Anda di halaman 1dari 32

PSIKOLOGI REKAYASA

Ditujukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ergonomi

Dosen Pembimbing:
Arnita Kusumaningrum

Disusun oleh:
Apipah 10518983
Latifa Sekar Palupi 13518751
Nadhira Salsabila 15518116
Nadya Halfitasari 15518158
Ravilah Jihan Madani 15518934
Wahyu Indah Jatifah 17518288

Fakultas Psikologi
Universitas Gunadarma
ATA 2020/2021
1. Definisi Psikologi Rekayasa
Psikologi Kerekayasaan (Engineering Psychology) dikenal di
Amerika, sementara itu psikologi rekayasa di Eropa dikenal dengan
sebutan Ergonomic yang mengantisipasi pada pemahaman terhadap
kecakapan Sumber Daya Manusia dalam kaitannya sistem manusia dengan
mesin, termasuk rancangan peralatan kerja dan pemesinan (mekanik)
untuk meningkatkan produktivitas dan keamanan para pegawai.
Menurut Chapanis (1976;698), Ilmu yang mempelajari tentang
penemuan dan penerapan suatu kedudukan terhadap proses yang berkaitan
dengan perilaku interaksi antara manusia, mesin, peralatan, dan
lingkungan kerja.
Perangkat dan peralatan kerja, mesin- mesin dirancang bagi
pengoperasian karyawan secara efisien dan efektif. Bagaimana pun
manusia dibatasi oleh bentuk-bentuk kekuatan, reaksi waktu, koordinasi,
kepekaan alat indra dalam menangkap suara, warna, kelembaban udara
yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja.
2. Sejarah Perkembangan Keilmuan
Sejarah perkembangan psikologi kerekayasan (Engineering
Psychology) sebetulnya paralel dengan sejarah manusia itu sendiri yang
dimulai sejak mereka menerapkan berbagai perkakas dan peralatan untuk
menunjang kegiatan sehari-hari. Namun secara sistematis, dapat dikatakan
bahwa kemunculan Engineering Psychology terjadi pada akhir abad ke-19
dengan dilakukannya kajian yang sistematis mengenai manusia dan
pekerjaannya. Sejarah ini dimulai pada tahun 1880 oleh Frederick W.
Taylor yang melakukan penelitian untuk menentukan kombinasi ukuran
sekop dan berat pengangkatan untuk pekerjaan pemindahan bijih besi di
suatu perusahaan baja. Kajian Taylor dikombinasikan dengan prestasi
kerja yang ternyata berhubungan dengan dampak dari insentif dan
motivasi kerja. Dalam penelitiannya, Taylor menggunakan salah satu
indikator performansi yang menjadi salah satu tonggak sejarah dalam
keilmuan engineering dan psychology yaitu pengukuran performansi
dengan kriteria waktu. Kajian Taylor ini terkenal dengan "time study". Tak
lama setelah kajian Taylor. Frank dan Lillian Gilbreth (tahun 1909)
melakukan suatu kajian mengenai gerakan dasar pekerja saat melakukan
pekerjaan. Dengan mengamati pekerjaan memasang bata saat mengerjakan
pekerjaan bangunan, Frank dan Lillian Gibreth menemukan bahwa saat
melakukan pekerjaan, pemasangan bata. Dengan merancang sejenis alat
bantu dan menghilangkan gerakan kerja yang tidak efisien, hasil kajian
Frank dan Lillian Gilbreth berhasil meningkatkan produktivitas pekerja
dalam melakukan pekerajaan pemasangan bata dari semula 120 unit per
orang dalam satu jam menjadi 350 unit per orang per jam. Studi gerakan
yang dilakukan oleh Gilbreth kemudian dikembangkan lebih lanjut.
Sehingga melahirkan konsep motion study. Dengan konsep ini, Gilbreth
berhasil membagi gerakan pekerjaan atas sub-gerakan dan lebih jauh
menjadi gerakan dasar (basic motion). Lebih jauh, studi waktu yang
dikenalkan Taylor pada awalnya banyak digunakan untuk menentukan
waktu standar suatu pekerjaan, sedangkan studi gerakan oleh Gilreth
digunakan untuk perbaikan metode kerja. Konsep time study dan motion
study yang tadinya seolah terpisah, kemudian menjadi satu kesatuan yang
disebut time and motion study.
2.1 Frederick W. Taylor dan Studi Waktu
Frederick W. Taylor (1856-1915) dikenal sebagai "Bapak
Manajemen Ilmiah" karena usahanya dalam meningkatkan efisiensi kerja
di industri. Taylor merupakan orang pertama yang memperkenalkan
konsep studi waktu dengan menggunakan stopwatch untuk mempelajari
suatu pekerjaan. Lebih jauh, Taylor tidak hanya memperkenalkan teknik
ini, tetapi juga berhasil mendemonstrasikan keunggulan teknik
pengukuran waktu untuk perbaikan kerja. Atas keberhasilannya dan
usahanya ini, Taylor juga dikenal sebagai "Bapak Studi Waktu" Frederick
W. Taylor dilahirkan di Philadelphia, Pennsylvania, USA dari keluarga
yang terpandang. Sempat diterima di Universitas Harvard, Taylor tidak
sempat mengikuti perkuliahan karena mengalami masalah kesehatan
pada matanya, atas nasihat dokter yang merawatnya, tahun 1878 Taylor
bekerja di perusahaan baja Midvale Steel Works. Taylor memulai
kariernya sebagai buruh, kemudian berkembang menjadi operator mesin,
supervisor dan pada umur 31 tahun menjadi Chief Engineer. Pada tahun
1883, setelah bertahun-tahun kuliah sambil bekerja Taylor berhasil lulus
dari Stevens Institute sebagai insinyur teknik mesin. Di perusahaan inilah
Taylor melakukan studi waktu dengan menggunakan stopwatch yang
menjadi tonggak sejarah dalam perkembangan teknik industri.
2.2 Percobaan Taylor
Di perusahaan tempatnya bekerja, Taylor mengamati pekerjaan
pemindahan biji besi. Berdasarkan dari rumah dengan ukuran yang
berbeda-beda. Pada saat melakukan pekerjaannya, masing-masing
pekerja juga melakukan teknik yang berbeda-beda tergantung ukuran
sekop yang dibawa. Dalam pengamatannya, ada pekerja yang dapat
memindahkan bijih besi dalam jumlah banyak dengan sekop yang besar
dan ada juga yang hanya mampu memindahkan sedikit bijih besi.
Ternyata sekop yang besar tidak menjamin produktivitas yang tinggi
karena pekerja juga cepat mengalami kelelahan. Berdasarkan
pengamatan lebih lanjut, Taylor berpendapat bahwa ukuran sekop yang
membuat metode kerja pekerja juga berbeda-beda schingga hasil kerja
juga bervariasi. Taylor berpendapat bahwa ukuran sekop harus
diseragamkan unruk meningkatkan produktivitas. Taylor kemudian
melakukan suatu percobaan untuk menentukan ukuran sekop yang paling
sesuai digunakan sehingga dapat memberikan hasil kerja yang terbaik.
Setelah memperoleh izin untuk melakukan studi mengenai
pekerjaan pemindahan bijih besi dari atasannya, Taylor kemudian
memilih pekerja yang cukup representatif untuk menjadi subjek
percobaan. Kepada pekerja Taylor mengatakan akan menggandakan
upahnya jika menjadi subjek percobaan. Untuk percobaan, Taylor
mempersiapkan beberapa alternatif ukuran sekop untuk pekerjaan
pemindahan bijih besi. Dalam percobaan, Taylor juga merancang durasi
kerja yang harus dilakukan, lamanya waktu istirahat pekerja, frekuensi
istirahat dan variasi ukuran sekop yang digunakan. Pada saat percobaan,
Taylor melakukan pengamatan terhadap gerakan kerja pekerja dan
mengukur setiap elemen gerakan dengan menggunakan stopwatch.
