Anda di halaman 1dari 26

PERAWATAN

JENAZAH

Moh. Edy Musthofa, S.Pd.I


Mengurus Jenazah
Apabila seseorang telah dinyatakan positif meninggal dunia, ada beberapa
hal yang harus disegerakan dalam pengurusan jenazah oleh keluarganya,
yaitu: memandikan, mengafani, menyalati dan menguburnya. Namun,
sebelum mayat itu dimandikan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan
terhadap kondisi jenazah, yaitu seperti berikut.

1. Pejamkanlah matanya dan mohon-kanlah ampun kepada Allah Swt.


atas segala dosanya.
2. Tutuplah seluruh badannya dengan kain sebagai penghormatan dan agar tidak
kelihatan auratnya.
3. Ditempatkan di tempat yang aman dari jangkauan binatang.
4. Bagi keluarga dan sahabat-sahabat dekatnya tidak dilarang mencium si mayat.
01 Memandikan Jenazah

02 Mengkafani Jenazah

03 Menyolati Jenazah

04 Menguburkan Jenazah
Memandikan Jenazah

Syarat-syarat wajib memandikan jenazah

1. Jenazah itu orang Islam.

2. Didapati tubuhnya walaupun sedikit.

3. Bukan mati syahid


Berhak Memandikan Jenazah

Yang boleh Yang boleh


memandikan adalah memandikan adalah
kaum laki-laki, kaum perempuan,
Mahramnya, dan Mahramnya, dan
istrinya suaminya
Noted :
Kalau mayat anak laki-laki masih kecil,
perempuan boleh memandikannya. Begitu
juga sebaliknya.
Tata Cara Memandikan Jenazah
Perutnya ditekan dan
Mayat diletakkan Dipakaikan kain
Dilakukan di diurut untuk
di tempat yang basahan seperti
tempat mengeluarkan kotoran,
tinggi, seperti sarung agar
tertutup boleh menggunakan
dipan aurratnya tertutup
wewangian

Bersihkan Membersihkan Dibasuh seluruh Dalam basuhan,


mulut dan gigi segala kotoran dan tubuh dan sunnnah 3-5 kali
jenazah najis yang maasih diwudhukan basuhan
menempel
Sunnah dalam Memandikan Jenazah

Dalam Kitab KasyifatusSaja, ada


beberapa anjuran dalam
memandikan jenazah
● Dengan basuhan ganjil
● Ada 3 siraman yang
menggunakan air yang
dicampur dengan daun bidara
● Mewudhukan jenazah
Mengkafani Jenazah
Mengafani mayit paling sedikit adalah
membungkusnya dengan kain yang
dapat menutupi seluruh anggota badan
dan menutup kepala bila si mayit bukan
orang yang sedang ihram .

Sebuah hadits riwayat Imam Turmudzi dari sahabat Ibnu Abbas, bahwa Rasulullah
bersabda:

‫ َو َك ِفنُوا ِفي َها َم ْوََا ُك ْم‬،‫ فَإِنَّ َها ِم ْن َخي ِْر ِث َيا ِب ُك ْم‬،‫اض‬
َ ‫سوا ِم ْن ِث َيا ِب ُك ُم ال َب َي‬
ُ ‫ال َب‬
Artinya: “Pakailah pakaianmu yang berwarna
putih, karena itu sebaik-baik pakaian kalian, dan
kafani mayit kalian dengannya.
Jumlah Kain yang Dianjurkan

3 Helai kain, bilamana 5 Helai kain, bilamana


jenazah sedang ihram jenazah sedang ihram
maka bagian kepala maka bagian wajah
wajib dibuka wajib dibuka.
Jenazah Laki-Laki
Dikafani dengan menggunakan tiga lembar kain putih dimana masing-masing kain
tersebut berukuran cukup lebar dengan panjang sesuai panjang tubuh si mayit dan
dengan lebar yang sekiranya bisa membungkus seluruh tubuh si mayit.

