Anda di halaman 1dari 5

Nama : Firman Ichlasul Amal

NIM : 201510330311039
Fakultas / Jurusan : Kedokteran / Pendidikan Dokter
Kelas : Al-Mubtadiin A
Dosen Pembimbing AIK : Abu Bakar, Drs., M.Pd., Dr.

MUQADDIMAH ANGGARAN DASAR MUHAMMADIYAH


A. Sejarah Sebelum Terbentuknya Mukaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah
Muhammadiyah berdiri pada tanggal 8 Zulhijjah 1330 H dan mendapatkan status
berbadan hukum. Sebagai suatu organisasi sudah semestinya ketika akan mencatatkan diri
menjadi sebuah badan hukum harus memenuhi berbagai syarat antara lain harus ada anggaran
dasar. Syarat adanya anggaran dasar pada saat itu masih sederhana,yaitu hanya memuat batang
tubuh saja belum ada pembukaan.
Ditinjau dari segi ilmu hukum, mukaddimah anggaran dasar menempati kedudukan
yang lebih tinggi. Mukaddimah anggaran dasar memuat pokok-pokok pikiran yang sangat
fundamental, yang didalamnya tertuang suatu pandangan hidup, tujuan hidup, serta cara dan
alat untuk mencapai suatu tujuan hidup yang di cita-citakan.
Perumusan Mukaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah baru terealisasi pada masa
Muhammadiyah di bawah kepemimpinan Ki Bagus Hadikusumo (1942-1953). Setelah
melewati empat periode kepemimpinan.
1. Periode K.H. Ahmad Dahlan (1912-1923)
2. Periode K.H. Ahmad Ibrahim (1923-1934)
3. Periode K.H. Hisyam (1934-1936)
4. Periode K.H. Mas Mansur (1936-1942)

B. Sejarah Perumusan Mukaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah


Mukaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah di susun secara formal setelah
Muhammadiyah melancarkan aktivitas dan usaha selama 38 tahun. Tetapi bukan berarti
sebelum itu Muhammadiyah belum memiliki jiwa semangat, dan nafsu perjuangan secara pasti.
Sebab KH.Ahmad Dahlan dalam mendirikan Muhammadiyah mengacu kepada Al-Qur’an
meskipun belum tertuang dalam tulisan. Hal seperti di atas tidak dapat dipertahankan sebab
kepemimpinan akan terus berganti di tambah lagi adanya tuntutan kepastian terhadap cita-cita
Muhammadiyah. Hal itu yang mendorong Ki Bagus Hadikusumo untuk merumuskan secara
tertulis Mukaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah.
Hasil rumusan Ki Bagus pertama kali di perkenalkan dalam Muktamar Darurat tahun
1946 di Yogyakarta. Selanjutnya dalam Muktamar Muhammadiyah ke-31 tahun 1950 di
Yogyakarta Mukaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah kembali diajukan dan disahkan
secara resmi. Akan tetapi muncul konsep lain yang di buat oleh Prof. Dr. Hamka dkk. Yang
isinya menitikberatkan pada peranan dan sumbangsih Muhammadiyah dalam mengisi
kemerdekaan dan pembangunan negara. Pada sidang tanwir pada tahun 1951, meneliti dan
melihat Muhammadiyah jauh ke depan. Akhirnya di pakailah konsep Ki Bagus Hadikusumo
dengan penyempurnaan susunan redaksi. Tim penyempurna meliputi:
1. Prof. Dr Hamka
2. Prof. Mr. Kasman Singodimejo
3. KH Farid Ma’ruf
4. Zein Jambek
C. Faktor-faktor yang Melatar Belakangi Mukaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah

1
Faktor-faktor yang melatar belakangi Mukaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah yaitu:
1. Belum adanya rumusan formal tentang dasar dan cita-cita perjuangan
Muhammadiyah.
K.H. Ahmad Dahlan membangun persyarikatan Muhammadiyah bukan didasari pada suatu
materi yang dirumuskan secara rinci , sistematik dan ilmiah. Apa yang beliau temukan
dalam Al-Qur’an dan Al-Hadist langsung beliau amalkan dan ajarkan. Akan tetapi, setelah
Muhammadiyah berkembang luas mengakibatkan mereka semakin jauh dari sumber
gagasan dan ide yang menjadi landasan pijak Muhammadiyah.
2. Kehidupan rohani warga Muhammadiyah menampakkan gejala menurun akibat
pengaruh kehidupan duniawi.
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi terus berkembang dengan pesatnya. Banyak hal
yang baru bermunculan mencengangkan semua orang termasuk warga Muhammadiyah,
budaya asing masuk melalui sarana teknologi seperti media cetak ( koran dan majalah) dan
elektronik seperti film , radio ,dan televisi. Perkembangan hidup duniawi menjadi semakin
tak terkendali dan menanamkan pengaruh lebih dominan kepada masyarakat
Muhammadiyah.
3. Makin kuatnya berbagai pengaruh alam pikiran luar, yang langsung atau tidak
langsung bersinggungan dengan faham dan keyakinan hidup Muhammadiyah.
Dari perkembangan zaman maka pengaruh luar masuk berwujud seperti cara pikir,
sikap hidup dan falsafah asing. Disinilah letak pentingnya adanya rumusan resmi dari
Muhammadiyah yang dapat dijadikan pegangan bagi mereka agar tidak terombang-ambing
oleh keadaan.

4. Dorongan disusunnya Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.


Ki Bagus Hadikusumo merupakan salah seorang yang terlibat langsung dalam
penyusunan UUD 1945 termasuk pembukaannya. Dari pengalaman itu beliau menyadari
pentingnya Pembukaan UUD. Namun betapa kagetnya beliau ketika menyadari bahwa
Anggaran Dasar Muhammadiyah baru terdiri dari batang tubuh berupa pasal-pasal, namun
belum memiliki mukaddimah padahal di dalam mukaddimah itulah terdapat fondasi atau
roh muhammadiyah.

D. Hakikat dan Fungsi Mukadimah Anggaran Dasar Muhammyadiah


1. Hakekat Mukadimah Anggaran Dasar Muhammadiyah
Mukadimah Anggaran Dasar Muhammadiyah pada hakekatnya merupakan suatu
kesimpulan dari perintah dan ajaran Al-Quran dan As-Sunah tentang pengabdian dan manusia
kepada Allah SWT, amal dan perjuangan bagi setiap umat muslim yang sadar akan
kedudukannya selaku hamba dan Khalifah dimuka bumi.
2. Fungsi Mukadimah Anggaran Dasar Muhammadiyah
Mukadimah Anggaran Dasar Muhammadiyah merupakan jiwa,nafas dan semangat
pengabdian dan perjuangan ke dalam tubuh dan segala gerak organisasinya, yang harus
dijadikan asas dan pusat tujuan perjuangan Muhammadiyah.

E. Kandungan Muqadimah Anggara Dasar Muhammadiyah

2
Muqadimah Anggara Dasar Muhammadiyah mengandung 7 pilar. Pendirian ialah:
1. Pokok Pikiran Pertama
Hidup manusia harus berdasarkan Tauhid (Mengesakan) Allah; ber-Tuhan beribadah
serta tunduk hanya kepada Allah. Pokok pikiran tersebut dirumuskan dalam Muqaddimah
Anggaran Dasar sebagai berikut :
“Amma ba’du, bahwa sesungguhnya ke-Tuhanan itu adalah Hak Allah semata-mata, ber-
Tuhan dan beribadah serta tunduk dan taat kepada Allah adalah satu-satunya ketentuan yang
wajib atas tiap-tiap makhluk, terutama manusia.”
2. Pokok Pikiran Kedua
Hidup manusia itu bermasyarakat. Pokok pikiran tersebut dirumuskan dalam
Muqaddimah Anggaran Dasar sebagai berikut :
“Hidup bermasyarakat itu adalah sunnah (hukum qudrat iradah) Allah atas hidup manusia di
dunia ini.”
3. Pokok Pikiran Ketiga
Hanya hukum Allah yang sebenara-benarnyalah satu-satunya yang dapat dijadikan
sendi untuk membentuk pribadi yang utama dan mengatur ketertiban hidup bersama
(bermasyarakat) dalam menuju hidup bahagia dan sejahtera yang haqiqi, didunia dan
akhirat. Pokok pikiran tersebut dirumuskan dalam Muqaddimah Anggaran Dasar sebagai
berikut :
“masyarakat yang sejahtera, aman, damai, makmur dan bahagia hanyalah dapat diwujudkan
diatas keadilan, kejujuran, persaudaraan dan gotong royong, bertolong-tolongan dengan
bersendikan hukum Allah yang sebenar-benarnya, lepas dari pengaruh syaitan dan hawa
nafsu”

4. Pokok Pikiran Keempat


Berjuang menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam untuk mewujudkan
masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, adalah wajib, sebagai ibadah kepada Allah
berbuat ihs dan islah kepada manusia atau mayarakat. Pokok pikiran tersebut dirumuskan
dalam Muqaddimah Anggaran Dasar sebagai berikut:
“menjunjung tinggi hukum Allah lebih dari pada hukum yang manapun juga adalah
kewajiban mutlak bagi tiap-tiap orang yang mengaku bertuhan kepada Allah. Agama Islam
adalah Agama Allah yang dibawa oleh Nabi, sejak Nabi Adam sampai Nabi Muhammad
SAW dan diajarkan kepada umatnya masing-masing untuk mendapatkan hidup bahagia
dunia dan akhirat. ”

5. Pokok Pikiran Kelima


Perjuangan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam yang sebenar-
benarnya, hanyalah akan dapat berhasil bila dengan mengikuti jejak (ittiba) perjuangan para
Nabi terutama perjuangan Nabi Besar Muhammad SAW. Pokok pikiran tersebut dirumuskan
dalam Muqaddimah Anggaran Dasar sebagai berikut :
“Syahdan, untuk menciptakan masyarakat yang bahagia dan sentosa sebagaimana yang
tersebut diatas, tiap-tiap orang terutama ummat islam, yang percaya kepada Allah dan Hari

3
Kemudian, wajiblah mengikuti jejak sekalian Nabi yang suci itu, beribadat kepada Allah dan
berusaha segiat-giatnya mengumpulkan segala kekuatan dan menggunakannya untuk
menjelmakan masyarakat itu di dunia ini, dengan niat yang murni tulus dan ikhlas karena
Allah semata-mata dan hanya mengharapkan karunia Allah dan ridha-Nya belaka serta
mempunyai rasa tanggung jawab dihadirat Allah atas segala perbuatannya, lagi pula harus
sabar dan tawakkal bertabah hati menghadapi segala kesukaran atau kesulitan yang
menimpa dirinya,dengan penuh pengharapan akan perlindungan dan pertolongan Allah Yang
Maha Kuasa.”

6. Pokok Pikiran Keenam


Perjuangan mewujudkan pikiran-pikiran tersebut hanyalah akan dapat dilaksanakan
dengan sebaik-baiknya dan berhasil, bila dengan cara berorganisasi. Organisasi adalah satu-
satunya alat atau cara perjuangan yag sebaik-baiknya. Pokok pikiran tersebut dirumuskan
dalam Muqaddimah Anggaran Dasar sebagai berikut :
“untuk melaksanakan terwujudnya masyarakat yang demikian itu, maka dengan berkat
rahmat Allah dan didorong oleh Firman Allah dalam Al-Qur’an :
Q.S ALI IMRAN 104
‫توتينتهننوتن مبلانلتمنعكرومف توتينأكمكروتن نلتخنيمر ا مإتل ى تيندكعنوتن أكممةة ممنكنم تونلتكنن‬
‫انلكمنفملكحنوتن كهكم توكأوتلمئتك انلكمنتكمر تعمن‬
“Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh(berbuat) yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar[217]; dan mereka itulah
orang-orang yang beruntung.”

7. Pokok Pikiran Ketujuh


Pokok pikiran / prinsip / pendirian seperti yang diuraikan dan diterangkan di muka
itu, adalah yang dapat untuk melaksanakan ideloginya terutama untuk mencapai tujuan yang
menjadi cita-citanya, ialah terwujudnya masyarakat adil dan makmur lahir batin yang di
ridhai Allah, ialah Masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Pokok pikiran tersebut
dirumuskan dalam Muqaddimah Anggaran Dasar sebagai berikut :
“kesemua itu perlu untuk menunaikan kewajiban mengamalkan perintah-perintah Allah dan
mengikuti Sunnah Rasul-Nya Nabi Muhammad SAW guna mendapat karunia dan ridhonya
di dunia dan akhirat untuk mencapai masyarakat yang sentosa dan bahagia, disertai nikmat
dan rahmat Allah yang melimpah-limpah, sehingga merupakan:
“suatu negara yang indah, bersih, suci dan makmur dibawah lindungan Tuhan yang Maha
Pengampun”
Maka dengan Muhammadiyah ini, mudah-mudahan ummat Islam dapatlah diantar ke pintu
gerbang surga “Jannatun Na’im dengan keridhaan Allah Rahman dan Rahim.

Refrensi

Mustafa, Kamal Pasha. 2000. Muhammadiyah sebagai Gerakan islam. PT. Persatuan.
Yoyakarta

4
Buku Al Islam dan Kemuhammadiyahan III Universitas Muhammadiyah Malang Tahun
2012

Anda mungkin juga menyukai