Anda di halaman 1dari 23

PROPOSAL

PERILAKU ORGANISASI KARANG TARUNA DESA JUWIRAN KLATEN

Diajukan Kepada Jurusan Psikologi Isam

Fakultas Ushuluddin Dan Dakwah

Universitas Islam Negeri Surakarta

Untuk Penyusunan Skripsi

Oleh:

DIYAH FITRIANA

171141034

JURUSAN PSIKOLOGI ISLAM

FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Purnamasari, (2016) organisasi adalah forum di mana kegiatan orang-orang yang
bekerja bersama untuk mencapai tujuan tertentu telah diidentifikasi bersama. Pengorganisasian
juga merupakan proses menggabungkan pekerjaan yang perlu dilakukan individu atau kelompok
dengan bakat yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas, untuk menyediakan saluran terbaik
untuk penggunaan yang efisien, sistematis, aktif dan terkoordinasi upaya yang tersedia. Sebagai
tempat atau wadah lebih statis, sedangkan sebagai proses lebih dinamis karena dinamika,
kegiatan, tindakan dan hubungan yang terjadi dalam organisasi, baik pemerintah maupun non-
pemerintah. Perilaku organisasi adalah studi yang berkaitan dengan aspek perilaku manusia
dalam organisasi atau kelompok tertentu, termasuk aspek yang timbul dari pengaruh organisasi
pada orang-orang serta aspek yang timbul dari pengaruh orang pada organisasi.

Menurut Raja, (2017) organisasi adalah entitas sosial yang terkoordinasi secara sadar dengan
batas yang relatif dapat ditentukan yang beroperasi atas dasar yang relatif terus menerus untuk
mencapai tujuan atau kelompok bersama Organisasi dipandang sebagai unit dalam sistem sosial
untuk mencapai tujuan bersama melalui upaya /grup, Perilaku organisasi lebih menekankan pada
bagaimana orang terbiasa bekerja dalam tim yang efektif. Kinerja tim lebih unggul daripada
kinerja individu ketika tugas dilakukan yang membutuhkan banyak keterampilan. Perilaku
organisasi mewakili . sikap dan perilaku dari, individu dan kelompok dalam. organisasi dan
interaksi mereka dengan konteks organisasi itu sendiri.

Menurut Hanggreni, (2011) perilaku organisasi adalah “sebuah bidang khusus yang memiliki
pokok ilmu pengetahuan yang umum mencakup tiga faktor penentu perilaku dalam organisasi:
individu, kelompok, dan struktur dan penerapannya untuk membuat organisasi bekerja lebih
efektif”. Menurut Mulyadi (2015:11) perilaku organisasi adalah “aktualisasi pengetahuan dan
wawasan tentang bagaimana orang bertindak di dalam organisasi”.Perilaku organisasi adalah
suatu studi yang menyangkut aspek-aspek tingkah laku manusia dalam suatu organisasi atau
suatu kelompok tertentu. Ia meliputi aspek yang ditimbulkan dari pengaruh organisasi terhadap
manusia demikian pula aspek yang ditimbulkan dari pengaruh manusia terhadap organisasi.
Tujuan praktis dari penelaahan studi ini adalah untuk mendeterminasi bagimanakah perilaku
manusia itu mempengaruhi usaha pencpaian tujuan-tujuan organisasi.” Adapun pengertian
Perilaku Organisasi menurut Larry L.Cummings (dalam Miftah Thoha, 2007:8) yaitu Suatu cara
berpikir, suatu cara untuk memahami persoalan-persoalan dan menjelaskan secara nyata hasil-
hasil penemuan berikut tindakan-tindakan pemecahan. Lebih lanjut, pengertian perilaku
organisasi menurut Joe Kelly guru besar manajemen pada Sir George Williams University
(dalam Miftah Thoha, 2003:173) mengemukakan bahwa : Perilaku organisasi dapat dirumuskan
sebagai suatu sitem studi dari sifat organisasi seperti misalnya: bagimana organisasi dimulai,
tumbuh, dan berkembang, dan bagaimana pengaruhnya terhadap anggota-anggota selain
individu, kelompok-kelompok pemilih, organisasi-organisasi lainnya, dan institusi-insitusi yang
lebih besar.

Menurut Onolalu (2022), pemuda adalah generasi yang terbebani oleh harapan komunitas.
Hal ini dapat dimaklumi karena anak muda diharapkan menjadi sebagai generasi penerus yang
akan melanjutkan perjuangan dari generasi sebelumnya. Tempat dan peran pemuda sama
pentingnya dengan Bung pernah berkata Karno Seribu orang tua hanya bisa bermimpi, seorang
pemuda dapat mengubah dunia. Pidato Bung Karno sering berseru: Beri aku seribu, dan dengan
mereka aku akan memindahkan Gunung Semeru. Beri aku sepuluh pemuda dengan cinta yang
membara untuk Tanah Air, dan bersama mereka aku akan mengguncang dunia. Sebagai generasi
penerus bangsa diharapkan berperan penting dalam pembangunan bangsa . Pemuda tidak dibuat
untuk merusak kedaulatan di negaranya yang dijadikan sarana untuk mengutamakan kepentingan
orang untuk kepentingan kelompok/organisasi.

