Oleh :
Nama : Nior Ritfani Logo
Nim : 1923745440
2022
KATA PENGANTAR
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Pemasaran Internasional.
Kami berharap dengan dibuatnya makalah ini dapat menambah pengetahuan
ataupun wawasan kita tentang dinamika budaya dalam pasar global serta
dapat kita terapkan di dalam kehidupan kita.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat
dan jangan lupa kritik dan saran terhadap makalah ini agar
kedapnyabisadiperbaiki.
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................................
KATA PENGANTAR........................................................................................................................
DAFTAR ISI...............................................................................................................
BAB IPENDAHULUAN..................................................................................................................
BAB IIPEMBAHASAN.............................................................................................
Kelompok 1
2.7Lingkungan Politik……………………………………………………………
2.8 Lingkungan Hukum Global……………………………………………………
Kelompok 4
2.Proses Riset………………………………………………………………………
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………..
3.2 Saran………………………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
Di era globalisasi saat ini, budaya sangat mempengaruhi setiap tindakan individu dalam lini
kehidupan. Adanya saling mempengaruhi akan menampakkan nilai-nilai dari setiap perilaku dari individu
maupun kelompok. Komitmen sangat dibutuhkan untuk mempengaruhi individu dan kelompok untuk
mengharapkan adanya respon maupun komplain dari pihak pelanggan.Kebudayaan sangat erat
hubungannya dengan masyarakat
Saat ini, dunia tengah menghadapi era baru yang ditandai dengan kecenderungan globalisasi. Dalam
kenyataannya budaya sangat berpengaruh terhadap kelancaran dalam dunia bisnis baik dalam
perkembangan dalam bisnis skala nasional maupun skala internasional. Sesuatu hal baru yang tidak
sesuai dengan kebudayaan suatu bangsa akan sulit diterima atau berkembang didalam negara tersebut.
Semua negara mengatur perdagangan dengan negara lain dan mengawasai akses orang asing
terhadap sumber daya nasional. Setiap negara mempunyai sistem hukum, peraturan, dan tradisi tersendiri
yang unik, yang menimbulkan dampak pada kemampuan pemasar global untuk mengarahkan pada
peluang pasar dalam sebuah negara. Ada peraturan untuk mengekspor dan mengimpor berbagai barang,
uang, orang, dan pengalaman melintasi batas-batas negara.
Riset pemasaran adalah kegiatan penelitian di bidang pemasaran yang dilakukan secara sistematis
mulai dari perumusan masalah, perumusan tujuan penelitian, pengumpulan data, pengumpulan data,
pengolahan data dan interpretasi hasil penelitian.Kesemuanya itu ditujukan untuk untuk masukan bagi
pihak manajemen dalam rangka identifikasi masalah dan pengambilan keputusan untuk pemecahan
masalah.
BAB II PEMBAHASAN
KELOMPOK 1
2. 1 SEJARAH DAN GEOGRAFI SEBAGAI LANDASAN BUDAYA
1. Adaptasi
Adaptasi adalah sebuah konsep penting dalam Pemasaran Internasional, dan kesediaan
untuk beradaptasi merupakan sikap yang krusial.Adaptasi, atau setidaknya akomodasi,
dibutuhkan dalam persoalan-persoalan kecil, seperti halnya persoalan-persoalan besar.
Kenyataannya, situasi-situasi tidak signifikan yang tampaknya remeh acap kali
merupakan situasi yang paling krusial. Dibutuhkan sesuatu yang lebih daripada toleransi
akan budaya asing.
6. Etika Bisnis
Masalah tentang etika bisnis lebih rumit dalam pasar internasional, karena penilaian yang
ada berbeda di antara kelompok yang berbeda secara budaya. Yang secar umum dianggap
benar di satu negara mungkin sama sekali tidak dapat di terima di negara lain. Sebai
contoh, memberikan hadiah bisnis pada umumnya disalahkan di Amerika Serikat, tetapi
banyak negara hadiah-hadiah tidak hanya diterima tetapi juga diharapkan.
.
KELOMPOK II
2.4 ADAPTASI
Adaptasi adalah sebuah konsep penting dalam Pemasaran Internasional, dan kesediaan untuk beradaptasi
merupakan sikap yang krusial (penting untuk memecahkan masalah). Adaptasi atau setidaknya
akomodasi, dibutuhkan dalam persoalan-persoalan kecil, seperti halnya persoalan-persoalan besar.
