Anda di halaman 1dari 3

Kami ingin merdeka belajar

Oleh : Rita,S.Ag (Guru SMPN 6 Sawahlunto)

Lomba Menulis Buku “Apakah kita Sudah Merdeka Belajar?”


Di kelas Sembilan materi Pendidikan Agama Islam ada membahas tentang Tata
kerama, Santun dan Malu. Dalam materi tata kerama ada adab bergaul dengan lawan
jenis, biasanya penulis menyampaikan materi tersebut dengan metode diskusi dan
ceramah yang menggabungkan peserta didik Pria dan peserta didik wanita, sehingga
dalam mempresentasikan hasil diskusi penulis lihat peserta didik wanita agak ragu-ragu
dan malu-malu pas pembahasan tentang adab bergaul dengan lawan jenis tersebut,
begitu juga dengan peserta didik pria mereka juga terlihat tidak sempurna baik dalam
mempresentasikan maupun menanggapi, maklum mereka sedang masa pubertas.
pengalaman penulis di kelas 9.3 yang menyatukan peserta didik pria dan peserta didik
wanita tersebut yang mereka tidak merdeka menyampaikan pendapatnya karena malu
ditertawakan atau dicemoohkan oleh lawan jenis mereka.

Maka untuk kelas 9.1 dan 9.2 penulis mulai berfikir bagaimana supaya materi tersebut
bisa sampai kepada peserta didik dengan tingkat kepahaman yang maksimal tentang
apa yang menjadi tujuan pembelajaran dari materi tersebut, mereka dapat leluasa
menyampaikan pendapatnya masing-masing tanpa malu-malu dengan lawan jenisnya,
maka penulis susunlah rencana untuk memisahkan mereka, peserta didik pria dan
peserta didik wanita penulis pisahkan.

Di saat peserta didik wanita diskusi di kelas peserta didik pria penulis beri tugas
mencari bahan diskusi di pustaka, penulis tetap berada di kelas mendampingi peserta
didik wanita, ternyata hasilnya diskusi sangat hidup , presentasi dari masing-masing
kelompok sangat bagus begitu juga dengan yang menanggapi sangat bersemangat,
peserta didik yang berperan sebagai moderator kewalahan melayani sesi tanya jawab
yang pesertanya sangat antusias.

Selesai presentasi tiga kelompok peserta didik wanita, mereka penulis persilahkan ke
pustaka untuk memperbaiki laporan hasil diskusi mereka dengan memasukkan saran-
saran dari teman-temannya.

Kemudian penulis memanggil peserta didik pria masuk kelas untuk diskusi, sama
halnya dengan peserta didik wanita tadi, mereka juga nampak lebih bersemangat dan
presentasipun sangat lancar , banyak yang bertanya dan menanggapi, mereka leluasa
menyampaikan pendapatnya, sampai-sampai hal-hal yang rahasia sekalipun mereka
mau mengungkapkannya, Penulis sangat senang melihat mereka diskusi.
Setelah selesai presentasi tiga kelompok peserta didik pria, penulis panggil peserta
didik wanita untuk masuk kelas, setelah mereka bergabung ,penulis tinggal meluruskan
dan menyempurnakan yang tertinggal dari pembahasan mereka dengan memberikan
penekanan-penekanan serta pesan-pesan dalam adab bergaul dengan lawan jenis.

Sebelum penulis menutup pelajaran setelah mereka mengerjakan kuis yang ada dalam
Lembaran Kerja, lima orang peserta didik minta izin untuk ke depan mereka membawa
masing-masing selembar kertas yang bila digabungkan bertuliskan “Katakan Tidak
Untuk Pergaulan Bebas” , semua bertepuk tangan dan menyatakan setuju.

Penulis berkesimpulan bahwa untuk materi-materi tertentu, yang rasanya tabu untuk
diungkapkan secara gamblang dihadapan lawan jenis, perlu pemisahan peserta didik
pria dengan peserta didik wanita sehingga kita sebagai gurupun bisa lebih terarah
menyampaikan kepada mereka. Misal materi Thaharah di kelas tujuh, untuk
pembahasan mandi wajib, perlu penjelasan yang detail pada mereka yang baru
menginjak masa balig, kalau mereka kita pisahkan, kita bisa mengupas secara
mendalam apa itu menstruasi dan bagaimana cara mensucikan diri setelah menstruasi
tersebut dihadapan peserta didik wanita, begitu juga tentang mimpi basah dan cara
mensucikan diri sesudah mengalami mimpi basah tersebut dihadapan peserta didik pria
Mereka tentu tidak akan malu dan mereka akan serius mendengarkannya, karena
lawan jenisnya tidak ada. Kita akan merdeka mengajar dan mereka akan merdeka
belajar.

Semoga bermanfaat.
Penulis adalah seorang perempuan bernama lengkap Rita,S.Ag lahir di Pakan sinayan
sebuah Nagari di kaki Gunung Singgalang Kabupaten Agam Sumatera Barat, sekarang
bertugas di SMPN 6 Sawahlunto sebagai guru PAI, bagi yang ingin menyampaikan
pesan dan lain-lain bisa menghubungi email ritasag45@gmail.com atau melalui
WhatsApp dengan nomor 081363849597.

Anda mungkin juga menyukai