Di Susun Oleh :
Adisty Syahla Putri 9F/01.
Amellya Putri Maharani 9F/02.
Caesarya Abealovendra Daviananda 9F/04.
SMP N 2 SEMARANG
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat
dan hidayahny, penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul "Sunan
Gresik (Maulana Malik Ibrahim)". Penulis mengharapkan kritik dan saran dari
guru, siswa dan pembaca agar dapat merevisi makalah ini. Penulis menyadari
bahwa penulis telah bekerja keras untuk menyusun makalah ini, namun tidak
ada akan lebih baik mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................................................3
BAB I......................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................4
A.LATAR BELAKANG..............................................................................................................................4
B.RUMUSAN MASALAH........................................................................................................................5
C. TUJUAN.............................................................................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................6
A. Biografi Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim)..............................................................................6
B. Metode Dakwah Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim)...............................................................8
C. Peninggalan Sunan Gresik..............................................................................................................12
BAB III..................................................................................................................................................14
PENUTUP.............................................................................................................................................14
D.KESIMPULAN...................................................................................................................................14
E.SARAN..............................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................................15
3
BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
4
B.RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana biografi Maulana Malik Ibrahim?
2. Bagaimana Maulana Malik Ibrahim menyebarkan agama Islam?
3. Apa saja peninggalan Maulana Malik Ibrahim?
C. TUJUAN
1. Untuk memahami biografi Maulana Malik Ibrahim.
2. Untuk mengetahui bagaimana Maulana Malik Ibrahim menyebarkan agama
Islam.
3. Untuk mengetahui apa saja peninggalan Maulana Malik Ibrahim.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
Beberapa versi menyatakan bahwa kedatangannya disertai beberapa
orang. Daerah yang ditujunya pertama kali yakni desa Sembalo, daerah yang
masih berada dalam wilayah kekuasaan Majapahit. Desa Sembalo sekarang,
adalah daerah Leran kecamatan Manyar, 9 kilometer utara kota Gresik.
Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim) merupakan wali yang tertua dari
Wali Sanga. Dari beliau, lahir anak-cucu yang diantaranya termasuk dalam Wali
Sanga. Adapun Wali Sanga ini tidak hidup bersamaan, akan tetapi di antara
mereka terjalin hubungan erat, yaitu ada yang memiliki hubungan darah (ayah-
anak-cucu), guru-murid, atau persahabatan. Urutan keterkaitan di antara Wali
Sanga tersebut adalah Sunan Gresik sebagai yang tertua. Sunan Ampel adalah
putra dari Sunan Gresik. Sunan Giri adalah keponakan Sunan Gresik. Sunan
Bonang dan Sunan Drajat adalah anak Sunan Ampel. Sunan Kalijaga
merupakan sahabat sekaligus murid Sunan Bonang. Sunan Muria merupakan
putra dari Sunan Kalijaga. Sunan Kudus merupakan murid Sunan Kalijaga.
Sunan Gunung Jati adalah sahabat para sunan yang telah disebut, kecuali
Maulana Malik Ibrahim karena lebih dulu meninggal. Sunan Gresik sebagai
wali tertua tentu memiliki pengaruh terhadap para wali setelahnya, terutama
yang berkaitan dengan metode dakwah.
7
B. Metode Dakwah Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim).
M Syaikh Maulana Malik Ibrahim, yang makamnya terletak dikampung
Gapura di dalam kota Gresik, Jawa Timur, tidak jauh dari pelabuhan. Inkripsi
makamnya yang menunjuk angka 882 H/1419 M, yaitu wafatnya
menempatkannya sebagai salah seorang tokoh yang dianggap penyebar Islam
tertua di Jawa.
Maulana Malik Ibrahim, dikenal pula dengan sebutan Syekh Maghribi
atau juga Sunan Gresik. Meskipun beliau bukan asli orang Jawa, namun beliau
berjasa kepada masyarakat. Karena beliaulah yang mula pertama menyebarkan
Islam di tanah Jawa. Sehingga berkat usaha dan jasanya, penduduk pulau Jawa
yang kebanyakan masih beragama Hindu dan Buddha di kala itu akhirnya mulai
banyak yang memeluk Islam.
