Anda di halaman 1dari 8

WAKTU ADALAH PEDANG

Melalaikan WAKTU adalah suatu kebinasaan. Bisa jadi tanpa kita sadari WAKTU akan
membunuh kita, jikalau kita lalai dengannya, karena WAKTU begitu cepat berlalu dan tidak
akan pernah kembali, WAKTU terus berlari tanpa henti, WAKTU terus berputar tanpa kenal
lelah dan WAKTU tidak menghiraukan apa yang ditinggalkannya.

   َ‫ْف ِإ َذا لَـ ْم تَ ْقطَ ْعهُ قَطَ َعك‬ ُ ‫الو ْق‬   


ِ ‫ت َكال َّسي‬ َ
“Waktu bagaikan pedang jika kamu tidak memotongnya maka dia yang akan memotongmu.”
 
Waktu akan membunuh orang yang melalaikanya, pengaruhnya akan membuat orang
sengsara, karena dengan melalaikan waktu maka kerugian, penyesalan, kesakitan  akan selalu
menunggunya.

Ibnu Abi Jamroh dalam kitabnya “Bahjatun-nufus” berkata:


“Potonglah waktu dengan perbuatanmu agar waktu tidak memotongmu”.

Jika kita tidak memanfaatkan waktu dengan sebaik baiknya, maka kita akan binasa
sebagaimana binasanya seseorang yang terkena sabetan pedang
Jika kita tidak segera menghindar dan melawannya maka pedang akan memotong dan
mencabik-cabik kita, karena waktu bagaikan pedang yang membunuh.

Ibnu Abbas ra berkata mengenai surat al-‘Ashr bahwa pengertian dari ‫والعصر‬ adalah waktu.
Alloh swt bersumpah dengan waktu, yang mana didalamnya terdapat banyak keajaiban,
karena dengan waktu dapat menyebabkan manusia meraih untung atau rugi, bahagia atau
sengsara, sehat atau sakit, kaya atau miskin.
  
Dikatakan dalam sebuah Sya’ir Arab:
   ‫ب‬ َّ َ‫ت َأ ْث َمنُ ِمن‬
ِ َ‫الذه‬ ُ ‫ال َو ْق‬
“Waktu itu lebih berharga daripada emas.” karena waktu adalah perhiasan manusia dan
kesempatan hidup yang paling berharga.

RENUNGAN UMUR

Al-Hamdulillahi Robbil ‘alamin .. saat ini kita masih dikaruniai kesempatan hidup.
Namun hidup saat ini hanyalah berma’na menjalani sisa umur belaka.
Bertambahnya waktu bagi kita adalah satu langkah mendekati liang kubur.

Entah sampai kapan Alloh swt mengaruniakan sisa umur ini untuk kita .?
Boleh jadi ada diantara kita diberi kesempatan hidup bertahun-tahun lagi oleh Alloh swt.
Mungkin diantara kita ada yang sisa umurnya tinggal beberapa bulan ini, atau beberapa hari
lagi, atau boleh jadi ada diantara kita yang oleh Alloh swt diberi kesempatan hanya beberapa
tarikan nafas saja untuk menghuni tanah tempat kita berpijak saat ini.

Setelah kematian kita masih punya waktu panjang, jauh lebih panjang dari kehidupan dunia,
menunggu waktu dibangkitkan-Nya di hari kiamat nanti, di dalamnya ada derita dan bahagia,
siksa dan ni’mat.
Kelamnya masa silam dan kelabunya masa lalu kita sikapi dengan taubatan-nasuha, dengan
membuka lembaran hidup baru yang sarat dengan warna putih akan mencerahkan  lagi
menenangkan hati untuk menghadapi kematian.

3 PASANG INDRA MANUSIA

Alloh memberi kita alat baca berupa indera hati, indra akal, dan indra jasad seperti mata,
telinga, hidung dan yang lainnya. Dalam bahasa ilmiah, indera-indera tersebut adalah sensor.
Indera merupakan input, Baik buruk output kemudian tergantung pada pemrosesnya.

Pemroses tersebut adalah hati tempat terbentuknya rencana atau niat. Hatilah yang bisa
memastikan sesuatu itu benar atau salah.
Sedangkan “Akal adalah asisten Hati”. Akal tidak bisa mengatakan sesuatu itu benar atau
salah. Akal hanya bisa membedakan baik atau buruk.

Menurut al-Ghozali, bahwa manusia bergerak dengan tiga pertimbangan. Ada kualitas baik
(rasional), kualitas benar (spiritual), dan kualitas nyaman (emosional/nafsu). Ketika kita
membaca sesuatu, kita akan selalu menemukan ketiga kualitas ini.