Menurut Sawitri & Kisworo (2013), pemuda adalah kaum muda yang harus dianggap sebagai
“pribadi” yang berada pada tahap tertentu dalam perkembangan kehidupan manusia, manusia
memiliki keunikan kualitas, sifat, hak, peran dan makna pelayanan dengan potensi dan
kebutuhan tertentu Dalam proses pembangunan negara, pemuda adalah kekuatan moral, kontrol
sosial dan agen inovasi yang mewujudkan fungsi, peran, karakteristik dan posisi strategis dalam
pembangunan Negara, Berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 , organisasi
kepemudaan didirikan oleh . pemuda dan mempunyai fungsi mendukung organisasi kepemudaan
di Indonesia untuk menghimpun . tenaga kerja muda dan menempatkan mereka dalam kegiatan-
kegiatan gerak produksi. Selain bermanfaat dalam memberikan kontribusi bagi pembangunan
negaranya, juga berfungsi untuk mengembangkan sikap sosial remaja.

Menurut Arif (2014), salah satu wadah pembinaan dan pengembangan generasi muda yaitu
melalui organisasi pemuda. Seiring dengan perkembangan zaman organisasi pemuda juga
mengalami perkembangan. Hal ini dapat dilihat dengan berdirinya organisasi-organisasi pemuda
yaitu: Organisasi Karang Taruna, Organisasi Pemuda Pancasila (PP), Organisasi Ikatan Pemuda
Karya (IPK), Organisasi Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI), dan lain-lain. Pada
dasarnya keberadaan organisasi-organisasi pemuda tersebut dimaksudkan untuk menjadi wadah
penempatan diri para pemuda dalam rangka persiapan memasuki kehidupan yang sebenar-
benaraya di tengahtengah masyarakat, dan juga sebagai wadah komunikasi dan pemersatu
generasi muda.

Di Indonesia, semangat dan daya juang kaum pemuda terus bertumbuh dan menguat
hingga zaman kemerdekaan. Salah satu wujud dari semangat dan daya juang pemuda
untuk mengisi kemerdekaan itu adalah lahirnya Karang Taruna. Secara historis,
Karang Taruna lahir dari sekelompok anak muda di Kampung Melayu Jakarta Timur
tahun 70-an, dimasudkan untuk menggalang potensi pemuda dalam mengisi kemerdekaan.
Kementerian Sosial RI memberikan fasilitasi, dan kemudian menempatkan sebagai instansi
Pembina fungsional (Kemensos RI, 2013). Hadirnya Karang Taruna yang tersebar di setiap
desa/kelurahan di Indonesia, meneguhkan bahwa dalam system penyelenggaraan
kesejahteraan sosial, memerlukan partisipasi kaum muda dimulai dari akar rumput.
Sehubungan dengan itu, Kementerian Sosial RI menempatkan Karang Taruna sebagai
salah satu pilar sosial dalam penyelenggaraan.

Kondisi ini juga dialami oleh pemuda karang taruna desa juwiran, Klaten, Berdasarkan studi
pendahuluan peneliti pada tanggal 11 Agustus 2022 melalui pengamatan bahwa dalam rapat
adanya pihak yang tidak menyetujui rencana yang dibuat, sehingga kerap menjadi konflik yang
menyebabkan dewan rapat, selain itu adanya motif pribadi didalamnya, hal itulah terkadang
menyebabkan merenggangnya antara sesama anggota karang taruna sehingga banyak dari
mereka tidak berperan aktif lagi di organisasi karang taruna.
Menurut Pratama & Rahmat (2018), karang taruna adalah organisasi sosial kemasyarakatan
yang berbasis pada pemuda yang didirikan atas kepedulian pemuda atas masalah sosial yang
terjadi di lingkungan masyarakat. Menurut Peraturan Menteri Sosial Nomor 77/Huk/2010
tentang Pedoman Pokok Karang Taruna, Karang Taruna diartikan sebagai organisasi
kemasyarakatan yang merupakan wadah dan wahana untuk mengembangkan setiap anggota
masyarakat tetapi tumbuh dan berkembang atas dasar kesadaran dan tanggung jawab untuk
kesejahteraan sosial,Karang taruna merupakan salah satu organisasi pemuda yang tidak asing
lagi karena merupakan wadah yang telah memiliki misi untuk membina generasi muda
khususnya di pedesaan. Adapun visi karang taruna yaitu sebagai wadah pembinaan dan
pengembangan kreativitas generasi muda yang berkelanjutan untuk menjalin persaudaraan dan
rasa kebersamaan menjadi mitra organisasi lembaga, baik kepemudaan ataupun pemerintah
dalam pengembangan kreativitas.

Menurut Prima (2021), karang taruna adalah organisasi kepemudaan yang ada di seluruh
Indonesia dan merupakan wadah organisasi untuk mengembangkan potensi generasi muda yang
lebih baik. Organisasi kepemudaan berkembang berdasarkan kesadaran dan rasa tanggung jawab
sosial masyarakat dan masyarakat itu sendiri, Karang taruna merupakan sebuah organisasi
kepemudaan yang merupakan mitra pemerintah yang memiliki tujuan untuk membina generasi
muda kearah yang positif yakni dengan mengadakan kegiatan-kegiatan yang bersifat positif dan
dapat membentuk karakter pemuda itu sendiri. Pelatihan merupakan suatu aktivitas yang
diberikan kepada orang-orang yang memiliki kemauan untuk belajar, yang dapat merubah dari
yang tidak bisa menjadi bisa. pelatihan merupakan sebuah proses mengajarkan pengetahuan dan
keahlian serta sikap agar orang yang dilatih semakin terampil dan mampu melaksanakan
tanggung jawabnya dengan semakin baik sesuai dengan yang diimpikan. Fungsi daripada karang
taruna adalah menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi masyarakat terkhusus kalangan
generasi muda yang berada di kelurahan/desa.