Kenyataannya, situasi-situasi tidak signifikan yang tampaknya remeh acap kali merupakan situasi yang
paling krusial. Dibutuhkan sesuatu yang lebih daripada toleransi akan budaya asing. Dibutuhkan juga
penerimaan alternatif, yaitu toleransi terbuka terhadap konsep “berbeda tetapi sama” Melalui penerimaan
alternatif ini, adaptasi mnejadi lebih mudah karena empati untuk sudut pandang orang lain dengan
sendirinya membawa kitapada gagasan untuk mempertemukan perbedaan-perbedaan budaya .
Imperatif Budaya adalah kebiasaan dan pengharapan bisnis yang harus dipenuhi dan disesuaikan
dengan, atau dihindari apabila seseorang menginginkan hubungan yang berhasil.
Elektif Budaya adalah perilaku atau kebiasaan dimana orang-orang asing boleh menyesuaikan
diri atau berpartisipasi, tetapi tidak diharuskan.Dengan kata lain mengikuti kebiasan yang sedang
didiskusikan bukan merupakan suatu yang penting, tetapi diperbolehkan.
Ekslusif Budaya adalah kebiasaan-kebiasaan atau pola-pola perilaku yang diperuntukkan secara
eksklusif untuk orang lokal, dan untuk menghalangi orang-orang asing. Sebagai contoh, seorang Kristiani
yang berusaha bertindak seperti seorang Muslim dianggap menjijikkan bagi seorang pengikut Nabi
Muhammad. Yang sama ofensifnya adalah seorang asing yang mengkritik atau berkelakar tentang
politik, adat istiadat, dan keganjilan (yang terasa ganjil adalah orang tersebut) suatu negara, walaupun
orang-orang lokal mungkin mengkritik persoalan-persoalan serupa di antara mereka sendiri. Terkandung
kebenaran dalam pepatah kuno, “Aku akan mengutuk saudaraku, tetapi bila kau mengutuk dia, kau akan
mendapat perlawanan.”
Setidaknya terdapat tiga alasan untuk dengan singkat menfokuskan diri pada budaya Amerika dan
gaya manajemen. Pertama, adalah penting bagi para pembaca Amerika untuk mengetahui elemen-
elemen budaya yang memengaruhi berbagai keputusan dan perilaku. Kesadaran diri seperti itu akan
membantu para pembaca Amerika beradaptasi dalam bekerja sama dengan rekan yang berada dalam
budaya lain.
Kedua, bagi para pembaca yang baru mengenal budaya Amerika, memahami rekan-rekan bisnis
Anda yang berasal dari Amerika Serikat dengan lebih baik merupakan hal yang bermanfaar. Ketiga,
sejak akhir tahun 1990-an, budaya bisnis Amerika diekspor keseluruh dunia, seperti halnya pada tahun
1980-an ketika praktik-praktik manajemen Jepang dicontoh hampir disemua tempat.
Gaya Manajemen di Seluruh Dunia
Karena beragamnya struktur, nilai manajemen, dan perilaku yang ditemui dalam bisnis
internasional, terdapat banyak variasi dalam cara melakukan bisnis. Standar-standar etis berbeda secara
substansial di semua budaya, begitu pula dengan ritual-ritual seperti interaksi dan negoisasi penjualan. Di
sebagian negara, pedagang asing kemungkinan besar menemui keterlibatan pemerintah dalam tingkat
yang cukup tinggi.
KELOMPOK III
Pemerintah merupakan bagian integral dari setiap aktivitas bisnis domestik dan luar negeri.
Karenanya, setiap perusahaan global dipengaruhi oleh lingkungan politik negara asal dan negara tujuan
pemasarannya. Lingkungan politik yang ideal bagi setiap perusahaan global adalah pemerintah yang
stabil dan bersahabat. Sayangnya, kenyataan yang dijumpai tidak selalu demikian.
Risiko politik merupakan fungsi dari (1) probabilitas bahwa kejadian politis tertentu berdampak pada
perusahaan tertentu; dan (2) besarnya (magnitude) dampak kejadian tersebut. Secara garis besar, risiko
politik dapat diklasifikasikan menjadi empat macam, yaitu:
1. Risiko ketidakstabilan umum (general instability risk), yaitu risiko yang berkaitan dengan
ketidakpastian terhadap kelangsungan hidup (masa depan) dari sistem politik negara
tujuan. Bentuk-bentuknya meliputi revolusi dan agresi eksternal.