Kadang kita menginginkan sesuatu yang nyaman dan baik,  dan mengesampingkan urusan
benar-tidaknya belakangan. “Tergantung siapa yang menjadi raja, apakah aspek spiritual,
aspek rasional, atau aspek emosional”. Orang yang menjadikan spiritualnya raja bagi akalnya
dan akalnya raja bagi emosionalnya, maka cara membacanya akan berbeda dari kebanyakan
orang.

Ketika lewat seorang perempuan cantik, aspek emosional akan mendorong seorang laki-laki
untuk terus melihatnya. Aspek rasional bisa jadi mengatakan, “Apa gunanya sih, bisa jadi itu
istri orang lain .?”.
Namun aspek spiritual menilai bahwa kita harus menghindari pandangan tersebut karena diri
akan terkungkung oleh keinginan (syahwat).

Pembaca yang ideal, adalah yang mendudukkan aspek spiritual sebagai sang raja. Akal
menjadi asistennya, sedangkan emosi adalah petugas pencarinya. Emosi juga penting, karena
tanpanya kita tidak akan bergerak ke mana-mana. “Yang tidak boleh adalah menjadikan
emosi sebagai raja”.
Sedangkan fisik berfungsi sebagai pelaksana (eksekutor) detak hati, detik akal dan pengantar
emosi (nafsu) ..

HIDUP INI INDAH

Pembelajaran yang benar bisa kita dapatkan dari apa dan siapa pun, karena pada hakekatnya
tidak ada sesuatu pun yang sia-sia segala ciptaan Alloh swt di alam raya ini.
Pencerahan yang baik bisa datang dari mana saja, ta’kenal waktu, bahkan kadang ta’terduga.

Jadi .. ni’mati saja luasnya kehidupan ini.


Hiruplah keanekaragamannya.
Pandanglah warnanya.
Sebab hidup tidak selamanya hanya hitam dan putih, tetapi penuh aneka warna, bahkan abu-
abu dapat mengeluarkan 500 warna.
GA’PENTING ..!!

Ternyata banyak keinginan itu ga’penting..


Banyak keinginan artinya banyak menghayal ..
Banyak menghayal artinya suka ngimpi ..
Suka ngimpi artinya sering tidur ..
Sering tidur itu tanda org males ..
Org males itu akibatnya miskin ..
Orang miskin itu ga’ada harganya ..
Orang ga’ada harganya itu hina ..
Orang hina itu rendah kaya’ sampah ..

Sampah ..!??
Orang ko’dibilang sampah ..
Masak manusia dibilang sampah ..

Oooo….w
Sampah masyarakat maksudnya ..
Bikin penyakit menular disekitarnya ..
Karena ga’ada manfaatnya dimanapun ia berada ..
Ga’ada yang ngarepin keberadaanya ..
Ga’ada yang kasih sayang dia ..
Ga’ada yang kangen apalagi cinta sama dia ..
Ga’ada yang butuh dia ..

Yach ..!!!
Sebenernya sih aku cuma pengen bilang:
Kalo jadi orang jangan banyak pengennya ..
Tapi banyaklah berharap ..
Karna Alloh mengajarkan pada kita:
“Berharaplah hanya kepada Alloh karena Dia akan memberikan yang terbaik untukmu ..”
Dengan berharap kita punya sesuatu yang lebih dari sekedar angan-angan kosong yang
ga’pernah diperjuangkan ..

Harapan itu perlu diperjuangkan ..


Agar hati , akal , fisik dan nafsu berfungsi sebagaimana mestinya ..
Hati untuk tempat keimanan ..
Akal untuk berfikir dan mempertimbangkan ..
Fisik untuk bekerja ..
Nafsu untuk dipelihara dengan baik ..

MENAHAN HAWA NAFSU

Untuk mencapai kebahagiaan, lebih baik membatasi keinginan daripada memanjakannya.


Alloh swt berfirman:
“… Janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, niscaya ia akan menyesatkan kamu dari jalan
Alloh…” (QS. Shod: 26).
Kebutuhan dan keinginan adalah dua hal yang berbeda. Makan, bisa dikatakan sebagai
sebuah kebutuhan. Tapi makan dengan kemewahan, makan di rumah makan kelas atas, maka
kebutuhan itu berubah menjadi keinginan.

Rumah adalah kebutuhan, tapi memiliki rumah mewah dengan beragam fasilitas yang wah,
maka kebutuhan tersebut sudah menjadi keinginan.

Kendaraan, motor atau mobil misalnya adalah kebutuhan, tapi ketika ingin memiliki motor
dan mobil yang lain, yang lebih bagus, atau sekedar mengkoleksi, maka bisa dikategorikan
itu bukan kebutuhan, melainkan keinginan.