Dimakruhkan mengafani mayit dengan menggunakan kain selain warna putih (tidak
boleh sutra) sebagaimana juga dimakruhkan menggunakan semacam gamis dan
menutup kepalanya dengan semacam surban. Berdasarkan hadits riwayat Imam Muslim
dari Sayidatina Aisyah, beliau berkata

: ،‫ َو ََ ِع َما َمة‬،ٌ‫ي‬ َ ‫ لَي‬، ٍ‫سف‬


، ‫ْس فِي َها قَ ِم‬ ُ ‫ ِم ْن ُك ْر‬،ٍ‫س ُحو ِليَّة‬
َ ‫يض‬ ٍ ‫سلَّ َم فِي ثَ ََلثَ ِة أَثْ َوا‬
ٍ ِ‫ب ب‬ َ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ ُ ‫ُكفِنَ َر‬
َ ِ‫سو ُل هللا‬

Artinya: “Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam dikafani dengan menggunakan tiga


kain putih sahuliyah dari Kursuf, tidak ada dalam tiga kain itu gamis dan surban.”
Jenazah Perempuan

Adapun bila yang meninggal orang perempuan maka disunahkan


mengafaninya dengan menggunakan lima kain putih.

Kelima kain itu berupa satu helai sarung yang menutupi bagian pusar
hingga anggota paling bawah, khimar atau tudung yang menutupi
bagian kepala, gamis yang menutupi bagian atas hingga di bawahnya
sarung, dan lembar kain yang bisa membungkus seluruh jasad mayit.

Hal ini didasarkan pada sebuah hadits riwayat Abu Dawud dimana
Rasul memerintahkan agar anak perempuannya, Umi Kulsum, dikafani
secara demikian.
Mensholati
Jenazah
Hukum shalat jenazah atau sembahyang untuk
mayyit Muslim adalah fardlu kifayah. Artinya,
wajib dilaksanakan minimal oleh satu orang.
Bila secara sengaja sama sekali tak ada yang
menunaikannya maka status dosa menimpa
umat Islam secara umum.
Keadaan Jenazah
jenazah sudah berada di
suci, baik suci depan orang yang
badan, tempat, dan menyalatkan atau sebelah
pakaian. kiblat

1 2 3

sudah
dimandikan
dan dikafan
Bacaan Niat Sholat Jenazah
Tata Cara Sholat Jenazah
1. Jenazah diletakkan paling depan. Apabila mayat
laki-laki, hendaknya imam berdiri menghadap dekat
kepala mayat. Jika mayat wanita, imam menghadap
dekat perutnya.
2. Letak imam paling muka diikuti oleh para
makmum. Jika yang menyholati sedikit, usahakan
dibuat 3 baris/ṡaf.
3. Mula-mula semua jamaah berdiri dengan berniat
melakukan ṡalat jenazah, kemudian sholat
dengan empat takbir
4. Salam .
Bacaan Setelah Takbir
‫ار َح ْمهُ َوعَا ِّف ِّه‬ْ ‫اَللَّ ُه َّم ا ْغ ِّف ْر لَهُ َو‬
1 ُ‫ع ْنه‬
َ ‫ْف‬ ُ ‫َواع‬
3 dst
jika perempuan , lafal Hu
Membaca Surat Al diganti Ha.
Fatihah

‫حر ْمنا أَجْ َر ُه والتَ ْف ِّتنا‬


ِّ َ‫الل ُهم الت‬
Membaca Sholawat Nabi
ُ‫بَع َده‬
‫علَى آ ِّل‬
َ ‫ َو‬،ٍ‫س ِّي ِّدنَا ُم َح َّمد‬
َ ‫علَى‬ َ ‫اللَّ ُه َّم‬
َ ‫ص ِّل‬ 4 dst
jika perempuan , lafal Hu
.ٍٍ ‫س ِّي ِّدنَا ُم َح َّمد‬
َ diganti Ha.
dst
2
Menguburkan Jenazah
Imam Nawawi menyampaikan hukum mengubur mayit
(jenazah) berikut alasan di baliknya

Dalam kitab Majmu’ Syarah Muhadzzab (juz V:281) beliau


menjelaskan bahwa mengubur jenazah hukumnya fardu
kifayah, karena membiarkannya di atas bumi akan
merusak kehormatan mayit itu sendiri, dan masyarakat di
sekitarnya akan dirugikan oleh sebab bau mayit tersebut.
●Sebaiknya menguburkan jenazah pada siang hari. Mengubur mayat
pada malam hari diperbolehkan apabila dalam keadaan terpaksa seperti
karena bau yang sangat menyengat meskipun sudah diberi wangi-
wangian, atau karena sesuatu hal lain yang harus disegerakan untuk
dikubur.

