Metode Pembelajaran
Pembelajaran berorientasi pada proses dan hasil pembelajaran dengan menggunakan strategi
perkuliahan kritis (critical lecturing) yang mencakup seminar dan praktik penyusunan peta
konsep atau tesis reflektif atau esai akademis.
1
No Materi Sumber Presenter Metode
1 Penjelasan rencana RPS Dosen Seminar
pembelajaran semester
(RPS) mata kuliah
2 Kedudukan filsafat FIP, 1-14 AHMAD Seminar
pengetahuan dan filsafat PURWOHADI dan
ilmu pengetahuan praktik
3 Beberapa asas logika FIP, 15-25 AL AMIN Sda.
DARUSSALAM
4 Cara kerja ilmu-ilmu FIP, 27-80 AMIRA FATKHU Sda.
empiris ZULFA DINA
5 Cara kerja ilmu-ilmu pasti FIP, 81-92 ANDRI YURINTA Sda.
6 Cara kerja filsafat FIP, 93-108 ARRIZQI Sda.
pengetahuan dan filsafat MABRUROH
ilmu pengetahuan ASSADADAH
7 Taraf-taraf kepastian— FIP, 109- BAYU SETIYAWAN Sda.
subjektivitas dan 120
objektivitas
8 Ada tidaknya kebenaran— FIP, 121- DIMYATI DAHLAN Sda.
kebenaran itu apa? 134
9 Anggapan-anggapan pokok FIP, 135- ERNAWATI Sda.
filsafat ilmu: 152
Perkembangan hingga abad
ke-19
10 Anggapan-anggapan pokok FIP, 153- FEBRY AZKA Sda.
filsafat ilmu: Abad ke-20 180 NADIA
11 Metodologi pengilmuan ISI FITRIA Sda.
Islam 1: Islam sebagai ROMADLONI
Ilmu (Kuntowijoyo) LAILA FITROTUL
AZIZA
12 Metodologi pengilmuan IIS HANAN Sda.
Islam 2: Integrasi Ilmu ABIMANYU
(Mulyadhi Kartanegara) M. WIDODO
2
4. Diberi halaman muka (sampul) yang berisi judul, identitas nama, mata kuliah, dan
kelas secara lengkap;
5. Disimpan dalam bentuk file pdf atau Ms-word (doc) dan dikumpulkan pada tiap
pertemuan.
Referensi :
1. C. Verhaak, Filsafat Ilmu Pengetahuan: Telaah atas Cara Kerja Ilmu-Ilmu (Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama, 1995), disingkat FIP;
2. Kuntowijoyo, Islam sebagai Ilmu (Jakarta: Teraju, 2005); disingkat ISI;
3. Mulyadhi Kartanegara, Integrasi Ilmu: Sebuah Rekonstruksi Holistik (Jakarta: Arasy dan
UIN Jakarta Press, 2005), disingkat IIS;
4. M. Amin Abdullah, “Agama, Ilmu dan Budaya: Kontribusi Paradigma Integrasi-
Interkoneksi Ilmu dalam Menghadapi Isu-Isu Islamic Studies Kontemporer,” dalam
Praksis Paradigma Integrasi-Interkoneksi dan Transformasi Islamic Studies di UIN
Sunan Kalijaga (Yogyakarta: Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, 2014), 1-30; disingkat
AIB;
5. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 2498 Tahun 2019 Tentang
Pedoman Implementasi Integrasi Ilmu di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam;
6. Noeng Muhadjir, Filsafat Ilmu: Positivisme, Post Positivisme, dan Post Modernisme
(Yogyakarta: Rake Sarasin, 2001);
7. Beerling, Kwee, Mooij, Van Peursen, Pengantar Filsafat Ilmu (Yogyakarta: Tiara
Wacana, 1997);
8. Miska Muhammad Amien, Epistemologi Islam: Pengantar Filsafat Pengetahuan Islam
(Jakarta: UI Press, 1983);
9. Ismail Raji al-Faruqi, Islamisasi Pengetahuan, terj. Anas Mahyuddin (Bandung:
Pustaka, 1995);
10. Armahedi Mahzar, Integralisme sebuah Rekonstruksi Filsafat Islam (Bandung: Pustaka,
1983).