2. Risiko ekspropriasi (expropriation risk), yaitu risiko yang berkaitan dengan kemungkinan
bahwa pemerintah negara tujuan akan mengambil tindakan-tindakan tertentu (misalnya
pembatalan kontrak, ekspropriasi, konfiskasi, nasionalisasi, maupun domestikasi) untuk
membatasi kepemilikan asing dan mengendalikan cabang perusahaan asing di negara
tujuan.
3. Risiko operasi (operation risk), yaitu risiko yang muncul karena adanya ketidakpastian
bahwa pemerintah negara tujuan akan memaksa atau menghambat operasi bisnis perusahaan
asing dalam segala aspek, seperti produksi, keuangan, dan pemasaran.
4. Risiko keuangan (financial risk), yaitu kemungkinan pemerintah negara tujuan membatasi
atau menghambat kemampuan cabang perusahaan asing untuk mentransfer pembayaran, modal,
atau laba ke perusahaan induknya. Bentuk utama risiko keuangan adalah exchange control,
yaitu pembatasan terhadap pembayaran atau pengiriman uang dari negara tujuan pemasaran
(host country) yang menggunakan hard currency. Pengendalian ini terutama dilakukan negara-
negara berkembang yang mengalami kesulitan dalam neraca perdagangannya.
Hukum merupakan aturan-aturan yang dilaksanakan dalam rangka mengatur tingkah laku individu
dalam suatu masyarakat, hubungan di antara mereka, dan hubungan dengan masyarakat secara
keseluruhan. Secara garis besar, ada dua macam sistem hukum inter nasional, yaitu common law dan
code law (statute law atau civil law). Kedua sistem ini memiliki perbedaan cukup signifikan. Common
law yang dikembangkan di Inggris merupakan sistem hukum yang didasarkan pada preseden,
kebiasaan/konvensi masa lalu, dan interpretasi terhadap hukum yang seharusnya diterapkan pada situasi
tertentu. Negara-negara yang menerapkan sistem ini terutama adalah negara-negara anggota
Persemakmuran, seperti Inggris, Amerika Serikat, Kanada, Australia, Selandia Baru, India, Hong Kong,
Pakistan, Singapura, Malaysia, dan negara-negara bekas koloni Inggris lainnya.
1. Tarif
Tarif merupakan pajak yang dikenakan oleh pemerintah sebuah negara terhadap produk-produk impor
dan ekspor. Uraian rinci mengenai tarif telah dibahas dalam Bab 2.
Dumping merupakan strategi penetapan harga yang menjual produk di luar negeri dengan harga di bawah
biaya produksinya, atau lebih murah daripada harga di dalam negeri (negara asalnya).
3. Lisensi Ekspor/Impor
Banyak negara yang mensyaratkan kepemilikan lisensi atau ijin, baik untuk melakukan ekspor maupun
impor untuk keperluan pemantauan dan pengendalian. Lisensi ekspor dibutuhkan dengan tujuan untuk
memudahkan pemantauan dan pencatatan statistik aktivitas ekspor, serta untuk menjamin bahwa produk-
produk tertentu tidak diekspor ke negara-negara tertentu (terutama musuh politik negara yang
bersangkutan
Hukum dan regulasi terhadap investasi asing diberlakukan dengan tujuan membatasi pengaruh MNC
(Multi National Corporation) di negara tujuan dan untuk membentuk pola investasi asing yang dapat
mendukung tercapainya tujuan ekonomi negara tujuan pemasaran secara efektif.
4. Insentif Legal
Insentif bisa diberikan untuk berbagai kepentingan. Misalnya, insentif diberikan kepada investor asing
dengan harapan menarik minat mereka untuk melakukan investasi yang tidak sanggup dibiayai sendiri,
untuk mendorong pengembangan ekspor, transfer teknologi. dan sebagainya. Di samping itu, ada pula
insentif yang hanya diberikan kepada perusahaan-perusahaan lokal, joint venture, atau perusahaan yang
komponen investasi asingnya hanya sedikit.
Selain memberikan insentif, banyak pula negara yang membatasi impor atau mendorong ekspornya
melalui pembentukan hambatan non-tarif
Ada beberapa organisasi internasional yang berusaha mengatur bisnis internasional, di antaranya
International Monetary Fund (IMF), World Bank, dan World Trade Organization (WTO, yang
menggantikan GATT).
