dan label sebagai pelajaran yang sulit, rumit, menakutkan, dan
membosankan sepertinya sudah melekat pada pelajaran ilmu berhitung. Artinya,
ilmu berhitung termasuk pelajaran yang tidak disukai dan dianggap tidak menarik
oleh para peserta didik. Hal ini sangat disayangkan mengingat ilmu berhitung
merupakan salah satu ilmu dasar yang mempunyai banyak manfaat bagi
kesejahteraan masyarakat dan penentu kejayaan suatu peradaban. Ilmu berhitung
wajib dipahami setiap manusia karena penerapan ilmu ini mencakup semua aspek
dalam kehidupan. Setiap aktivitas yang kita jalani sejak bangun tidur sampai
kembali ke tempat tidur akan selalu menemukan dan menggunakan ilmu berhitung.
Mulai dari hal kecil seperti waktu yang sering kita lalaikan, penyebutan nama
bilangan yang selalu kita ucapkan, masalah jual beli, masalah sedekah, hingga
persoalan besar seperti masalah waris membutuhkan pemahaman konsep dasar
berhitung.
Ilmu berhitung dianggap tidak menarik dan menjadi kurang diminati karena
tidak menggunakan visi dalam penyampaiannya. Tidak ada sentuhan iman dan
motivasi yang ditanamkan di hati para pelajar agar bersemangat mendalami ilmu
1
2
ini. Anak didik tidak pernah dijelaskan pentingnya ilmu hitung dalmemakmurkan
masyarakat dan membangun peradaban, anak didik tidak pernah dijelaskan manfaat
mempelajari ilmu hidup bagi kehidupannya di masa mendatang, anak didik tidak
pernah dikisahkan sejarah para ilmuwan berhitung yang berjasa menulis dan
memberikan temuan ilmunya kepada kita.
Ilmu berhitung juga menjadi sulit dipahami oleh peserta didik karena konsep
dasar berpikir (alas berpikir) yang tidak tersampaikan dengan jelas di awal materi.
Penyampaian materi di dalam kelas hanya sekedar mengajarkan rumus menambah,
mengurang, mengali dan membagi suatu angka atau sekedar menyelesaikan soal-
soal ujian tanpa tahu konsep awal materi tersebut dan tanpa ada penambahan nilai
moral, nilai akhlak, dan nilai iman di dalamnya. Tidak sedikit para pelajar yang
stress karena tidak bisa mengusai ilmu berhitung dengan baik. Tidak sedikit pula
orang tua murid yang berlomba-lomba memberikan les tambahan diluar jam
pelajaran sekolah agar putra-putrinya mendapatkan nilai yang baik dalam pelajaran
ini.
Kesalahan dalam penerapan metode yang terjadi sejak awal inilah yang
membuat seorang murid akan terus-menerus berada dalam kesulitan dan semakin
tertinggal dengan konsep-konsep di tahap berikutnya. Dampak jangka panjangnya,
mereka akan merasa bosan, merasa kesulitan, dan puncaknya merasa bahwa ilmu
ini tidak ada gunanya bagi dirinya di masa mendatang.
Permasalahan dan kondisi yang cukup memprihatinkan tersebut membawa kita
pada pertanyaan; Apa akar permasalahan dari fenomena ini? Siapakah yang patut
disalahkan karena menyumbangkan porsi kesalahan terbesar? Murid yang lambat
memahami guru, guru yang tidak pandai menjelaskan, orang tua yang tidak ikut
mendampingi, atau pemerintah yang selalu berganti kurikulum? Bagaimana cara
memperbaikinya?
Semua aspek dalam masyarakat memiliki peranan penting dalam buruknya
kualitas sistem pendidikan yang terjadi saat ini. Salah satu akar utama penyebab
buruknya kualitas pengajaran adalah jauhnya materi-materi yang diajarkan di
sekolah dari nilai-nilai moral, akhlak, dan keimanan. Penyusunan metode dan
kurikulum pendidikan tidak dikerjakan secara matang dan tidak memiliki landasan
3
berhitung tersebut diantaranya adalah konsep nama dan lambang bilangan, operasi
bilangan, relasi bilangan, himpunan, perbandingan, dan pengukuran (geometri).
Al-Quran Juz 29 dan 30 merupakan juz yang pertama kali diperkenalkan,
dihafal dan ditadaburi pada sebagian besar Lembaga Pendidikan Islam khusunya
yang memiliki program tahfidz. Demikian pula Kurikulum Al-Quran yang
diterapkan di Kuttab Al-Fatih. Kurikulum Quran tahap awal yang diterapkan
kepada santri yaitu menghafal dan mentadaburi Al-Quran mulai dari juz 30, 29 dan
seterusnya. Begitu pula dengan kurikulum yang diterapkan di Akademi Guru Al-
Fatih sebagai tempat belajar calon gurunya. Mata kuliah Al-Quran di Akademi
Kuttab Al-Fatih dimulai dengan pelajaran tahsin, talaqqi, dan tahfidz yang dimulai
dari juz 30. Dapat disimpulkan bahwa juz 29 dan 30 merupakan juz permulaan yang
harus dipelajari dan sering digunakan untuk berinteraksi dan berdialog iman dengan
santri pada saat kegiatan belajar mengajar dikelas.
Berdasarkan penjelasan dan kerangka berpikir diatas, penulis berniat
menyusun tugas akhir yang bertujuan untuk mengumpulkan ayat-ayat Al-Quran
yang mengandung konsep dasar berhitung dalam juz 29 dan juz 30 yang nantinya
dapat digunakan sebagai bahan acuan dan wawasan untuk memunculkan ide dalam
memberikan sentuhan iman pada pelajaran berhitung maupun dalam membuat soal-
soal latihan yang diberikan.
I.2. Rumusan Masalah
a. Bilangan apa saja yang disebutkan dalam Al-Quran Juz 29 dan Juz 30?
b. Konsep dasar berhitung apa saja yang terdapat dalam Al-Quran Juz 29 dan
Juz 30?
