Anda di halaman 1dari 6

Forum ini membahas tentang Desain Penelitian

1. Variabel-variabel penelitian yang sudah diidentifikasi perlu diklarifikasi. Ada beberapa


cara untuk mengklarifikasi variabel, antara lain berdasarkan jenis data, berdasarkan
fungsinya dalam penelitian, berdasarkan posisi variabel dalam penelitian, dan
berdasarkan nilai yang dilekatkan pada viabel.Silahkan diskusikan cara untuk klasifikasi
variabel yang anda pilih dalam penelitian.
2. Diskusikan cara untuk menyusun desain penelitian yang tepat untuk mencari jawaban
atau menentukan pemecahan masalah yang sedang anda teliti.

Selamat berdiskusi.

Salam Tutor dan rekan-rekan, berikut tanggapan diskusi 4 dari saya:

Tanggapan diskusi 4:

I. Variabel-variabel penelitian yang sudah diidentifikasi perlu diklasifikasikan.


Ada beberapa cara untuk mengklasifikasi variabel, antara lain berdasarkan jenis
data, berdasarkan fungsinya dalam penelitian, berdasarkan posisi variabel dalam
penelitian, dan berdasarkan nilai yang dilekatkan pada viabel.Silahkan diskusikan
cara untuk klasifikasi variabel yang saya pilih dalam penelitian.

a. Menurut Aslichati, Lilik dkk, dalam BMP Metode Penelitian Sosial Edisi 1. Tangerang
Selatan: Universitas Terbuka, menjelaskan bahwa ada beragam cara untuk
mengklasifikasi variabel, antara lain:

1. Klasifikasi Variabel Berdasarkan Jenis Data


Variabel-variabel yang sudah diidentifikasi sesuai dengan jenis dan peranannya dalam
penelitian harus diklasifikasi. Klasifikasi ini sangat perlu untuk penentuan alat apa yang akan
digunakan untuk mengumpulkan data, dan metode analisis data apa yang akan diterapkan.
Klasifikasi variabel berkaitan dengan jenis data yang akan dikumpulkan pada dasarnya
berkaitan dengan proses kuantifikasi. Dalam kaitannya dengan kuantifikasi, data biasa
digolong-golongkan menjadi empat jenis, yaitu: (a) data nominal, (b) data ordinal, (c) data
interval, dan (d) data ratio. Dengan demikian variabel penelitian pun dapat diklasifikasikan
menjadi empat jenis, yaitu:
a. Variabel nominal, yaitu variabel yang ditetapkan berdasar atas proses pengklasifikasian.
Variabel ini bersifat deskrit dan saling pilah (mutually exclusive) antara kategori satu dengan
kategori lainnya. Contoh: jenis kelamin, jenis pekerjaan, status perkawinan.
b. Variabel ordinal, yaitu variabel yang disusun berdasarkan atas jenjang dalam atribut
tertentu. Jenjang tertinggi biasa diberi angka 1, jenjang di bawahnya angka 2, 3, dan
seterusnya. Contoh: hasil perlombaan, rating, ranking.
c. Variabel interval, variabel yang dihasilkan dari suatu pengukuran, yang di dalam pengukuran
itu diasumsikan terdapat satuan (unit) pengukuran yang sama. Contoh: motivasi kerja, sikap
terhadap suatu kebijakan, penghasilan, dan semacamnya.
d. Variabel ratio, yaitu variabel yang di dalam kuantifikasinya mempunyai nilai nol mutlak.
Dalam penelitian sosial, jarang sekali orang menggunakan variabel ratio.
2. Klasifikasi Variabel Berdasar Fungsinya dalam Penelitian
Menurut fungsinya di dalam penelitian, variabel dapat dibedakan dalam dua kelompok yaitu
variabel tergantung (dependent variable) dan variabel bebas (independent variable).
Pembedaan ini didasarkan atas pola pemikiran sebab-akibat. Variabel tergantung dipikirkan
sebagai akibat, yang keadaannya tergantung pada variabel bebas, variabel moderator,
variabel kendali, atau variabel rambang. Variabel bebas dipikirkan sebagai sebab. Termasuk
ke dalam kelompok variabel bebas adalah variabel kendali (kontrol), variabel
moderator, dan variabel rambang. Dalam ilmu-ilmu sosial, hubungan antara kedua
kelompok variabel (tergantung dan bebas) pada subjek penelitian seringkali terlihat sebagai
proses. Artinya tidak selalu variabel bebas (sebab) secara langsung mengakibatkan
munculnya variabel tergantung (akibat), tetapi seringkali pemunculan variabel tergantung
diantarai lebih dulu oleh variabel yang lain (variabel antara atau intervening variable).
Dalam bentuk bagan, saling hubungan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