Berdasarkan kajiannya, Taylor memperoleh hasil ukuran sekop 21,5 Ib
memberikan hasil kerja yang optimal. Ukuran ini kemudian dijadikan
standar dan kemudian diterapkan di perusahaan.
Setelah rekomendasi Taylor diterapkan, yaitu ukuran sekop standar
21.5, hasilnya sungguh mengagumkan. Jumlah pekerja untuk
pemindahan bijih besi yang tadinya berkisar antara 400-600 orang dapat
dikurangi menjadi 140 orang. Biaya pemindahan biji besi dapat
dikurangi dari 7-8 sen menjadi 3 sampai 4 sen per ton. Lebih jauh,
rekomendasi Taylor dapat menurunkan ongkos produksi secara total
sebesar 78.000 dolar per tahun, Sehagai tambahan, perusahaan mulai
memberikan sistem bonus atau insentif bagi pekerja yang hasil
pekerjaannya di atas standar yang ditetapkan. Berdasarkan keberhasilan
studi ini, Taylor kemudian mencoba mengembangkan lebih lanjur
pedoman untuk meningkatkan efisiensi kerja.
2.2.1 Pedoman Taylor untuk meningkatkan Efisiensi Kerja
Berdasarkan pengalamannya, Taylor membuat pedoman
tentang meningkatkan efisiensi kerja (Meyers, 1999: 9):
1) Kembangkan suatu kajian bagi tiap-tiap unsur pekerjaan
seseorang yang menggantikan metode lama yang bersifat
untung- untungan.
2) Pilih pekerja terbaik untuk masing-masing pekerjaan dan
latih pekerja tersebut dengan metode yang telah
dikembangkan.
3) Kembangkan semangat kerjasama antara pihak
manajemen dan pekerja dalam melaksanakan metode
cara yang bersifat untung-untungan yang telah
dikembangkan.
4) Bagilah pekerjaan secara merata antara manajemen dan
pekerja, masing-masing melakukannya dengan usaha
terbaik.
Sebelum Taylor mengembangkan pedomannya, masing-
masing pekerja di perusahaan memilih sendiri pekerjaan
mereka, bekerja dengan cara sendiri dan mengembangkan
metode kerja secara "trial and error". Menurut Taylor,
seharusnya manajemenlah yang harus memilihkan pekerjaan
yang sesuai bagi pekerja dan melatihnya sehingga pekerja
mempunyai keterampilan tertentu. Lebih lanjut, pihak
manajemen disarankan mengambil alih pekerjaan-pekerjaan
yang tidak sesuai bagi pekerja terutama perencanaan,
pengawasan, pengalokasian kerja dan pengorganisasian.
2.3 Frank (1868-1924) dan Lillian Gilbreth (1878-1927) dengan Studi
Gerakan
Frank dan Lillian Gilbreth dianggap sebagai "The parents of
Motion Study" (Meyers, 1999). Frank B Gilbreth dilahirkan di Faırfield,
Maine pada tahun 1868. Frank memulai kariernya sebagai buruh
bangunan dengan pekerjaan yang paling dasar, yaitu sebagai pekerja batu
bata, sampai kemudian menjadi kontraktor bangunan yang sukses. Pada
saat bekerja sebagai pokaya dan kontraktor bangunan inilah Frank
menemukan ketidakefisienan gerakan pekerj dalam memasang batu bata
lrank selanjutnya melakukan pereobaan untuk mengefivenkun gerakan
pekerja pada saat memasang bata.
Pada tahun 1904 Frank menikahi Lillian, seorang psikolog yang
tidak hanya memberinya 12 orang, anak, tetapi juga banyak berkontribusi
pada kariernya terutama dalam pengembangan studi gerakan kerja.
Liallian Gilbreth merupakan seorang psikolog yang sangat
mempertimbangkan aspek manusia dalam pekerjaan.
Di samping kajian mengenai gerakan kerja, frank merupakan
inspirasi dan buku berjudul Cheaper by the Dozen yang ditulis oleh dua
orang anaknya Frank Jr dan Ernestine Buku ini kemudian menjadi
inspirasi pembuatan film dengan judul yang sama Cheaper by the Dozen
dibintangi oleh Steve Martin dan Bonnie Hunt.
2.4 Perang Dunia dan Perkembangan Keilmuan Lebih Lanjut
Selama Perang Dunia I dan II, terjadi perubahan yang signifikan
pada teknologi yang digunakan oleh manusia. Jika sebelumnya mesin
dan peralatan yang digunakan lebih banyak mengandalkan gerakan fisik
orang untuk mengoperasikannya, pada Perang Dunia I dan II lebih
menekankan kemampuan sensorik, persepsi, interpretasi dan tindakan
pengambilan keputusan yang cepat dan akurat. Banyak mesin dan
peralatan perang yang dirancang sedemikian kompleks sehingga
menuntut prajurit sebagai operator tidak hanya mampu menggerakkan
mesin dan alat secara frik, tetapi juga mampu menangkap, menerima,
mempersepsikan informasi mengenai kondisi sekitar yang disajikan
dalam layar untuk mengambil keputusan secara cepat dan tepat.
Pengalaman selama terjadinya Perang Dunia I dan II menunjukkan
bahwa meskipun perekrutan dilakukan terhadap personil terbaik
dilengkapi dengan pelatihan yang baik, kenyataan menunjukkan bahwa
peralatan yang dirancang sedemikian kompleks tidak mampu
dioperasikan dengan baik oleh operator.
Pada Perang Dunia I, permasalahan ini sebenarnya sudah mulai
disadari. Pada awal perang, banyak ahli psikologi dilibatkan untuk
membantu ketentaraan dalam proses seleksi dan pelatihan tentara dengan
penekanan pada masalah displin, stabilitas emosi, rekreasi dan
peningkatan moral. Dari sekian ahli psikologi yang terlibat, ada beberapa
orang. Raymond Dodge, Knight Dulap dan Carl E. Seashore menemukan
masalah dalam perspektif yang berbeda-yaitu banyak mesin dan
peralatan perang yang tidak dirancang sesuai dengan kemampuan dan
kapasitas pekerja. Beberapa temuan yang dicatat waktu itu adalah adanya
permasalahan yang dihadapi prajurit pada alat yang digunakan untuk
mendeteksi keberadaan kapal selam dan pesawat. Pada masa ini, para
ahli sudah merasakan bahwa rancangan peralatan seperti radar, sonar,
ketinggian dan kecepatan pesawat, air traffic control dan peralatan di
informasi dan komando angkatan laut jauh di atas kemampuan sensorik
dan motorik prajurit. Dengan berakhirnya Perang Dunia I, maka
permasalahan ini lebih banyak menjadi pertanyaan dibandingkan solusi.
