Anda di halaman 1dari 5

Terdapat dua atribut yang berhubungan dengan keseimbangan harga sekuritas:

1. Kovarian return sekuritas dengan return pasar portofolio.

2. Varian dari return sekuritas.

Teori Keseimbangan dari Return Ekspektasi Sekuritas:

1. The Capital Asset Pricing Model (CAPM):

Beberapa asumsi yang terkait dengan keistimewaan investor menerapkan CAPM adalah:

- Dua statistik, rata-rata, dan varian, menjelaskan distribusi return portofolio untuk masa yang
akan datang.

- Para investor lebih memilih return ekspektasi yang lebih tinggi daripada yang rendah,
namun untuk varian, lebih suka yang lebih rendah daripada yang tinggi.

- Semua investor memiliki ekspektasi yang sama terhadap rata-rata, varian, dan kovarian
return sekuritas.

- Semua investor memiliki horizon waktu yang sama (common time horizon) untuk membuat
keputusan investasi.

- Semua investor dapat meminjam dan meminjamkan bunga bebas risiko.

- Pajak diasumsikan tidak berpengaruh terhadap harga aset.

- Semua aset terjual dengan biaya transaksi nol.

2. Arbitrage Pricing Theory (APT):

APT adalah suatu model yang menjelaskan hubungan antara return sekuritas dengan
return satu atau beberapa faktor. APT mengasumsikan bahwa return sekuritas dihasilkan dari
suatu model faktor yang dapat diidentifikasi. Tidak seperti CAPM, APT tidak membuat
asumsi yang kuat mengenai keinginan-keinginan investor.

3. Hubungan Antara CAPM dan APT:

Beta dari suatu sekuritas ditunjukkan menjadi rata-rata beta tertimbang atas faktor-
faktor yang relevan. CAPM tidak mengasumsikan bahwa return dihasilkan dari suatu model
faktor. CAPM bukan konsisten dengan faktor model. Kelebihan dari CAPM ini, jika
diasumsikan bahwa return dihasilkan dari suatu model faktor, maka CAPM akan membuat
prediksi premium return ekspektasi faktor.

Teori Keseimbangan dari Pilihan Harga:

Call (put) option pada suatu sekuritas adalah suatu kontrak yang memberikan hak
pada satu pihak untuk membeli atau menjual sejumlah saham yang diberikan dari sekuritas
itu dengan harga-harga tertentu dan dengan perjanjian tertentu pula.

Determinan Ekonomi dari Beta dan Varians

Beta dan varians adalah dua ukuran risiko dalam konteks pasar keuangan.

Beta:

Beta adalah ukuran sensitivitas saham terhadap pergerakan pasar. Ini sering digunakan
untuk menilai risiko suatu saham individu terkait dengan pasar secara keseluruhan. Beta 1
menunjukkan bahwa saham cenderung bergerak sejalan dengan pasar, beta lebih dari 1
menunjukkan volatilitas yang lebih tinggi dari pasar, dan beta kurang dari 1 menunjukkan
volatilitas yang lebih rendah dari pasar.

Faktor Ekonomi yang Mempengaruhi Beta:

1. Sensitivitas Siklus Bisnis:

- Perusahaan di berbagai industri mungkin lebih atau kurang sensitif terhadap siklus
ekonomi. Misalnya, industri teknologi yang bersifat siklikal mungkin memiliki beta lebih
tinggi karena kinerjanya sering kali erat kaitannya dengan kondisi ekonomi.

2. Leverage Operasional:

- Perusahaan dengan biaya tetap tinggi dan biaya variabel rendah mungkin mengalami
fluktuasi laba yang lebih besar, mempengaruhi beta mereka. Industri dengan leverage
operasional tinggi, seperti utilitas, mungkin memiliki nilai beta yang lebih rendah.

3. Leverage Keuangan:

- Penggunaan utang dapat memengaruhi beta suatu perusahaan. Leverage keuangan yang
tinggi dapat memperkuat sensitivitas suatu perusahaan terhadap pergerakan pasar.

4. Lingkungan Regulasi:
- Industri yang tunduk pada regulasi yang ketat mungkin memiliki beta yang lebih rendah
karena arus kas mereka lebih stabil dan dapat diprediksi. Sebaliknya, industri dengan regulasi
yang lebih sedikit mungkin mengalami beta yang lebih tinggi.

5. Paparan Global:

- Perusahaan dengan operasi internasional yang signifikan mungkin memiliki nilai beta
yang lebih tinggi karena paparan terhadap kondisi ekonomi global dan fluktuasi mata uang.

Varians:

Varians adalah ukuran statistik yang menggambarkan derajat variasi dari suatu set
nilai. Dalam konteks keuangan, varians sering digunakan untuk mengukur risiko atau
volatilitas dari suatu portofolio investasi.

Faktor Ekonomi yang Mempengaruhi Varians:

1. Volatilitas Pasar:

- Kondisi ekonomi, peristiwa geopolitik, dan sentimen pasar secara keseluruhan dapat
berkontribusi pada peningkatan volatilitas pasar. Pasar yang lebih volatile kemungkinan akan
menghasilkan varians yang lebih tinggi untuk sekuritas individu dan portofolio.

2. Suku Bunga:

- Perubahan suku bunga dapat memengaruhi varians instrumen keuangan. Misalnya,


kenaikan suku bunga dapat meningkatkan biaya pinjaman bagi perusahaan, mempengaruhi
profitabilitas mereka, dan akhirnya, harga saham mereka.

3. Ketidakpastian Ekonomi:

- Ketidakpastian dan ketidakstabilan ekonomi dapat menyebabkan peningkatan varians


karena investor bereaksi terhadap kondisi yang berubah. Faktor seperti ketidakstabilan
politik, ketegangan perdagangan, dan krisis global dapat berkontribusi pada varians yang
lebih tinggi.

4. Risiko Likuiditas:

- Investasi dalam aset yang kurang likuid dapat memiliki varians yang lebih tinggi karena
perubahan dalam penawaran dan permintaan dapat menyebabkan fluktuasi harga yang lebih
besar.
5. Likuiditas Pasar:

- Kemudahan dengan mana aset dapat dibeli atau dijual di pasar dapat mempengaruhi
varians. Di pasar yang kurang likuid, perdagangan kecil mungkin memiliki dampak lebih
besar pada harga, berkontribusi pada varians yang lebih tinggi.

Estimasi Beta dan Varians

Estimasi beta dan varians melibatkan metode statistik untuk mengukur hubungan
antara pengembalian suatu aset tertentu dan pasar secara keseluruhan, serta untuk mengukur
variabilitas pengembalian tersebut. Berikut adalah penjelasan singkat tentang bagaimana
biasanya dilakukan estimasi beta dan varians:

1. Estimasi Beta:

- Regresi Linier Sederhana: Beta (β) sering kali diestimasi menggunakan regresi linier
sederhana. Pengembalian historis aset di-regresikan terhadap pengembalian indeks pasar
(seperti S&P 500). Kemiringan garis regresi adalah beta.

- Interpretasi Beta: Beta sebesar 1 menunjukkan bahwa aset cenderung bergerak sejalan
dengan pasar. Beta lebih dari 1 menunjukkan volatilitas yang lebih tinggi, sementara beta
kurang dari 1 menunjukkan volatilitas yang lebih rendah dibandingkan dengan pasar.

2. Estimasi Varians:

- Variansa Historis: Varians historis dihitung dengan mengambil rata-rata selisih kuadrat
antara setiap titik data (pengembalian) dan pengembalian rata-rata historis selama periode
waktu tertentu. Ini mengukur sejauh mana pengembalian menyimpang dari rata-rata historis.

- Deviasi Standar: Akar kuadrat dari variansa adalah deviasi standar, yang merupakan ukuran
risiko yang lebih umum digunakan. Ini memberikan gambaran seberapa besar penyimpangan
dari pengembalian rata-rata yang dapat diharapkan.

- Varians Implisit: Dalam konteks penetapan harga opsi, volatilitas implisit dapat digunakan
untuk mendapatkan varian implisit. Ini didasarkan pada harga pasar opsi dan mencerminkan
volatilitas masa depan yang diharapkan.

3. Menggunakan Model Keuangan:

- Model Penilaian Aset Modal (CAPM): Beta adalah komponen kunci dalam CAPM, model
yang banyak digunakan untuk mengestimasi pengembalian yang diharapkan pada suatu aset.
Model ini mencakup suku bunga bebas risiko, premi risiko pasar, dan beta untuk menghitung
tingkat pengembalian yang dibutuhkan.

- Model Multi-Faktor: Model yang lebih canggih dapat menggunakan beberapa faktor selain
hanya pengembalian pasar untuk mengestimasi beta dan varians. Faktor-faktor ini dapat
mencakup suku bunga, indikator ekonomi, atau variabel khusus industri.

Anda mungkin juga menyukai