Menurut Setiawan (2019), pada dasarnya karangtaruna terbentuk karena adanya rasa
tanggung jawab dan peduli para anggotanya khususnya para pemuda, sedangkan yang terjadi
sekarang ini para pemuda yang seharunya dapat menjadi generasi penerus bangsa kebanyakan
kurang memiliki rasa tanggung jawab dan kepedulian, mereka lebih memilih melakukan kegiatan
atau hal-hal yang kurang bermanfaat bahkan negative seperti kriminalitas, pergaulan bebas dan
lain-lain, yang di anggap lebihmenyenangkan dibandingkan harus menggali potensi,Karang
taruna pada hakekatnya adalah wadah pembinaan dan pengembangan generasi muda demi
terwujudnya kesejahteraan generasi muda. Karang Taruna mengemban misi tulus, ikhlas dan
penuh rasa manusiawi dalam upaya mengatasi segala bentuk permasalahan generasi muda.
Sehingga peranan karang taruna senantiasa dibutuhkan kapanpun, di manapun demi terwujudnya
masa depan yang lebih cerah bagi generasi muda, bangsa dan negara dan seluruh masyarakat
Indonesia.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang ditampilkan, rumusan masalahnya adalah: bagaimana


memahami perilaku organisasi ?

B. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana memahami perilaku yang terjadi dalam
suatu organisasi dan mengendalikan perilaku.

C. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini diklarifikasikan berdasarkan manfaat teoritis dan praktis yakni
sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah pengetahuan dalam bidang kajian
psikologi industri, utamanya tentang perilaku organisasi karang taruna.

2. Manfaat Praktis
a) Bagi Mahasiswa
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman bagi mahasiswa untuk
mampu memahami perilaku yang terjadi dalam suatu organisasi.
b) Bagi Perguruan Tinggi
Hasil penelitian ini di harapkan menjadi masukan untuk perbaikan pelayanan
mahasiswa, khususnya pada bimbingan atau intervensi sikap dan perilaku untuk
meningkatkan perilaku interaksi antara individu dengan individu, individu dengan
kelompok, dan kelompok dengan kelompok dalam organisasi demi kemanfaatan
dalam suatu organisasi.
c) Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber referensi bagi peneliti lain dalam
melakukan penelitian mengenai permasalahan dengan tema yang sama.

BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Organisasi
a) Pengertian Organisasi

Menurut Aprianti (2016), secara sederhana organisasi dapat diartikan sebagai suatu
kesatuan yang merupakan wadah atau sarana untuk mencapai berbagai tujuan atau sasaran
organisasi memiliki banyak komponen yang melandasi diantaranya terdapat banyak orang, tata
hubungan kerja, spesialis pekerjaan dan kesadaran rasional dari anggota sesuai dengan
kemampuan dan spesialisasi mereka masing-masing, Seperti kita ketahui, dalam kehidupan
manusia terdapat berbagai organisasi atau kelompok yang turut berperan dalam menentukan
tujuan dan keputusan. Organisasi tersebut berproses atau beroperasi dengan cara-cara yang unik.
Sehingga dengan mempelajari organisasi, Anda dapat memahami bagaimana proses operasional
yang ada dalam organisasi. Harapannya adalah Anda dapat mengantisipasi berbagai jenis
masalah yang mungkin akan dihadapi dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab baik di
tempat kerja maupun di tempat aktivitas lainnya. Pada akhirnya, Anda akan memberikan
kontribusi yang berguna bagi kelangsungan organisasi.

Menurut Heryana (2018) pengertian dari organisasi tersebut Secara filosofis, terdapat tiga
pendapat tentang pengertian organisasi yaitu:
1. Organisasi adalah sistem dimana manusia saling tergantung atau terkait satu sama lain dan
membentuk jejaring yang saling memberikan kemanfaatan satu dengan yang lain.

2. Organisasi adalah kerangka kerja bagi manajemen dalam bekerja. Artinya organisasi
merupakan wadah, lembaga, atau kelompok fungsional ketika proses manajemen berlangsung.
Organisasi semacam peta jalan (road-map) bagi manajemen dan anggotanya untuk mencapai
tujuan.

3. Organisasi adalah strategi komplek yang melibatkan manusia yang didesain untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan, sehingga organisasi merupakan wadah dimana sekumpulan orang
diarahkan untuk tujuan-tujuan spesifik dari organisasi. Semakin lama organisasi berdiri, maka
semakin kompleks hubungan antar manusia dan peralatan kerja yang ada di dalamnya.

Sebuah organisasi terdiri dari 3 unsur pokok yakni orang-orang, tujuan, dan struktur.
Sehingga fungsi utama organisasi adalah: a) sebagai wadah bagi orang-orang dalam bekerja
sama mencapai satu tujuan; b) sebagai wadah bagi orang-orang dalam membentuk perilaku dan
budaya organisasi; dan c) sebagai wadah untuk mencapai sasaran yang sulit dicapai seorang diri.

b) Aspek-Aspek Organisasi

Pelaksanaan proses pengorganisasian yang sukses, akan mem¬buat suatu organisasi dapat
mencapai tujuannya. Proses ini akan tercermin pada struktur organisasi, yang mencakup aspek-
aspek penting organisasi dan proses pengorganisasian, yaitu :

a. pembagian kerja,

b. departementalisasi (atau sering disebut dengan istilah departementasi),

c. bagan organisasi formal,

d. rantai perintah dan kesatuan perintah,

e. tingkat-tingkat hirarki manajemen,

f. saluran komunikasi,
g. penggunaan komite,

h. rentang manajemen dan kelompok-kelompok informal yang tak dapat dihindarkan.

c) Tujuan Sebuah Organisasi

Realitas dalam sebuah organisasi adalah harapan akan tercapainya tujuan dan
kepentingan yang akan dipenuhi dengan semaksimal mungkin. Oleh karena itu, untuk
memudahkan pemahaman bagi semua komponen dan individu yang terlibat dalam
organisasi tersebut hendaknya tujuan organisasi dirumuskan dengan jelas dan dengan
konsep yang sesederhana mungkin. Hal itu akan memudahkan setiap individu menjalankan
perannya dengan baik. Secara spesifik, tujuan organisasi dapat di pandang secara mikro
(individu atau kelompok bidang tertentu) maupun secara makro yakni tujuan organisasi itu
sendiri (Wahono 2014).