Berikut beberapa metode, sarana, dan usaha-usaha yang dilakukan Sunan
Gresik dalam berdakwah:
1. Mempelajari Adat Istiadat Setempat.
Pertama-tama yang dilakukannya ialah mendekati masyarakat melalui
pergaulan. Budi bahasa yang ramah-tamah senantiasa diperlihatkannya di dalam
pergaulan sehari-hari. Ia tidak menentang secara tajam agama dan kepercayaan
hidup dari penduduk asli, melainkan hanya memperlihatkan keindahan dan
kabaikan yang dibawa oleh agama Islam. Berkat keramah-tamahannya, banyak
masyarakat yang tertarik masuk ke dalam agama Islam.
Awalnya, siapa saja yang datang ke tempat baru, akan merasakan
kesulitan untuk menyampaikan sesuatu yang diinginkan. Hal ini terjadi lantaran
adanya kekhawatiran akan salah tingkah ataupun sesuatu yang dilakukan tidak
sesuai dengan adat istiadat masyarakat di wilayah yang baru ditempati.
Demikian pula halnya yang terjadi pada Sunan Gresik. Karena beliau bukan
merupakan orang Jawa, tentu harus mengadakan adaptasi terlebih dahulu
dengan masyarakat setempat sebelum mengawali dakwahnya. Sebab beliau
paham betul bahwa setiap negara memiliki aturan tersendiri dengan negara lain.
Bahkan, setiap desa di suatu negara memiliki adat istiadat yang berbeda dengan
desa yang lain. Untuk itu, Sunan Gresik mempelajari bahasa Jawa, mengenali
adat istiadat tempat beliau tinggal, serta mempelajari kehidupan masyarakat,
baik dari segi mata pencahariannya, pandangan hidupnya, dsb. dengan harapan
bahwa hal tersebut akan membuatnya lebih berhati-hati dan tidak terjerumus
dalam kesalahan yang dapat membuat masyarakat membencinya.
8
2. Membuka Warung/Berdagang.
Setelah berhasil memikat hati masyarakat sekitar, aktivitas selanjutnya
yang dilakukan Maulana Malik Ibrahim ialah berdagang. Ia berdagang di
tempat pelabuhan terbuka, yang sekarang dinamakan desa Roomo, Manyar. Di
wilayah yang baru ditempati, mula-mula Sunan Gresik membuka warung untuk
berjualan makanan dan barang yang menjadi kebutuhan masyarakat sehari-hari.
Berjualan menjadi salah satu sarana yang digunakan oleh Sunan Gresik
dalam misi dakwahnya. Sebagai pendatang, tentu tidak mudah bagi beliau untuk
langsung menjalankan misi dakwah. Oleh karena itu, diperlukan keakraban
terlebih dahulu dengan masyarakat setempat. Bagi Sunan Gresik, berjualan
merupakan cara yang cukup efektif dalam upaya mengakrabkan diri dengan
masyarakat setempat. Dari berjualan, Sunan Gresik dapat membangun relasi
yang baik dengan masyarakat serta dapat mempelajari segala hal pada
masyarakat yang menjadi konsumennya, yakni mulai dari nama orang-orang,
keluarganya, kondisi kehidupannya termasuk situasi sosial-ekonominya,
wataknya, bahkan kalau perlu hal-hal yang bersifat pribadi juga beliau coba
ketahui. Perlu dipahami bahwa motif dalam pendirian warung tersebut bukanlah
untuk mencari keuntungan tetapi sebagai sarana dalam menyiarkan agama Islam
sehingga apapun yang beliau perdagangkan, dijual dengan harga yang murah.
Hal inilah yang menimbulkan ketertarikan masyarakat setempat.
