(JANGKRIK)
KARYA ILMIAH
Disusun Oleh:
Karina Zahhra Santika (17)
Muhammad Faiz Gilar Surya (21)
Najuba Egwinda Agasi (24)
Ridwan Adi Nugroho (28)
Shirra Najwa Taqiyya Bintarin (32)
Zahra Amelia Eka Pratiwi (35)
SMA N 3 KLATEN
TAHUN AJARAN
2023/2024
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Bernapas merupakan salah satu ciri dan aktivitas makhluk hidup. Istilah pernafasan
sering di sama artikan dengan istilah respirasi, walau sebenarnya kedua istilah tersebut secara
harfiah berbeda. Pernafasan (breathing) berarti menghirup dan menghembuskan nafas.
Bernafas berarti memasukkan udara dari lingkungan luar ke dalam tubuh dan mengeluarkan
udara sisa dari dalam tubuh ke lingkungan luar. Sedangkan respirasi (respiration) berarti
suatu proses pembakaran (oksidasi) senyawa organik (bahan makanan) di dalam sel guna
memperoleh energi. Pada hewan– hewan tingkat tinggi terdapat alat untuk proses pernafasan,
yakni berupa paru–paru, insang atau trakea, sementara pada hewan–hewan tingkat rendah dan
tumbuhan proses pertukaran udara tersebut dilakukan secara langsung dengan difusi melalui
permukaan sel–sel tubuhnya. Dari alat pernafasan, oksigen masih harus di angkut oleh darah
atau cairan tubuh ke seluruh sel tubuh yang membutuhkan. Selanjutnya oksigen tersebut akan
dimanfaatkan untuk oksidasi di dalam sel guna menghasilkan energi (Campbell, 2000).
Respirasi pertukaran gas adalah pertukaran oksigen dan karbondioksida antara sel-sel yang
aktif dengan lingkungan luarnya atau antara cairan tubuh hewan dengan lingkungan tempat
hidupnya. Definisi respirasi juga meliputi proses biokimia yang berlangsung di dalam sel
berupa perombakan molekul- molekul makanan dan transfer energi yang dihasilkan (respirasi
seluler).
Karbohidrat substrat respirasi utama yang terdapat dalam sel. adalah beberapa jenis
gula seperti glukosa, fruktosa, dan sukrosa, pat,; asam organi, dan protein Secara umum,
respirasi karbohidrat dapat dituliskan sebagai berikut: C6H12O6 + O2 6CO2 + H2O + energi
Reaksi ini merupakan persamaan rangkuman dari reaksi-reaksi yang terjadi dalam proses
respirasi. (Soenaryo, 1999).
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental untuk mengetahui pengaruh
penggunaan bahan pembungkus KOH terhadap laju konsumsi udara pernapasan oleh hewan
uji dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap Prosedur pengujian
jangkrik
a) Berat tubuh : Semakin berat tubuh suatu organisme, maka semakin banyak oksigen
yang dibutuhkan dan semakin cepat proses respirasinya.
b) Ukuran tubuh : Makin besar ukuran tubuh maka keperluan oksigen makin banyak.
c) Kadar O2 : Bila kadar oksigen rendah maka frekuensi respirasi akan meningkat
sebagai kompensasi untuk meningkatkan pengambilan oksigen.
d) Usia : Semakin bertambah usia, frekuensi pernapasan pada manusia semakin
menurun.
e) Jenis kelamin : Frekuensi pernapasan pria lebih tinggi di banding wanita.
f) Suhu tubuh : Bila suhu tubuh meningkat maka frekuensi pernapasan juga meningkat.
g) Posisi tubuh : Pada saat berdiri tegak frekuensi pernapasan yang lebih tinggi di
banding duduk ataupun berbaring.
h) Aktivitas tubuh : Semakin banyak aktivitas maka semain tinggi frekuensi pernapasan.
i) Ketinggian : Ketinggian mempengaruhi pernapasan. Makin tinggi daratan, makin
rendah O2, sehingga makin sedikit O2 yang dapat dihirup jangkrik. Sehingga
akibatnya jangkrik pada daerah ketinggian memiliki laju pernapasan yang meningkat
juga kedalaman pernapasan yang meningkat.
BAB V
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
4.2 SARAN
4.3 DAFTAR PUSTAKA
Jurnal (PDF): Nama belakang, nama depan penulis, 2018, Jurnal Penelitian, Perbedaan Jumlah
Konsumsi Oksigen (O2) pada Respirasi Berbagai Hewan Invertebrata Kelas Insekta, Tasikmalaya,
Universitas Siliwangi.
Jurnal (PDF): Nama belakang, nama depan penulis, 2017, Jurnal Penelitian, Alternatif Bahan
Pembungkus Kalium Hidroksida (KOH) dalam Penyerapan O2 dalam Percobaan Respirasi, Bandar
Lampung, Universitas Lampung.