Anda di halaman 1dari 5

Edisi Khusus Masalah Cendana NTT

Berita Biologi, Volume 5, Nomor 5, Agustus 2001

KONSERVASI EX SITU CENDANA (Santalum album L.):


APLIKASI DAN TANTANGANNYA

Soekotjo

Guru Besar Fakultas Kehutanan, Universitas Gajah Mada

ABSTRACT
Managing genetic resources of cendana/sandalwood (Santalum album L) requires an understanding of the biological dynamics of its
population in which they exist. There are two strategies of conservation i.e. maintaining existing protected areas (in situ) and ex situ
collections of various types. Ex situ methods include gene banks: clonal bank and breeding population. The two methods (in situ and ex situ)
are complementary. Preservation of genetic resources in gene bank is essential for users of germplasm who need ready access. Ex situ
conservation plantations are expensive to establish and maintain, and their use will thus be generally confined to species/ provenances of
proven socio-economic value. This paper discussing collection of genetic resources of several population and establishment/ management of
ex-situ conservation plantations.

Kata kunci/ Keywords: Konservasi/conservation, ex situ, cendana/ sandalwood, Santalum album L., sumber genetika/ genetic resources.

PENDAHULUAN telah dikumpulkan. Pekerjaan ini bertujuan untuk


Konservasi ex situ adalah konservasi melayani program breeding dan bioteknologi yang
komponen keanekaragaman hayati di luar habitat dirancang untuk meningkatkan produktivitas dan
alaminya. Karena cendana adalah flora berkayu resistensi jenis target (cendana) yang ingin
dengan rotasi (siklus hidup) yang relatif panjang, dikembangkan. Dengan demikian era konservasi
sehingga prosedur yang lazim digunakan adalah ex situ keempat merupakan aplikasi dari konservasi
dengan cara menanam di lokasi yang telah yang bertujuan membangun tanaman jenis target
direncanakan misalnya kebun botani, arboretum yang produktif, efisien, kompetitif'dan lestari.
dan bentuk lainnya. Tantangan untuk melakukan konservasi ex situ
Ada empat era konservasi ex situ ( Cohen et cendana dipacu oleh adanya kecenderungan
al, 1991). Era pertama, adalah era eksplorasi dan penyusutan individu dalam populasi cendana di
introduksi tanaman ( 1850-1950) contoh Kebun pulau Timor apalagi pulau Sumba, sehingga dapat
Botani (Kebun Raya) Bogor, Era kedua, era dikatakan bahwa cendana alami di pulau Sumba
konservasi (1950-1970/80). Era ketiga, era hampir punah. Sementara itu pencirian kandungan
regenerasi dan kerjasama internasional (1980-2010) santalol yang mencirikan populasi alami cendana
dan era keempat, era pemanfaatan (2010- ). UGM belum ada; informasi yang tersedia terbatas pada
dengan dukungan International Tropical Timber kadar santalol yang terdapat di akar, batang dan
Organization (ITTO) Project PD 16/96, memulai cabang. Informasi tersebut belum dikaitkan dengan
dengan era keempat. Konservasi ex situ cendana asal informasi antar- dan interpopulasi. Dengan
kiranya lebih baik langsung memanfaatkan era lain perkataan bahwa variasi kadar santalol
konservasi keempat. antarindividu dalam populasi dan variasi
Era konservasi ex situ keempat bertumpu pada antarpopulasi praktis belum tersedia. Dengan
dua kegiatan yaitu (1), pencuplikan komponen demikian, teknik pencuplikan individu yang
keanekaragaman hayati pada populasi yang mewakili populasi belum ada data awalnya, namun
dikoleksi dari habitat alaminya dan (2), demikian karena konservasi ex situ cendana sangat
membangun konservasi ex situ dari koleksi yang penting sehingga data awal dan teknik pencuplikan