3. Membuka Lahan Pertanian.
Sunan Gresik adalah orang yang ahli dalam pertanian. Beliau mampu
memanfaatkan tanah di Jawa yang subur untuk menanam tanaman kebutuhan
sehari-hari, seperti padi, umbi-umbian, dsb. Bahkan beliau merupakan orang
pertama yang memiliki gagasan untuk mengalirkan air dari gunung untuk
menunjang irigasi lahan pertanian penduduk. Kehadiran Sunan Gresik di tanah
Jawa benar-benar menjadi berkah dalam kehidupan masyarakat Jawa. Hasil
pertanian menjadi semakin meningkat, sehingga banyak orang yang menaruh
perhatian dan ingin belajar kepada beliau.
4. Menjadi Tabib.
Selain handal dalam perdagangan dan pertanian, Sunan Gresik juga
cukup piawai dalam menangani masalah kesehatan. Dengan racikan obat yang
dibuat beliau, hampir seluruh orang yang berobat mendapatkan kesembuhan.
Dalam menjalankan praktik pengobatan, beliau tidak memungut biaya. Oleh
karena keikhlasan pelayanan inilah yang semakin menempatkan posisi Sunan
Gresik menjadi orang yang disegani dan terkenal dalam masyarakat. Kharisma
9
beliau semakin kuat seiring dengan keberhasilan dalam mengobati berbagai
penyakit dan menjadikan Sunan Gresik sebagai sandaran hidup masyarakat.
5. Hidup dengan Sederhana.
Hidup dengan sederhana bukan berarti tidak memiliki apa-apa. Hidup
sederhana menandakan bahwa orang itu tidak tergantung terhadap materi.
Orang yang mampu melepaskan diri dari ketergantungan terhadap materi akan
mencapai kebahagiaan sejati. Sebab, selama manusia masih tergantung pada
materi, hidupnya tidak akan pernah puas. Selain itu, dengan hidup sederhana,
seseorang dapat membuka pergaulan seluas-luasnya. Sebaliknya, hidup yang
terbelenggu dalam kemewahan identik dengan kehidupan para elite sehingga
masyarakat kelas bawah enggan untuk bergaul dengan para elite.
Sunan Gresik sebagai ulama yang akan menjadi panutan seluruh elemen
masyarakat tentu bukan kebetulan memilih hidup sederhana. Beliau mengetahui
bahwa dengan hidup sederhana, dapat membangun relasi dengan siapa saja,
baik di tingkat elite maupun tingkat bawah. Masyarakat menjadi tidak segan
untuk bergaul dengan beliau, karena masyarakat memiliki pandangan bahwa
beliau adalah sederajat dengannya dalam ranah sosial.
6. Menghapus Perbedaan Kelas (Kasta).
Dalam kehidupan masyarakat di wilayah Sunan Gresik tinggal, terdapat
kepercayaan masyarakat terhadap perbedaan kelas sosial. Ada masyarakat yang
diposisikan kelas sosialnya sebagai masyarakat rendah, tengah, dan tinggi.
Masyarakat rendah memiliki nasib yang malang karena tidak dapat menikmati
hak-hak asasi manusia. Mereka dianggap tidak berguna oleh masyarakat pada
kelas yang lebih tinggi lantaran kelas sosialnya yang rendah. Umumnya,
masyarakat yang menempati kelas sosial rendah adalah para budak dan petani.
Sebagai orang Islam, tentu Sunan Gresik tidak setuju dengan situasi tersebut. Di
dalam agama Islam, tidak ada perbedaan kelas, yang membedakan seseorang
dengan orang lain adalah dalam hal ketakwaannya. Oleh karena itu, Sunan
Gresik yang jika dilihat dari kepercayaan masyarakat setempat, sebagai orang
yang memiliki kelas sosial tinggi karena beliau tergolong kaya dan menantu
raja, tetapi memposisikan diri sebagai orang yang sederajat dengan siapapun,
termasuk dengan masyarakat yang dianggap memiliki kelas sosial rendah.