2. Pengertian Karang Taruna

Karang Taruna sebagai organisasi sosial kemasyarakatan di tingkat desa/kelurahan,


menjadi sistem sumber bagi pemuda dan masyarakat untuk mencapai kualitas hidup dan
kesejahteraan sosial yang lebih baik. Berbagai peran di masyarakat dilakukan Karang
Taruna dengan dasar kesukarelaan Mencermati berbagai peran Karang Taruna di
masyarakat tersebut, maka dapat dikatakan bahwa Karang Taruna telah melaksanakan peran
sebagai agen perubahan dalam pengembangan masyarakat, bahwa pemuda (Karang Taruna)
bersamasama dengan pekerja masyarakat berkomitmen, membantu masyarakat mengatasi
praktik opresif, menangani ketidaksetaraan dan ketidakadilan. Mereka bertindak sebagai agen
perubahan sosial, dan karenanya berusaha untuk memberdayakan orang-orang di sekitar mereka
(Suradi 2019).
a) Tujuan Karang Taruna

a. Terwujudnya pertumbuhan dan perkembangan kesadaran dan tanggung jawab sosial setiap
generasi muda warga Karang Taruna dalam mencegah, menagkal, menanggulangi dan
mengantisipasi berbagai masalah sosial.

b. Terbentuknya jiwa dan semangat kejuangan generasi muda warga Karang Taruna yang
Trampil dan berkepribadian serta berpengetahuan.

c. Tumbuhnya potensi dan kemampuan generasi muda dalam rangka mengembangkan


keberdayaan warga Karang Taruna.

d. Termotivasinya setiap generasi muda warga Karang Taruna untuk mampu menjalin toleransi
dan menjadi perekat persatuan dalam keberagaman kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.

e. Terjalinnya kerjasama antara generasi muda warga Karang Taruna dalam rangka mewujudkan
taraf kesejahteraan sosial bagi masyarakat.

f. Terwujudnya Kesejahteraan Sosial yang semakin meningkat bagi generasi muda di


desa/kelurahan atau komunitas adat sederajat yang memungkinkan pelaksanaan fungsi sosialnya
sebagai manusia pembangunan yang mampu mengatasi masalah kesejahteraan sosial
dilingkungannya.

b) Fungsi Karang Taruna

a. Penyelenggara Usaha Kesejahteraan Sosial.

b. Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan bagi masyarakat.

c. Penyelenggara pemberdayaan masyarakat terutama generasi muda dilingkunggannya secara


komprehensif, terpadu dan terarah serta berkesinambungan.

d. Penyelenggara kegiatan pengembangan jiwa kewirausahaan bagi generasi muda di


lingkungannya.
e. Penanaman pengertian, memupuk dan meningkatkan kesadaran tanggung jawab sosial
generasi muda. f. Penumbuhan dan pengembangan semangat kebersamaan, jiwa kekeluargaan,
kesetiakawanan sosial dan memperkuat nilai-nilai kearifan dalam bingkai Negara Kesatuan
Republik Indonesia.

B. Kajian Relevan
Topik perilaku organisasi karang taruna sudah dilakukan. Penelitian menjumpai
penelitian yang berfokus pada perilaku organisasi, berikut merupakan beberapa penelitian
yang dilakukan oleh LAROZA (2019) berjudul PERAN KARANG TARUNA DALAM
MEMBENTUK MORAL REMAJA DI KELURAHAN RAJABASA BANDAR
LAMPUNG Generasi muda merupakan generasi penerus bangsa khususnya bangsa
Indonesia yang diharapkan mampu untuk meneruskan cita-cita perjuangan bangsa
Indonesia. Karena baik dan buruknya tingkah laku dan perbuatan yang dilakukan
seseorang jelas mempunyai pengaruh dalam aktivitas kehidupannya dimana ia berada
baik dilingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah
untuk menjelaskan Peranan Karang Taruna Dalam Membentuk Moral Remaja Di
Kelurahan Rajabasa, Bandar Lampung. Penelitian ini menggunakan metode deskriftip
dan kualitatif. Objek penelitian ini adalah anggota Karang Taruna di Kelurahan Rajabasa.
Dalam penelitian ini terdapat metode penelitian observasi, wawancara serta dokumentasi.
Karena di Kelurahan Rajabasa, Bandar Lampung banyak terdapat pemuda yang putus
sekolah, mereka banyak melakukan perbuatan-perbuatan yang merusak moral mereka
pribadi seperti mabuk-mabukan dan perkelahian, perbuatan mereka tersebut banyak yang
membuat masyarakat kesal khususnya orang tua mereka sendiri. Mereka merasa malu
akan tingkah laku anaknya yang kurang baik dipandang masyarakat lainnya, dalam
menyelesaikan masalah tersebut maka remaja-remaja khususnya remaja di Kelurahan
Rajabasa, Bandar Lampung membentuk suatu organisasi Karang Taruna ini merupakan
wadah pembinaan dan pengembangan generasi muda yang tumbuh atas dasar kesadaran
dan rasa tanggung jawab sosial yang tinggi. Berkaitan dengan hal tersebut maka penulis
bermaksud untuk meneliti tentang aktivitas Karang Taruna dalam pembinaan moral
remaja di Kelurahan Rajabasa, Bandar Lampung. Disebabkan kondisi moral remaja di
kampong tersebut masih rendah dan kurang diperhatikan karena itu perlu diteliti agar
dapat diketahui kendala-kendala serta di peroleh kemungkinan jalan keluarnya. Setelah
diteliti dan dengan adanya organisasi Karang Taruna maka remaja-remaja yang ada di
Kelurahan Rajabasa, Bandar Lampung mulai ada perubahan, mereka yang tadinya sering
berkumpul dipinggir jalan dan melakukan perbuatan yang kurang baik sudah jarang
terlihat dan mereka sudah mulai mencari kesibukan-kesibukan yang lebih bermanfaat
khususnya bagi kehidupan mereka pribadi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
peranan yang dilakukan Karang Taruna Dalam Membentuk Moral Remaja, yaitu dengan
mengadakan kegiatan kerohanian, bidang pelatihan dan penyuluhan serta pengembangan
bidang kesejahteraan sosia baik berupa membentuk kurir ATM (antaran Tunas Muda)
atau melatih pembuatan kerajinan tangan berupa sulam usus maupun celengan bambu.
Penelitian yang dilakukan oleh Prawira (2019) Latar belakang penelitian ini
mendeskripsikan wujud dari kenakalan dan kejahaatan pada generasi muda Desa
Pematang Seleng, seperti mulai mencoba untuk mengkonsumsi narkoba dan minuman
keras, sehingga permasalahan ini sangat mengkhawatirkan untuk kelangsungan hidup
rnereka kelak dan meresahkan lingkungan desa, Rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah Bagaimana Peranan Karang Taruna Dalam Pembinaan Kelompok Pemuda Di
Desa Pematang Seleng Kec.Bila Hulu Kab.labuhan Batu Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengtahui Peranan Karang Taruna Dalam Pembinaan Kelompok Pemuda Di Desa
Pematang Seleng agar mereka tidak lagi terjerumus ke hal negative yang bisa merugikan
dirinya, Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, lokasi penelitian di
desa pematang seleng kecamatan bilah hulu kabupaten labuhan batu, subjek dalam
penelitian ini adalah pengurus karang taruna, pemuda, tokoh masyarakat yang ada di desa
pematang seleng, dengan pengumpulan data observasi. Dokumentasi dan wawancara.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa banyak masalah yang terjadi pada
generasi pemuda desa pematang seleng kecamatan bilah hulukabupaten labuhan batu,
sehingga memerlukan pembinaan kepada pemuda, bentuk pembinaan yang di lakukan
oleh karang taruna kepada pemuda desa pematang seleng yaitu pembinaana bakat
olahraga seperti sepak bola dan bola volley, adapun factor penghambat kegiatan
pembinaan kepada pemuda yang di lakukan oleh karang taruna yaitu faktor internal dan
eksternal, faktor pendukung karang taruna adalah mendapat dukungan dari pemerintah
desa di mana kepala desa mengadakan turnamen atntar desa yang diikuti oleh pemuda
dan pemudi yang ada di desa pematang seleng, turnamen itu tidak di kutip biaya
pendaftaran karena bentuk dukungan pemerintah desa mendukung kegiatan yang di
lakukan oleh karang taruna Desa Pematang Seleng.
Penelitian yang dilakukan oleh Juranti (2019) Karang taruna adalah suatu
organisasi kepemudaan yang ada di Indonesia dan merupakan sebuah wadah atau tempat
pengembangan jiwa sosial generasi muda. Karang taruna sebagai bagian dari lembaga
kelurahan dipersiapkan untuk memahami permasalahan yang terjadi di desa, selain itu
karang taruna juga mempunyai tanggung jawab tinggi untuk dapat menyadarkan pemuda
desa dalam berorganisasi sehingga dapat mewujudkan pembangunan desa yang
diharapkan. Tujuan penelitian ini untuk (1) mengetahui penguatan sikap tanggung jawab
sosial pemuda dalam Karang Taruna Antero Desa Kalipucang Wetan. Penelitian ini
menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian ini dilakukan di lingkungan desa
daerah tempat peneliti tinggal, yaitu di Dusun Bogoran Desa Kalipucang Wetan RT 02
RW 04 Kecamatan Welahan Kabupaten Jepara. Pengumpulan data dalam penelitian ini
adalah menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumen atau arsip. Informan
dalam penelitian ini adalah anggota, pengurus, pembina dan perwakilan warga setempat.
Pemeriksaan keabsahan data ini digunakan dengan cara triangulasi. Analisis data dalam
penelitian ini melalui interaksi data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan
dan verifikasi. Hasil penelitian, menunjukkan bahwa: (1) Sikap tanggung jawab sosial
yang dimiliki anggota sudah cukup baik. Hal tersebut dapat dilihat dari kesadaran
anggota dalam berpartisipasi di setiap penyelenggaraan kegiatan program kerja karang
taruna yang diadakan. Penguatan sikap tanggung jawab dilakukan melalui pembinaan
dengan cara dengan memberikan pengarahan, kritikan dan masukan yang positif, sebelum
dan sesudah melaksanakan kegiatan program kerja oleh pemimpin karang taruna,
pembina, ataupun oleh sesepuh atau pemuka di dukuh Bogoran setempat. Saran bagi
karang taruna hendaknya membuat program baru yang inovatif dan perlu adanya
mekanisme kinerja organisasi yang lebih terstruktur dan solid. Bagi warga, untuk dapat
memberikan semangat dan dukungan kepada putra-putrinya untuk dapat ikut
berorganisasi. Pemerintah Kabupaten hendaknya lebih memperhatikan organisasi
kepemudaan yang ada di tingkat kelurahan atau desa dengan cara memberikan
pembinaan tentang pengelolaan organisasi kepemudaan atau karang taruna secara rutin
kepada pemuda di tingkat kelurahan atau desa.

