Namun, Firaun dan para algojo itu tak berdaya di hadapan seorang wanita. Dia adalah Asiyah binti Muzahim,
istri yang sangat dicintai dan ditakuti Firaun. Pada suatu hari Firaun dan Asiyah duduk bersama di pinggir
sungai Nil di pojok istana megahnya.
Tiba-tiba sang istri terkejut melihat sebuah kotak hitam mengapung di atas air. Segera ia memerintahkan
pelayannya untuk mengambil. Setelah kotak dibuka, istri Firaun sangat terkejut karena di dalamnya terdapat
bayi laki-laki yang mungil.
Istri Firaun pun membatin betapa indahnya hadiah ini. Dan ia mengira ini merupakan hadiah dari langit. "Ini
anakku," ungkap Siti Asiyah.
Firaun yang menyaksikan hal ini pun dibuat heran. "Kenapa bayi ini lolos dari aksi para algojonya?"
Namun dia tak berani meminta Asiyah menyerahkan bayi itu kepada para algojo. Sementara para algojo yang
mendengar kabar itu langsung menemui Asiyah. Mereka meminta bayi tersebut untuk dibunuh. Asiyah murka
dan menghardik para algojo tersebut. "Pergilah kalian dari hadapanku. Karena aku tidak akan memberikan
bayi ini kepada siapa pun," kata dia.
Asiyah kemudian menemui Firaun dan merayu agar diizinkan merawat bayi kecil yang kemudian diberi nama
Musa itu. Dikisahkan dalam Al Quran, surah al Qashash ayat 9, kepada Firaun Asiyah berkata, "(Ia, bayi
kecil) adalah penyejuk mata hati bagiku dan bagimu. Janganlah kamu membunuhnya, mudah-mudahan ia
bermanfaat kepada kita atau kita ambil ia menjadi anak. Sedang mereka tiada menyadari."
Firaun yang dibayang-bayangi ketakutan akibat tafsir atas mimpinya, awalnya meminta bayi tersebut agar
dibunuh. "Tidak, anak ini tetap harus disembelih. Aku takut, jika dia berasal dari kalangan Bani Israil,
kemudian menghancurkan kerajaan kita," kata Firaun kepada Asiyah.
Asiyah tak putus asa dan terus merayu hingga akhirnya Firaun tak berdaya. Dia izinkan bayi kecil Musa
dirawat di istananya. Bahkan saat kemudian Asiyah mencarikan seorang ibu untuk menyusui Musa kecil,
Firaun tak berani menolak.
Padahal perempuan yang menyusui Musa tersebut tak lain adalah ibu kandungnya sendiri yang berasal dari
Bani Israel. Musa dirawat hingga dewasa dan menjadi laki-laki perkasa, cerdas dan bijak. Pada akhirnya
memang Musa memerangi Firaun seperti diramalkan para ahli tafsir mimpi.
Keteladanan Nabi Musa a.s adalah keberaniannya dalam membela kebanaran walaupun yang
dihadapinya adalah Fir'aun yang berkuasa dan zalim.