Hanya, manusia yang dikuasai oleh nafsu, akan selalu ada keinginan-keinginan yang
berlebihan di samping ‘kebutuhan-kebutuhan standarnya’ sebagai manusia normal.

Ada nasihat bijak seputar kebahagiaan dan ketenangan, bahwa kebahagiaan dan ketenangan
bisa diraih bukan dengan simbol-simbol keduniawian; Rumah, kendaraan, kedudukan,
jabatan, uang, dan harta pada umumnya.
Tapi ia teraih lewat kefitrian batin, kesucian jiwa, dalam memegang kendali amanah yang
diberikan Alloh swt.

Akan percuma harta yang teraih lewat cara-cara yang kotor, karena hanya akan menimbulkan
penderitaan sesudahnya.
Akan sia-sia kedudukan yang diraih lewat cara-cara yang kotor, karena hanya akan
membuahkan ketidaktenangan di ujungnya.
Kekurangan yang diterima apa adanya dan kondisi hidup yang disyukuri, akan lebih
menjanjikan ketenangan dan kebahagiaan.

Kiranya yang demikianlah yang dinamakan dzikir, bahwa apapun yang kita lakukan kita
ingat ada Alloh Yang Mengawasi.
Dan apapun yang kita ni’mati, kita ingat bahwa dari Dia lah semua hal kita dapatkan dan
karenanya kita tidak menjadi sombong dan lupa diri.

Orang-orang mu’min meraih akan meraih kebahagiaan dengan mengingat Alloh swt. “Orang-
orang yang beriman, hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Alloh..” (QS. Ar-Ro’d:
28).

BUATLAH MALAIKAT KAGET ..!!

Banyak orang diluar sana yang mengatakan kalau kita bershodaqoh harus ikhlas ..
Tetapi belum banyak orang yang tau tentang apa itu ikhlas dalam bershodaqoh ..
Ikhlas dalam bershodaqoh itu sebenarnya simpel saja, namun banyak orang yang mempersulit
arti ikhlas tersebut ..
Nah ..! ketentuan bershodaqoh agar membuat anda kaya simpel saja ..

Kaget kan orang yang anda shodaqohi ..


Apa maksud nya ..? Hehehehe Maksud nya begini Brow ..,
kalau biasanya anda lihat orang shodaqoh hanya 1000, 2000, atau 5000, anda harus bisa lebih
dari itu ..
Misalnya, 50 rb, 100 rb, atau lebih bagus lagi 1 juta .. agar orang yang anda kasih sedekah
merasa kaget ..
Otomatis kalau anda bisa memberikan uang kaget seperti itu .. HMMM …. !!!!
Malaikat yang mencatat amalan anda pun juga akan ikut kaget .. Hahahahaha ..
Dan mereka berdua juga pasti akan mendo’a kan anda secara ikhlas dan berulang-ulang ..

MASTERPIECE TUHAN

Apakah dengan dibilang jelek orang cantik mendadak jadi jelek ..?
Apakah lantaran disebut cantik orang jelek tiba-tiba jadi cantik ..?
Apakah orang yang nyata-nyata pintar sertamerta jadi bodoh karena dicacimaki dengan gelar
‘Si Bodoh’ ..?
Apakah orang yang memang bodoh begitu saja jadi pintar setelah kita puji, ‘Kamu kok pinter
banget sih’ ..?
Apakah manusia otomatis jadi anjing karena kita hardik, ‘Asu koen ..!’

Pujian dan cacian sedikitpun tidak merubah keadaan ..


Lalu kenapa kita begitu senang dipuji dan marah atau sakit hati dicaci ..?
Toh sedikit pun tidak memberi manfaat dan tidak mendatangkan mudhorot ..
Jangan-jangan selama ini anugerah logika dan akal kita itu sangat kurang dioptimalkan
fungsinya ..!

Riya’, hobbi pamer, pencitraan, lapar popularitas, dan mudah tersinggung ketika diledek dan
dimaki adalah akibat krisis akal, untuk tidak dikatakan sinting atau gila ..

Mungkin ada yang spontan menyanggah: “Wajarlah .. itu manusiawi ..!”


Taukah Anda, arti ‘manusiawi’ ? Manusiawi itu hewani ..
Manusia di anugrahi hati agar bisa tulus Ikhlash ..
Di anugrai akal agar bisa berpikir logis dan realistis ..
Di anugrahi fisik yang sempurna, agar bisa kerja nyata ..
Dan di anugrah nafsu, tapi kan tidak semua buruk-buruk dan hina dina ..