Lingkungan teknologi merupakan salah satu faktor yang paling dramatis dalam mempengaruhi
perubahan lingkungan internasional. Berbagai inovasi teknologi telah, sedang, dan akan terus
berkembang, di antaranya dalam bidang bioteknologi, teknologi komputer, teknologi informasi dan
komunikasi, transportasi, robotika, dan seterusnya. Perubahan paradigma yang dipengaruhi
berkembangnya era informasi dan konvergensi industri yang memanfaatkan teknologi digital membuka
peluang besar bagi pemasar internasional untuk memasuki pasar global secara lebih cepat.
Berdasarkan aplikasi dan difusi teknologi dan sumberdaya kunci di negara-negara maju dalam
perekonomian internasional, Freeman & Perez (1988) mengidentifikasi lima siklus bisnis yang disebut
"techno economic paradigms" sebagai berikut:
Menurut Freeman & Perez (1988), setiap paradigma memiliki siklus waktu sekitar 60-70 tahun,
dengan selang waktu 10 tahun untuk masa perkembangan masing-masing paradigma baru. Pola semacam
ini ditandai dengan periode transisi, di mana terjadi krisis struktural dan penyesuaian dalam
perekonomian internasional. Sumberdaya dan infrastruktur utama pada masing-masing paradigma
berbeda-beda. Contohnya, tahap early mechanization ditandai dengan sumberdaya utama berupa kapas
dan infrastrukturnya adalah water power/canals. Tahap steam power and railway menekankan pentingnya
batubara dan transportasi kereta api (sumberdaya teknologi) dan jaringan kereta api, sistem pos, dan
kapal (infrastruktur). Tahap electrical and heavy engineering ditunjang oleh kebutuhan akan baja
(sumberdaya) dan jaringan listrik serta sistem perbankan (infrastruktur utama). Tahap Fordist mass
production diwarnai dengan kebutuhan akan energi (terutama minyak) dan ketersediaan jaringan
highways, motorways, telepon, dan penerbangan (infrastruktur), sedangkan tahap information and
communication bercirikan kebutuhan akan mikroprosesor sebagai sumberdaya utama dan infrastruktur
informasi global (seperti Internet).
KELOMPOK IV
3.0
1. Keluasan dan Cakupan Riset Pemasaran Internasional
Perbedaan mendasar antara riset pasar domestic dan asing adalah jangkauan yang lebih
luas yang dibutuhkan untuk riset asing, yang diperlukan karena adanya tingkat
ketidakpastian yang lebih tinggi. Berdasarkan kebuituhan informasi, riset dapat dibagi
menjadi tiga jenis :
1. Informasi umum mengenai negara,area,dan atau pasar
2. informasi yang diperlukan untuk meramaikan keperluan pemasaran dimasa depan
dengan mengantisipasi tren-tren sosial, ekonomi, konsumsi indusatri dalam pasar atau
negara tertentu.
3. Informasi pasar spesifik yang digunakan untuk membuatkeputusan–
keputusanproduk,promosi,distribusi,danharga,danuntukmengembangkan rencana-
rencana pemasaran.
2. Proses Riset
Studi riset pemasaran selalu dibatasi oleh batasan-batasan waktu , biaya dan ide atau
teknik terbaru yang ada. Periset harus berusaha mendapatkan informasi yang paling
akuratdan reliable dalam batasan-baatasan yang ada. Proses riset harus mengikuti
langkah-langkah berikut :
Keberhasilan riset primer bergantung pada kemampuan dari periset untuk mendapatkan
informasi yang tepat dan jujur yang berkaitan dengan tujuan riset. Sebagian besar
masalah dalam pengumpulan data primer dalam riset pemasaran internasional adalah
Timbul dari perbedaan kultural antarnegara
Meliputiketidakmampuanatautidakinginnyarespondenuntukmengkomunikasikan
pendapatnya
Kurang tepat dalam menerjemahkan kuesioner
6 .Riset Multikultural : Sebuah Masalah Khusus
Riset Multikultural meliputi berurusan dengan negara-negara yang mempunyai Bahasa,
ekonomi, struktur social, perilaku dan pola sikap yang berbeda.Ketika merancang studi
multicultural, memperhatikan perbedaan-perbedaan ini menjadi hal yang penting.Setiap
metode yang berbeda mungkin mempunyai realibilitas yang beragam di negara yang
berbeda.Karena perbedaan itulah metode riset yang berbeda harus diterapkan negara-
negara secara individual.
