E-mail : ayuadindaputri@yahoo.com
*)
Abstrak
Pada awalnya sistem kontrol untuk pengendali otomatis perangkat-perangkat mesin di industri berupa rangkaian relay.
Namun sistem kontrol dengan rangkaian relay tersebut menjadi kurang efektif karena untuk memberikan perubahan
sistem memerlukan biaya yang besar serta tingkat kerumitan kerja yang tinggi. Akhirnya muncul sistem kontrol
berbasis komputer yang disebut dengan PLC (Programmable Logic Controller) yang dapat memberikan solusi bagi
permasalahan tersebut. Dengan tujuan untuk memeperoleh hasil produksi yang maksimal, diperlukan sistem
pemindahan yang baik dalam proses distribusi suatu barang. Sistem yang dibangun berupa pengaturan kecepatan motor
induksi 3 fasa menggunakan variable speed drive untuk menggerakkan konveyor dan dikontrol oleh PLC. Konveyor
yang dibuat menggunakan beberapa sensor seperti sensor ping dan limit switch. Selain itu, konveyor juga dilengkapi
dengan proteksi under dan upper speed switch yang diatur oleh sistem tipe alarm pada digital indicating controller.
Masing-masing sensor memiliki fungsi untuk memberikan perintah logika ladder diagram yang telah ditetapkan
didalam PLC. Dimana sensor ping akan mendeteksi level ketinggian serbuk biji kapuk didalam oven. Limit switch
digunakan pada simulasi putusnya belt konveyor. Hasil pengujian menunjukkan motor induksi 3 fasa terkontrol vsd
ABB ACS 300 memiliki efisiensi diatas 100 % pada frekuensi 5 – 45 Hz dan efisiensi dibawah 100% pada frekuensi
50 Hz yaitu 86,68 %.
Kata kunci :Variabel Speed Drive, konveyor, PLC, motor induksi, sensor
Abstract
At first, the control system for automatic control device in industrial machines such a relay contact. A control system
with a relay it to be less effective because of the change in system to have a big cost and complexity of a work . Finally,
there is control system based on PLC. With the aim to obtain the maximum yield, removal system is required in the
distribution of goods. The system is built in the form of speed control of 3 phase induction motor using a variable speed
drive to move conveyor and controlled by PLC. Conveyors are made using sensors such as ping sensors and limit
switches. The conveyor is equipped with protection under and upper speed switches are arranged by type of alarm
systems on the DIC. Sensor has a function to give the command ladder logic diagrams that have been set in the PLC.
Ping sensor will detect kapuk seed powder height level in the oven. Limit switch is used to simulate a conveyor belt
break. 3 phase induction motors controlled vsd ABB ACS 300 has efficiency of over 100% in the frequency 5-45 Hz
and efficiency under 100 % at frequency of 50 Hz is 86.68%.
Ya
2. Metode Ya
TidakPenentuan jenis serta
Perancangan Programmable Logical Control (PLC)
kecepatan motor yang
digunakan
Perancangan sistem perangkat konveyor dan
pengendalian kecepatan motor induksi tiga fasa dengan Ya Perancangan
PLC untuk pemotong kayu dibagi atas dua bagian yaitu Variable Speed Drive (VSD)
perancangan perangkat keras sistem (hardware) dan Inisialisai I/O Tidak PLC
Input PLC
Supply 3
Ya
Selesai
NC
Contactor
SYMAC CQM1 omron Input Output Output
TERMINAL 11 (AO+)
Aktuator
Terminal NC
Terminal Common
Gambar 4. VSD kondisi siap
Gambar 5. Perancangan Limit Switch
2.2.2. Pengkabelan VSD ABB ACS 300
2. Perancangan Digital Indicating Controller
Pengkabelan pada driver sangatlah penting, karena tiap
terminal pada acs 300 yang dihubungkan ke driver Dalam sistem safety device upper and under speed switch
maupun beban berupa motor induksi 3 fasa mempunyai plant konveyor digunakan operasi alarm type, karena
fungsi masing – masing. Pada sistem plant konveyor sistem ini paling sesuai untuk memberikan inputan
dengan setting digital input system, setting terminal blok kepada PLC. Perancangan Yokogawa UT350 dengan
yang digunakan adalah sebagai berikut : operasi alarm type dibagi menjadi 3 bagian utama
parameter yang harus diatur yaitu :
Tabel 2. Setting terminal blok ABB ACS 300 1. Input/Output Related Parameter
Parameter ini berfungsi untuk memasukan parameter
Terminal Block Parameter Fungsi
5 +24 V Tegangan keluaran 24 VDC input,output dan range yang berkaitan dengan sistem
dari internal VSD safety device upper and under speed switch plant
6 DI1 Mengatur kerja start/stop konveyor.
motor 2. Control Function Related Parameter
8 DI3 Mengaktifkan constant
speed 1 Paramater ini berisi pengaturan tipe operasi yang
9 DI4 Mengaktifkan constant digunakan. Pada sistem safety device under and upper
speed 2 spped switch plant konveyor ini menggunakan tipe
11 AO+ Analog output 4 -20 mA operasi alarm.
12 GND Ground analog output
TRANSIENT, VOL.4, NO. 1, MARET 2015, ISSN: 2302-9927, 172
Mulai
MikrokontrolerTriger
LCD Sensor
YaIf
X<5
Echo
Tidak
Ya
If Relay 1 0n Motor Maksimum
5< X < 10Relay 2 Off
Tidak
Motor Minimum
Gambar 7. Rangkaian lengkap hardware IfYa Relay 1 OFF
10< X < 30Relay 2 On
Tidak
MULAI
ATmega8535 TIMER
OVEN KERJA
Sysmac CQM1
Tombol ON/OFF Tidak
VSD
Ya
Tabel 5. Pengalamatan input rangkaian pengendali motor Limit Switch STOP
Ya
Upper speed
STOP
switch
Output Alamat
Rele Pusat 100.00 Gambar 10.Flowchart program
Rele 1 dan 2 (Pergantian kerja dari konveyor ke pemanas) 100.01
Terminal DI 1 Variabel Speed Drive 100.02
Terminal DI 3Variabel Speed Drive (kerja motor maksimum) 100.08 2.3.3 Program Pada PLC
Terminal DI 4 Variabel Speed Drive (kerja motor minimum) 100.09
Limit switch 100.10 Program berupa diagram ladder dengan software yang
Under speed switch 101.15 digunakan adalah CX Programmer 9.0.
Uper speed switch 101.01
f. Limit Switch
Saat timer penghitung kerja sistem penggerus biji kapuk Gambar 3.15 Kerja limit switch pada PLC
dan conveyor berheti menghitung maka timer penghitung
kerja penggerus biji kapuk dan conveyorakan mengontak Saat limit switch ditekan (0.07), maka limit switch (
coil (100.01) sehingga terjadi perubahan kerja ke sistem 101.00) akan terhubung. Limit switch (101.00) yang
pemanas (oven). terhubung akan menyebabkan kontak limit switch
(100.10) berubah kondisi dari NC menjadi NO dan
c. On/Off Variabel Speed Drive mengde-energize koil rele pusat (100.00) sehingga sistem
akan mati.
(0.09) akan terde-energize dan mengakibatkan rele under motor induksi 3 fasa. Pengujian dilakukan dengan
2 (101.14) ter-energize.Kemudian ketika frekuensi turun mengukur tegangan keluaran dengan 5 variasi frekuensi
dan mencapai nilai set point under speed under (0.09) yaitu 10 Hz, 20 Hz, 30 Hz, 40 Hz dan 50 Hz. Tabel 4.2
akan aktif kembali dan menyebabkan rele under 3(102.01) adalah hasil pengujian tegangan keluaran fasa-fasa
dan rele under 4 (101.15) ter-energize. Kondisi rele under inverter. Gelombang keluaran inverter dapat dilihat pada
4 (101.15) yang aktif menyebabkan Pb VSD On/Off terde- Gambar 20 sampai 24.
energize dan VSD akan off.
Tabel 8 Data pengujian sumber 3 fasa
j. END
Variasi
Vrms (Volt) Irms (ampere)
Frek. (Hz) Cos phi
VR-S VS-T VT-R IR IS IT
Gambar 18. END 10 116.37 122.54 133.54 1.31 1.07 1.02 0,86
20 179.03 172.45 185.31 1.21 1.20 1.11 0.82
30 210.58 211.10 214.22 1.34 1.25 1.23 0.82
Merupakan program untuk mengakhiri program yang 40 246.34 246.85 249.11 1.37 1.24 1.23 0.81
telah dibuat. Fungsi yang digunakan adalah END yang 50 295.52 295.50 296.54 1.20 1.18 1.16 0.80
memiliki nomer fungsi 01. Hal ini menjadi syarat dalam
pemrograman PLC, bahwa akhir program harus
disertakan dengan fungsi END(01) ini.
Gambar 19. Tegangan sumber3 fasa Gambar 22. Tegangan keluaran inverter 30 Hz
gelombang yang makin bertambah per 1 sekon seiring 3.1.3 Pengujian Tegangan Masukan Input
peningkatan frekuensi. PLCUntukMasing-Masing Peralatan
d) Pengujian Terminal Kontrol Pengujian tegangan input ke PLC dilakukan dengan cara
menekan setiap tombol push button serta meng-energize
Pada pengujian terminal kontrol, data yang diambil yaitu kontak inputan dan mengukur tegangan keluarannya.Hasil
saat terminal terhubung oleh internal supply pada inverter pengukuran ditunjukkan pada tabel 11.
dan analog output, yang digunakan pada perangkaini
untuk digital input dan analogoutput yang terdapat pada Tabel 11. Pengujian Tegangan Masukan Input PLC
vsd.Skema rangkaian digital input dan analog output
dapat dilihat pada gambar 4.3 TIDAK TERHUBUNG
TAHAPAN INPUT TERHUBUNG
INPUT NC / NC /
Volt Volt
NO
N
1 PB ON/OFF NO 0 NC 20,30 VDC
Outp
Anal
Vdc
og
Dari Tabel 9 dapat dilihat nilai analog output VSD dalam Rele DI 4 (min
5
24 VDC 18,6 VDC
motor)
rentang frekuensi 7 Hz sampai 15 Hz. Nilai analog output 6
Rele Oven
VSD memiliki hubungan yang linier dengan frekuensi. (Pergantian 24 VDC 219,6 VDC
7 Kerja)
Kontaktor Beban 220 VAC 219,6 VAC
Semakin tinggi nilai frekuensi maka nilai analog output
VSD akan semakin besar juga. Analog output pada VSD
adalah fungsi arus 4 – 20 mA yang nilainya proporsional 3.1.5 Pengujian Unjuk Kerja I/O PLC
dengan kenaikan tegangan
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui unjuk kerja
3.1.2 Pengujian Tegangan Masukan Input dan dari input/output PLC ketika sistem sedang berjalan.
Output PLC
Tabel 13. Pengujian Unjuk Kerja I/O PLC
Pengujian terhadap input dan output PLC dilakukan TOMBOL
TOMBOL INPUT START
dengan cara mengukur tegangan yang merupakan STOP
tegangan DC. Hasil pengujian ditunjukkan pada tabel 10 1 2 3 4 5 6 7 8 1
sebagai berikut
KONTAKTOR
KONTAKTOR
Tabel 10. Hasil pengujian input dan output PLC PUSAT (MOTOR 1 1 1 0 1 1 1 0
RELE DI3 0 0 1 0 0 0 0 0 0
Pembacaan sensor dilakukan pada ketinggian acak
RELE DI4 0 0 0 1 0 0 0 0 0 dengan tinggi maksimal 50 cm. Hasil pembacaan sensor
RELE OVEN 0 0 0 0 0 1 0 1 0 akan dibandingkan dengan penggukuran dengan
penggaris.
Pengujian Timer
Variasi
Frek Vrms (Volt) Irms (ampere) n
(rpm)
(Hz)
VR-S VS-T VT-R IR IS IT Gambar 41. Grafik frekuensi-rpm tidak terkopel beban
5 312.70 312.56 312.14 1.18 0.83 0.84 150.07
10 313.57 312.61 313.32 1.22 1.04 1.04 290.2 Pengujian Kerja Motor Induksi 3 Fasa Tekopel
15 314.25 313.16 313.98 1.25 1.15 1.14 444 Beban
20 315.41 314.99 315.32 1.19 1.21 1.2 597.9
25 315.31 316.36 314.89 1.28 1.26 1.24 730 Dalam pengujian ini, dilakukan saat kondisi motor
30 314.49 313.93 313.78 1.22 1.27 1.25 873.5 terkopel dengan beban atau di penelitian ini adalah
35 316.30 315.15 315.07 1.27 1.27 1.26 2024 perangkat konveyor. Putaran motor diatur dengan
40 316.87 314.38 316.73 1.19 1.2 1.17 1195 menggunakan variable speed drive. Pada pengujian motor
45 318.96 317.35 318.76 1.19 1.24 1.21 1314 induksi akan mengalami kenaikan arus saat motor
50 323.57 320.73 324.29 1.27 1.18 1.19 1497 terkopel dengan sistem konveyor. Hal ini dikarenakan
adanya beban yang bertumpu pada motor induksi. Data
Dari Tabel 19 dapat dibuat grafik perbandingan antara diambil pada saat motor sudah mencapai frekuensi yang
frekuensi-arus, frekuensi-tegangan dan frekuensi-rpm. diinginkan.