Bukankah manusia itu ‘masterpiece’ karya besar dan agung .. hasil karya yang terbaik
Tuhan ..
Sehingga WAJAR para malaikat yang suci diperintahkan Alloh untuk menghormatinya ..?

KADANG KADANG

Terkadang .. Bahkan terlampau sering kita meremehkan orang yang lebih muda atas
ilmunya ..
Terkadang .. Bahkan terlampau sering kita meremehkan orang yang lebih kecil atas
kekuatannya ..
Terkadang .. Bahkan terlampau sering kita meremehkan orang yang lebih santai menghadapi
masalahnya ..
Terkadang .. Bahkan terlampau sering kita meremehkan orang yang lebih bodoh atas tugas
untuknya ..
Terkadang .. Bahkan terlampau sering kita meremehkan orang yang lebih awam atas
karyanya ..

Tapi pernahkah kita berfikir ..!?


Muda, kecil, santai, bodoh dan awam itu hanya di mata kita ..
Setidaknya dia (yang lebih muda) telah berusaha untuk terus mencari ilmu ..
Setidaknya dia (yang lebih kecil) telah berusaha untuk terus menguatkan dirinya ..
Setidaknya dia (yang lebih santai) telah berusaha untuk terus menemukan solusi di setiap
masalahnya ..
Setidaknya dia (yang lebih bodoh) telah berusaha untuk terus menyelesaikan tugasnya ..
Setidaknya dia (yang lebih awam) telah berusaha untuk terus berkarya ..

Hargai hal yang ada di depan mata kita ..


Belajar mengetahui .. Belajar mengerti .. Belajar memahami ..
jangan cuma ingin diketahui, dimengerti dan dipahami ..

MAGNET DIRI

Selama diri anda selalu berpikir KURANG berarti anda sedang melatih perasaan itu,
sehingga anda AHLI di bidang kekurangan, dengan demikian Anda akan selalu
berkekurangan.
Sebab  diri kita adalah MAGNET dan kita akan terus melatih magnet diri atas apa yang kita
rasakan.

Kalau kita melatih perasaan “kurang” maka pada “perasaan” itulah keahlian kita yang akan
menjadi magnet dalam diri dan kehidupan kita.
Sehingga, wajar jika kita akan selalu merasa “berkekurangan”, atau dengan kata lain kita
akan selalu merasa miskin.
 
Setidaknya ada dua cara untuk menghilangkan perasaan “berkekurangan” ini.
Pertama : Segera mencari kelimpahan, dan ini tidak mudah. Agar lebih mudah gunakan cara
Kedua terlebih dahulu sebelum anda lakukan cara yang pertama, yaitu :
Cara Kedua : SYUKURI apa yang ada, coba carilah hal-hal apa saja yang belum anda
syukuri, dan SYUKURILAH SEMUANYA sampai anda sungguh-sungguh merasa bahwa
ALLOH telah MELIMPAHKAN begitu banyak KENI’MATAN dalam hidup anda.

“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah ni’mat kepadamu, dan jika
kamu mengingkari ni’mat-Ku, maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih.”
(QS. 14:7) 

Nah ..! Mulai dari sekarang LATIH lah terus perasaan SYUKUR dan BERKELIMPAHAN
ini hingga menjadi “Magnet” dalam diri dan kehidupan anda.
 

DOBRAK KEMALASAN .!.!.!.!

MALAS melaksanakan segala apa yang telah Alloh perintahkan baik itu yang bersifat wajib
maupun sunnah .. adalah alasan yg paling berbahaya .. karena ia pembunuh potensi ..
sehingga sesorang menjadi tidak bernilai dn tidak bermanfaat bagi dirinya sendiri dn
dihadapan orang lain ..

Nabi Muhammad saw telah menganjurkan setiap orang agar bermanfaat untuk diri dn
lingkungannya ..
“Yang paling baik di antaramu adalah orang yang paling banyak manfaatnya bagi orang
lain ..”
Banyak alasan untuk tidak melakukan sesuatu .. mungkin karena sibuk dengan kegiatan
lain .. atau belum merasa terdesak .. atau belum merasakan manfaatnya .. atau belum
memiliki kemampuan .. dan lain-lain ..

Seseorang mempunyai berbagai alasan terhadap ketidakmauannya melakukan sesuatu ..


namun alasan yang paling berbahaya adalah ketika seseorang tidak melakukan sesuatu
karena MALAS MEMULAI ..!

Ơ̴̴͡ .̮Ơ̴̴̴͡ HMMM …

Pernah merasa sakit hati dn ingin marah hingga titik air mata karena perih dn emosi yg
membuncah …?