11. Ismail Raji al Faruqi, Islamisasi Pengetahuan (Bandung: Pustaka, 1995).
12. M. Amin Abdullah et. Al., Menyatukan Kembali Ilmu-Ilmu Agama dan Umum: Upaya
Mempertemukan Epistemologi Islam dan Umum (Yogyakarta: Sunan Kalijaga Press,
2003).
13. A.F. Chalmers, Apa itu yang dinamakan Ilmu? (Jakarta: Hasta Mitra, 1983).
Penutup
Perubahan terhadap ketentuan RPS ini atau hal-hal yang belum diatur akan ditentukan
kemudian sesuai kebutuhan.
3
Lampiran 1
ESAI DAN PETA KONSEP
Pengertian Esai
Esai menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah ”karangan prosa yang
membahas suatu masalah secara sepintas lalu dari sudut pandang pribadi penulisnya.” 1
Senada dengan KBBI, Wikipedia mendefinisikan esai sebagai ”suatu tulisan yang
menggambarkan opini penulis tentang subyek tertentu.”2
1
“Hasil Pencarian - KBBI Daring,” accessed August 27, 2019, https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/esai.
2
“Esai,” in Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas, October 16, 2018,
https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Esai&oldid=14287591.
3
“Pernyataan tesis,” in Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas, November 28, 2018,
https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pernyataan_tesis&oldid=14505604.
4
“Esai.”
5
“Pengertian Peta Konsep,” Eureka Pendidikan (blog), accessed August 27, 2019,
https://www.eurekapendidikan.com/2015/08/pengertian-peta-konsep.html.
4
antara konsep-konsep dari suatu materi pelajaran yang dihubungkan dengan suatu kata
penghubung sehingga membentuk suatu proposisi. Karena itu, peta konsep akan mendorong
siswa menghubungkan konsep-konsep selama belajar, sehingga tercapai pembelajaran yang
bermakna (Dahar,1989:123).
Peta konsep digunakan untuk menyatakan hubungan yang bermakna antara konsep-
konsep dalam bentuk proposisi-proposisi. Proposisi-proposisi merupakan dua atau lebih
konsep-konsep yang dihubungkan oleh kata-kata dalam suatu unit semantik. Dalam bentuk
yang paling sederhana, peta konsep dapat berupa dua konsep yang dihubungkan oleh kata
penghubung untuk membentuk proposisi. Sebagai contoh: ”langit itu biru” mewakili peta
konsep sederhana yang membentuk proposisi yang sahih tentang konsep ”langit” dan ”biru”.
Dengan demikian, siswa dapat mengorganisasi konsep pelajaran yang telah dipelajari
berdasarkan arti dan hubungan antara komponennya. Hubungan satu konsep (informasi)
dengan konsep lain disebut proposisi. Peta konsep menggambarkan jalinan antarkonsep yang
dibahas dalam bab yang bersangkutan. Konsep yang dinyatakan dalam bentuk istilah atau
label konsep. Konsep-konsep dijalin secara bermakna dengan kata-kata penghubung
sehingga dapat membentuk proposisi. Satu proposisi mengandung dua konsep dan kata
menghubung. Konsep yang satu mempunyai cakupan yang lebih luas daripada konsep yang
lain. Dengan kata lain konsep yang satu lebih inklusif daripada konsep yang lain.
Keseluruhan konsep-konsep tersebut disusun menjadi sebuah tingkatan dari konsep yang
paling umum, kurang umum dan akhirnya sampai pada konsep yang paling khusus.
Tingkatan dari konsep-konsep ini disebut dengan hierarkhi.
