Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN KASUS

Makna Hasil Pemeriksaan Tes Diterima : 10 Desember 2021


Disetujui : 10 Januari 2022

Fungsi Hati Abnormal yang Ringan Diterbitkan : 25 Juli 2022

T Ficky Surya Hadi1, Zulkhairi2

1Praktisi
kedokteran mandiri, 2KMF Penyakit Dalam Rumah Sakit Bhayangkara Polda
Kepulauan Bangka Belitung/Konsultan Gastroenterohepatologi Polri

ABSTRAK
Tes fungsi hati (LFT) sering dilakukan pada pemeriksaan laboratorium untuk general check up baik pada individu tanpa gejala atau
mereka yang memiliki gejala non spesifik. Diperkirakan 1-9% dari orang yang tanpa gejala memiliki tingkat nilai enzim hati yang tinggi
ketika dilakukan pemeriksaan laboratorium dengan panel biokimia standar. LFT yang abnormal dapat potensial menjadi indikasi
berbagai diagnosis medis dari bermacam keparahan penyakit serta banyak diantaranya terkait dengan tindakan invasif dan pe-
meriksaan penunjang yang mahal. Etiologi yang umum untuk LFT yang abnormal adalah penyakit hati berlemak non alkohol (NAFLD),
diikuti oleh penggunaan alkohol dan infeksi virus. Namun perlu dicatat juga bahwa LFT yang normal tidak mengenyampingkan
adanya suatu penyakit hati. Peningkatan enzim hati ringan diklasifikasi dalam tiga pola yaitu: cedera hepatoseluler (peningkatan SGOT
atau SGPT ), pola kolestatik (peningkatan alkalin fosfatase atau GGT, atau keduanya), dan pola campuran (elevasi SGOT, SGPT dan
alkalin fosfatase).

Kata kunci : Tes fungsi hati, abnormal, ringan

ABSTRACT
Liver function test (LFT) are often performed in general check-up standard panel in both asymptomatic individuals and those with non-spe-
cific symptoms. It is estimated that 1-9% of asymptomatic people have high liver enzyme values when laboratory tests are performed using
a standard biochemical panel. Abnormal LFTs can potentially be indicative of various medical diagnoses of varying severity, many of which
are associated with invasive procedures and expensive investigations. The common etiology for abnormal LFT is nonalcoholic fatty liver disease
(NAFLD), followed by alcohol use and viral infections. However, it should also be noted that a normal LFT does not rule out liver disease. Mild
liver enzyme elevations were classified into three patterns: hepatocellular injury (elevated SGOT or SGPT), cholestatic pattern (elevated alkaline
phosphatase or GGT, or both), and mixed pattern (elevation of SGOT, SGPT and alkaline phosphatase).

Keywords : Liver function test, abnormal, mild

Pendahuluan relatif rendah (<5%), dan sebagian besar LFT abnor-


es fungsi hati (LFT) sering dilakukan pada pe- mal yang ringan tidak dapat dijelaskan.1
T meriksaan laboratorium untuk general check up
baik pada individu tanpa gejala atau mereka yang
Dalam banyak kasus, LFT abnormal yang ringan
yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya akan
memiliki gejala nonspesifik. Memahami prevalensi diinvestigasi dengan pemeriksaan biopsi hati untuk
LFT abnormal yang ringan pada populasi umum dan menilai kerusakan histologis dan stadium fibrosis.
prevalensi kejadian penyakit hati yang menyertainya Namun, biopsi hati merupakan tindakan yang mahal,
merupakan implikasi penting untuk perencanaan invasif dan tidak nyaman bagi pasien, dan dapat
perawatan dan penyediaan layanan kesehatan. mengakibatkan komplikasi pada 0,5% kasus.2 Oleh
Menurut laporan Radcke S (2015), prevalensi LFT karena itu, akan menjadi kontra-produktif untuk se-
abnormal yang ringan, dengan satu atau lebih nilai mua individu dengan LFT abnormal yang ringan untuk
komponen LFT yang abnormal pada populasi umum menjalani biopsi jika kemungkinan hanya beberapa
adalah 10–21,7%. Prevalensi penyakit hati yang parah dari individu tersebu t yang akan menunjukkan
secara kohort dengan LFT yang abnormal dilaporkan adanya gambaran patologi terkait penyakit hati.

Jurnal Kedokteran Indonesia Vol. 7, No. 2 l September - Desember 2021 105


Makna Hasil Pemeriksaan Tes Fungsi Hati Abnormal yang Ringan. 105–108

Di antara individu dengan LFT abnormal yang tidak


dapat dijelaskan, faktor risikonya termasuk obesitas
dan resistensi insulin. Etiologi yang umum untuk LFT
yang abnormal adalah penyakit hati berlemak non
alkohol (NAFLD), diikuti oleh penggunaan alkohol dan
infeksi virus. Namun perlu dicatat juga bahwa LFT
yang normal tidak mengenyampingkan adanya
suatu penyakit hati.