Pengklasifikasian variabel menurut peranannya dalam penelitian itu dimulai dengan


mengidentifikasi lebih dulu variabel tergantungnya. Hal ini dilakukan karena variabel tergantung
itulah yang menjadi titik pusat persoalan, yang karenanya seringpula disebut dengan kriterium.
Misalnya usaha pengobatan, pokok permasalahannya adalah kesembuhan; usaha pertanian
pokok permasalahannya adalah produksi pangan, usaha pendidikan pokok permasalahannya
adalah hasil belajar, dan sebagainya.
Keadaan variabel tergantung dipengaruhi banyak sekali variabel yang lain. Satu atau lebih
variabel-variabel yang lain itu mungkin dipilih sebagai variabel yang sengaja (direncanakan) dan
dipelajari pengaruhnya terhadap variabel yang lain. Variabel inilah yang disebut variabel bebas.
Misalnya variabel tergantungnya motivasi kerja, maka variabel bebasnya bisa berupa: bentuk
dan besaran insentif, pengarahan atasan, kondisi kerja, fasilitas kesehatan, dan sebagainya.
Di samping bentuk dan besaran insentif, pengarahan atasan, kondisi kerja, dan fasilitas
kesehatan, masih banyak variabel lain yang juga bisa berpengaruh terhadap motivasi kerja.
Misalnya tingkat pendidikan juga bisa berpengaruh terhadap motivasi kerja. Jika peneliti juga
memasukkan variabel tingkat pendidikan sebagai variabel yang mempengaruhi motivasi kerja –
tetapi tidak langsung – maka berarti peneliti meletakkan tingkat pendidikan sebagai variabel
moderator.
Masa kerja, juga bisa menjadi variabel yang berpengaruh terhadap motivasi kerja. Tetapi
peneliti ingin menetralisasi variabel ini – misalnya diambil kelompok masa kerja tertentu saja –
maka masa kerja di sini berperan sebagai variabel kendali.
Variabel-variabel lain yang jumlahnya masih banyak mungkin dianggap pengaruhnya terhadap
motivasi kerja tidak begitu signifikan, karena itu diabaikan. Variabel-variabel yang diabaikan
pengaruhnya itu berperanan sebagai variabel rambang.
Sedangkan variabel-variabel lain yang ada dalam diri subjek yang dapat mempengaruhi
motivasi kerja – yang keberadaannya hanya dapat disimpulkan berdasarkan pada variabel
tergantung dan variabel-variabel bebas - maka variabel ini berperanan sebagai variabel antara
(intervening variable)
3. Klasifikasi Variabel Berdasar Posisi Variabel dalam Penelitian
Pengklasifikasian variabel ini terutama dilakukan pada penelitian eksperimental. Ada 2
klasifikasi variabel, yaitu variabel aktif dan variabel atribut. Variabel aktif (active variables)
adalah variabel yang dimanipulasi. Sedangkan variabel atribut adalah variabel yang
diukur.
Manipulasi (manipulation) pada dasarnya adalah kegiatan memberikan perlakuan yang berbeda
kepada kelompok yang berbeda. Misalnya kepada kelompok A diberikan perlakuan X, kepada
kelompok B diberikan perlakuan Y, dan kepada kelompok C diberikan perlakuan Z, maka yang
disebut variabel aktif atau variabel manipulasi adalah X, Y, dan Z.
Sedangkan variabel atribut adalah variabel-variabel yang tidak dapat atau setidaknya
sulit dimanipulasi. Semua variabel karakteristik manusia,seperti kecerdasan, sikap, jenis
kelamin, status sosio ekonomik, kebutuhan berprestasi, dan semacamnya adalah contoh
variabel yang tidak dapat dimanipulasi. Variabel-variabel tersebut sudah ada pada diri subjek
penelitian sebelum dia kita libatkan dalam penelitian dan tidak bisa kita ubah.
Variabel atribut bisa sekaligus menjadi variabel aktif. Contoh: variabel kecemasan. Variabel
kecemasan, secara mudah pastilah kita katakan sebagai variabel yang sudah ada dalam diri
subjek penelitian dan akan diukur atau disebut variabel atribut. Tetapi kita juga bisa
memanipulasi variabel ini, misalnya dengan cara memberi tahu subjek pada kelompok A bahwa
pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan dalam penelitian nantinya sulit, dan bahwa setiap
perilaku subjek penelitian akan diamati dan dinilai. Sementara kepada subjek kelompok B
diminta untuk santai saja tidak perlu cemas, karena dalam penelitian ini tidak ada salah dan
benar. Pemberitahuan ini, secara psikologis akan dapat mempengaruhi tingkat kecemasan
subjek, berbeda dengan kalau tidak diberi tahu apapun.
4. Klasifikasi Variabel Berdasar Nilai yang Dilekatkan pada Variabel
Pengklasifikasian variabel ini penting terutama ketika peneliti merencanakan analisis data.
Klasifikasi tersebut adalah variabel kontinu (continuous variables) dan variabel kategorikal
(categorical variables). Variabel kontinu adalah variabel yang dapat dilekati nilai yang
tersusun berurutan. Sedangkan variabel kategorikal, biasa juga disebut dengan variabel
nominal, adalah variabel yang dilekati kategori yang didasarkan pada definisi yang sudah
dibuat atas variabel tersebut. Kategori yang dilekatkan adalah 'ada atau memiliki' dan 'tidak
ada atau tidak memiliki' karakteristik yang didefinisikan tersebut. Misalnya variabel jenis
kelamin: lelaki – perempuan; ras: kulit putih – kulit berwarna; status kerja: bekerja – tidak
bekerja; status perkawinan: kawin – belum kawin; dan sebagainya.