C. Kerangka Berfikir

Hadirnya Karang Taruna yang tersebar di setiap desa/kelurahan di Indonesia,


meneguhkan bahwa dalam sistem penyelenggaraan kesejahteraan sosial, memerlukan
partisipasi kaum muda dimulai dari akar rumput. Sehubungan dengan itu, Kementerian
Sosial RI menempatkan Karang Taruna sebagai salah satu pilar sosial dalam
penyelenggaraan kesejahteraan sosial bersama-sama dengan Pekerja Sosial Masyarakat
(PSM), Taruna Siaga Bencana (TAGANA), Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan
(TKSK) dan Penyuluh Sosial Masyarakat (Pensosmas).

Mencermati posisi strategis Karang Taruna di tingkat desa/kelurahan, mendorong peneliti


untuk melakukan penelitian tentang Karang Taruna. Penelitian tentang Karang Taruna
sebenarnya sudah banyak dilakukan oleh berbagai pihak. Meskipun demikian, penelitian di
desa juwiran klaten yang mendeskripsikan tentang Karang Taruna sebagai agen perubahan
dalam pengembangan masyarakat, sepengetahuan peneliti masih sangat terbatas. Hal ini yang
mendorong peneliti untuk menetapkan didesa juwiran klaten sebagai lokasi penelitian, dalam
upaya menjelaskan peran Karang Taruna sebagi agen perubahan dalam pengembangan
masyarakat.
Karang Taruna Partisipan
Desa Juwiran Pemuda/Pemudi dalam
Klaten kegiatan kepemudaan

Faktor-Faktor yang
mempengaruhi partisipan karang
taruna.

- Faktor Internal

- Faktor Eksternal
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini memakai metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan Fenomenologi.


Menurut Sugiono, penelitian kualitatif merupakan penelitian dimana penelitian di tempatkan
sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara penggabungan serta
analisis data bersifat induktif (Sugiono. 2010 : 9). Berdasarkan Poerwandari (2005), penelitian
kualitatif membentuk serta mengolah data yang sifatnya deskriptif, seperti transkripsi wawancara
serta observasi. Krik dan Miller (dalam Moloeng) mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai
cara untuk melakukan pengamatan langsung pada individu serta berhubungan dengan orang-
orang tersebut untuk mendapatkan data yang digalinya (Moleong, J.L.2002:3).

Dasar pemikiran yang digunakan dalam metode ini adalah karena penelitian ini ingin
mengetahui tentang fenomena yang ada dan dalam kondisi yang alamiah, di samping itu, karena
peneliti perlu untuk langsung terjun bersama objek penelitian sehingga jenis penelitian kualitatif
deskriptif kiranya lebih tepat untuk di gunakan.

Sesuai dengan permasalahan yang sebagai fokus pada penelitian ini yaitu perilaku organisasi
karang taruna desa Juwiran Klaten maka penelitian memakai pendekatan kualitatif dengan
mendeskriptifkan data yang peneliti peroleh sebagai hasil penelitian.
Dengan menggunakan metode ini, maka peneliti akan mendapatkan data secara utuh dan dapat
dideskriptifkan dengan jelas sehingga hasil penelitian ini benar-benar sesuai dengan kondisi
lapangan yang ada.

B. Unit Analisi

Unit analisis adalah satuan yang meneliti tentang individu, kelompok, dan benda sebagai subjek
penelitian. Unit analisis dapat menjadi salah satu acuan dalam peneliti melakukan penelitiannya.
Unit analisis adalah seluruh hal yang kita teliti untuk mendapatkan penjelasan ringkasan
mengenai keseluruhan unit dan untuk menjelaskan berbagai perbedaan diantara unit analisis
tersebut. Penting bagi peneliti untuk menentukan unit analisisnya secara jelas dan tegas, ketidak
jelasan unit analisis akan mengakibatkan peneliti tidak dapat menentukan siapa atau apa yang
akan di amatinya. (Wibawanto, 2018) .

penelitian ini dapat di lihat dari kasus individu yaitu Perilaku Organisasi Karang Taruna. pada
penelitian ini data yang diperoleh didapat melalui proses wawancara terstruktur dengan subjek
penelitian dimana data utama akan diolah melalui serangkaian tahap sehingga dapat diperoleh
suatu gambaran perilaku organisasi pada masing-masing individu.

C. Informan Penelitian

Informan penelitian artinya subjek peneliti yang memberikan informasi tentang fenomena dan
situasi sosial yang berlangsung di lapangan. Pengambilan subjek dalam penelitian ini
menggunakan purposive sampling. Purposive sampling ialah kebebasan untuk memilih tempat
dan individu sesuai dengan fenomena yang akan diteliti. Standar yang digunakan dalam memilih
informan dan tempat penelitian adalah informan serta tempat yang kaya akan informasi di
butuhkan oleh peneliti untuk mempertimbangkan data tertentu. Misal jika informan dirasa cukup
memberikan informasi yang di butuhkan maka peneliti akan menggunakan informan tersebut.

Penelitian ini menggunakan informan utama dan informan pendukung dengan menggunakan
teknik purposive sampling berdasarkan karateristik yang ditentukan peneliti yaitu (Moleong,
2012):
1. Merupakan pemuda yang mengikuti organisasi karang taruna desa juwiran klaten
2. Pemuda organisasi karang taruna yang kurang aktif

Jumlah informan yang di ambil tergantung dari jumlah replikasi masalah/kasus yang diinginkan
menggunakan tujuan menggali informasi serta memiliki kekhususan yang ada, sebagai dasar dari
rancangan dan teori yang ada (Sugiyono, 2011). Significant others adalah orang yang berada di
lingkungan sekitar subjek serta mengetahui kehidupan sehari-hari subjek, significant others bisa
meliputi keluarga, tetangga, teman, dan lain-lain.