●Anjuran meluaskan lubang kubur. Rasulullah saw. pernah mengantar


jenazah sampai di kuburnya. Lalu, beliau duduk di tepi lubang kubur,
dan bersabda,
“Luaskanlah pada bagian kepala, dan luaskan juga pada bagian kakinya.
Ada beberapa kurma baginya di surga.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud

●Hukum mengubur dua mayat atau lebih dalam satu liang kubur adalah
haram. Hukumnya menjadi boleh ketika kondisi darurat, seperti banyak
sekali mayat pasca-tsunami, tanah longsor, kebakaran, atau yang
lainnya
Larangan memperindah kuburan. Jabir ra. menerangkan, “Rasulullah saw. melarang mengecat
kuburan, duduk, dan membuat bangunan di atasnya.” (HR. Muslim)

Sebelum dikubur, ahli waris atau keluarga hendaklah bersedia menjadi penjamin atau
menyelesaikan atas hutang-hutang si mayat jika ada, baik dari harta yang ditinggalkannya
atau dari sumbangan keluarganya. Nabi Muhammad saw. bersabda:“Diri orang mu’min itu
tergantung (tidak sampai ke hadirat Tuhan), karena hutangnya, sampai dibayar dahulu
utangnya itu (oleh keluarganya).” (HR. Ahmad dan Tirmidzi dari Abu Hurairah ra.)
Sunnah Menguburkan Jenazah

Mengangkat Jenazah dari


Bersegera Menguburkan
Seluruh Sudut Keranda
Jenazah
dengan Sifat Tarbi’

Tidak Duduk Berwudhu Setelah


Sampai Jenazah Berada Mengangkat Jenazah
di Tanah
Ta’ziyah
Ta’ziyyah atau melayat adalah mengunjungi orang yang sedang tertimpa musibah
kematian salah seorang keluarganya dalam rangka menghibur atau memberi
semangat.

Adab (etika) orang ber-ta’ziyyah antara lain seperti berikut.

1. Menyampaikan doa untuk kebaikan dan ampunan terhadap orang yang meninggal serta
kesabaran bagi orang yang ditinggal.

2. Hindarilah pembicaraan yang menambah sedih keluarga yang ditimpa musibah.

3. Hindarilah canda-tawa apalagi sampai terbahak-bahak.

4. Usahakan turut menyalati mayat dan turut mengantarkan ke pemakaman sampai selesai
penguburan.

5. Membuatkan makanan bagi keluarga yang ditimpa musibah.


Ziarah Kubur
Hikmah Ziarah Kubur :
●Mengingat kematian
●Dapat bersikap zuhud(menjauhkan diri dari sifat keduniawian)
●Selalu ingin berbuat baik sebagai bekal kelak di alam kubur dan hari akhir.
●Mendoakan si mayat yang muslim agar diampuni dosanya dan diberi
kesejahteraan di akhirat
Dalam Kitab Nihayatuz Zain karya Imam Nawawi AL
Bantani disebutkan bahwasannya disunnahkan untuk
menyirami kuburan dengan air yang dingin. Hal ini
dilakukan sebagai ta’alufan (pengharapan) dengan
diinginnya sejuknya tempat tidur . Dan tidak apa
menyiramnya dengan sedikit air mawar, karena malaikat
suka dengan aroma harum semerbak
Tata Cara atau Adab Ziarah Kubur
1. Ketika mau berziarah, niatkan dengan
ikhlas karena Allah Swt., tunduk hati dan merasa diawasi oleh Allah Swt.
2. Sesampai di pintu kuburan, ucapkan salam sebagaimana yang diajarkan
oleh Rasulullah saw.
3. Tidak banyak bicara mengenai urusan dunia di atas kuburan.
4. Berdoa untuk ampunan dan kesejahteraan si mayat di alam barzah dan
akhirat kelak.
5. Diusahakan tidak berjalan melangkahi kuburan atau menduduki nisan (tanda
kuburan
TERIMA KASIH
WASSALAMU’ALAIKUM WR WB

Anda mungkin juga menyukai