1Praktisi
kedokteran mandiri, 2KMF Penyakit Dalam Rumah Sakit Bhayangkara Polda
Kepulauan Bangka Belitung/Konsultan Gastroenterohepatologi Polri
ABSTRAK
Tes fungsi hati (LFT) sering dilakukan pada pemeriksaan laboratorium untuk general check up baik pada individu tanpa gejala atau
mereka yang memiliki gejala non spesifik. Diperkirakan 1-9% dari orang yang tanpa gejala memiliki tingkat nilai enzim hati yang tinggi
ketika dilakukan pemeriksaan laboratorium dengan panel biokimia standar. LFT yang abnormal dapat potensial menjadi indikasi
berbagai diagnosis medis dari bermacam keparahan penyakit serta banyak diantaranya terkait dengan tindakan invasif dan pe-
meriksaan penunjang yang mahal. Etiologi yang umum untuk LFT yang abnormal adalah penyakit hati berlemak non alkohol (NAFLD),
diikuti oleh penggunaan alkohol dan infeksi virus. Namun perlu dicatat juga bahwa LFT yang normal tidak mengenyampingkan
adanya suatu penyakit hati. Peningkatan enzim hati ringan diklasifikasi dalam tiga pola yaitu: cedera hepatoseluler (peningkatan SGOT
atau SGPT ), pola kolestatik (peningkatan alkalin fosfatase atau GGT, atau keduanya), dan pola campuran (elevasi SGOT, SGPT dan
alkalin fosfatase).
ABSTRACT
Liver function test (LFT) are often performed in general check-up standard panel in both asymptomatic individuals and those with non-spe-
cific symptoms. It is estimated that 1-9% of asymptomatic people have high liver enzyme values when laboratory tests are performed using
a standard biochemical panel. Abnormal LFTs can potentially be indicative of various medical diagnoses of varying severity, many of which
are associated with invasive procedures and expensive investigations. The common etiology for abnormal LFT is nonalcoholic fatty liver disease
(NAFLD), followed by alcohol use and viral infections. However, it should also be noted that a normal LFT does not rule out liver disease. Mild
liver enzyme elevations were classified into three patterns: hepatocellular injury (elevated SGOT or SGPT), cholestatic pattern (elevated alkaline
phosphatase or GGT, or both), and mixed pattern (elevation of SGOT, SGPT and alkaline phosphatase).
Epidemiologi
Prevalensi nilai LFT yang abnormal diperkirakan
9-21,7% pada populasi umum3,4, tetapi angka yang
pasti masih belum didukung data yang cukup. 5
Diperkirakan 1-9% dari orang yang tanpa gejala
memiliki tingkat nilai enzim hati yang tinggi ketika
dilakukan pemeriksaan laboratorium dengan panel
biokimia standar.3,6 Sebuah survei di Amerika Serikat
(AS) menunjukkan peningkatan alanine aminotrans-
ferase (ALT) pada 8,9% orang yang disurvei dari 1999
hingga 2002.3
LFT yang abnormal dapat po tensial menjadi
indikasi berbagai diagnosis medis dari bermacam
keparahan penyakit serta banyak diantaranya terkait
dengan tindakan invasif dan pemeriksaan penunjang
yang mahal. Namun, nilai LFT abnormal sering dapat
berubah dan tidak untuk menunjukkan adanya suatu Peningkatan ringan enzim hati sebagai indikator
patologi, contohnya banyak hasil pemeriksaan alanine penyakit tertentu
aminotransferase/aspartate aminotransferase (ALT/ Enzim hati yang sedikit meningkat sering terjadi
AST= SGPT/SGOT) yang abnormal setelah diulang dan berpotensi penting, namun sangat sedikit studi
kembali ternyata normal7 dan hanya sebagian kecil prospektif yang melaporkan serta membahas lang-
dari pasien dengan LFT abnormal akan memiliki atau kah apa yang harus dilakukan begitu mereka diiden-
berkembang ke arah kondisi terkait penyakit hati yang tifikasi. Sebagian besar data saat ini berasal dari stu-
serius. 5 Hal ini menjadi tantangan bagi kalangan di retrospektif kecil yang kurang akurat memberikan
klinis i, yang harus mengidentifikasi dan merawat informasi penting tentang penyebab penyakit hati
pasien yang berisiko untuk menderita penyakit hati, seperti hepatitis C dan non alkohol steatohepatitis.
tanpa melakukan pemeriksaan yang lengkap untuk Terlepas dari kekurangan ini, para ahli telah me-
keseluruhan pasien.8-10 Banyak konsensus tentang nge lom pokkan tiga pola peningkatan enzim hati
evaluasi LFT abnormal telah disepakati saat ini,1,11-13 ringan yaitu: cedera hepatoseluler (peningkatan SGOT
namun konsensus tersebu t masih memiliki ke - atau SGPT ), pola kolestatik (peningkatan alkalin fos-
kurangan dalam memberi petunjuk investigasi yang fatase atau GGT, atau keduanya), dan pola campuran
tepat untuk dilakukan dalam menanggapi LFT yang (elevasi SGOT, SGPT dan alkalin fosfatase).
abnormal.12
Peningkatan aminotranferase
Etiologi Enzim aminotransferase biasanya digunakan seba-
Evaluasi ekstensif dari enzim hati yang meningkat gai penanda adanya cedera hepatosit. Terdapat dua
dapat merujuk ringkasan dari literatur berikut ten- jenis aminotransferase yaitu; SGOT dan SGPT. SGOT
tang berbagai kondisi penyakit hati tertentu dan ba- terdapat pada sel-sel darah dan banyak jaringan;
gaimana mereka terkait dengan peningkatan enzim termasuk hati, otot, otak, pankreas, dan paru-paru.
hati (Tabel 1). Informasi dan data klinis ini jika diga- SGPT adalah enzim sitosol yang ditemukan terutama
bungkan dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik di hepatosit, menjadikannya indikator yang lebih
akan memberikan petunjuk penting untuk memandu spesifik dari penyakit hati.
penyelidikan yang lebih lanjut. Penyakit Hepatitis virus akut, iskemia hati, dan
toksin dapat secara nyata meningkatkan kadar