D. Teknik Pengambilan Data

Penelitian ini pengambilan data merupakan langkah-langkah usaha peneliti untuk membatasi
penelitian, mengumpulkan informasi melalui observasi, dan wawancara, Baik yang terstruktur
maupun tidak, dokumentasi, materi-materi visual, serta usaha merancang protokol untuk
merekam/ mencatat informasi (Creswell, 2013).

Pada pengambilan data, peneliti memakai teknik wawancara untuk pengumpulan data yang
diperoleh. Wawancara digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan informasi dari para
mahasiswa yang terpilih sebagai responden ataupun partisipan pada penelitian ini. Adapun teknik
yang akan dipergunakan pada penelitian ini adalah wawancara tatap muka (one to one
interview).

E. Teknik Pengorganisasian dan Analisis Data

Teknik pengorganisasian data adalah data merupakan tahap pertama dalam mengolah dan
menganalisis data. Data kualitatif yang diperoleh cukup banyak dan beragam, untuk itu peneliti
harus melakukan organisasi data secara rapi dan sistematis. Tujuan pengorganisasian data
menurut (Highlen & Finley, 1996) yaitu:

1. Memperoleh kualitas data yang baik.


2. Mendokumentasikan analisis yang dilakukan.
3. Menyimpan analisis data yang berkenaan dengan penyelesaian penelitian.

Adapun cara pengorganisasian data yang dilakukan yaitu :


1. Tahap sebelum ke lapangan yaitu meliputi kegiatan penentuan fokus, penyesuaian
paradigma dengan teori, permohonan izin kepada subjek yang akan diteliti.
2. Tahap pekerjaan lapangan, meliputi pengumpulan bahan-bahan yang berkaitan
kehidupan mahasiswa tentang acne vulgaris
3. Tahap analisis data meliputi analisis data baik yang diperoleh melaui wawancara dengan
enam subjek penelitian, kemudian melakukan penafsiran data sesuai dengan konteks
permasalahan yang diteliti selanjutnya melakukan pengecekan keabsahan data dengan
cara mengecek sumber data yang didapat dan metode perolehan data sehingga data benar-
benar valid sebagai dasar dan bahan untuk memberikan makna data yang merupakan
proses penentuan dalam memahami konteks penelitian yang sedang diteliti.
4. Tahap penulisan laporan, meliputi kegiatan penyusunan hasil penelitian dari semua
rangkaian kegiatan pengumpulan data sampai pemberian makna data. Setelah itu
melakukan konsultasi hasil penelitian dengan dosen pembimbing untuk mendapatkan
perbaikan saran-saran demi kesempurnaan.

F. Teknik Analisi Data

Teknik Analisis data dalam penelitian ini menggunakan interpretative phenomenological


analysis (IPA). Menurut Kahija (2017) analisis IPA menjalankan tiga pilar, yaitu: (1)
fenomenologi yang bersandar pada epoche, (2) interpretasi yang bersandar pada pemahaman
setiap pernyataan partispan tanpa melepaskannya dari seluruh transkrip, dan (3) idiografi yang
memperhatikan keunikan partisipan. Berikut langkah-langkah peneliti dalam menganalisis data
(YF La. Khaija, 2017).

1. Membaca Transkip

Mengingat transkrip adalah pengalaman partisipan dalam bentuk tertulis. Maka peneliti harus
membaca transkrip berkali-kali untuk menjadi akrab dan menyatu dengan transkrip. Akrab dan
menyatu dengan transkrip berarti lebih menghayati pengalaman partisipan.

2. Membuat Komentar Eksploratoris


Setelah menjadi akrab dan menyatu dengan transkrip. Kemudian peneliti perlu membuat catatan-
catatan awal. Catatan-catatan awal peneliti berupa komentar eksploratoris tentang transkrip yang
dirasakan penting. Dalam membuat komentar eksploratoris peneliti menggunakan macammacam
bentuk tulisan, yaitu: (1) ketikan biasa berarti komentar deskriptif yang menggambarkan isi
ucapan partisipan, (2) ketikan miring berarti komentar linguistis yang menggambarkan
penggunaan bahasa partisipan, dan (3) ketikan dengan garis bawah berarti komentar konseptual
yang menggambarkan pertanyaan kritis peneliti saat membaca transkrip.

3. Membuat Tema Emergen

Setelah membuat komentar eksploratoris, kemudian peneliti membaca kembali komentar


eksploratoris untuk membuat tema-tema emergen. Tema emergen merupakan hasil permenungan
dan pemadatan dari komentar eksploratoris. Tema tersebut tidak lagi berupa pernyataan tetapi
bisa berupa kata atau frasa (gabungan dua kata atau lebih). Mengingat setiap peneliti punya
perbendaharaan kata dan selera bahasa yang berbeda. Maka bunyi tema emergen tidak mungkin
sama persis antar peneliti, yang terpenting tema emergen tidak melenceng dari pernyataan
partisipan.

4. Membuat Tema Superordinat

Setelah membuat tema emergen, maka tema emergen yang berjumlah banyak perlu ditampung
atau dipadatkan dalam satu tema yang lebih besar. Tema besar tersebut dikenal sebagai tema
superordinat. Tema superodinat dianalogikan sebagai folder yang berisi file-file yang memiliki
kemiripan ciri. Dalam membuat tema superordinat peneliti menggunakan satu alternatif yang
ditawarkan oleh La Kahija yaitu, menyebar tema dalam potongan kertas. Pertama peneliti
menuliskan setiap tema emergen di potongan kertas beserta dengan keterangan pendukung.
Setelah itu, potongan kertas dikelompokkan berdasar kemiripan atau keterhubungan tema. Pada
umumnya tema superordinat tidak lebih dari sepuluh tema.