َ ِ) َولَ ۡم أ َ ۡد ِر َما ح٢٥( ِى ِكتَ ٰـبَهُ ۥ بِ ِش َما ِلِۦه فَيَقُو ُل يَ ٰـلَ ۡيتَنِى لَ ۡم أُوتَ ِكت َ ٰـ ِبيَ ۡه
)٢٦( سابِيَ ۡه ُ
َ َوأ َ َّما َم ۡن أوت
6
7
c. Al-Muzzammil ayat 20
ٍ۬ َ
عل َِم أَن
َ ۚارَ ٱَّللُ يُقَد ُِر ٱلَّ ۡي َل َوٱلنَّ َہ
َّ طا ٓ ِٕٮفَة ِمنَ ٱلَّذِينَ َمعَكَ ۚ َوإِ َّن َربَّكَ يَعۡ لَ ُم أَ َّنكَ تَقُو ُم أ َ ۡدن َٰى مِ ن ثُلُث َ ِى ٱلَّ ۡي ِل َونِصۡ فَهُ ۥ َوثُلُثَهُ ۥ َو
ض ِربُونَ فِى ۡ َض ٰىۙ َو َءاخ َُرونَ ي َ عل َِم أَن
َ سيَ ُكو ُن مِ ن ُكم َّم ۡر َ ان ۚ ِ علَ ۡي ُك ۡمۖ فَ ۡٱق َر ُءواْ َما تَيَس ََّر مِ نَ ۡٱلقُ ۡر َءَ َابَ صوهُ فَت ُ لَّن ت ُ ۡح
َّ ٱَّللۖ فَ ۡٱق َر ُءواْ َما تَ َيس ََّر مِ ۡنهُۚ َوأَقِي ُمواْ ٱل
ْصلَ ٰوةَ َو َءاتُوا َ ٱَّللۙ َو َءاخ َُرونَ يُقَ ٰـتِلُونَ فِى
ِ َّ س ِبي ِل ِ َّ ض ِل ۡ َض َي ۡبتَغُونَ مِ ن ف ِ ۡٱۡل َ ۡر
ظ َم أ َ ۡج ٍ۬ ًر ۚا َوٱسۡ ت َۡغف ُِرو ْا ِ َّ َس ٍ۬نً ۚا َو َما تُقَ ِد ُمواْ ِۡلَنفُ ِس ُكم ِم ۡن خ َۡي ٍ۬ ٍر ت َِجدُوهُ عِند
َ ٱَّلل ه َُو خ َۡي ٍ۬ ًرا َوأ َ ۡع َ َّ ْٱلزك َٰوة َ َوأ َ ۡق ِرضُوا
َ ٱَّلل قَ ۡرضًا َح َّ
ٍ۬ ُغف
)٢٠( ور َّرحِ ي ُۢ ُم َ َّ ٱَّلل إِ َّن
َ ٱَّلل َۖ َّ
d. An-Naba ayat 27
)٢٧( سا ٍ۬بًا
َ ِڪانُواْ ََل يَ ۡر ُجونَ ح
َ إِنَّ ُہ ۡم
e. Al-Ghasiyyah ayat 26
َ ث ُ َّم ِإ َّن
َ ِعلَ ۡينَا ح
)٢٦( سا َب ُہم
“Kemudian sesungguhnya (kewajiban) Kamilah membuat
perhitungan atas mereka.” (26).\
ْار إِ ََّل َملَ ٰـٓ ِٕٮ َك ٍ۬ ۙةً َو َما َجعَ ۡلنَا ِعدَّت َ ُہ ۡم إِ ََّل فِ ۡتنَ ٍ۬ةً ِللَّذِينَ َكف َُرواْ ِليَسۡ ت َۡيقِنَ ٱلَّذِينَ أُوتُوا َ َو َما َجعَ ۡلنَا ٓ أَصۡ َح ٰـ
ِ َّب ٱلن
َب َو ۡٱل ُم ۡؤمِ نُونَ ۙ َو ِل َيقُو َل ٱلَّذِين
َ َاب ٱلَّذِينَ أُوتُواْ ۡٱل ِكتَ ٰـ َ ب َويَ ۡزدَادَ ٱلَّذِينَ َءا َمنُ ٓو ْا إِي َم ٰـ ٍ۬نً ۙا َو ََل يَ ۡرت َ ۡٱل ِكت َ ٰـ
شا ٓ ُء َويَہۡ دِى َمن َ َٱَّللُ َمن ي َّ ُض ُّلِ لً َكذَٲلِكَ ي ۚ ٍ۬ َٱَّللُ بِ َہ ٰـذَا َمث
َّ َض َو ۡٱل َك ٰـف ُِرونَ َماذَآ أ َ َراد ٍ۬ فِى قُلُوبِہم َّم َر
ِ
10
Arti : “Dan yang Kami jadikan penjaga neraka itu hanya dari malaikat;
dan Kami menentukan bilangan mereka itu hanya sebagai cobaan bagi
orang-orang kafir, agar orang-orang yang diberi kitab menjadi yakin, agar
orang yang beriman bertambah imannya, agar orang-orang yang diberi kitab
dan orang-orang mukmin itu tidak ragu-ragu; dan agar orang-orang yang di
dalam hatinya ada penyakit dan orang-orang kafir (berkata), “Apakah yang
dikehendaki Allah dengan (bilangan) ini sebagai suatu perumpamaan?”
Demikianlah Allah membiarkan sesat orang-orang yang Dia kehendaki dan
memberi petunjuk kepada orang-orang yang Dia kehendaki. Dan tidak ada
yang mengetahui bala tentara Tuhanmu kecuali Dia sendiri. Dan Saqar itu
tidak lain hanyalah peringatan bagi manusia. (31)”
II.9. Review Nama Surat dan Jumlah Ayat dalam Al-Quran Juz 29 dan Juz 30
Juz 29 terdiri dari sebelas (11) surat yang diawali dengan surat Al-Mulk dan
diakhiri oleh surat Al-Mursalat
Nomor
No Surat Nama Surat Arti Jumlah Ayat
1 67 Surah Al-Mulk Kerajaan 30
2 68 Surah Al-Qalam Pena 52
3 69 Surat Al-Haqqah Hari Kiamat 52
4 70 Surah Al-Ma’arij Tempat-tempat naik 44
5 71 Surat Nuh Nuh 28
6 72 Surah Al-Jinn Jin 28
7 73 Surat Al-Muzzammil Orang yang berselimut 20
8 74 Surat Al-Muddattsir Orang yang berkemul 56
9 75 Surah Al-Qiyamah Hari Kiamat 40
10 76 Surat Al-Insan Manusia 31
Malaikat-malaikat yang
11 77 Surat Al-Mursalat diutus 50
Juz 30 terdiri dari 37 surat yang diawali dengan surat An-Nabaa dan diakhiri
dengan surat Al-Ikhlas
Nomor
No Surat Nama Surat Arti Jumlah Ayat
13
Angka-angka dalam Quran Juz 29 dan 30 ini baik jumlah ayat maupun
nomor suratnya dapat dijadikan sebagai ilmu dan materi berhitung tersendiri pada
pelajaran berhitung. Pengajar dapat memodifikasi soal-soal berhitung dari angka-
angka tersebut.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
III.1. Jenis / Metode Penelitian
Menurut Prof. Dr. Sugiyono dalam bukunya yang berjudul Metode Penelitian
Pendidikan, metode penelitian adalah suatu cara ilmiah yang digunakan oleh para
peneliti untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
Jenis penelitian yang digunakan dalam menyusun tugas akhir ini adalah
deskriptif kualitatif dengan metode kepustakaan atau kajian pustaka. Penelitian
deskriptif kualitatif bertujuan untuk mendeskripsikan dan menyajikan informasi
serta fakta secara lengkap dan sistematis terhadap objek yang sedang diteliti.
III.2. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode kepustakaan atau
kajian pustaka. Metode ini dilakukan dengan cara mengumpulkan informasi
sebanyak-banyaknya dengan membaca, menganalisis, membuat deskripsi,
menguraikan intisari, dan menggali informasi dari buku, kitab, literasi, hasil
penelitan yang pernah dilakukan sebelumnya, serta berbagai sumber lainnya yang
berhubungan dengan objek dan tema dalam pembahasan.
15
16
2. Penulis mencari dan menganalisis terjemah ayat dalam juz 29 dan juz 30 yang
mengandung penyebutan bilangan dan konsep ilmu berhitung.
❖ Batasan masalah :
4. Penulis mencari buku bacaan, hasil penelitian berupa skripsi, tesis maupun artikel
penelitian-penelitan yang pernah dilakukan sebelumnya dari internet.
5. Penulis membaca literasi (buku, artikel, dan penelitian sebelumnya) yang sudah
dikumpulkan
6. Penulis membandingkan hasil analisis pribadi dengan informasi dalam buku dan
hasil-hasil penelitian sebelumnya
16
BAB IV
PEMBAHASAN
Al-Mulk ayat 3 :
ٍ۬
ٍ ٍ۬ ط
)٣( ور َ تۖ فَ ۡٱر ِج ِع ۡٱل َب
ُ ُص َر ه َۡل ت ََر ٰى مِ ن ف ٍ ٍ۬ ٱلرحۡ َم ٰـ ِن مِ ن تَفَ ٰـ ُو
َّ قِ ت طِ َباقًاۖ َّما ت ََر ٰى فِى خ َۡل
ٍ ٍ۬ س َم ٰـ َوٲ َ َٱلَّذِى َخلَق
َ س ۡب َع
Bilangan tujuh dalam ayat ini menjelaskan tentang lapisan langit yang
diciptakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dalam sebuah buku karya
Muhammad Mas’ud yang berjudul “Subhanallah Quantum Bilangan Al-
Quran” menerangkan bahwa Al-Qur’an menyebutkan bahwa langit memiliki
tingkatan dan lapisan. Berdasarkan kajian sains yang telah dijalankan, lapisan
itu dinamakan lapisan atmosfer. Lapisan atmosfer terdiri beberapa lapisan yang
berbeda-beda dari segi fisik dan tekanan gas. Tujuh lapisan tersebut adalah
lapisan troposfer yang paling dekat dengan bumi, lapisan statosfer yang berada
di atas troposfer, lapisan ozonosfer tempat penyerapan sinaran ultra violet,
17
18
Al-Haaqqah ayat 7 :
Arti : “yang Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh
malam dan delapan hari terus menerus; maka kamu lihat kaum
’Ad pada waktu itu mati bergelimpangan seakan-akan mereka
seperti batang-batang pohon kurma yang telah kosong (lapuk).”
Pembahasan :
Bilangan tujuh dan delapan pada ayat ini menjelaskan tentang lama waktu
terjadinya bencana berupa angin keras mematikan yang menimpa kaum ‘Aad
yang durhaka dan tidak mempercayai hari kiamat. Beberapa tafsir menyebutkan
18
19
bahwa angin ini adalah angin topan yang membawa batu-batu kecil yang datang
pada pertengahan musim dingin. Banyak pelajaran yang dapat dipetik dari ayat
ini. Salah satunya pelajaran yang menunjukkan betapa besarnya kekuasaan
Allah yang dengan mudah menghancurkan kaum ‘Aad menjadi makhluk tidak
berdaya bagaikan batang kurma yang sudah lapuk.
Pengajar dan orang tua dapat mengajarkan pentingnya patuh dan taat kepada
perintah Allah. Dalam materi ini para pengajar dan orang tua dapat mereview
kembali kisah dan nama-nama kaum yang menentang nabi dalam Al-Quran.
Pengajar dan orang tua dapat mengenalkan bab bilangan dengan
memasukkan materi tentang bencana angin yang dialami kaum Aad ini. Istilah
angin juga dapat digunakan sebagai bahan dalam pembuatan soal ujian, soal
latihan, soal cerita, maupun ilustrasi alas berpikir di dalam kelas berhitung agar
dapat menambah keimanan di hati para santri
Al-Haaqqah ayat 13:
ٍ۬
)١٣( ور ن َۡفخَة َوٲحِ دَ ٍ۬ة
ِ صُّ فَإِذَا نُ ِف َخ فِى ٱل
Arti : “Maka apabila sangkakala ditiup sekali tiup”
Pembahasan :
Bilangan satu pada ayat ini menerangkan tentang tiupan sangkakala yang
ditiup oleh malaikat Isrofil pada hari kiamat. Tafsir Al-‘Usyr Al-Akhir
menjelaskan bahwa tiupan yang dimaksud adalah tiupan yang pertama yang
membuat alam semesta menjadi hancur. Beberapa ulama islam termasuk ibnu
taimiyyah berepndapat bahwa pada hari kiamat kelak sangkakala akan ditiup
sebanyak tiga kali.
1. Tiupan pertama, disebut dengan nafkhotul faza’, yaitu tiupan yang
menyebabkan ketakutan, kepanikan, dan terkejutnya seluruh makhluk. Bumi
dan gunung akan berguncang, matahari, bulan, bintang, dan seluruh planet
tidak menentu perjalanan orbitnya.
2. Nafkhotu ash-sha’qi yaitu tiupan yang mematikan, membinasakan
seluruh makhluk
20
)١٤( ًض َو ۡٱل ِجبَا ُل فَدُ َّكت َا دَ َّك ٍ۬ةً َوٲحِ دَ ٍ۬ة
ُ ت ۡٱۡل َ ۡر
ِ ََوحُمِ ل
ٍ۬
)١٧( ش َر ِبكَ فَ ۡوقَ ُه ۡم يَ ۡو َم ِٕٮ ٍ۬ ٍذ ثَ َم ٰـنِيَة َ َُو ۡٱل َملَك
َ علَ ٰ ٓى أ َ ۡر َجا ٓ ِٕٮ َه ۚا َويَحۡ مِ ُل
َ ع ۡر
ً ٍ۬ س ۡبعُونَ ذ َِرا
)٣٢( ُعا فَٱسۡ لُ ُكوه ُ ث ُ َّم فِى س ِۡل ِسلَ ٍ۬ ٍة ذَ ۡر
َ ع َها
Bilangan 70 dalam ayat ini menjelaskan tentang panjang rantai yang ada
di dalam neraka. Dijelaskan bahwa panjang rantai tersebut adalah tujuh puluh
hasta. Menurut Muhammad Mas’ud dalam bukunya yang berjudul Subhanallah
Quantum Bilangan Al-Quran menyebutkan bahwa ukuran hasta biasanya tidak
lebih dari panjang suatu lengan. Pertanyaannya, ukuran hasta siapa? Jika hasta
malaikat maka itu tidak mungkin karena tidak disebutkan bahwa malaikat
mempunyai lengan. Sehingga hasta yang dimaksud adalah hasta manusia.
Hasta manusia pun mempunyai ukuran yang berbeda-beda. Namun demikian,
kita tidak perlu mencari ukuran pasti tentang panjang hasta, yang harus
direnungi adalah bagaimana kondisi sekujur tubuh kita jika dililit dengan rantai
didalam neraka? Selain merasa kesakitan tentu kita akan kehabisan nafas. Para
pengajar dan orang tua dapat meminta para murid untuk membayangkan
seandainya hal itu dilakukan dibawa terik matahari, apalagi di dalam neraka.
Ayat ini dapat digunakan untuk mengajak para murid merenung dan
bertanya sudah seberapa banyak amal kebaikan yang dilakukan di dunia. Para
22
guru dan orang tua dapat menyisipkan dialog iman tentang kisah neraka yang
terdapat dalam quran, tentang buku catatan amal yang diterima dengan tangan
kanan dan tangan kiri, atau dialog lain yang membuat para murid bertambah
imannya.
Istilah rantai, neraka, dan hasta dalam ayat ini dapat digunakan sebagai
bahan dalam pembuatan soal ujian, atau contoh penjabaran alas berpikir di
dalam kelas berhitung agar dapat menambah keimanan terhadap surga dan
neraka..
c. Bilangan dalam Surat Al-Ma’arij
Al-Ma’arij ayat 4 :
ً ٍ۬ س ۡبعُونَ ذ َِرا
)٣٢( ُعا فَٱسۡ لُ ُكوه ُ ث ُ َّم فِى س ِۡل ِسلَ ٍ۬ ٍة ذَ ۡر
َ ع َها
Bilangan tujuh dalam ayat ini lagi-lagi menjelaskan tentang tingkatan langit
yang Allah ciptakan. Hal ini menunjukkan bahwa langit merupakan tanda
ciptaan Allah yang sering disebut dalam Al-Quran. Pengajar dan orang tua
harus mampu menyampaikan dialog yang berkaitan dengan penciptaan langit
misalnya tentang hikmah penciptaan langit, fungsi langit, dan benda-benda
ciptaan allah yang ada di langit.
e. Bilangan dalam Surat Al-Muddatsir
Al-Muddatsir Ayat 30 :
َ َعلَ ۡي َہا تِسۡ عَة
)٣٠( عش ََر َ
Arti : “Di atasnya ada sembilan belas (malaikat penjaga)”
Pembahasan :
Bilangan sembilan belas dalam ayat ini menjelaskan tentang jumlah
malaikat penjaga neraka Jahannam yang kasar dan keras. Menurut Mustafa
Mahmud, angka 19 yang disebutkan dalam ayat ini adalah cobaan dan hujjah
bagi orang yang mengatakan bahwa Al-Quran itu buatan manusia dan bagi
orang yang telah beriman supaya bertambah imannya. Bilangan 19 dalam surat
Al-Muddatsir ayat 30 memang menginspirasi banyak tokoh. Dua diantara
banyak tokoh yang mengupas tuntas bilangan 19 dalam Al-Quran adalah
Ahmad Deedat dan Rasyad Khalifa (Muhammad Mas’ud, 2008).
Rasyad Khalifa berpendapat bahwa disebutkannya bilangan 19 dalam Al-
Quran karena lima alasan yaitu pertama, karena terjadi satu fitnah besar di
kalangan orang-orang kafir mengenai penemuan bilangan 19 ini. Kedua, untuk
meyakinkan orang-orang Nasrani atau orang-orang Yahudi militan yang
percaya bahwa tidak ada satu pun kesalahan yang ada dalam Al-Quran juga
untuk meyakinkan mereka bahwa Al-Quran itu adalah firman Allah yang
merupakan penutup dan penyempurna kitab-kitab mereka. Ketiga, untuk
menambah dan memperkuat iman para pengikutnya yang sudah yakin bahwa
Al-Quran adalah firman Allah. Keempat, untuk menghilangkan yang mungkin
tersisa dalam hati orang-orang mukmin dan kaum Nasrani. Kelima, untuk
membuka hati orang-orang munafik dan orang kafir serta menunjukkan kepada
mereka bahwa Allah telah menakdirkan merka sebagai orang-orang yang sesat
(Muhammad Mas’ud 2008).
24
Arti : “dan Kami bangun di atas kamu tujuh buah (langit) yang kokoh,”
Pembahasan :
Bilangan tujuh dalam ayat ini menjelaskan tentang jumlah langit yang
Allah ciptakan bagi manusia. Pengajar dan orang tua dapat menyisipkan
hikmah dari penciptaan langit. Tanyakan pada murid bagaimana jika Allah
tidak menciptakan langit. Jelaskan juga bahwa kita sebagai manusia harus
menjaga lingkungan dengan tidak membuat pencemaran udara yang dapat
mengotori langit.
Dalam membuat soal cerita, soal ujian, atau ilustrasi berhitung di kelas
kuttab awal, para pengajar bisa menggunakan istilah langit agar murid mudah
mengingat ayat ini.
b. Bilangan dalam Surat An-Nazi’at
An-Naziat ayat 13 :
)١٣( ِى زَ جۡ َر ٍ۬ة َوٲحِ دَ ٍ۬ة
َ فَإِنَّ َما ه
Pembahasan :
Pembahasan :
Bilangan ahad dalam ayat ini menjelaskan tentang keesaan Allah. Lafazh
bilangan satu dalam ayat tersebut berbunyi “Allahu ahadun” artinya ‘Allah itu
Esa”, “Allah itu tunggal”. Ayat ini menerangkan bahwa Allah adalah sang
Pencipta yang berdiri sendiri dalam kekuasaanya dan penciptaan-Nya, tidak
bersekutu dengan yang lain.
Berdasarkan buku Subhanallah Quantum Bilangan Quran karya
Muhammad Mas’ud, kata Esa atau satu di sini bukanlah suatu bilangan dalam
matematika. Bilangan satu dalam matematika adalah suatu bilangan yang
terhingga atau berbilang. Mustahil Allah berbilang, misalnya dua, tiga, atau
lebih dari itu. Sangat mustahil ala mini diciptakan olej kekuasaan yang
berbilang. Allah tidak mempunyai anak dan tidak diperanakkan. Tidak ada
yang setara dengan-Nya.
Para pengajar dan orangtua khususnya kelas awal dapat menyisipkan
materi tentang tauhid dan ke-Esa-an Allah ketika mempelajari bab berhitung
dan mengenal angka. Di usia awal ini sangat penting untuk menanamkan nilai
tauhid dan keimanan di hati mereka.
ٍ۬ َ
عل َِم أَن َ ٱَّللُ يُقَد ُِر ٱلَّ ۡي َل َوٱلنَّ َہ
َ ۚار َّ طا ٓ ِٕٮفَة ِمنَ ٱلَّذِينَ َمعَكَ ۚ َوإِ َّن َربَّكَ يَعۡ لَ ُم أَنَّكَ تَقُو ُم أَ ۡدن َٰى مِ ن ثُلُث َ ِى ٱلَّ ۡي ِل َونِصۡ فَهُ ۥ َوثُلُثَهُ ۥ َو
ض ِربُونَ فِى ۡ َض ٰىۙ َو َءاخ َُرونَ ي َ عل َِم أَن
َ سيَ ُكو ُن مِ ن ُكم َّم ۡر َ ان ۚ ِ علَ ۡي ُك ۡمۖ فَ ۡٱق َر ُءواْ َما تَيَس ََّر مِ نَ ۡٱلقُ ۡر َء َ صوهُ فَت
َ َاب ُ لَّن ت ُ ۡح
30
ْصلَ ٰوةَ َو َءاتُوا َّ ٱَّللۖ فَ ۡٱق َر ُءواْ َما تَيَس ََّر مِ ۡنهُۚ َوأَقِي ُمواْ ٱل ِ َّ سبِي ِل َ ٱَّللۙ َو َءاخ َُرونَ يُقَ ٰـتِلُونَ فِى ۡ َض يَ ۡبتَغُونَ مِ ن ف
ِ َّ ض ِل ِ ۡٱۡل َ ۡر
ظ َم أ َ ۡج ٍ۬ ًر ۚا َوٱسۡ ت َۡغف ُِرو ْا ِ َّ َس ٍ۬نً ۚا َو َما تُقَ ِد ُمواْ ِۡلَنفُ ِس ُكم ِم ۡن خ َۡي ٍ۬ ٍر ت َِجدُوهُ عِند
َ ٱَّلل ه َُو خ َۡي ٍ۬ ًرا َوأ َ ۡع َ َّ ْٱلزك َٰوة َ َوأ َ ۡق ِرضُوا
َ ٱَّلل قَ ۡرضًا َح َّ
ٍ۬ ُغف
)٢٠( ور َّرحِ ي ُۢ ُم َ َّ ٱَّلل إِ َّن
َ ٱَّلل َۖ َّ
Pembahasan :
Dalam ayat ini dibahas konsep relasi bilangan dengan menyebutkan kata
‘kurang dari’. Dalam ilmu berhitung, terdapat beberapa symbol yang
menyatakan relasi bilangan yaitu > (symbol lebih besar dari), < (symbol lebih
kecil dari), dan = (symbol sama dengan). Selain menyebutkan relasi bilangan,
ayat ini juga menyebutkan pecahan sepertiga, dua pertiga, dan seperdua yang
menggambarkan pembagian waktu malam.
tentang relasi bilangan agar murid selalu mengingat akan amalan-amalan ayng
diperintahkan oleh Allah subhanahu wa ta'ala.
