Saham yang memiliki beta diatas satu disebut high-risk stocks, menyatakan bahwa
pergerakan harga saham tersebut lebih besar dari pergerakan pasar (25). Bila beta
sebuah saham 1,1 memberi arti bahwa volatilitas harga saham tersebut 10% lebih
tinggi dari volatilitas pasar (25). Sedangkan saham yang memiliki beta dibawah satu
disebut low-risk stocks, menyatakan bahwa saham tersebut mempunyai fluktuasi lebih
kecil dari fluktuasi pasar saham (25). Bila beta saham tersebut nilainya 0,85
memberikan arti bahwa fluktuasi saham tersebut 15% lebih kecil dari fluktuasi pasar
sahamnya (25).
Setelah mempelajari modul 3, coba anda uraikan apa maksud beta diatas satu dan beta
dibawah satu 1
Tanggapan Diskusi:
“Pengertian Beta”
Menurut Manurung, Adler Haymans dalam Buku Materi Pokok Teori Portofolio dan Analisis
Investasi Edisi 2, Tangerang Selatan: Universitas Terbuka, pengertian Beta adalah ukuran
risiko saham yang telah mengaitkannya dengan kondisi pasar. Beta diestimasi dengan
menggunakan sebuah model yang dikenal dengan Model Pasar.
Beta menyatakan risiko saham perusahaan yang telah mengaitkannya dengan fluktuasi
pasar
Beta merujuk pada sensivitas pergerakan hasil atau return suatu saham atau reksa dana
relatif terhadap pergerakan hasil pasar secara keseluruhan
Beta adalah suatu ukuran yang menggambarkan persentase perubahan imbal hasil
investasi tertentu dibanding perubahan pada indeks pasar di mana saham itu
diperdagangkan (misalnya imbal hasil saham GGRM dibanding IHSG di BEI)
Sebagai ilustrasi, berikut adalah beta saham dari 20 saham berkapitalisasi pasar yang
tinggi pada tahun 1997:
Pada table di atas, terlihat secara jelas bahwa Telkom mempunyai beta di atas satu atau
saham yang mempunyai risiko tinggi. Beta saham ini sama besarnya dalam seluruh
periode penelitian dan pada saat pasar mengalami penurunan, tetapi pada saat pasar
mengalami kenaikan betanya lebih tinggi dari beta pada saat penurunan. Oleh
karenanya, ada dua alternatif terhadap saham ini yaitu tidak ada dalam portofolio dan
ada dalam portofolio. Sebenarnya, saham ini bila dilihat dari nilai beta maka saham ini
sangat cocok dan harus ada dalam portofolio ketika pasar dalam mengalami
peningkatan. Hal ini juga didukung oleh besarnya kapitalisasi pasar yang disumbangkan
saham ini kepada total kapitalisasi pasar. Sedangkan pada pasar mengalami
penurunan, saham telkom ini tidak perlu ada dalam portofolio.
Saham Gudang Garam dan Bank Internasional Indonesia harus dimiliki manajer
investasi ketika pasar mengalami kenaikan, tetapi tidak perlu dimiliki bila pasar
mengalami penurunan.
Saham Astra Internasional, Bimantara, Citra Marga Nusapala, dan Indosemen Tunggal
Perkasa tidak perlu ada dalam portofolio karena nilai betanya di bawah satu ketika pasar
mengalami kenaikan dan betanya di atas satu ketika pasar mengalami penurunan.
Saham BDNI harus dimiliki pada saat pasar mengalami kenaikan dan juga harus tidak
dimiliki pada saat pasar mengalami penurunan.
Ketika pasar mengalami penurunan maka saham yang perlu ada dalam portofolio yaitu
saham Indosat, Tambang Timah, Tjiwi Kimia, Daya Guna Samudra, dan London
Sumatera.
Saham Barito Pacific Timber perlu dimiliki dalam portofolio selamanya karena pada
pasar mengalami kenaikan betanya di atas satu dan pada pasar mengalami penurunan
betanya di bawah satu.
Sumber:
Manurung, Adler Haymans. 2019. BMP Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Universitas Terbuka:
Tangerang Selatan.
https://www.indopremier.com/ipotnews/newsDetail.php?
jdl=Memahami_Istilah_Alpha__Beta__dan_Smart_Beta_dalam_Investasi&news_id=98547&group_
news=IPOTNEWS&news_date=&taging_subtype=MUTUALFUNDEDUCATION&name=Cipta%20Dana
%20Cash&search=&q=&halaman=
https://www.seputarforex.com/artikel/apa-itu-beta-saham-277492-34