Rasanya ingin sekali … meluapkan dn membalas rasa sakit melontarkan kata-kata tajam …
mengeluarkan kemarahan saat itu juga … akan tetapi apakah kmu puas setelah marah …?
apakah masalah terselesaikan …? apakah orang itu mengerti …? Tidak juga …!

Lebih perih lagi … ketika kmu ta’punya hak untuk marah karena kmu di pihak yg tersalah dn
org tersebut memiliki hak untuk melakukan hal tersebut … WoooW…! betapa tersiksanya …

Ketika kemarahan telah reda … kerap kita ingat dn sadar bahwa kemarahan hanya akan
berbuah keburukan dn kesalahan …

Memang lelah ketika kita harus bermain dengan emosi selama berjam-jam …
Memilih untuk membalaskan sakit dn perih … atau bersabar menunggu kemarahan mereda
dari hati …
Hanya kmu sendiri yg punya kemampuan mengontrol diri …

ENERGI EXTRA

Kemarahan dn emosi sesaat yg dilontarkan saat suasana hati sangat panas hanya
menghasilkan masalah baru …

Kita sering lupa bahwa “amarah” membutuhkan energy sangat besar … dn dampaknya
merusak jiwa serta lingkungan … maka amarah adalah “aksi bunuh diri” secara perlahan
yg sangat merugikan diri sendiri …

Jika memang Alloh bersama orang² sabar … maka bersabarlah bersama Alloh … dalam
melaksanakan perintah²-Nya …
Jika memang Alloh mencintai orang² sabar … maka cintailah Alloh dgn sabar …
tinggalkanlah segala macam yg dibenci-Nya …

RENCANA

RENCANA BAIK, belum tentu membuahkan kebahagiaan ..


Sebagaimana RENCANA JELEK, juga belum tentu mengakibatkan keburukan ..

Tanya…. Kenapa ..?


Kalau baru RENCANA, tentu saja tidak akan merugikan siapapun .. jangan kuatir ..!
Andai saat ini diriku tengah membawa tongkat dan berencana MEMUKUL dirimu….
Apakah engkau sudah merasakan kesakitan itu ..?

Tentu saja BELUM, itulah kenapa “rencana jelek belum tentu mengakibatkan keburukan” ..
karena BELUM DIKERJAKAN.

Konstruksi pikirku sudah aku rubah, diriku tidak setuju dengan ungkapan;

“Manusia yang merencanakan, Tuhan yang menentukan ..”

Kenapa ..?
Karena Qudrot & Irodat Tuhan TUMERAP kepada setiap makhluq-Nya :
Aku menabrakkan diriku ke kereta api sehingga mati, diakibatkan oleh diriku sendiri ..
karena akulah yang memilih untuk melakukan hal itu.

Aku memutuskan untuk tidak makan, adalah atas kehendakku .. akulah yang menentukan.
Begitupun pilihan terhadap baik & buruk, adalah kehendak kita ..
Tuhan mengingatkan, akibat dari perbuatan kita itu .. diri kitalah yang akan
menanggungnya, baik itu pahala maupun dosa.

Nah, kemauan untuk bertindak dan berbuat itu adalah milik Tuhan, DIA yang
mengadakannya dan diamanahkan kepada kita .. dengan demikian, baik dan buruknya
rencana dan tindakan itu; “diri kita sendirilah YANG MENENTUKAN.”

Andai diri kita DIGERAKKAN benar2 seperti wayang, maka untuk apa DIA turunkan aturan
yang berisi; peringatan, ancaman, ganjaran ..dsb ..?

Kita bukanlah makhluq-Nya yang DIA ikat kaki dan tangan kita, lalu diceburkan di tengah
kolam kehidupan .. kemudian disuruh berenang ke tepian, sama sekali bukan ..!

Kita diberinya kebebasan .. untuk memilih dan menentukan ..

Nasib atau nishob artinya adalah SAMPAI, sedangkan RENCANA adalah sesuatu yang
belum dikerjakan untuk bergerak ‘menuju’ yang menjadi tujuan .. Maka rencana adalah
sesuatu yang belum ‘sampai’, belum nishob, alias belum nasib.

Kita kelaparan, kita berencana untuk makan agar kenyang .. Di meja makan telah tersedia
segala hidangan, namun kita hanya berputar di sekeliling meja makan .. kita hanya berhenti
di terminal ‘rencana’ .. maka MUSTAHIL akan berubah menjadi kenyang .. Hehehehe ..
Hanya asistennya Tuhan yang ‘sudah mengetahui’ RENCANA-Nya Tuhan ..

Anda mungkin juga menyukai