Grafik perbandingan antara frekuensi-arus ditunjukkan Data pengukuran arus tegangan dan putaran motor saat
pada Gambar 39. terkopel oleh beban ditunjukkan pada Tabel 19.
TRANSIENT, VOL.4, NO. 1, MARET 2015, ISSN: 2302-9927, 181
Gambar 44.Grafik frekuensi-rpm terkopel beban Gambar 47. Grafik perbandingan tegangan saat terkopel
dan tidak terkopel
TRANSIENT, VOL.4, NO. 1, MARET 2015, ISSN: 2302-9927, 182
Daya masukan
𝑃i𝑛 = 385 × 0,21 × 0,8 × √3
= 112,09 𝑤𝑎𝑡𝑡
Daya keluaran
𝑃𝑜𝑢𝑡 = 283,6 × 1,29 × 0,69 × √3
= 436,25 𝑤𝑎𝑡𝑡
Selisih Daya (ΔP)
∆𝑃 = 𝑃𝑜𝑢𝑡 − 𝑃i𝑛
(4.2)
∆𝑃 = 436,25 − 112,09
Gambar 48. Grafik perbandingan Rpm saat terkopel dan = 324,16
tidak terkopel Efisiensi motor
𝑃2
× 100 %
Pengukuran Daya Pada Motor Induksi Tiga 𝑃1
Fasa (4.3)
Dimana :
Motor yang dikontrol oleh variable speed drive akan
P2 = Daya keluaran VSD ke motor (watt)
memiliki daya yang lebih baik dibandingkan tidak
P1 = Daya masukan VSD (watt )
terkontrol. Perbandingan dilakukan dengan pengukuran
dan perhitungan daya pada sumber 3 fasa yang digunakan η = Efisiensi motor
sebagai input variable speed drive terhadap daya pada Maka Efisiensi motor adalah
output variable speed drive yang digunakan sebagai input 436,35
= .100%
motor pada keadaan berbeban. Membandingkan keluaran 112,09
dan masukan VSD dilakukan karena biaya yang harus = 388,28%
dibayarkan oleh industri adalah daya nyata yang terhitung Dari perhitungan diatas dapat dibuat data yang
dari meteran pada jala-jala. ditunjukkan pada Tabel 23.
Penggunaan variable speed drive mampu memberikan
daya sesuai dengan kebutuhan. Untuk frekuensi dibawah Tabel 23. Data daya masukan, daya keluaran, efisiensi vsd
rating motor 50 Hz, daya yang dimasukan tidak perlu
sama dengan daya rating motor (0,75 KW). Ini artinya Daya Daya
Frek ΔP Efisiensi
tidak ada daya yang terbuang. Data tegangan, arus dan (Hz)
Masukan Keluaran
(watt) (%)
cos 𝜑 motor dapat dilihat pada Tabel 22
(watt) (watt)
5 112.09 436.35 323.13 58.18
Tabel 22. Data pada masukan dan keluaran variable speed 10 181.48 552.84 360.06 73.71
drive 15 224.18 642.29 418.99 85.64
20 266.88 655.26 377.36 87.37
Sisi masukan Sisi Keluaran 3025 320.26
357.62 651.38
637.20 324.73
272.43 86.85
84.96
(Jala-jala ke VSD) (VSD ke motor) 35 384.31 614.08 221.38 81.88
Frek.
(Hz)
Arus
(Ampere) Tegangan
(Volt) cos (Ampere)
phi Arus Tegangan
(Volt) cos
phi 40 427.01 564.53 132.29 75.27
45 512.41 642.38 122.54 85.65
5 0.21 385 0.8 1.28 283.61 0.69
50 533.76 511.68 -71.09 68.22
10 0.34 385 0.8 1.40 305.04 0.73
15 0.42 385 0.8 1.43 305.33 0.85
20 0.5 385 0.8 1.43 305.13 0.85 Dari tabel 23.dapat dibuat grafik perbandingan
30 0.67 385 0.8 1.45 302.78 0.83 antara frekuensi-daya, frekuensi-efisiensi vsd.
35 0.72 385 0.8 1.44 302.69 0.8
40 0.8 385 0.8 1.42 302.33 0.62
45 0.96 385 0.8 1.36 335.93 0.8
50 1 385 0.8 1.37 324.00 0.6