Kemudian, beliau mengajarkan ajaran Islam kepada masyarakat bahwa dalam
Islam derajat setiap manusia adalah sama dan selanjutnya banyak orang yang
tertarik untuk masuk Islam. Dalam hal ini, Sunan Gresik telah membantu
masyarakat kelas tinggi keluar dari kezaliman karena merendahkan masyarakat
pada kelas sosial yang lebih rendah, dan mengangkat derajat masyarakat yang
10
dianggap pada kelas sosial rendah pada posisi yang sama dalam status
hubungan sosial.
11
7. Membangun Masjid dan Pesantren.
Setelah para pengikut Islam semakin banyak, Sunan Gresik mendirikan
sebuah masjid sebagai tempat ibadah, sarana berdakwah, dan mengajarkan
agama Islam kepada masyarakat. Pada waktu itu, masyarakat Jawa sudah
terbiasa menetap di tempat gurunya yang mengajarkan ilmu. Ada tempat-tempat
khusus yang disediakan oleh para guru untuk menampung murid yang ingin
belajar kepadanya.
Demikianlah, dalam rangka mempersiapkan kader untuk melanjutkan
perjuangan menegakkan ajaran-ajaran Islam, Maulana Malik Ibrahim membuka
pesantren-pesantren yang merupakan tempat mendidik pemuka agama Islam
pada masa selanjutnya. Hingga saat ini makamnya masih diziarahi orang-orang
yang menghargai usahanya menyebarkan agama Islam berabad-abad yang
silam. Setiap malam Jumat Legi, masyarakat setempat ramai berkunjung untuk
berziarah. Ritual ziarah tahunan atau haul juga diadakan setiap tanggal 12
Rabi'ul Awwal, sesuai tanggal wafat pada prasasti makamnya. Pada acara haul
biasa dilakukan khataman Al-Quran, mauludan (pembacaan riwayat Nabi
Muhammad), dan dihidangkan makanan khas bubur harisah.
8. Mengajarkan Islam dengan Mudah.
Dalam mengajarkan Islam kepada masyarakat awam, Sunan Gresik
memiliki prinsip mengajarkan ilmu dengan mudah dipahami oleh masyarakat.
Beliau tidak mengajarkan Islam secara rumit dan teoretis. Artinya, beliau
mengajarkan agama Islam dengan disertai contoh praktis yang mudah dipahami
dan dimengerti. Dalam mengajarkan Islam, beliau juga tidak menakut-nakuti
masyarakat dengan dosa dan ancaman, melainkan disampaikan dengan gembira
sebagaimana pesan Rasulullah Saw. Misalnya, sebagaimana yang dijelaskan
oleh Stamford Raffles dalam bukunya History of Java, yang dikutip Arman
Arroisi, ketika Sunan Gresik ditanya siapakah Allah itu? Beliau tidak menjawab
bahwa Allah adalah Tuhan Yang Maha Besar, yang akan menyiksa orang-orang
yang membangkang dan memberikan pahala kepada orang-orang yang berbakti.
Melainkan, beliau menjawab secara sederhana, “Allah adalah Dzat yang
diperlukan ada-Nya.”
Dengan beberapa metodologi tersebut, Sunan Gresik telah berandil besar
mengembangkan Islam di Pulau Jawa dengan cukup pesat. Hal tersebut terjadi
karena Islam disampaikan dengan santun dan penuh kebijaksanaan beliau,
sebagaimana yang memang dianjurkan oleh Allah Swt. Dan diteladankan oleh
Rasulullah Saw
12
Setelah cukup mapan di masyarakat, Maulana Malik Ibrahim kemudian
melakukan kunjungan ke ibu kota Majapahit di Trowulan. Raja Majapahit
meskipun tidak masuk Islam tetapi menerimanya dengan baik, bahkan
memberikannya sebidang tanah di pinggiran kota Gresik. Wilayah itulah yang
sekarang dikenal dengan nama desa Gapura. Cerita rakyat tersebut diduga
mengandung unsur-unsur kebenaran; mengingat menurut Groeneveldt pada saat
Maulana Malik Ibrahim hidup, di ibu kota Majapahit telah banyak orang asing
termasuk dari Asia Barat.