515
Soekotjo - Konservasi ex-situ Cendana

dilakukan secara simultan. Demikian pula dengan kecil-kecil bisa jadi memerlukan pertanaman yang
adanya informasi yang menyatakan bahwa cendana lebih sempit bila dibanding dengan tanaman
terdapat juga di India dan Australia sehingga campur (Libby, 1982).
rancangan pembangunan konservasi ex situ Dalam kaitannya dengan aplikasi konservasi ex
seyogyanya juga mempertimbangkan kedua negara situ untuk membangun tanaman cendana
tersebut menjadi target konservasi, sehingga variasi pertimbangan pasar juga perlu diperhatikan. Dalam
genetik yang dikumpulkan menjadi lengkap. kaitan ini, perlu dicatat bahwa dalam era
Tantangan berikutnya adalah pembangunan globalisasi disadari bahwa kompetisi akan menjadi
pertanaman koleksi konservasi ex situ. Tantangan lebih tajam, era pasar betas akan muncul;
pembangunan pertanaman koleksi konservasi ex produk, jasa dan tenaga yang tidak mampu
situ berkaitan dengan keamanan tanaman dalam bersaing akan hilang. Dalam kaitannya dengan
jangka panjangnya. produk yang berasal dari tanaman cendana,
antisipasi menghadapi pasar bebas perlu dilakukan.
Pertimbangan Pembangunan Konservasi Upaya untuk membangun tanaman yang produktif,
Ex Situ Cendana efisien, kompetitif dan lestari harus mulai digarap
Pertimbangan, kebutuhan dan strategi secara serius. Mungkin India dan Australia di masa
konservasi sumberdaya genetik flora pohon telah yang akan datang akan menjadi pesaing dalam hal
banyak dibicarakan oleh beberapa penulis (Zobel, produk yang berasal dari tanaman cendana.
1978; Namkoong 1984; Ledig 1986, 1988; Yang Sementara itu, sumberdaya genetik cendana telah
dan Yeh 1992; Yanchuk dan Laster 1996). Dalam lama mengalami penyusutan, sehingga perlu segera
kaitannya dengan program pengelolaan keragaman dibangun konservasi ex situ dengan tujuan jangka
genetik dalam program pemuliaan pohon, panjang untuk melayani program breeding dan
Kitzmiller (1990) mengemukakan ada empat bioteknologi.
elemen kunci pada tingkat program dasar {base- Untuk membangun konservasi ex situ
level program) yaitu (1), jenis alami dengan asal diperlukan mated genetik dari berbagai populasi
sumber benih yang dikoleksi bijinya, (2), beberapa cendana yang ada, idealnya populasi yang
tegakan dan pohon yang dipilih sebagai sampel dihimpun berasal baik dari dalam negeri maupun
dengan tujuan agar diperoleh keragaman genetik dari luar negeri (India dan Australia). Identifikasi
yang luas, (3), seleksi yang sedang dipilih bagi struktur genetik bagi masing-masing populasi dapat
tegakan yang dikehendaki dengan sifat-sifat dilakukan dengan menggunakan penanda khemis
pohonnya, dan (4), hasil tanaman yang diperoleh misalnya DNA, sehingga dapat memperkirakan
akan dirubah menjadi sumber produksi benih (seed minimum pencuplikan sampel bagi setiap populasi.
production areas). Dengan penanda khemis ini banyaknya sampel
Bilamana resiko kehilangan variasi genetik dapat dikendalikan, sehingga akhirnya akan lebih
dalam batas yang dapat diterima, dapat hemat.
dikemukakan bahwa percampuran sumberdaya Pada waktu kita mulai mempertimbangkan
genetik (genetic mixture) dianggap lebih baik bila untuk membangun konservasi ex situ cendana,
dibanding dengan monotipe genetik (genetic informasi awal yang diperlukan adalah tujuan akhir
monotypes) khususnya bagi jenis dengan rotasi pembangunan tanaman cendana yang ingin dicapai,
panjang seperti cendana. Sungguhpun demikian, misalnya tanaman cendana komersial untuk
bilamana resiko kehilangan variasi genetik berasal produksi minyak santalol, produk kayu untuk
dari kerusakan lingkungan fisik yang sangat tinggi, kerajinan dan sebagainya. Dengan informasi ini
sehingga mosaik dari monotype pertanaman yang konservasi ex situ cendana mulai dirancang.