Epidemiologi
Prevalensi nilai LFT yang abnormal diperkirakan
9-21,7% pada populasi umum3,4, tetapi angka yang
pasti masih belum didukung data yang cukup. 5
Diperkirakan 1-9% dari orang yang tanpa gejala
memiliki tingkat nilai enzim hati yang tinggi ketika
dilakukan pemeriksaan laboratorium dengan panel
biokimia standar.3,6 Sebuah survei di Amerika Serikat
(AS) menunjukkan peningkatan alanine aminotrans-
ferase (ALT) pada 8,9% orang yang disurvei dari 1999
hingga 2002.3
LFT yang abnormal dapat po tensial menjadi
indikasi berbagai diagnosis medis dari bermacam
keparahan penyakit serta banyak diantaranya terkait
dengan tindakan invasif dan pemeriksaan penunjang
yang mahal. Namun, nilai LFT abnormal sering dapat
berubah dan tidak untuk menunjukkan adanya suatu Peningkatan ringan enzim hati sebagai indikator
patologi, contohnya banyak hasil pemeriksaan alanine penyakit tertentu
aminotransferase/aspartate aminotransferase (ALT/ Enzim hati yang sedikit meningkat sering terjadi
AST= SGPT/SGOT) yang abnormal setelah diulang dan berpotensi penting, namun sangat sedikit studi
kembali ternyata normal7 dan hanya sebagian kecil prospektif yang melaporkan serta membahas lang-
dari pasien dengan LFT abnormal akan memiliki atau kah apa yang harus dilakukan begitu mereka diiden-
berkembang ke arah kondisi terkait penyakit hati yang tifikasi. Sebagian besar data saat ini berasal dari stu-
serius. 5 Hal ini menjadi tantangan bagi kalangan di retrospektif kecil yang kurang akurat memberikan
klinis i, yang harus mengidentifikasi dan merawat informasi penting tentang penyebab penyakit hati
pasien yang berisiko untuk menderita penyakit hati, seperti hepatitis C dan non alkohol steatohepatitis.
tanpa melakukan pemeriksaan yang lengkap untuk Terlepas dari kekurangan ini, para ahli telah me-
keseluruhan pasien.8-10 Banyak konsensus tentang nge lom pokkan tiga pola peningkatan enzim hati
evaluasi LFT abnormal telah disepakati saat ini,1,11-13 ringan yaitu: cedera hepatoseluler (peningkatan SGOT
namun konsensus tersebu t masih memiliki ke - atau SGPT ), pola kolestatik (peningkatan alkalin fos-
kurangan dalam memberi petunjuk investigasi yang fatase atau GGT, atau keduanya), dan pola campuran
tepat untuk dilakukan dalam menanggapi LFT yang (elevasi SGOT, SGPT dan alkalin fosfatase).
abnormal.12
Peningkatan aminotranferase
Etiologi Enzim aminotransferase biasanya digunakan seba-
Evaluasi ekstensif dari enzim hati yang meningkat gai penanda adanya cedera hepatosit. Terdapat dua
dapat merujuk ringkasan dari literatur berikut ten- jenis aminotransferase yaitu; SGOT dan SGPT. SGOT
tang berbagai kondisi penyakit hati tertentu dan ba- terdapat pada sel-sel darah dan banyak jaringan;
gaimana mereka terkait dengan peningkatan enzim termasuk hati, otot, otak, pankreas, dan paru-paru.
hati (Tabel 1). Informasi dan data klinis ini jika diga- SGPT adalah enzim sitosol yang ditemukan terutama
bungkan dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik di hepatosit, menjadikannya indikator yang lebih
akan memberikan petunjuk penting untuk memandu spesifik dari penyakit hati.
penyelidikan yang lebih lanjut. Penyakit Hepatitis virus akut, iskemia hati, dan
toksin dapat secara nyata meningkatkan kadar