ٍ۬ َ
عل َِم أَن َ ٱَّللُ يُقَد ُِر ٱلَّ ۡي َل َوٱلنَّ َہ
َ ۚار َّ طا ٓ ِٕٮفَة ِمنَ ٱلَّذِينَ َمعَكَ ۚ َوإِ َّن َربَّكَ يَعۡ لَ ُم أَنَّكَ تَقُو ُم أَ ۡدن َٰى مِ ن ثُلُث َ ِى ٱلَّ ۡي ِل َونِصۡ فَهُ ۥ َوثُلُثَهُ ۥ َو
ض ِربُونَ فِى ۡ َض ٰىۙ َو َءاخ َُرونَ ي َ عل َِم أَن
َ سيَ ُكو ُن مِ ن ُكم َّم ۡر َ ان ۚ ِ علَ ۡي ُك ۡمۖ فَ ۡٱق َر ُءواْ َما تَيَس ََّر مِ نَ ۡٱلقُ ۡر َء َ صوهُ فَت
َ َاب ُ لَّن ت ُ ۡح
ْصلَ ٰوةَ َو َءاتُوا َّ ٱَّللۖ فَ ۡٱق َر ُءواْ َما تَيَس ََّر مِ ۡنهُۚ َوأَقِي ُمواْ ٱل ِ َّ سبِي ِل َ ٱَّللۙ َو َءاخ َُرونَ يُقَ ٰـتِلُونَ فِى ۡ َض يَ ۡبتَغُونَ مِ ن ف
ِ َّ ض ِل ِ ۡٱۡل َ ۡر
ظ َم أ َ ۡج ٍ۬ ًر ۚا َوٱسۡ ت َۡغف ُِرو ْا ِ َّ َس ٍ۬نً ۚا َو َما تُقَ ِد ُمواْ ِۡلَنفُ ِس ُكم ِم ۡن خ َۡي ٍ۬ ٍر ت َِجدُوهُ عِند
َ ٱَّلل ه َُو خ َۡي ٍ۬ ًرا َوأ َ ۡع َ َّ ْٱلزك َٰوة َ َوأ َ ۡق ِرضُوا
َ ٱَّلل قَ ۡرضًا َح َّ
ٍ۬ ُغف
)٢٠( ور َّرحِ ي ُۢ ُم َ َّ ٱَّلل ِإ َّن
َ ٱَّلل َۖ َّ
Pembahasan :
Begitu juga dengan operasi bilangan yang lain seperti penjumlahan dan
perkalian. Meskupun operasi bilangan penjumlahan dan perkalian tidak
terdapat dalam juz 29 maupun juz 30, para guru harus bersemangat untuk
mencari pembahasan tersebut dalam juz lain dalam Al-Quran agar dapat
digunakan sebagai bahan pengajaran di kelas yang dapat mempertebal
keimanan para murid.
Arti : “(yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim
panas”
Pembahasan :
Ayat ini menjelaskan himpunan musim yaitu musim dingin dan musim
panas. Contoh himpunan berupa musim yang yang dijelaskan dalam ayat ini
dapat digunakan sebagai ilustrasi atau contoh pada saat mengajarkan pelajaran
berhitung bab himpunan. Para pengajar juga dapat menjelaskan sejarah
kebiasaan kaum quraisy yang berdagang pada musim dingin dan musim panas
kepada para murid agar bertambah pengetahuan sirohnya.
)٧( ع ٰى َكأَنَّ ُہ ۡم أَ ۡع َجا ُز ن َۡخ ٍل خَا ِويَ ٍ۬ ٍة َ سو ٍ۬ ًما فَت ََرى ۡٱلقَ ۡو َم فِي َہا
َ ص ۡر ُ س ۡب َع لَيَا ٍ۬ ٍل َوث َ َم ٰـنِيَةَ أَي ٍَّام ُح
َ علَ ۡي ِہ ۡم
َ س َّخ َرهَا
َ
Arti : “yang Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh
malam dan delapan hari terus menerus; maka kamu lihat kaum ’Ad pada
waktu itu mati bergelimpangan seakan-akan mereka batang-batang pohon
kurma yang telah kosong (lapuk).”
Pembahasan :
Ayat ini menyebutkan konsep pengukuran waktu dengan satuan baku yaitu
satuan malam dan satuan hari. Allah menjelaskan tentang lamanya waktu
bencana angin keras yang Allah kirimkan bagi kaum ‘Aad yang durhaka. Selain
menyebutkan konsep pengukuran waktu, ayat ini juga menyebutkan lambang
bilangan angka tujuh seperti yang sudah dijelaskan di bab bilangan.
Para pengajar dan orang tua dapat menyampaikan dialog iman yang
berkaitan dengan ayat ini misalnya dengan bertanya pada murid bagaimana
36
pendapat mereka tentang bencana besar yang dengan mudah dikirimkan Allah
dalam waktu yang singkat. Sampaikan bahwa waktu merupakan hal yang diatur
dan dikuasai oleh Allah. Para pengajar dapat menjelaskan tentang pentingnya
menghargai waktu, pentingnya melakukan perbuatan yang baik dimana saja
dan kapan saja, dan materi tentang waktu lainnya yang dapat menambah
keimanan para murid.
Ayat ini menyebutkan konsep pengukuran waktu dengan satuan baku yaitu
satuan tahun. Pengukuran waktu berdasarkan pengukuran manusia berbeda
jauh dengan pengukuran di sisi Allah. Hal ini menunjukkan kekuasaan dan
kebesaran Allah sang Maha Pencipta. Dari ayat ini dapat disimpulkan bahwa
pengukuran lamanya waktu satu hari di sisi Allah sama dengan 50.000 tahun
waktu perhitungan manusia.