516
Edisi Khusus Masalah Cendana NTT
Berita Biologi, Volume 5, Nomor 5, Agustus 2001

Konservasi ex situ yang dirancang bertujuan untuk Langkah selanjutnya adalah mempertimbang-
memudahkan program breeding dan bioteknologi kan jumlah populasi yang ingin dicakup dalam
yang dirancang dalam jangka panjang bertujuan kegiatan pencuplikan dan kegiatan berikutnya
agar tanaman cendana yang dibangun mampu adalah mempertimbangkan variasi individu dalam
untuk menghasilkan benih cendana unggul suatu populasi. Demikian pula perlu
sehingga tanaman tersebut sangat produktif, efisien dipertimbangkan variasi antar populasi itu sendiri.
dan kompetitif. Agar langkah yang dikemukakan di muka
Disadari bahwa konservasi ex situ sangat dapat dilakukan dengan baik, pertama perlu
mahal baik dalam pembangunannya maupun dalam dihimpun informasi yang tersedia, distribusi
pemeliharaannya. Oleh karenanya patut cendana di berbagai lingkungan fisik baik yang
dipertimbangkan saran Namkoong et al. (1980), secara alami maupun di habitat buatan.
Namkoong (1982) dan Namkoong (1984), yaitu Berdasarkan data yang terkumpul, selanjutnya
dalam pembangunan multiple population perlu wilayah tebaran cendana dibagi dalam beberapa
mencermati kemungkinan kehilangan alelik; zona, zona ini bisa identik dengan populasi
kehilangan ini diupayakan minimal, dalam jangka cendana tetapi bisa juga merupakan sub-populasi
panjang pada populasi yang bersangkutan. Karena cendana. Dengan informasi ini, pertimbangan
konservasi ex situ dirancang untuk melayani selanjutnya adalah merancang pengambilan materi
program breeding dan bioteknologi, sehingga genetik yang ingin dihimpun.
sedapat mungkin sumberdaya genetik yang Disadari bahwa sebagian besar tebaran
dihimpunnya selengkap mungkin dengan biaya cendana di NTT adalah di kebun para petani.
yang serendah mungkin. Kedua hal yang relatif Karena cendana dapat disebarkan oleh burung
kontradiktif ini merupakan salah satu tantangan sehingga penentuan populasi sangat sulit
konservasi ex situ yang perlu dipertimbangkan; di dikerjakan. Namun demikian kita dapat
samping kondisi erosi genetik yang disadari sangat memperkirakan dengan pembatas alami yang agak
kurang menguntungkan bagi program breeding dan jauh sehingga populasi yang ada dapat diperkirakan
bioteknologi. relatif murni. Mumi apa tidaknya memang baru
dapat diyakini setelah hasil analisis DNA
Strategi Pencuplikan Komponen dilaporkan.
untuk Konservasi Jumlah individu yang dipilih untuk mewakili
Strategi pencuplikan komponen untuk setiap populasi sebaiknya lebih dari 100 pohon.
konservasi ex situ sangat tergantung pada tujuan Pohon yang dipilih ini diketahui dengan pasti
yang jelas tentang pemanfaatan konservasi yang merupakan ibu, sedang bapaknya belum diketahui
dirancang. Konservasi ex situ cendana sudah dengan pasti, sehingga biji yang diambil
barang tentu bertujuan untuk dapat membangun merupakan half-sib. Biji-biji yang diambil dari
tanaman cendana unggul yang produktif, efisien pohon yang ibunya diketahui dengan pasti
dan kompetitif. Bila tujuan ini benar, sehingga dikumpulkan dalam satu kantong dengan diberi
pencuplikan sebaiknya dilakukan pada semua nomor sebagai penanda asal dari ibunya. Biji-biji
populasi baik populasi alami maupun populasi yang diambil dari satu ibu tidak boleh dicampur
yang berasal dari tanaman (misalnya tanaman dengan biji yang berasal dari ibu lainnya; masing-
cendana di Jawa) yang telah lama dilakukan, masing biji yang seibu dengan kantong tersendiri.
dengan harapan bahwa tanaman tersebut sudah Biji-biji dalam kantong yang telah diberi nomor, ini
beradaptasi di lokasi barunya, syukur bila telah selanjutnya dinamakan seed-lot. Dengan demikian
berevolusi. bilamana minimum jumlah seed-lot ini adalah 100

517
Soekotjo - Konservasi ex-silu Cendana

untuk setiap populasi, sehingga ada seed-lot diharapkan pada wilayah yang dirancang untuk
bernomor A-11 yang berarti biji befasal dari pusat pembangunan tanaman yang komersial.
populasi A pada pohon Nomor 11. Dengan demikian diseyogyakan agar areal
pertanaman konservasi ex situ, breeding,
bioteknologi dan pusat pertanaman yang komersial
Pertimbangan Lokasi Pertanaman di satu wilayah pengembangan. Sungguhpun
Konservasi Ex Situ demikian setiap jenis pertanaman perlu dirancang
Seperti dikemukakan di muka bahwa jalur isolasinya sesuai dengan tujuan yang
konservasi ex situ sangat mahal; oleh karena itu diharapkan.
keselamatan pertanaman dalam jangka panjang Karena konservasi ex situ sangat mahal,
merupakan pertimbangan utama. Pemilihan lokasi sehingga pertanamannya dalam jangka panjang
pertanaman lazimnya didasarkan atas: (1) proses harus selamat. Langkah pertama agar areal
berbunga dan berbuah dari jenis yang dikoleksi pertanaman aman adalah areal tersebut harus
harus normal, (2) arealnya harus memiliki status memiliki dasar hukum yang kuat, tidak dalam
hukum yang kuat dan tidak akan diganggu atau kondisi sengketa, aman dari perambahan.
berubah kondisinya, dan (3) setiap populasi harus Sungguhpun demikian masih ada lagi bahaya
mampu membentuk kabut tepung sari yang dapat lainnya, yaitu bencana alam misalnya adanya
menolak tepung sari yang datang dari luar; kebakaran, gempa bumi dan letusan gunung berapi.
sungguhpun demikian masih diperlukan adanya Untuk mengatasi bencana alam ini areal
jalur isolasi. pertanaman harus diulang minimal di dua lokasi;
Perlu disadari bahwa pertanaman konservasi ex lebih baik lagi bila lokasi ulangannya lebih dari
situ ini merupakan komplemen dari konservasi in tiga daerah yang sangat berjauhan. Ulangan lokasi
situ. Jadi sungguhpun sudah dibangun konservasi ini bertujuan bilamana di suatu lokasi terjadi
ex situ tidak berarti konservasi in situ dilupakan. bencana alam, lokasi ulangan yang lain diharapkan
Konservasi in situ memiliki keunggulan agar masih selamat. Ulangan lokasi sebaiknya cukup
jenis target masih dapat berevolusi secara alami di jauh, syukur bila ada ulangan di lain pulau.
habitat asalnya, sehingga dalam jangka panjang Persyaratan ketiga yaitu agar setiap populasi
diharapkan masih dapat memberi variasi tambahan. memiliki persyaratan minimal untuk dapat
Kita harus yakin bahwa lokasi yang dipilih membentuk kabut tepung sari yang mampu
untuk pertanaman konservasi ex situ sangat cocok menolak kontaminasi tepung sari yang berasal dari
bagi jenis yang bersangkutan, sehingga jenis yang luar populasi. Persyaratan ini sangat penting karena
dikonservasi secara alami dapat melangsungkan masing-masing populasi harus dapat menjaga
proses biologis secara normal. Salah satu proses kemurniannya. Dengan demikian luas minimum
biologis yang sangat penting adalah proses populasi harus ditentukan. Untuk jenis Pinus spp.
berbunga dan berbuah. Persyaratan ini sangat minimal luas setiap populasi adalah 10 hektar,
penting karena konservasi ex situ yang akan dengan diberi jalur isolasi yang jaraknya dari
dibangun bertujuan untuk melayani program populasi satu dengan populasi lainnya adalah 330
breeding dan bioteknologi di kemudian hari. m. Lebarnya jalur isolasi ini juga masih
Karena konservasi ex situ bertujuan untuk memperhatian topografi dan letak pertanaman
melayani program breeding dan bioteknologi, konservasi ex situ. Untuk cendana memang belum
sehingga lokasi breeding dan bioteknologi ada studinya sehingga masih harus dicari.

518
Edisi Khusus Masalah Cendana NTT
Berita Biologi, Volume 5, Nomor 5, Agustus 2001

DAFTAR BACAAN 160-163.


Namkoong G, RD Barnes and J Burley, 1980. A
Cohen JI, JT Williams, DL Plucknett and H
Phylosophy of Breeding Strategy for
Shands. 1991. Ex Situ Conservation of
Tropical Forest Trees. Tropical Forestry
Plant Genetic Resources: Global
Papers No 16. Commenwealth Forestry
Development aand Environmental
Institute, Oxford, UK.
Concerns. Science 253, 866-872.
Namkoong G. 1982. Challenging Tree Breeding
Kitzmiller JH. 1990. Managing Genetic Diversity Theory. Dalam: Proceedings from IUFRO
In a Tree Improvement Program. Forest Joint Meeting of Working Parties on
Ecology and Management 35, 131-149. Genetic About Breeding Strategies
Ledig FT. 1986. Conservation Strategies for Forest Including Multiclonal Varieties.
Gene Resources. Forest Ecology and
Eacherode/Sensenstein, Germany. Him.
Management 14, 77-90.
155-181.
f 1988. The Conservation of Diversity in
Yanchuk AD and DT Laster. 1996. Setting
Forest Trees. BioSci. 38,431-439.
Priorities for Conservation of Conifer
Libby WJ. 1982. What Is the Safe Number of
Genetic Resources of British Columbia. The
Clones Per Plantation? Dalam: Proceedings
Forestry Chronicle 72 (4), 406-415.
3rd International Workshop on Genetic of
Host-Parasite Interaction in Forestry. Yang RC and FC Yeh. 1992. Genetic
Consequences of In situ and Ex situ
Heybroek, HM, BR Stephen and K von
Conservation of Forest Trees. The Forestry
Weissenberg (Editor), 1 4 - 2 1 September
Chronicle 68, 720-729.
1980. Pudoc, Wageningen, The
Netherlands. Zobel B. 1978. Gene Conservation - as Viewed by
Namkoong G. 1984. A Control Concept of Gene a Forest Tree Breeder. Forest Ecology and
Conservation. Forestry Chronicle 72 (4), Management 1, 339-344.

519

Anda mungkin juga menyukai