Pada peta konsep, konsep yang lebih inklusif diletakkan di atas. Konsep yang kurang
inklusif kemudian dihubungkan dengan kata penghubung. Konsep yang lebih khusus
ditempatkan di bawahnya dan dihubungkan lagi dengan kata penghubung. Konsep yang
inklusif dapat dihubungkan dengan beberapa konsep yang kurang inklusif. Konsep yang
paling inklusif diletakkan pada pohon konsep. Konsep ini disebut kunci konsep. Konsep
pada jalur yang satu dapat dihubungkan dengan konsep pada jalur yang lain dengan kata
penghubung. Hubungan ini disebut dengan kaitan silang.
5
Contoh peta konsep: TOPIK KULIAH FILSAFAT ILMU
6
Lampiran 2
CAPAIAN PEMBELAJARAN MAGISTER S2
Deskripsi Capaian Pembelajaran Magister S2 sesuai dengan Perpres No. 8 Tahun 2012
tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI)
Deskripsi Umum
1. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
2. Memiliki moral, etika dan kepribadian yang baik di dalam menyelesaikan tugasnya;
3. Berperan sebagai warganegara yang bangga dan cinta tanah air serta mendukung
perdamaian dunia;
4. Mampu bekerjasama dan memiliki kepekaan sosial dan kepedulian yang tinggi terhadap
masyarakat dan lingkungannya;
5. Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, kepercayaan, dan agama serta
pendapat/temuan original orang lain;
6. Menjunjung tinggi penegakan hukum serta memiliki semangat untuk mendahulukan
kepentingan bangsa serta masyarakat luas.
Rumusan Sikap
Setiap lulusan program pendidikan akademik, vokasi, dan profesi harus memiliki sikap
sebagai berikut:
a. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius;
b. menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama,
moral, dan etika;
c. berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara,
dan kemajuan peradaban berdasarkan Pancasila;
d. berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air, memiliki nasionalisme
serta rasa tanggungjawab pada negara dan bangsa;
e. menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan kepercayaan, serta
pendapat atau temuan orisinal orang lain;
f. bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap masyarakat dan
lingkungan;
g. taat hukum dan disiplin dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara;
7
h. menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik;
i. menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang keahliannya secara
mandiri; dan
j. menginternalisasi semangat kemandirian, kejuangan, dan kewirausahaan.
Keterampilan Umum
Lulusan Program Magister wajib memiliki keterampilan-umum sebagai berikut:
a. mampu mengembangkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan kreatif melalui
penelitian ilmiah, penciptaan desain atau karya seni dalam bidang ilmu pengetahuan
dan teknologi yang memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora sesuai dengan
bidang keahliannya, menyusun konsepsi ilmiah dan hasil kajian berdasarkan kaidah, tata
cara, dan etika ilmiah dalam bentuk tesis atau bentuk lain yang setara, dan diunggah
dalam laman perguruan tinggi, serta makalah yang telah diterbitkan di jurnal ilmiah
terakreditasi atau diterima di jurnal internasional;
b. mampu melakukan validasi akademik atau kajian sesuai bidang keahliannya dalam
menyelesaikan masalah di masyarakat atau industri yang relevan melalui
pengembangan pengetahuan dan keahliannya;
c. mampu menyusun ide, hasil pemikiran, dan argumen saintifik secara bertanggung
jawab dan berdasarkan etika akademik, serta mengkomunikasikannya melalui media
kepada masyarakat akademik dan masyarakat luas;
d. mampu mengidentifikasi bidang keilmuan yang menjadi obyek penelitiannya dan
memposisikan ke dalam suatu peta penelitian yang dikembangkan melalui pendekatan
interdisiplin atau multidisiplin;
e. mampu mengambil keputusan dalam konteks menyelesaikan masalah pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora
berdasarkan kajian analisis atau eksperimental terhadap informasi dan data;
f. mampu mengelola, mengembangkan dan memelihara jaringan kerja dengan kolega,
sejawat di dalam lembaga dan komunitas penelitian yang lebih luas;
g. mampu meningkatkan kapasitas pembelajaran secara mandiri; dan
h. mampu mendokumentasikan, menyimpan, mengamankan, dan menemukan kembali
data hasil penelitian dalam rangka menjamin kesahihan dan mencegah plagiasi.