Para pengajar dapat menyampaikan tafsir ayat ini ketika membahas materi
tentang pengukuran waktu dalam kelas berhitung. Para pengajar juga dapat
memberikan dialog iman berupa pertanyaan dan pendapat kepada murid
tentang lamanya waktu yang akan kita jalani nanti di akhirat kelak, lamanya
waktu yang akan kita lalui ketika sedang menunggu pembacaan buku catatan
amal kita di hari kiamat, lamanya waktu siksaan di dalam neraka, lamanya
waktu kenikmatan di surga, dan dialog iman lain yang dapat mempertebal iman
para murid.
c. Surat Al-Qadar ayat 3
)٣( لَ ۡيلَةُ ۡٱلقَ ۡد ِر خ َۡي ٍ۬ر ِم ۡن أ َ ۡلفِ شَہۡ ٍ۬ ٍر
Jika dilihat dari konsep ilmu berhitung, ayat ini menyebutkan pengukuran
waktu dengan satuan malam dan satuan bulan. Ayat ini menjelaskan bahwa
satu malam Lailatul Qadr kemuliaannya lebih baik dari seribu bulan. Dari segi
matematika, ayat ini memberikan suatu persamaan yaitu satu malam sama
dengan seribu bulan. 1 malam = 1000 bulan. Ruas kiri menggunakan malam
sedangkan ruas kanan menggunakan bulan. Supaya satuan ruas kiri dan ruas
kanan sama-sama malam, maka satuan bulan harus diubah menjadi malam.
Anggaplah satu bulan sama dengan tiga puluh hari. Selanjutnya, seribu bulan
berarti 1000 x 30 malam = 30.000 malam. Bilangan 30.000 malam jika diubah
menjadi satuan tahun, maka ada dua kemungkinan. Pertama, jika diubah
menjadi tahun Qamariah (tahun Hijriah), maka 30.000 dibagi 354 hasilnya
sekitar 84,7 tahun. Kedua, jika diubah menjadi tahun Syamsiah (tahun Masehi),
maka 30.000 diabgi 365 hari hasilnya sekitar 82,1 tahun. (Muhammad Mas’ud
2008).
Artinya, satu malam Lailatul Qadr setara dengan 80 tahun lebih. Sebuah
perbandingan yang sangat jauh perbedaanya. Untuk itu umat muslim harus
mengetahui tentang keutamaan ini dan berlomba-lomba untuk meraih pahala
dengan melaksanakan ibadah sebaik mungkin.
Pengajar dan orang tua dapat menggunakan istilah-istilah dalam ayat ini
pada saat memberikan materi operasi perkalian bilangan, pembagian bilangan,
maupun materi lainnnya. Para pengajar juga dapat menambahkan materi tentang
keutamaan malam Lailatul Qadr dan amalan-amalan apa saja yang sebaiknya
dilakukan di malam tersebut. Dengan demikian, para murid tidak hanya
memahami ilmu hitung tapi juga bertambah imannya.
Istilah malam Lailatul Qadr dan Bulan Ramadhan dapat digunakan sebagai
bahan dalam pembuatan soal ujian, atau ilustrasi alas berpikir di dalam
mengajarkan materi pengukuran waktu.
)٨( ) َو َمن يَعۡ َم ۡل مِ ۡثقَا َل ذَ َّر ٍ۬ةٍ ش ٍَ۬را يَ َرهُ ۥ٧( فَ َمن يَعۡ َم ۡل مِ ۡثقَا َل ذَ َّرةٍ خ َۡي ٍ۬ ًرا يَ َرهُ ۥ
38
Pembahasan :
ً ٍ۬ س ۡبعُونَ ذ َِرا
)٣٢( ُعا فَٱسۡ لُ ُكوه ُ ث ُ َّم فِى س ِۡل ِسلَ ٍ۬ ٍة ذَ ۡر
َ ع َها
Arti : “Kemudian belitlah dia dengan rantai yang panjangnya tujuh puluh
hasta”
Pembahasan :
39
No. Juz Nomor surat, nama surat, ayat Lambang Nilai tempat Menjelaskan tentang
bilangan
Juz 29
3. 29 70. Al-Maarij : 4 50.000 Puluhan ribu Lima puluh ribu tahun setara lamanya waktu
malaikat Jibril naik kelangit
41
42
6. 29 74. Al-Muddatsir : 30 19 Puluhan (10+9) Sembilan belas malaikat penjaga neraka Saqar
7. 29 77. Al-Mursalat : 30 3 Satuan Tiga cabang pada naungan (gejolak) api neraka
Kesimpulan : Dalam Al-Quran Juz 29 yang terdiri dari sebelas (11) surat, terdapat tujuh (7) surat yang mengandung penyebutan
bilangan yaitu enam (6) surat mengandung penyebutan bilangan kardinal dan satu (1) surat mengandung penyebutan bilangan
pecahan
No. Juz Nomor surat, nama surat, Lambang bilangan Nilai tempat Menjelaskan tentang
ayat
Juz 30
4. 30 98. Al-Qadr : 3 1000 Ribuan Malam Lailatul Qadar lebih baik dari Seribu
bulan
Kesimpulan : Dalam Al-Quran Juz 30 yang terdiri dari 37 surat, terdapat lima (5) surat yang mengandung penyebutan bilangan
kardinal dan tidak terdapat surat yang meyebutkan bilangan pecahan
No. Konsep Ilmu Hitung Juz Nomor surat, nama surat, Menjelaskan tentang
ayat
1. Relasi Bilangan 29 73. Al-Muzzammil : 20 Relasi yang bermakna “kurang dari” / lebih
kecil dari
9. Pengukuran Waktu 29 70. Al-Ma’arij : 4 Sehari setara dengan lima puluh ribu tahun
10. Pengukuran Waktu 30 97. Al-Qadr : 3 Malam kemuliaan itu lebih baik daripada
seribu bulan
11. Pengukuran Berat 30 99. Al-Zalzalah : 7-8 Kebaikan dan keburukan seberat zarrah
12. Pengukuran Jarak / Panjang 29 69. Al-Haqqah : 32 Rantai yang panjangnya tujuh puluh hasta
BAB V
PENUTUP
V.1. Kesimpulan
1. Bilangan kardinal yang disebut dalam juz 29 adalah bilangan 1, 3, 7, 8, 19,
70, dan 50000 yang terdapat dalam enam surat yaitu Surat Al-Mulk, Surat
Al-Haaqqah, Surat Al-Ma’arij, Surat Nuh, Surat Al-Muddatsir, dan Surat
Al-Musrsalat.
2. Bilangan kardinal yang disebut dalam juz 30 adalah bilangan 1, 7, 10, dan
1000 yang terdapat dalam lima surat yaitu Surat An-Naba, Surat An-
Naaziat, Surat Al-Fajr, Surat Al-Qadr, dan Surat Al-Ikhlas.
3. Bilangan pecahan yang terdapat dalam juz 29 adalah bilangan sepertiga
(1/3), seperdua (½), dan dua pertiga (2/3) yang terdapat dalam satu surat
yaitu surat Al-Muzzammil.
4. Tidak ada bilangan pecahan yang disebutkan dalam juz 30
5. Terdapat konsep dasar berhitung yang menncakup relasi bilangan, operasi
bilangan, himpunan bilangan, dan pengukuran dalam Al-Quran juz 29 dan
juz 30
6. Ayat Al-Quran yang mengandung konsep relasi bilangan hanya ditemukan
dalam Juz 29 yaitu pada surat Al-Muzzammil ayat 20, dan tidak ditemukan
pada juz 30
7. Ayat Al-Quran yang mengandung konsep operasi bilangan hanya
ditemukan dalam Juz 29 yaitu pada surat Al-Muzzammil ayat 3, ayat 4, serta
ayat 20 dan tidak ditemukan pada juz 30
8. Ayat Al-Quran yang mengandung konsep himpunan bilangan hanya
ditemukan dalam 30 yaitu pada surat Al-Lail ayat 3, Al-Bayyinah ayat 6 dan
ayat 7 Surat Al-Quraisy ayat 2, dan tidak ditemukan dalam juz 29
9. Ayat Al-Quran yang mengandung konsep pengukuran terdapat dalam juz
29 dan 30 pada Surat Al-Haaqqah ayat 7 dan ayat 32, Surat Al-Ma’arij ayat
4, Surat Al-Qadar ayat 3, serta Surat Al-Zalzalah ayat 7-8
45
46
V.2. Saran
1. Dalam mengajarkan pelajaran ilmu berhitung hendaknya para pengajar
menjelaskan manfaat dan urgensi ilmu berhitung dalam kehidupan sehari-hari,
dalam kehidupan bermasyarakat, beragama, sosial, dan bagi kemajuan umat di
masa mendatang sehingga murid bersemangat mempelajarinya.
2. Para pengajar harus menanamkan dalam hati para murid bahwa ilmu berhitung
bukan ilmu yang sulit dipelajari melainkan ilmu yang sangat penting dan
bermanfaat yang juga dibahas dalam Al-Quran.
3. Dalam mengajarkan pelajaran ilmu berhitung di dalam kelas, hendaknya para
pengajar memberikan alas berpikir yang jelas dan mudah dipahami. Alas
berpikir ini sebaiknya tidak hanya dijelaskan dari sudut pandang ilmu
matematika saja namun juga dijelaskan dari sudut pandang tauhid, Al-Quran,
atau sejarah yang sifatnya dapat membentuk akhlakuk karimah para murid.
4. Para pengajar hendaknya membuat soal ujian ilmu berhitung yang dapat
menumbuhkan dan memperkuat keimanan para peserta didik, sehingga soal
ujian yang diberikan tidak sekedar soal tentang menambah, mengurang,
mengali atau membagi angka-angka saja tetapi soal ujian yang mampu
membuat mereka berpikir tentang kekuasaan Allah.
5. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat membahas materi bilangan dalam Al-
Quran dengan lebih dalam sekaligus memberikan contoh percakapan dialog
imannya.
6. Para pembaca maupun mahasiswa Akademi Guru Al-Fatih Angkatan
selanjutnya diharapkan melakukan penelitian tentang konsep dasar ilmu hitung
yang lebih tinggi materinya dan lebih luas cakupannya (materi berhitung kuttab
qonuni akhir dan madrasah)
DAFTAR PUSTAKA
Irawan, W.H, dkk,. 2005. Rahasia Bilangan dalam Al-Quran. Laporan Penelitian
Lembaga Penelitian UIN Malang.
Tafsir Al-‘Usyr Al-Akhir juz 28, 29, 30. Tidak diperjual-belikan. 1429 H
http://www.jadipintar.com/2013/05/al-quran-online-bisa-copy-paste.html
47
48
https://muslim.or.id/24895-berapa-kali-sangkakala-ditiup-pada-hari-kiamat.html
https://tafsirweb.com
https://tafsirweb.com/11993-surat-an-naziat-ayat-13.html
https://tafsirweb.com/12638-surat-al-fajr-ayat-2.html
https://id.wiktionary.org/wiki/Lampiran:Nama_angka_dalam_bahasa_Indonesia
PENDIDIKAN FORMAL
1. 2010-2014 Fakultas Kesehatan Masyarakat UI
2. 2007-2010 Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Surakarta
3. 2004-2007 Sekolah Menengah Pertama Negeri 7 Surakarta
4. 1998-2004 Sekolah Dasar Negeri Tegal Mulya No.157 Surakarta
5. 1997-1998 Taman Kanak-Kanak Aisyiyah Nusukan 1 Surakarta
PENGALAMAN BEKERJA
1. 2018 Guru Iman Kuttab Sahabat Quran, Pondok Cina Beji,
Depok
2. 2014 Peneliti bidang kesehatan ibu dan anak divisi KIA,
RSCM
49