106 Jurnal Kedokteran Indonesia Vol. 7, No. 2 l September - Desember 2021


T Ficky Surya Hadi, Zulkhairi. 105–108

aminotran sferase serum (seringkali hingga ribuan bebas gluten.14


U/L). Di sisi lain, enzim ini hanya sedikit meningkat Beberapa penelitian telah melaporkan hasil
(<300 U/L) pada steatohepatitis nonalkohol, hepatitis evaluas i pasien dengan tingkat aminotransferase
kronis, kondisi kolestatik hati, hepatotoksisitas akibat yang sedikit meningkat.6,15-17 Pada Gambar 1 akan
obat, dan tumor hati. diperlihatkan algoritme jika didapatkan nilai pening-
Hepatitis C dapat menyebabkan peningkatan katan aminoteranferase.
enzim hati yang sementara (biasanya SGPT) oleh
karena itu harus dipertimbangkan pemeriksaan Peningkatan Alkalin fosfatase
marker viral bahkan jika nilai enzim hati ulangan Alkalin fosfatase aktif di banyak organ, terutama
hasilny a normal. Pengujian anti HCV dan HBsAg hati dan tulang, tetapi juga ditemukan di usus halus,
masing -masing dapat mengidentifikasi pasien ginjal, dan plasenta. Penyakit pada sistem hepa -
dengan hepatitis C dan hepatitis B kronis.10 tobilie r dapat menyebabkan peningkatan sedang
Karena SGOT adalah enzim mitokondria yang hingga tinggi dari alkalin fosfatase. Kondisi dengan
dipengaruhi oleh konsumsi alkohol, adanya pening- keterlibatan tulang, seperti Paget disease of the bone,
katan SGOT lebih dari dua kali lipat SGPT menun- sarkoma, penyakit metastasis, hiperparatiroidisme,
jukkan kerusakan hati akibat alkohol. dan rakhitis, dapat meningkatkan kadar alkalin
Sebagai catatan, peningkatan aminotransferase fosfatase. Peningkatan GGT yang disertai dengan
dapat juga disebabkan oleh penyebab nonhepatik. peningkatan alkalin fosfatase biasanya menunjukkan
Misalnya, nekrosis otot dapat menyebabkan pening- adanya cedera hepatobilier. Secara klinis, fraksinasi
katan ringan enzim ini, terutama SGOT, dan pening- isoenzim alkali fosfatase dapat membantu membe-
katan kreatin kinase dapat membantu memastikan dakan sumber peningkatannya, tetapi ini sering tidak
bahwa sumbernya berasal dari jaringan otot. diperlukan jika GGT juga meningkat.
Penyakit celiac yang tidak terdiagnosis ketika se- Penyebab hepatobilier dari peningkatan alkalin
mua penyebab lain telah dikesampingkan diperoleh fosfatase dapat dibagi menjadi empat kategori:
bukti keterkaitannya dengan peningkatan enzim hati • Peradangan kronis yang melibatkan saluran
yang abnormal, tetapi mekanismenya belum dipaha- empedu (misalnya, seperti pada Primary biliary
mi sepenuhnya. Di dalam situasi ini, nilai SGPT dan cirrhosis dan Primary sclerosing cholangitis)
SGOT biasanya dapat kembali normal dengan diet • Proses infiltratif (misalnya, neoplasma, tuberkulo-
sis, sarkoidosis)
• Gangguan kolestatik (misalnya, hepatotoksisitas
obat)
• Obstruksi bilier (misalnya pada neoplasia atau
kolelitiasis).

Alkalin fosfatase yang meningkat harus selalu


dikonfirmasi dan penyebab yang berasal dari hati
harus dicurigai jika nilai GGT juga tinggi. Diagram
berikut akan menjelaskan jika ditemukan pening-
katan alkalin fosfatase (Gambar 2).

Peningkatan gamma-glutamyl transferase (GGT)


GGT adalah enzim membran yang merupakan
penanda penyakit hepatobilier. Peningkatannya
biasanya paralel dengan peningkatan alkalin fosfa-
tase, hal ini dapat mengkonfirmasi adanaya kelainan
yang bersumber dari hati . GGT merupakan penanda
paling sensitif tetapi tidak terlalu spesifik dari suatu
penyakit saluran empedu. Alkohol dan obat-obatan
Gambar 1. Algoritma untuk evaluasi peningkatan kadar Serum (misalnya, fenitoin, fenobarbital) dapat menginduksi
Glutamic Pyruvic Aminotransferase (SGPT). Panah hitam menun- GGT. Pada satu penelitian, GGT dilaporkan meningkat
jukkan jalur diagnostik, dan panah merah menunjukkan pada 52% pasien tanpa penyakit hati serta nilai GGT
langkah-langkah dalam menentukan stadium penyakit hati.11 dapat digunakan untuk memantau pengontrolan