Mengimbangi pertumbuhan penggunaan internet di seluruh dunia adalah hal yang tidak
mungkin dilakukan.Kita mengetahui bahwa pada saat penulisan buku ini terdapat lebih
dari satu miliar pengguna internet di lebih dari 200 negara.Bagi banyak perusahaan,
internet menyediakan perantara baru yang semakin penting untuk melakukan beragam
riset pemasaran menyatakan bahwa pengaruh yang paling penting pada industri tersebut
adalah industri dan globalisasi.
8.Memperkirakan Permintaan Pasar
Untuk menilai permintaan produk terkini dan meramalkan permintaan di masa depan,
dibutuhkan data historis yang reliabel. Perkiraan atas ukuran pasar harus diusahakan agar
dapat membuat rencana dengan efektif.
9.Masalah-Masalah Dalam Menganalisis Menginterpetasikan Informasi Riset
Setelah data dikumpulkan langkah terakhir dalam proses riset adalah analisis dan
intrepetasi atas penemuan sehubungan dengan masalah pemasaran yang dinyatakan.
Dalam analisis terakhir, periset harus mempertimbangkan faktor-faktor tersebut dan
meskipun adanya batasan tersebutm dapat menghasilkan pedoman yang berarti untuk
keputusan manajemen.
10. Tanggung Jawab Untuk Melakukam Riset Pemasaran
Tergantung pada ukurandan tingkat keterlibatan dalam pemasaran asing,perusahaan yang
membutuhkan riset pasar asing dapat mengandalkan agen yang berbasis asing atau
perusahaan domestik yang mempunyai cabang dalam negara yang ingin diketahui.
Budaya yang mencakup semua elemennya, sangat mempengaruhi gaya manajemen dan seluruh
sistem bisnisnya. Pelaku pemasaran internasional tidak hanya perlu menghargai perbedaan
kultural yang berhubungan dengan bisnis mereka, mereka juga harus memahami asal-usul
perbedaan tersebut.
Budaya yang mencakup semua elemennya, sangat mempengaruhi gaya manajemen dan seluruh sistem
bisnisnya. Pelaku pemasaran internasional tidak hanya perlu menghargai perbedaan kultural yang
berhubungan dengan bisnis mereka, mereka juga harus memahami asal-usul perbedaan tersebut
Pemerintah merupakan bagian integral dari setiap aktivitas bisnis domestik dan luar negeri. Karenanya,
setiap perusahaan global dipengaruhi oleh lingkungan politik negara asal dan negara tujuan
pemasarannya.
Pada intinya suatu proyek riset pemasaran internasional mengikuti prosedur domestik yaitu
definisi permasalahan, desain riset, pengumpulan data, analisis, penyiapan laporan.Namun,
beberapa faktor membuat riset pemasaran internasional makin menantang dan makin sulit seperti
perbedaan budaya dan kebijakan setiap negara yang mengharuskan perbedaan metode riset
pemasaran yang dilakukan di setiap negara.
3.2 SARAN
Di setiap negara berbeda tentunya memiliki budaya yang berbeda beda pula. Oleh karena itu pelaku
bisnis internasional perlu menyadari dan menyesuaikan diri dengan budaya-budaya lain jika ingin
memasarkan suatu produk di negara lain yang memiliki budaya berbeda. Teruslah mengubah gaya
manajemen anda seiring dengan perkembangan kemampuan dan kepercayaan diri karyawan, atau anda
akan membuat karyawan anda tetap terkungkung dalam tingkat pengembangan diri yang terlalu rendah.
Anda harus senantiasa bertujuan meningkatkan kemampuan dan kepercayaan diri karyawan, meski tidak
semua karyawan anda akan berhasil mendapatkan gaya “delegating” anda.
DAFTAR PUSTAKA
Veithzal Rivai (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
https://www.google.com/search?q=Cateora+Philip+R%2C+Graham+John+L.+
%3A+Pemasaran+Internasional%2C+Edisi+13%2C+Salemba+Empat%2C+Jakarta
%2C+2007&oq=Cateora+Philip+R%2C+Graham+John+L.+%3A+Pemasaran+Internasional
%2C+Edisi+13%2C+Salemba+Empat%2C+Jakarta
%2C+2007&aqs=chrome..69i57.1186j0j4&sourceid=chrome&ie=UTF-8
https://pdfcoffee.com/mengembangkan-visi-global-melalui-riset-pemasaran-internasional-pdf-
free.html