Pada masa Perang Dunia II, permasalahan rancangan mesin dan
peralatan yang tidak sesuai dengan kemampuan dan kapasitas operator
kembali muncul, Operator kadang harus mendengarkan informasi lewat
alat suara yang disertai dengan latar kebisingan tertentu dan kemudian
harus membuat keputusan yang cepat. Beberapa peralatan perang
mengharuskan operator mendeteksi secara simultan target dalam layar
tiga dimensi dan harus mengambil keputusan cepar untuk menembak
dengan kedua tangan. Banyak operator yang menerima informasi lewat
mesin dan peralatan yang digunakan harus membuat keputusan dalam
hitungan detik, dan dalan banyak hal keputusan yang menentukan hidup
mati (life and death deiston) prajurit di lapangan. Beberapa kesalahan
dalam menerima dan mempersepsikan informasi lewat suara dan layar
menyebabkan terjadinya bom yang salah sasaran, kapal yang salah
ditenggelamkan, kecelakaan pesawat dan sebagainya. Menyadari
masalah ini, The Medical Reseub Council di lnggris bertanggung jawab
untuk melakukan penelitian mengenai permaslahan hubungan manusia
dan mesin (Man- Machine Interaction) melalui kerja sama dengan
beberap pergurtan tinggi Meskipun masuk ke ajang Perang Dunia II
belakangan dbandingkan Inggris, ternyata USA juga menghadapi
masalah yang sama, Untuk memecahkan masalah ini, The National
Defense Research Committe yang sama. melakukan kontrak kerja sma
penelitian di beberapa universitas dan industri. Pengalaman selama
Perang Dunia II membuktikan bahwa bahkan dengan personil terbaik
dilengkapi pelatihan terbaik pun, kesalahan dalam mengoperasikan
mesin dan peralatan yang kompleks banyak terjadi karena peralatan
tersebut tidak dirancang sesuai dengan kapasitas penggunanya, Barulah
setelah Perang Dunia Il ini, para ahli mulai memperhatikan kemampuan
dan keterbatasan manusia dengan lebih seksama dalam merancang mesin
dan peralatan. Periode ini dikenal dengan pendekatan fitting the task to
the person. Pendekatan lebih menekankan aspek kapasitas, kemampuan
dan keterbatasan manusia dalam merancang mesin dan peralatan yang
digunakan.
2.5 Kelahiran Profesi Keilmuan
Menyadari pentingnya penelitian terkait interaksi antara manusia
dan mesin (man- machine interaction), Laboratorium Engineering
Psychology didirikan di US Army Air Corps dan US Navy pada tahun
1945. Pada waktu yang bersamaan, perusahaan sipil pertama dibentuk
untuk melakukan kerja-kerja terkait dengan engineering psychology,
yaitu Dunlap & Associates (Sanders dan McCormick, 2006). Pada waktu
ini, berbagai penelitian di Eropa dan Amerika dilakukan berkenaan
dengan baga.mana mengoptimalkan interaksi antara manusia dan
peralatan yang digunakannya dengan penekanan dari sudut pandang
keilmuan masing-masing.
Pada tahun 1949, para ahli di Eropa membentuk Ergonomics
Research Society. Perkumpulan ini mewadahi para ahli dari berbagai
bidang mulai dari antropologi, psikologi, sosiologi, statistika dan
insinyur dan berbagai disiplin ilmu. Perkumpulan ini kemudian berganti
nama menjadi Ergonomics Society saja. Di Amerika, para ahli dengan
minat yang sama juga ingin membenruk perkumpulan yang akan
mewadahi semua kegiatan mereka. Istilah ergonomi sebagaimana ang
sudah digunakan di Fropa ditolak. Sebagai gantinya, diusulkan istilah
Human factors yang diterima oleh para peserta yang hadir. Secara resmi,
pada tahun 1957 dibentuk Human factors Society dimana pada
perkumpulan ini juga dibentuk Divsi 21 vang disebut Society of
Engineering Psychology (Sanders dan McCormick, 2006).
2.6 Perkembangan Dewasa Ini
Sampai pada tahun 1960an, kajian-kajian kompleksitas hubungan
antara manusia dan mesin masih fokus di bidang militer (Sanders dan
McCormiek, 2006). Pada tahun 1980-an, kajian ini sudah banyak
dilakukan di berbagai perusahaan antara lain perusahaan di bidang
farmasi, consumer product, otomotif đan komputer. Industri mulai
menyadari pentingnya pertimbangan aspek kapasitas, kelebihan dan
keterbatasan manusia dalam setiap perancangan produk yang akan dijual.
Era tahun 1990-an dan 2000-an ditandai dengan era revolusi komputer.
Banyak produk dan peralatan yang tadinya dioperasikan secara manual
kemudian berganti dengan operasi menggunakan komputer. Komputer
sudah menjadi kebutuhan bagi sebagian besar orang untuk melakukan
kegiatan sehari hari. Bagaimana merancang teknologi komputer yang
mudah dioperasikan, sajian informasi pada layar yang informatif dan
menarik serta mengoptimalkan interaksi antara komputer dan pengguna
menjadi tantangan tersendiri bagi para perancang, Pada era ini, istilah
man-machine interaction yang tadinya banyak digunakan perlahan
menjela menjadi Human-Computer interaction (HCI). Ke depannya,
dengan kemajuan teknologi informasi yang semakin pesat, kebutuhan
kajian di bidang ini akan semakin besar dan menantang baik dari sisi
manusia secbagai pengguna, dari sisi teknologinya sendiri sebagai mesin
dan peralatan yang menunjang pekerjaan manusia maupun bagaimana
mengoptimalkan interaksi antara keduanya.
Tantangan ke depannya untuk kajian interaksi antara manusia dan
peralatan yang digunakan bersifat lebih kompleks sehingga
membutuhkan kerja sama dan sudut pandang yang berasal dari lintas
disiplin ilmu baik dalam tahapan perancangan, produksi maupun tahap
penggunaan, Pertimbangan meliputi aspek bagaimana
mempertimbangkan kapasitas dan keterbatasan manusia (keilmuan
psikologi). merancang dan memproduksi mesin dan peralatan sesuai
karakteristik pengguna (keilmuan teknik), memperkirakan dan mengukur
dampak keschatan sebagai akibat interaksi pengguna dan peralatan
(bidang kedokteran), termasuk mempertimbangkan aspek moral dan
erika dari sisi penggunaan peralatan (keilmuan erika dan moral).

3. Dasar keilmuan Psikologi Rekayasa


Dalam hand book of psychology industrial and organization psikologi
kerekayasaan sering disebut dengan Engineering psychology, karena
berkaitan psikologi kerekayasaan ini tidak hanya berhubungan dengan
human factor dan psikologi ekperimen terapan saja tetapi juga
berhubungan dengan engineering, ergonomics, biomechanics, dan
psikoteknologi Caphanis (dalam Schmitt & Highhous, 2013).
Walaupun psikologi industry dan psikologi rekayasa banyak
persamaan yang saling berkaitan, menurut Chapanis dalam Engineering
Psychology (1976), keduanya dapat dibedakan dengan jelas dari sudut
pekerjaan. Terdapat 3 perbedaan yang tampak yaitu:
1) Seorang ahli psikologi industry akan berusaha mencari
kesesuaian antara pekerjaan dengan pekerjaannya melalui
seleksi, klasifikasi, training, dan rangsangan atau insentif.
Sedangkan ahli psikologi rekayasa, ia akan berupaya
menyesuaikan pekerjaan dengan orang nya, dengan cara
merancang prosedur kerja yang akurat, perlengkapan yang
memadai, serta lingkungan kerja yang selaras.
2) Psikologi rekayasa menitikberatkan pendekatan sistem
terhadap masalah- masalah dalam pelaksanaan kerja
(performance). Orientasi sistemnya menyangkut semua bidang
dari psikologi terapan.
3) Dari sisi lain, psikologi rekayasa modern telah memperluas
lingkungan okupasional dengan menjangkau semua wilayah
kehidupan sehari- hari, yaitu dengan meningkatkan efektivitas
kerja, meminimalisasi kelelahan, dan sebagainya.