Jurnal Kedokteran Indonesia Vol. 7, No. 2 l September - Desember 2021 107


Makna Hasil Pemeriksaan Tes Fungsi Hati Abnormal yang Ringan. 105–108

6. Hultcrantz R, Glaumann H, Lindberg G, Nilsson LH. Liver


investigation in 149 asymptomatic patients with moderately
elevat ed activities of serum aminotransferases. Scand J
Gastroenterol 1986; 21:109–113.
7. Pendino GM, Mariano A, Surace P, Caserta CA, Fiorillo MT,
Amante A, et al. ACE Collaborating Group. Prevalence and
etiology of altered liver tests: a population-based survey in a
Mediterranean town. Hepatology 2005; 41:1151–1159.
8. Chalasani N, Younossi Z, Lavine JE, Diehl AM, Brunt EM, Cusi K,
et al. The diagnosis and management of non-alcoholic fatty
liver disease: practice guideline by the American Association for
the Study of Liver Diseases, American College of Gastroentero-
logy, and the American Gastroenterological Association.
Hepatology 2012; 55:2005–2023.
9. Morisco F, Pagliaro L, Caporaso N, Bianco E, Sagliocca L, Fargion
S, et al. University of Naples Federico II, Italy. Consensus
recommendations for managing asymptomatic persistent non-
virus non-alcohol related elevation of aminotransferase levels:
suggestions for diagnostic procedures and monitoring. Dig
Liver Dis 2008; 40:585–598.
10. Oh RC, Hustead TR. Causes and evaluation of mildly elevated
Gambar 2. Algoritma untuk evaluasi nilai alkalin fosfatase liver transaminase levels. Am Fam Physician 2011; 84:
yang meningkat. Panah hitam menunjukkan jalur diagnostik, 1003–1008
dan panah merah menunjukkan langkah-langkah dalam 11. Aragon G, Younossi ZM. When and how to evaluate mildly
menentukan stadium penyakit hati.11 elevated liver enzymes in apparently healthy patients. Cleve Clin
J Med 2010; 77:195–204.
12. Sherwood P, Lyburn I, Brown S, Ryder S. How are abnormal
results for liver function tests dealt with in primary care? Audit
pantangan konsumsi alkohol pada pasien dengan
of yield and impact. BMJ 2001; 322:276–278.
penyakit hati alkoholik.18
13. Lilford RJ, Bentham LM, Armstrong MJ, Neuberger J, Girling A J.
What is the best strategy for investigating abnormal liver
KEPUSTAKAAN
function tests in primary care? Implications from a prospective
1. Radcke S, Dillonc JF, Murray AL. Eur J Gastroenterol Hepatol
study. BMJ Open 2013; 3:pii: e003099 Available at:
2015;27:1–7.
http://bmjopen.bmj.com/content/3/6/e003099.
2. Piccinino F, Sagnelli E, Pasquale G, Giusti G. Complications
14. Abdo A, Meddings J, Swain M. Liver abnormalities in celiac
following percutaneous liver biopsy. A multicentre retrospec-
disease. Clin Gastroenterol Hepatol 2004; 2:107–112.
tive study on 68,276 biopsies. J Hepatol 1986; 2:165–173
15. Friedman LS, Dienstag JL, Watkins E, et al. Evaluation of blood
3. Ioannou GN, Boyko EJ, Lee SP. The prevalence and predictors of
donors with elevated serum alanine aminotransferase. Ann
elevated serum aminotransferase activity in the United States
Intern Med 1987; 107:137–144.
in 1999–2002. Am J Gastroenterol 2006; 101:76–82.
16. Hay JE, Czaja A J, Rakela J, Ludwig J. The nature of unexplained
4. Donnan PT, McLernon D, Dillon JF, Ryder S, Roderick P, Sullivan
chronic aminotransferase elevations of a mild to moderate
F, Rosenberg W. Development of a decision support tool for
degree in asymptomatic patients. Hepatology 1989; 9:193–197.
primary care management of patients with abnormal liver
17. Daniel S, Ben-Menachem T, Vasudevan G, Ma CK, Blumenkehl
function tests without clinically apparent liver disease: a record-
M. Prospective evaluation o f unexplained chronic liver
linkage population cohort study and decision analysis (ALFIE).
transaminase abnormalities in asymptomatic and symptomatic
Health Technol Assess 2009; 13:iii–iv, ix–xi, 1-134.
patients. Am J Gastroenterol 1999; 94:3010–3014.
5. García-Romero D, Anastassiou J, Hart G, Mookerjee R, Jalan R.
18. Margarian GJ, Lucas LM, Kumar KL. Clinical significance in alco-
High prevalence of abnormal alanine and aspartate amino-
holic patients of commonly encountered laboratory test results.
transferases in a “worried-well” population in the United
West J Med 1992; 156:287–294.
Kingdom: rationale for a liver screening program? Hepatology
2008; 48:1729–1730.

108 Jurnal Kedokteran Indonesia Vol. 7, No. 2 l September - Desember 2021

Anda mungkin juga menyukai