13
Kerajaan Majapahit, dan terletak persis di bibir laut Jawa, 9 kilometer dari pusat
kota Gresik sekarang.
Sayangnya, Tidak banyak catatan sejarah yang bercerita mengenai
keberadaan Masjid Pesucinan yang berlokasi di tengah-tengah areal
pertambakan tersebut. Sebab letaknya yang sulit dijangkau oleh kendaraan
besar seperti bus pariwisata, membuat masjid yang berumur sekitar 664 tahun
ini tampak asing dari hiruk pikuk kunjungan wisatawan, seperti masjid
bersejarah pada umumnya di negeri ini.
Masjid peninggalan Syekh Maulana Malik Ibrahim ini, dipercaya
penduduk setempat dan beberapa ahli sejarah merupakan masjid tertua di pulau
Jawa peninggalan Syeikh maulana Malik Ibrahim, salah seorang diantara tokoh
wali songo yang terkenal.
Secara kasat mata, masjid ini tidak terlihat mempunyai nilai sejarah
tinggi, sebab telah beberapa kali mengalami pemugaran. Bahkan, dari beberapa
catatan yang dihimpun Gresikgress.com, Masjid Pesucinan sudah di pugar
beberapa kali, dan pemugaran terakhir terjadi pada tahun 2005.
14
BAB III
PENUTUP
D.KESIMPULAN
1. Sunan Gresik atau Maulana Malik Ibrahim adalah nama salah seorang
Walisongo. Maulana Malik Ibrahim kadang juga disebut sebagai Syekh
Magribi. Sebagian rakyat malah menyebutnya Kakek Bantal. Ia bersaudara
dengan Maulana Ishak, ulama terkenal di Samudra Pasai, sekaligus ayah dari
Sunan Giri (Raden Paku).lahir di Samarkand, Asia Tengah, pada paruh awal
abad 14 tertulis dalam Babad Tanah Jawi.
2. Adapun Metode Dakwah Sunan Gresik adalah Pertama-tama yang
dilakukannya ialah mendekati masyarakat melalui pergauland dengan mengenal
adat istiadat masyarakat setempat. Budi bahasa yang ramah-tamah senantiasa
diperlihatkannya di dalam pergaulan sehari-hari. Setelah berhasil memikat hati
masyarakat sekitar, aktivitas selanjutnya yang dilakukan Maulana Malik
Ibrahim ialah berdagang dengan membuka warung. Dengan hidupnya yang
sederhana kemudian membuka lahan pertanian, dan ia menjadi tabib, sampai
Menghapus Perbedaan Kelas (Kasta). Terakhir ia juga membangun mesjid dan
Pesanren.
3. Satu-satunya masjid peninggalan Syekh Maulana Malik Ibrahim adalah
Masjid Tertua di tanah Jawa ternyata ada di Kabupaten Gresik, Jawa Timur.
Selain mesjid, ada benda arkeologi yang menjadi bukti adanya Sunan Gresik
yaitu batu Nisan pada Makamnya yang bertuliskan petikan beberapa ayat al-
Quran seperti Surat al-Baqarah ayat 225, Surat Ali Imran ayat 17, 18, 19, 25,
26, 27, 185.
E.SARAN
Demikian makalah tentang Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim),
semoga dapat memberikan informasi dan wawasan mengenai haji dan umrah.
Semoga dengan adanya makalah ini, penulis dapat terus melengkapi kekurangan
isi makalah supaya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi di waktu yang
akan datang. Diharapkan pada pembaca dapat memberikan kritik serta saran
guna perbaikan makalah yang lebih baik.
15
DAFTAR PUSTAKA
https://ms.m.wikipedia.org/wiki/Sunan_Gresik
https://id.wikipedia.org/wiki/Sunan_Gresik
http://galaerigbooks.blogspot.com/2014/10/biografi-singkat-walisongo-
sunan-gresik.html
16