b. Cara untuk klasifikasi variabel yang saya pilih dalam penelitian:


Penelitian yang saya ambil pada diskusi 4 ini yaitu:
Penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh kebijakan Pembatasan Sosial
Berskala Besar (PSBB) terhadap roda perkonomian di kalangan masyarakat DKI Jakarta.

Identifikasi variabel
Identifikasi variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Peraturan dan kebijakan pemerintah daerah yang memberlakukan PSBB;
2. Jenis pekerjaan masyarakat yang terdampak dari peraturan PSBB;
3. Sikap masyarakat DKI Jakarta terhadap suatu kebijakan PSBB
4. Dampak ekonomi bagi masyarakat yang terdampak dari kebijakan PSBB;

Klasifikasi Variabel
Cara untuk klasifikasi variabel yang dipilih dalam penelitian ini adalah Klasifikasi Variabel
Berdasarkan Jenis Data dan Klasifikasi Variabel Berdasar Fungsinya dalam Penelitian

Klasifikasi variabel berkaitan dengan jenis data yang akan dikumpulkan pada dasarnya
berkaitan dengan proses kuantifikasi. Dalam kaitannya dengan kuantifikasi, data biasa
digolong-golongkan menjadi empat jenis, yaitu: (a) data nominal, (b) data ordinal, (c) data
interval, dan (d) data ratio.