4. Studi Tentang Sistem Kerja Secara Global
Sistem merupakan konsep dasar dalam ergonomi yaitu kesatuan dan
keseluruhan untuk tujuan tertentu. Sistem terdiri dari manusia, mesin, dan
komponen lain yang bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Mesin adalah komponen fisik yang di dalamnya terdapat objek fisik,
peralatan, barang, fasilitas, dan lain-lain yang yang digunakan oleh
manusia. Beberapa hal yang harus di perhatikan untuk menunjang sistem
kerja yang baik, diantaranya yaitu:
A. Pengaturan Tempat Kerja
Pengaturan tempat kerja berkaitan dengan tatanan di area
lingkungan pekerjaan yang mempengaruhi kondisi pekerjaan
karyawan. Contoh: Memperhatikan letak meja, misalnya
menghadap ke arah datangnya sinar matahari, atau dalam satu
ruangan harus menyesuaikan luas ruangan dengan berapa banyak
meja yang tersusun.
B. Ukuran atau Tata Letak Mesin atau Peralatan Kerja
Pengaturan mesin atau peralatan kerja di susun sedemikian
rupa dan di buat agar mudah terjangkau sehingga menciptakan
keefisienan dalam berkerja. Contoh: Penataan file-file diletakkan di
sebelah pojok meja sehingga mudah di jangkau, dan tidak
menganggu aktifitas dalam bekerja.
C. Warna Dinding
Tubuh manusia memiliki reaksi psikologis dan fisiologis
terhadap warna sehingga warna dinding dalam tempat kerja
mempengaruhi keefektifan dalam bekerja. Contoh: Warna biru dan
hijau melambangkan suasana yang tenang dan sejuk.
D. Analisis Waktu dan Gerak
Seseorang dalam bekerja harus memperhatikan waktu dan
gerakan mereka, sehingga ketepatan dan pergerakan mereka untuk
menyelesaikan tugas sesuai dengan kapasitas yang mereka miliki.
Contoh: Atasan memberikan tugas sebanyak 3 file hanya dengan
batas waktu penyelesaian 3 jam. Maka, pekerja harus
memperhatikan waktu dan gerakan mereka dengan cara membuat
rencana menyelesaikan satu file dalam satu jam.
E. Kondisi Fisik Kerja
Kondisi fisik seorang pekerja sangat penting sehingga
kenyamanan dan kefektifan dalam menyelesaikan tugas-tugas
dapat berjalan dengan baik. Contoh: kebisingan dalam bekerja
perlu di atur, dan pencahayaan di dalam ruangan harus sesuai.
F. Distribusi Jam Kerja
Pengaturan jam kerja juga dapat mempengaruhi sistem
kerja yang efisien. Di Indonesia, pengaturan jam kerja normalnya
sekitar 8 jam per hari, dan sisanya dinyatakan sebagai jam lembur
yang sudah di atur dalam undang-undang. Tetapi ada juga yang
pengaturan jam kerjanya fleksibel seperti pekerja paruh waktu atau
pedagang online shop. Contoh: pekerja kantor maksimal bekerja 8
jam per hari atau pekerja paruh waktu bekerja sesuai dengan shift
misalnya shift pagi dari pukul 8-12 siang.
Berikut merupakan contoh kasus tentang perancangan
system kerja pada desain kendaraan bermotor, yaitu:
1) Access (getting in and out): Untuk desain interior
kendaraan.
2) Resistant: Pemasangan sabuk pengaman.
3) Visibility: Lampu.
4) Setting: Penyangga punggung, lengan, distribusi berat
badan pada kursi mobil.
5) Display: Visibility lighting (speedometer, gas-meter, dan
temperatur).
6) Controls: Posisi mudah di jangkau.
7) Lingkungan: Ventilasi.
5. Penelitian yang Mendukung Lahirnya Psikologi Rekayasa
Dalam sejarah terbentuknya ergonomi, sekitar seratus tahun lalu
terdapat penelitan atau studi tentang dimensi waktu dan kerja yang
dilakukan secara terpisah oleh peneliti. Dari studi tersebut, mulai dirasakan
adanya peningkatan kompeksitas mesin atau peralatan mekanis yang
menuntut sejumlah tenaga operator pada tingkat efisiensi yang
dipersyaratkan.
Di Amerika Serikat, peneliti bernama Taylor melakukan studi waktu
menggunakan jam henti. Kemudian ada Frank Gilbreth dan istrinya
melakukan studi tentang gerakan-gerakan dasar manusia dalam bekerja.
Hal itulah yang membantu para pekerja untuk menghilangkan gerakan-
gerakan yang tidak perlu dalam bekerja yang dikenal dengan prinsip work
simplification.
Awalnya, studi waktu Taylor dan studi Gerakan Gilbreth merupakan
hal yang terpisah. Studi waktu pada awalnya hanya digunakan untuk
menentukan standar waktu dalam bekerja dan studi gerakan digunakan
untuk perbaikan metode kerja. Tetapi, seiring berjalannya waktu banyak
orang menyadari bahwa studi waktu dan studi gerakan merupakan dua hal
yang tidak dapat terpisah dan saling mempengaruhi sehingga kedua studi
tersebut dinamakan motion and time study. Istilah lain yang digunakan
dalam motion and time study adalah methods engineering yaitu sebagai
tata cara kerja atau teknik-teknik dan prinsip-prinsip untuk mendapatkan
rancangan terbaik dalam bekerja. Berdasarkan sub bab sebelumnya, sistem
kerja merupakan kesatuan dan keseluruhan untuk tujuan tertentu. Sistem
terdiri dari manusia, mesin, dan komponen lain yang bekerja sama untuk
mencapai suatu tujuan tertentu. Maka dari itu, studi waktu dan gerakan
adalah studi sistematis mengenai sistem kerja dengan tujuan yang
mendukung lahirnya psikologi rekayasa.
6. Fungsi Ergonomi Bagi Manusia
Berikut merupakan beberapa fungsi ergonomi yang menunjang
pekerjaan manusia:
1. Meningkatkan kinerja seperti kecepatan, ketepatan, dan keselamatan
agar pekerjaan cepat selesai.
2. Mengurangi waktu yang terbuang percuma sehingga sistem kerja
lebih efisien.
3. Mengurangi resiko kecelakaan dan penyakit dalam bekerja.
4. Mengoptimalkan penggunaan sumber daya manusia (SDM) melalui
peningkatan keterampilan yang di butuhkan.
5. Meningkatkan kenyamanan karyawan dalam bekerja.
Secara umum tujuan dari penerapan ilmu ergonomi menurut Tarwaka
(2004), sebagai berikut:
a) Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya
pencegahan cidera dan penyakit akibat kerja, menurunkan beban
kerja fisik dan mental, mengupayakan promosi dan kepuasan kerja.
b) Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas
kontak sosial, mengelola dan mengkoordinir kerja secara tepat
guna dan meningkatkan jaminan sosial baik selama kurun waktu
usia produktif maupun setelah tidak produktif.
c) Menciptakan keseimbangan rasional antara berbagai aspek, yaitu
aspek teknis, ekonomis, antropologis, dan budaya dari setiap
sistem kerja yang dilakukan sehingga tercipta kualitas kerja dan
kualitas hidup yang tinggi.
Sudut pandang ergonomi dalam melihat antara tuntutan tugas dengan
kapasitas kerja harus selalu dalam garis keseimbangan sehingga dicapai
performa kerja yang tinggi. Tuntutan tugas pekerjaan tidak boleh terlalu
rendah (underload) dan juga tidak boleh terlalu berlebihan (overload)
karena keduanya akan menyebabkan stress.
Ergonomi ini memiliki fungsi agar pekerjaan supaya dapat cepat
selesai, memiliki risiko kecelakaan lebih kecil, waktu yang efisien, risiko
penyakit akibat kerja kecil serta juga lain sebagainya. Contoh dari
ergonomi ini seperti kursi kerja, bagi yang bekerja khusus diperkantoran
kursi kerja merupakan salah satu hal penting yang wajib diperhatikan.
Kursi yang nyaman akan dapat membuat pekerja bekerja dengan nyaman.
7. Sistem Kerangka dan Otot Manusia
Dalam menganalisis postur tubuh diperlukan pengetahuan mengenai
karakteristik otot dan kerangka, berikut adalah pemaparannya.
a) Sistem Rangka
Sistem rangka berfungsi untuk menggambarkan dasar
bentuk tubuh, penentuan tinggi seseorang, perlindungan organ
tubuh yang lunak, sebagai tempat melekatnya otot, mengganti sel-
sel yang telah rusak, memberikan sistem sambungan untuk gerak
pengendali, dan menyerap reaksi dari gaya serta beban kejut.
Sistem rangka terdiri dari rangka atau tulang-tulang ekstremitas
atas, tulang-tulang ekstremitas bawah, dan lengkung kaki. Tulang-
tulang ekstremitas atas terdiri dari: skapula dan klavikula yang
membentuk gelang bahu, humerus, radius dan ulnar yang
membentuk lengan bawah, 8 tulang karpal, 5 tulang metakarpal,
serta 14 falanges. Tulang-tulang ekstremitas bawah terdiri dari
tulang pinggul yang membentuk sebagian dari panggul (pelvis),
femur, patella, tibia dan fibula yang membentuk tungkai bawah, 7
tulang tarsalia, 5 tulang metatarsal, serta 14 falanges. Lengkung
kaki terdiri dari: lengkung medial yang sangat elastis, lengkung
lateral yang kuat dan terbebas geraknya, serta terdapat sejumlah
lengkung transversal.
b) Sistem Otot
Sistem otot (muskular) terdiri dari sejumlah besar otot yang
bertanggung jawab atas gerakan tubuh. Otot terbentuk atas fiber
yang berukuran panjang dari 10 hingga 400 mm dan berdiameter
0,01 hingga 0,1 mm. Pengujian mikroskopis menunjukan bahwa
fiber terdiri dari myofibril yang tersusun atas sel-sel filament dari
molekul myosin yang saling tumpang tindih dengan filament dari
molekul aktin. Serabut otot bervariasi antara satu otot dengan yang
lainnya. Beberapa diantaranya mempunyai gerakan yang lebih
cepat dari yang lainnya dan hal ini terjadi pada otot yang dipakai
untuk mempertahankan kontraksi badan, seperti otot pembentuk
postur tubuh. Otot utama tubuh terdiri atas: otot kepala, otot leher,
otot tubuh, otot anggota gerak atas, dan otot anggota gerak bawah.
Dalam kaitannya dengan ergonomi, sistem otot dan rangka
merupakan alat gerak pada manusia dan berperan dalam
membentuk postur dalam bekerja. Sistem ini berguna dalam
mendesain/merancang tempat kerja, peralatan kerja, dan produk
baru yang harus disesuaikan dengan karakteristik manusia (fitting
job to the man). Sistem otot dan rangka berpengaruh dalam
kemampuan dan keterbatasan manusia dalam melakukan suatu
pekerjaan.
8. Kerangka dan Sambungan Kerangka
Sistem sambungan rangka merupakan batas jangkauan yang dapat
menentukan ruang gerak atau aktifitas. Contoh sambungan tulang yaitu
siku dan lutut yang berfungsi memberikan batasan gerak fleksi, tulang
tangan dapat bebas bergerak secara pronasi dan suspinasi karena siku,
bahu dan pinggul yang merupakan sambungan bola dan soket walaupun
relatif kecil dapat bebas bergerak secara tiga dimensi. Contoh sambungan
kompleks lainnya yaitu lengan dan tungkai, yang dapat melakukan
gerakan tiga dimensi.
Adapun sambungan antar rangka terdiri dari:
1) Sambungan Kartilago
Merupakan sambungan yang memiliki fungsi untuk
gerakan yang relatif kecil, dengan adanya sambungan ini
menyebabkan adanya fleksibilitas pada badan manusia seperti
gerakan membungkuk, menengadah atau berputar, selain itu juga
berfungsi untuk meredam getaran pada saat melakukan gerakan
translasi dan rotasi.
2) Sambungan Synovial
Merupakan sambungan yang memiliki fungsi untuk
bergerak atau berputar dengan bebas walaupun arah dan
rentangnya terbatas dan paling banyak terdapat di tangan dan kaki.
3) Ligamen
Merupakan bagian dari pembentuk sambungan, dan tulang
dapat ditempeli ligamen. Ligamen berfungsi untuk mencegah
terjadinya dislokasi dan membatasi rentang gerakan.
9. Sumber Energi Otot
Otot adalah suatu jaringan yang melekat pada bagian tulang dan
memebentuk tubuh manusia yang dapat berkonstraksi jika otot tersebut
dipotong melintang akan tampak banyak serabut otot yang terdiri dari
beribu-ribu anak serabut yang disebut dengan nama myofibril.
ATP yang dikenal dengan kepanjangan Adenosine Triphosphate dan
PC dengan kepanjangan Phos-pocreatine, merupakan sumber energi yang
sudah terdapat di dalam otot. Sumber energi ini merupakan suatu ikatan
yang sangat penting pada setiap reaksi yang menghasilkan energi guna
mendukung suatu aktivitas.
ATP dibuat dan disimpan di dalam sel otot yang dikenal dengan
nama mitokondria. Menurut Fox (1984:16) mitokondria ini dapat
diumpamakan sebuah pabrik tenaga kecil yang memiliki enzyme khusus
yang dapat mengolah sari makanan dan mengubah energy pada makanan
menjadi ATP. Jadi, ATP merupakan suatu zat berenergi yang digunakan
otot untuk konstraksi.
Phosphocreatine adalah energi kimia yang dapat dengan sangat cepat
mengubah kembali ADP menjadi ATP. Namun demikian, jumlah PC ini
juga terbatas. Menurut Janssen (1993:13), PC ini hanya dapat digunakan
kurang lebih 6-8 detik saja. Peran gizi pada kerja otot:
a) Glukosa paling penting untuk suplai energi pada kerja berat fisik
b) Lemak dan protein penting untuk suplai energi pada kerja moderat
c) Protein penting untuk suplai pada kerja otak
Makanan Bergizi dan Olahraga
Kesehatan tulang berkaitan erat dengan mutu makanan. Makanan
yang dibutuhkan untuk menjaga kesehatan tulang adalah makanan yang
banyak mengandung vitamin D, kalsium, dan fosfor. Vitamin D banyak
terdapat pada ikan, susu, dan kuning telur. Kalsium banyak terdapat pada
susu, kacang-kacangan, ikan, dan buah-buahan. Fosfor banyak terdapat
pada ikan, jagung, dan kacang-kacangan.
Olahraga yang teratur juga dapat memperkuat struktur tulang.
Akan lebih baik jika kamu bisa terkena sinar matahari di pagi hari, yaitu
sekitar pukul 7 pagi. Karena sinar matahari membantu proses pengubahan
provitamin D menjadi vitamin D.
Jadi, untuk membentuk rangka yang baik kita perlu makan
makanan yang bergizi, memperlakukan tubuh kita dengan sikap yang
benar, memperoleh cukup sinar matahari pagi, tidak mengangkat beban
berat yang melebihi kemampuan tubuh, dan olahraga yang teratur.
Makanan bergizi merupakan salah satu cara dari banyak cara yang dapat
ditempuh untuk menjaga kesehatan rangka tubuh.
10. Beban Otot Saat Kerja
A. Kekuatan Otot:
 Tergantung dari banyaknya serat
 Kekuatan maksimum, serat otot 0.3-0.4 N/mm² (1 KG=10
N) dari cross section dapat mengangkat beban 3 – 4 KG
 Wanita dengan latihan yang sama dengan pria dapat
mencapai kurang dari 30% kekuatan pria
 Kekuatan paling besar pada saat permulaan konstraksi
(relax)
B. Cara Kerja Otot Sinergis dan Antagonis
1) Otot Sinergis
Otot ini sering kali disebut dengan otot protagonis, yang
ketika berkontraksi menimbulkan gerak searah. Misalnya, yakni
otot yang menyebabkan telapak tangan dapat menengadah dan
menelungkup. Otot ini melibatkan dua otot atau lebih yang
dapat bekerjasama dengan satu tujuan. Dengan demikian, otot
tersebut berkontraksi dan berelaksasi bersama-sama. Anda dapat
menemui jenis otot ini pada saat Anda menarik napas. Mengapa
begitu, karena pada saat menarik nafas otot antar tulang rusuk
dapat mengembang dan berelaksasi secara bersama-sama.
2) Otot Antagonis
Otot antagonis adalah dua otot atau lebih yang tujuan
kerjanya berlawanan. Jika otot pertamaberkontraksi dan yang
kedua berelaksasi, akan menyebabkan tulang tertarik atau
terangkat. Sebaliknya, jika otot pertama berelaksasi dan yang
kedua berkontraksi akan menyebabkan tulang kembali ke posisi
semula. Dengan demikian, otot ini bekerja ketika Anda
meluruskan atau membengkokkan tangan, menggerakan tangan
mendekati dan menjauhi tubuh, menurunkan dan mengangkat
tangan.
C. Manual Material Handling
Manual material handling (MMH) adalah suatu kegiatan
transportasi yang dilakukan oleh satu pekerja atau lebih yang
melibatkan penggunaan enaga otot ( atau upaya ) dengan
melakukan kegiatan pengangkatan, penurunan, mendorong,
menarik, mengangkut, dan memindahkan barang.
Sebagian besar kecelakaan kerja dan near miss yang
menimpa manusia di tempat kerja disebabkan oleh faktor perilaku
dari manusia itu sendiri. Apa itu perilaku mengacu pada tingkah
laku, adat, sikap, social/lingkungan, emosi, nilai, etika, kekuasaan,
atau tindakan individu yang dapat diamati oleh orang lain. Dengan
kata lain, Peraturan Pemerintah UU No. 1 Tahun 1970, tentang
keselamatan dan kesehatan kerja.
Bekerja tanpa alat bantu (manual handling) adalah setiap
aktifitas yang menggunakan tenaga otot untuk mengangkat,
memindahkan, mendorong, atau menahan sesuatu obyek. Cidera-
cidera ini mempengaruhi otot - otot dan jaringan - jaringan lembut,
akan tetapi bisa juga berakibat kepada piringan sendi dan susunan
tulang belakang jika terlalu di paksakan. Di beberapa kasus, cidera
tulang punggung adalah disebabkan aktifitas berulang yang
mengerahkan Tenaga untuk mengangkat atau memindahkan benda.
Berat adalah salah satu faktor dalam menentukan risiko dari cidera
karena manual handling. Potensi bahaya saat manual handling
yang akan dilakukan:
 Tubuh membungkuk
 Tangan menjangkau
 Benda yang di angkat
 Bekerja di tempat sempit, atau licin
 Hentakan dan tubuh memuntir
 Frequency dan waktu pengangkatan
 Ketinggian objek yang di angkat
 High heels dsb
D. Prinsip Umum Manual Lifting
 Berfikir dan Dekatkan tubuh ke benda yang akan diangkat
 Majukan kaki sedikit ke depan sejajar benda
 Renggangkan kaki dan bengkokkan lutut terdepan
membentuk 90o
 Pertahankan tulang punggung lurus, maksimum 200
menyudut terhadap vertical
 Angkat beban dengan tumpuan kekuatan pada kedua lutut/
paha
 Sebelum mengangkat, luruskan pandangan ke depan
(horison), masukkan dagu, agar ujung atas tulang punggung
terkunci
 Rapatkan lengan ke tubuh, pertahankan berat beban sejajar
dengan pinggang
 Pegang beban dengan telapak tangan jangan memutarkan
pinggang
11. Jaringan Penghubung Kerangka dan Otot Manusia
Secara umum, jaringan ikat atau penghubung dibagi menjadi 3 jenis:
1) Jaringan Ikat Sejati
Jaringan ikat sejati terdiri atas jaringan ikat longgar dan
jaringan ikat padat. Jaringan ikat longgar mempunyai komponen
penyusun sel yang lebih banyak dibanding serabut/serat. Jaringan
ikat longgar berfungsi untuk membungkus organ tubuh, pembuluh
darah, dan saraf. Adapun salah satu contoh jaringan ikat longgar
adalah mesenterium, yaitu selaput pembungkus organ dalam perut.
Jaringan ikat padat terbagi menjadi dua:
a. Jaringan ikat padat teratur, contohnya tendon (penghubung
antara tulang dan otot), serta ligamen (penghubung tulang
dan tulang).
b. Jaringan ikat padat tidak teratur, contohnya fasia (selaput
pembungkus otot).
2) Jaringan Ikat Cair
Jaringan ikat cair terdiri dari jaringan darah dan limfa.
Jaringan darah berperan dalam proses transportasi dan sebagai
sistem kekebalan tubuh. Sementara jaringan limfa berperan dalam
sistem imunitas tubuh.
3) Jaringan Ikat Penyokong
Jaringan ikat penyokong adalah jaringan ikat yang berperan
dalam membentuk dan menyokong tubuh. Jaringan ini terdiri dari
tulang rawan dan tulang keras.
a. Jaringan tulang rawan, tersusun oleh sel kondrosit.
Terdapat 3 macam jaringan rawan, yaitu hialin, elastin, dan
fibrosa.
b. Jaringan tulang keras, tersusun oleh sel osteosit. Dan terdiri
dari tulang kompak dan tulang berongga.
Selain itu ada tendon yaitu salah satu jaringan penyambung
yang berperan untuk menghubungkan otot dengan tulang atau
organ lainnya agar bisa bergerak dengan lebih baik. Tendon juga
merupakan salah satu jaringan yang paling mudah cedera. Tendon
juga mampu menyerap tekanan pada otot dan menstabilkan tulang.
Ada beberapa komponen selain tendon yang berperan dalam sistem
gerak pada manusia, seperti:
a. Tendon
Tendon adalah jaringan keras yang berfungsi untuk
menghubungkan otot ke tulang. Jaringan ini sebagian besar
terdiri dari kolagen.
b. Ligamen
Sementara itu, ligamen adalah jaringan keras yang
menghubungkan tulang yang satu dengan tulang yang lain.
Ligamen tersusun dari kolagen dan serat-serat elastik,
sehingga masih dapat meregang. Komponen ini, berada
mengelilingi sendi.
c. Tulang Rawan
Ujung dari dua tulang yang membentuk sendi,
dikelilingi oleh tulang rawan. Tulang rawan yang normal,
memiliki tekstur yang lebih halus, tapi padat dan berfungsi
sebagai penyerap tekanan, serta gesekan berlebih saat tubuh
bergerak.
d. Saraf
Pada sistem gerak pada manusia, saraf berfungsi
untuk mengontrol kontraksi otot skeletal serta
menginterpretasikan informasi rangsangan. Secara umum,
saraf juga berfungsi untuk mengkoordinasi aktivitas yang
ada pada sistem organ di tubuh.
e. Bursae
Bursae adalah suatu kantung berisi cairan yang
bertindak sebagai bantalan dan mengurangi gesekan di
permukaan organ tubuh yang bergerak, seperti tulang, otot,
tendon, dan kulit.
12. Sakit Nyeri Otot Akibat Kerja
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
12.1. Pengertian
Nyeri otot atau myalgia adalah rasa nyeri yang terjadi pada bagian
otot. Tergantung dari penyebabnya, nyeri otot bisa bersifat ringan hingga
berat dan mengganggu aktivitas sehari-hari. Meski biasanya ringan dan
hanya terjadi di satu otot tertentu, nyeri otot juga bisa terasa di seluruh
bagian tubuh dan sangat menyiksa. Dalam beberapa kasus, penderita
nyeri otot juga dapat merasakan gejala lain, seperti demam, kemerahan,
mual, muntah, dan lain-lain.
12.2. Gejala
Gejala nyeri otot dapat terjadi di otot bagian tubuh manapun. Nyeri
otot bisa digambarkan dengan rasa kaku, kram, tertarik, berat, atau lemah
pada otot. Nyeri otot cenderung muncul selama atau setelah menjalani
aktivitas tertentu. Misalnya, nyeri otot tangan akibat mengangkat benda
berat, atau nyeri otot leher dan punggung akibat duduk dalam posisi yang
salah terlalu lama.
Terkadang nyeri otot dapat melibatkan lebih dari satu otot, bahkan
bisa terasa di seluruh tubuh. Pada beberapa kasus, nyeri otot bisa terasa
sangat parah dan berlangsung dalam waktu yang lama, bisa berminggu-
minggu dan berbulan-bulan.
Pada kasus yang parah, nyeri otot cenderung tidak membaik
walaupun seseorang sudah beristirahat, bahkan menyebabkan kesulitan
saat melakukan aktivitas. Misalnya, nyeri otot parah di jari tangan
membuat penderita susah menjentikkan jari atau membuka tutup botol.
12.3. Penyebab
Nyeri otot sering kali disebabkan oleh penggunaan otot secara
berlebihan, cedera otot, serta otot yang tegang di satu atau beberapa
bagian tubuh. Kondisi-kondisi tersebut bisa terjadi ketika:
1) Terjatuh, terbentur, atau mengalami kecelakaan.
2) Kurang pemanasan sebelum berolahraga dan pendinginan
setelahnya.
3) Melakukan gerakan berulang-ulang, baik dalam olahraga atau
aktivitas lain.
4) Postur tubuh yang buruk, misalnya posisi duduk yang tidak tegak
atau posisi tubuh yang salah ketika mengangkat beban berat.
5) Teknik olahraga yang salah, misalnya terlalu cepat atau terlalu
lama dalam melakukan suatu gerakan.
Penyebab nyeri otot tidak hanya karena aktivitas fisik yang
berlebihan, namun juga bisa terjadi akibat sejumlah penyakit atau
kondisi, seperti:
1) Fibromyalgia, yaitu penyakit yang ditandai nyeri di sekujur tubuh.
2) Chronic fatigue syndrome atau sindrom kelelahan kronis.
3) Penyakit autoimun, seperti lupus, dermatomiositis, dan
polimiositis.
4) Penyakit tiroid, seperti hipertiroidisme dan hipotiroidisme.
5) Rheumatoid arthritis.
6) Dystonia atau kontraksi otot yang tidak terkendali.
7) Rhabdomyolisis atau kerusakan pada otot.
8) Sindrom kompartemen
9) Infeksi virus, seperti polio dan flu.
10) Infeksi bakteri, misalnya penyakit Lyme.
11) Gangguan elektrolit, seperti hipokalemia (kekurangan kalium).
12) Penyumbatan aliran darah ke tungkai akibat penyakit arteri perifer.
12.4. Aplikasi/Penerapan Ergonomi dalam Kerja
1) Posisi Kerja: Posisi kerja terdiri dari posisi duduk dan posisi
berdiri, posisi duduk dimana kaki tidak terbebani dengan berat
tubuh dan posisi stabil selama bekerja. Sedangkan posisi berdiri
dimana posisi tulang belakang vertikal dan berat badan tertumpu
secara seimbang pada dua kaki.
2) Proses Kerja: Para pekerja dapat menjangkau peralatan kerja
sesuai dengan posisi waktu bekerja dan sesuai dengan ukuran
anthropometrinya. Harus dibedakan ukuran anthropometri barat
dan timur.
3) Tata letak tempat kerja: Display harus jelas terlihat pada waktu
melakukan aktivitas kerja. Sedangkan simbol yang berlaku secara
internasional lebih banyak digunakan daripada kata-kata.
4) Mengangkat beban: Bermacam-macam cara dalam mengangkat
beban yakni, dengan kepala, bahu, tangan, punggung dsbnya.
Beban yang terlalu berat. Dapat menimbulkan cedera tulang
punggung, jaringan otot dan persendian akibat gerakan yang
berlebihan.
12.5. Pencegahan
Cegah nyeri otot dengan melakukan tindakan berikut ini:
1) Olahraga teratur, serta tidak lupa untuk melakukan pemanasan
sebelum berolahraga.
2) Konsumsi makanan yang bergizi.
3) Hindari stres.
4) Hindari aktivitas fisik atau berolahraga yang berlebihan.
13. Elektromiografi
13.
13.1. Sejarah Elektromiografi
Konsep pertama elektromiografi pertama kali dipelopori oleh
Francesco redi (1626 – 1698) yang pada tahun 1666 menemukan
hubungan antara otot dan kelistrikan. Kemudian Alesandro Volta (1745 –
1827) mengembangkan alat yang dapat memproduksi listrik yang dapat
digukanan untuk stimulasi otot. Kemudian pada tahun 1791 Luigi
Galvani menunjukkan stimulasi listrik pada otot dapat menyebabkan
konstraksi otot, atas penelitiannya ia disebut sebagai bapak
neurofisiologi.
Elektromiografi pertama dibuat oleh Herbert Jasper (1906 – 1999)
pada tahun 1944 di McGill University (Montreal Neurological Institute).
Ia juga mengembangkan jarum elektroda unipolar yang digunakan untuk
pemeriksaan elekrtromiografi. Hingga saat ini pemeriksaan
elektromiografi sangat berguna untuk mendeteksi kerusakan saraf
perifer.
13.2. Pengertian Elektromyografi (EMG)
Elektromyografi (EMG) adalah teknik untuk mengevaluasi dan
rekaman aktivitas listrik yang dihasilkan oleh otot rangka. EMG
dilakukan menggunakan alat yang disebut Electromyograph, untuk
menghasilkan rekaman yang disebut Elektromiogram. Elektromiografi
adalah suatu pemeriksaan untuk merekam aktivitas listrik yang timbul
pada sambungan saraf-otot (neuro-muscular junction), sehingga dapat
diketahui apakah suatu kelainan fungsi diakibatkan oleh gangguan pada
medulla spunalis, radiks saraf, sambungan saraf-otot, kelainan pada otot,
atau kelainan pada safar (neuropati itu sendiri.
Neuropati merupakan proses patologi yang mengenai susunan saraf
perifer, berupa proses demielinisasi atau degenerasi aksonal atau
keduanya. Neuropati memberikan gambaran EMG berupa peningkatan
amplitude potensial aksi akibat peningkatan jumlah serat per unit motor
karena reinervasi serabut saraf, peningkatan durasi potensial aksi dan
penurunan jumlah unit motoric.
Miopati merupakan suatu kelainan yang ditandai oleh abnormalnya
fungsi otot (merupakan perubahan patologik primer) tanpa adanya
denervasi pada pemeriksaan klinik, histologic atau neurofisiologi.
Penyakit mipati memberikan gambaran pada EMG berupa penurunan
durasi potensial aksi, penurunan amplitude potensial aksi untuk daerah
tersebut dan pada kasus berat dapat terjadi penurunan jumlah unit
motoric pada otot.
EMG merupakan pemeriksaan yang penting karena dapat melacak
adanya sisa unit motor yang berarti setelah cedera bersifat persial. Selain
itu dapat diketahui adanya proses regenerasi dalam beberapa minggu atau
bulan sebelum fungsi motor vounter tampak. EMG dapat digunakan
untuk mendeteksi abnormalitas pada aktifitas kelistrikan otot yang dapat
muncul pada banyak jenis penyakit dan kondisi, yang didalamnya
mencakup diantaranya:
1) Distrofi muscular
2) Radang / inflamasi otot
3) Syaraf terjepit
4) Kerusakan syaraf tepi (kerusakan pada syaraf di kaki dan lengan)
5) Sklerosis lateral amiotrofik (penyakit syaraf yang merangsang sel
– sel syaraf yang mengendalikan otot sadar)
6) Miastenia gravis (gangguan / kelainan autoiminitas yang
menyebabkan lemahnya otot tulang)
7) Herniasa diska (robeknya diska tulang belakang)

Penerapan electromyografi (EMG) dalam ergonomi berupa


pengukuran aktivitas otot pada kondisi lengan tangan untuk gerakan
dynamic flection, static flexion dan dynamic extension, static extension.
Tubuh manusia ketika melakukan gerakan, maka ada beberapa otot yang
ikut berkontraksi. Pemilihan otot yang berkontraksi bergantung pada
gerakan yang akan dilakukan. Untuk gerakan flexion, otot yang
berpengaruh adalah: flexors of the wrist, flexor carpi radialis, flexor carpi
ulnaris. Sedangkan untuk gerakan ekstensor, otot yang kontraksi adalah
otot: extensor of the wrist, extensor carpi ulnaris, extensor carpi radialis.
Pada tubuh manusia, pengetahuan mengenai gaya pada otot dan
sendi merupakan nilai besar dalam dunia kedokteran dan terapi fisik dan
juga merupakan studi yang sangat berguna dalam aktifitas atletik. Otot
adalah bagian tubuh manusia yang berfungsi dalam system gerak. EMG
berfungsi untuk mendeteksi adanya potensi listrik yang dihasilkan pada
saat otot kontraksi dan relaksasi. Signal listrik otot dapat dipengaruhi
melalui pemasangan elektroda EMG yang diletakkan di permukaan kulit
pada otot yang akan diambil data signalnya. Elektroda EMG yang
ditempelkan ini meyimpan data beragam kondisi sesuai dengan
peletakkan elektrodanya. Sehingga dapat digunakan untuk
mengendalikan suatu system. Elektroda tersebut akan mengenali kondisi
dengan memonitor signal otot yang sesuai dengan yang ada pada data
yang tersimpan.
Hasil perekaman sinyal EMG juga banyak digunakan sebagai
sinyal kendali untuk berbagai macam system diantaranya computer,
robot dan perangkat lainnya. Perangkat antarmuka berbasis pada EMG
juga dapat digunakan untuk mengendalikan objek bergerak, seperti robot
mobile atau kursi roda listrik. Hal ini sangat membantu individu yang
tidak bias mengoperasikan kursi roda yang dikenalikan joystick.
13.3. Elektroda Permukaan
Elektroda permukaan digunakan untuk menangkap MUAP atau
sinyal myoelectic. MUAP yang ditangkap sangat banyak karena
elektroda diletakkan pada permukaan kulit. Sinyal dengan amplitude
besar didapatkan pada bagian serat otot yang dekat dengan elektroda.
Deteksi sinyal myoelectric dilakukan dengan elektroda tertentu.
Elektroda yang ditempel di permukaan kulit akan bersentuhan atau
menempel pada otot. Elektroda harus dibuat dari bahan yang aman dan
tidak beracun bagi subjek. Elektroda juga dibuat dari bahan yang tidak
mudah mengalami polarisasai pada arus listrik mengalir pada elektroda.
Silver chloride (AgAgCl) merupakan elektroda sensor.
Terdapat dua jenis elektroda yang dapat digunakan dalam
mendeteksi sinyal myoelectric yaitu invasive electrode dan non-invasive
electrode. Invasive electrode merupakan elektroda berbentuk jarum dan
cara penggunaannya dengan menusukkannya ke dalam otot. Non-
invasive electrode merupakan elektroda yang penggunaannya dengan
ditempelkan pada permukaan kulit. Jenis elektroda ini banyak digunakan
karena sifatnya tidak merusak subjek. Contoh non-invasive electrode
adalah elektroda permukaan AgAgCl.
14. Contoh Ergonomi dalam Kehidupan Sehari-hari
Contoh dari ergonomic adalah “Kursi Kerja”, bagi mereka yang
bekerja khusus diperkantoran kursi kerja merupakan salah satu hal
penting yang wajib diperhatikan. Kursi yang nyaman akan membuat
mereka yang bekerja merasa nyaman. Selain itu, ada juga desain rumah
atau suasana ruangan yang juga dapat mempengaruhi mood mereka yang
sedang bekerja.
Contoh ergonomi di rumah tangga adalah “Mesin Cuci”, sebelum
adanya mesin cuci ibu – ibu mencuci pakaian dengan cara dikucek
ataupun menggunakan papan penggilesan. Setelah adanya mesin cuci,
semua bisa dimudahkan dan juga dapat menghemat waktu dan tenaga.
Jadi, mereka dapat melanjutkan kegiatan lainnya.

DAFTAR PUSTAKA
Asih, Gusti Yuli. (2009). Ergonomika dalam Kehidupan Sehari-hari. Semarang:
Semarang University Press.
Halajur, Untung. (2018). Promosi Kesehatan di Tempat Kerja. Malang: Wineka
Media.
Irnaningtyas, Istiadi Y. (2016). Biologi untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta:
Erlangga.
Mawardah, Athiyyah. 2014. Sistem Gerak Pada Manusia. Jakarta: Mulyono.
(2014). Ilmu Bedah Saraf Satyanegara Edisi V. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
Mutaqin, A. (2008). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan
Sistem Persarafan. Jakata: Salemba Medika.
Nurmianto, E. (2004). Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya Edisi Kedua.
Surabaya: Guna Widya.
Pearce, Evelyn. (2008). Anatomy & Physiology for Nurses. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Pratiwi, I., Purnomo., Dharmastiti, R & Lientje Setyowati. (2014).
Electromyography in Ergonomics. Simposium Nasional Teknologi Terapan,
ISSN: 2339 – 028X, dikutip dari
https://www.researchgate.net/publication/332098344_ELECTROMYOGRA
PHY_IN_ERGONOMICS
Sridadi. (1994). Sistem energi pada aktivitas otot. Cakrawala pendidikan nomor
1. https://media.neliti.com/media/publications/96152-ID-sistem-energi-
pada-aktivitas-otot.pdf. 15 maret 2021.
Sugiono, Wisnu Wijayanto Putro, dan Sylvie Indah Kartika Sari. Ergonomi
untuk Pemula (Prinsip Dasar dan Aplikasinya). Malang: UB Press.
Suwarno. (2009). Panduan Pembelajaran Biologi. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.
Tarwaka., B., S. HA., Sudiajeng, L. (2004). Ergonomi untuk Keselamatan,
Kesehatan Kerja, dan Produktivitas. Surakarta: Uniba Press.
Wijono., Sutarto. (2010). Psikologi Industri dan Organisasi: Dalam Suatu
Bidang Gerak Psikoilogi Sumber Daya Manusia Edisi Pertama. Jakarta:
Prenadamedia Group.
Yanto., Ratri Atmoko Benedictus. (2019). Engineering Psychology: Prinsip
Dasar Rekayasa Kerja Berbasis Integrasi Fisik, Psikis, dan Teknik. Jakarta:
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya.

Anda mungkin juga menyukai