G. Teknik Pemantapan Kreadibilitas Penelitian

Menurut Satori & Komariah (2014), Kredibilitas yaitu ukuran dalam kebenaran data yang telah
dikumpulkan, dimana menggambarkan kesesuaian konsep peneliti dengan hasil penelitian.
Untuk uji kredibilitas, peneliti akan menggunakan teknik triangulasi.

Uji kreabilitas ditunjukan dengan bermacam-macam cara pengujian bahwa uji kreabilitas data
atau kepercayaan terhadap hasil penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan
pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, trigulasi, diskusi dengan teman sejawat,
analisa kasus negatif dan membercheck. (Sugiyono, 2011) Ada tiga macam triangulasi yang
dilakukan pada penelitian kualitatif, diantaranya adalah:

1. Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber, merupakan suatu cara yang dilakukan untuk menguji kredibilitas data
dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.

2. Triangulasi Teknik

Uji kredibilitas data dengan cara mengecek data dengan sumber yang sama tetapi dengan teknik
yang berbeda. Misal mengecek data dengan wawancara. Disini peneliti menggunakan teknik
wawancara dalam uji kredibilitas. Apabila dalam uji kredibilitas tersebut diperoleh data yang
berbeda, untuk itu peneliti akan berdiskusi dengan sumber yang bersangkutan untuk memastikan
kebenaran data tersebut (Sugiyono, 2008)

3. Triangulasi Waktu

Penelitian ini akan menggunakan teknik trigulasi sumber, yakni triangulasi yang digunakan
untuk pengecekan data tentang keabsahannya, membandingkan hasil wawancara dengan
berbagai sumber data informasi yang telah diperoleh. Dalam hal ini peneliti membandingkan
data hasil wawancara. Trigulasi ini digunakan untuk mengecek kebenaran data atau informasi
dan juga memperkaya data pada penelitian yang peneliti lakukan (Sugiyono 2011)
Daftar Pustaka

Aprianti. (2016). Pengertian Organisasi. Organisasi, 84, 487–492.


http://repository.unpas.ac.id/9795/5/BAB II.pdf

Arif, M. R., Adi, A. S., & Remaja, P. P. (2014). Abstrak. 1.

Heryana, A. (2018). Organisasi Dan Teori Organisasi. Academia, April 2018, 1–11.
https://doi.org/10.13140/RG.2.2.14347.11041

LAROZA, W. (2019). Peran Karang Taruna Dalam Membentuk Moral Remaja Di Kelurahan
Rajabasa Bandar Lampung. Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung 1440 H/2019
M, 101. http://repository.radenintan.ac.id/id/eprint/6052%0A

Onolalu, K. (2022). (1) , (2) , (3) 1. 2(1).

Politik, J., & Kewarganegaraan, D. A. N. (2019). Penguatan sikap tanggung jawab sosial
pemuda dalam karang taruna antero desa kalipucang wetan.

Pratama, F. F., & Rahmat, R. (2018). Peran karang taruna dalam mewujudkan tanggung jawab
sosial pemuda sebagai gerakan warga negara. Jurnal Civics: Media Kajian
Kewarganegaraan, 15(2), 170–179. https://doi.org/10.21831/jc.v15i2.19182

Prawira, Y. (2019). Peranan Karang Taruna Dalam Pembinaan Kelompok Pemuda Di Desa
Pematang Seleng Kec Bilah Hulu Kabupaten Labuhan Batu.

Prima, Y., Sari, Y. I., & Putra, D. F. (2021). Peran Karang Taruna Dalam Pembangunan Desa
Pandanrejo Kecamatan Bumiaji Kota Batu. JPIG (Jurnal Pendidikan Dan Ilmu Geografi),
6(2), 146–156. https://doi.org/10.21067/jpig.v6i2.4950

Purnamasari, H. (2016). Perilaku Organisasi Dalam Pelayanan Administrasi Kependudukan.


Urnal Politikom Indonesiana, 1(1), 154–163.

Rajagukguk, tiur. (2017). Pengaruh Perilaku Organisas terhadap prestasi karyawan pada PT.
Perkebunan Nusantara II. Jurnal Ilmiah Methonomi, 3(2), 124–137.
https://media.neliti.com/media/publications/197040-ID-pengaruh-perilaku-organisasi-
terhadap-pr.pdf

Sawitri, N., & Kisworo, B. (2013). Partisipasi Pemuda Dalam Program Karang Taruna Desa
(Studi Pada Pemuda Di Dusun Kupang Kidul Desa Kupang Kecamatan Ambarawa).
Journal of Non Formal Education and Community Empowerment, 2(2), 39–45.
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jnfc%0APARTISIPASI

Setiawan, R., Anwar, & Burhanudin. (2019). Peran Karang Taruna Dalam Meningkatkan
Aktivitas Kepemudaan Di Kelurahan Gunung Lingai Kecamatan Sungai Pinang Kota
Samarinda. Jurnal Ilmu Pemerintahan, 7(7), 661–674.

Suradi, S. (2019). Karang Taruna, Agen Perubahan Dan Pengembangan Masyarakat Di


Pandeglang. Sosio Konsepsia, 8(3), 241–254. https://doi.org/10.33007/ska.v8i3.1676

Wahono, J. (2014). Pentingnya Organisasi Dalam Mencapai Sebuah Tujuan. Academy of


Education Journal, 5(1), 71–79. https://doi.org/10.47200/aoej.v5i1.113

Anda mungkin juga menyukai