Sedangkan menurut fungsinya di dalam penelitian, variabel dapat dibedakan dalam dua
kelompok yaitu variabel tergantung (dependent variable) dan variabel bebas (independent
variable). Pembedaan ini didasarkan atas pola pemikiran sebab-akibat. Variabel tergantung
dipikirkan sebagai akibat, yang keadaannya tergantung pada variabel bebas, variabel
moderator, variabel kendali, atau variabel rambang.

Sehingga dari identifikasi variable-variable di atas maka klasifikasi variable adalah


sebagai berikut:
1. Peraturan dan kebijakan pemerintah daerah yang memberlakukan PSBB (masuk dalam
variable bebas);
2. Jenis pekerjaan masyarakat yang terdampak dari peraturan PSBB (masuk dalam variable
interval)
3. Sikap masyarakat DKI Jakarta terhadap suatu kebijakan PSBB (masuk dalam variable
interval)
4. Dampak ekonomi bagi masyarakat yang terdampak dari kebijakan PSBB (masuk dalam
variable tergantung);

II. Cara untuk menyusun desain penelitian yang tepat untuk mencari jawaban atau
menentukan pemecahan masalah yang sedang saya teliti.
Keputusan mengenai desain apa yang dipakai akan tergantung pada: tujuan penelitian,
dan sifat masalah yang akan diteliti.
a. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah alat pemandu kegiatan penelitian. Apabila tujuan penelitian sudah
jelas dan spesifik, maka penelitian itu sudah memiliki ruang lingkup dan arah yang jelas,
sehingga perhatian penelitian dapat diarahkan kepada „target area‟ yang pasti.
Tujuan penelitian ini sudah memiliki ruang lingkup dan arah yang jelas, yaitu mengetahui
mengetahui pengaruh kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) terhadap roda
perkonomian di kalangan masyarakat DKI Jakarta. Perhatian penelitian tersebut dapat
diarahkan kepada “target area” yang pasti.
b. Sifat Masalah
Sifat masalah akan memainkan peranan utama dalam menentukan cara¬cara pendekatan yang
cocok, dan akan menentukan desain penelitian yang akan digunakan. Saat ini bermacam-
macam desain penelitian berdasar sifat masalah telah dikembangkan oleh para ahli, dan telah
pula dibuat penggolongannya.
Penelitian yang saya pilih dan paparkan di atas, disusun berdasarkan sifat-sifat masalah yang
diteliti dan desain penelitian yang digunakan yaitu Penelitian Kasus dan Penelitian Lapangan.
Dalam penelitian ini tujuan penelitian kasus dan penelitian lapangan adalah untuk mempelajari
secara intensif latar belakang keadaan sekarang, dalam unit sosial karena adanya kondisi
sosial yang mempengaruhi terciptanya kondisi yang diteliti.
c. Langkah-langkah atau cara penyusunan desain Penelitian Kasus dan Penelitian
Lapangan adalah sebagai berikut:
1) Rumuskan tujuan yang akan dicapai. Apakah unit studinya, sifat-sifat penelitiannya, saling
hubungan yang ada, dan proses-proses mana yang akan menuntun penelitian?
2) Rancang cara pendekatannya. Bagaimana unit-unit itu akan dipilih, mana yang tersedia, dan
metode pengumpulan data apa yang akan digunakan?
3) Kumpulkan data.
4) Organisasikan data dan informasi yang diperoleh menjadi rekonstruksi unit studi yang
koheren dan terpadu secara baik.
5) Susunlah laporannya dengan sekaligus mendiskusikan makna hasil tersebut.

Sumber:
Aslichati, Lilik. 2018. BMP Metode Penelitian Sosial Edisi 1. Tangerang Selatan: Universitas
Terbuka
Demikian tanggapan diskusi 4 dari saya. Mohon koreksi bila ada kekurangan dan kesalahan.
Terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai