Anda di halaman 1dari 2

My sweet seventen

Pencipta (Atika Ramdhani)

Matahari bulan Oktober datang dan merenggut malam yang gelap, menggambarkan bahwa akan
ada kebahagiaan setelah kesulitan. Bulan Oktober mendatangi tanpa berkata, begitu juga
kesuksesan. Dia akan datang bagi siapa saja yang mengharapkannya yang dibuktikan dari
kesungguhan dalam berupaya.

Bulan Oktober, ya benar. Bulan ini yang dinantikan oleh ashfa dimana pada bulan ini ia akan
merayakan sweet seventenn nya dengan keluarganya dan berharap teman serta pacarnya ikut
merakayan bersama.

Ashfa bangun agak kesiangan karena semalam ia mengerjakan tugas sekolah yang tak kunjung
selesai. “enak banget rasanya tidur gak ada yang gangguin” ucap Ashfa sambil menggeliat diatas
ranjang empuknya. Kemudian ia turun untuk mencari sesuatu yang bisa dimakan, namun dibawah
nampak terdengar keributan yang sudah biasa Ashfa dengarkan. Ashfa memang terlahir dari
keluarga yang kaya raya tapi Ashfa tidak kaya raya akan kasih sayang orang tua

“KATAKAN SEKARANG, SEMALAM KAMU PERGI KEMANA MASS!” mama ashfa membentak
suaminya yang semalam tak pulang. “ Aku lembur di kantor kerjaan di sana menumpuk, aku gak bisa
ninggalin itu.” Ashfa mengabaikan mereka, bagi dia hal itu sudah biasa tapi saat sweet seventen nya
tiba Ashfa berharap orang tua mereka bisa diajak bekerja sama. Ashfa menghampiri mereka” ma, pa
Ashfa berharap mama sama papa mau ngerasain ulta aku yang ke 17” ucap Ashfa dingin.” Iya fa
nanti kamu sama mama atur bagaimana nya, urusan uang biar papa yang urus”. Jawab papa Ashfa
sembari bersiap siap hendak berangkat ke kantor.

“iya paa” Ashfa menjawab.

Keesokan harinya Ashfa dan mamanya pergi ke toko katering untuk memesan makanan pada saat
acara nanti. Dalam perjalanan mama Ashfa marah karena Ashfa yang meminta dirayakan ulang
tahun nya.” Kamu apaan sihh, minta dirayain segala kan jadi repot kalo gini ngurus ini itu” ucap
mama asfha yang sedang menyetir, mendengar itu suasana hati Ashfa langsung tak keruan rasa
rasanya ia ingin pulang dana menumpahkan air mata sejadi jadinya” yasudah ma, pulang aja bagi
mama kan gak penting sama sekali”. Asfa berbicara sambil terbata bata.” Oke, kalo gitu kamu urus
sendiri jangan libatkan mama dalam acaramu” sinis mama Ashfa.

Sampai dirumah Ashfa menangis sejadi jadinya bahkan tak mau keluar kamar dalam beberapa hari,
melihat itu papa ashfa marah pada istrinya yang bersikap seperti itu pada anaknya sendiri.” Apa
apaan kamu, sampai segitunya ke anak sendiri, dia kan cuman ingin dirayakan bersama keluarga dan
temannya” papa Asfha yang berbicara sambil menahan emosi. “kamu itu jangan sering sering
manjain dia, nanti jadi kebiasaan kan” timpal mama Ashfa. “SIAPA YANG MAU DIMANJA , ASHFA
CUMAN INGIN DIRAYAKAN KALI INI SAJA” Ashfa yang tiba tiba turun karena lapar jadi tidak mood
dan naik keatas lagi.” Lihat ulahmu Ashfa jadi marah lagi”. Ayah Ashfa lalu meninggalkan istrinya
sendirian di kamar.

“gimana nihh, mama aku ko kaya gitu yaa hks... hiks...” asfha menelfon pacarnya yaitu Fuad, “ sudah
gak papa nanti diurus semuanya bareng akuu” Fuad menenangkan asfha agar tidak larut dalam
kesedihannya.”janji yaaa” ucap ashfa

“iya janji, tapi hapus dulu air matanya masak cewe kuat nangis” sahut Fuad di seberang sana. “ iya
iya bawell” Asfha menyeka air matanya dengan tisu disampingnya”besok sebar undangan yaa” ucap
Fuad dengan ceria “ okeee”

Keseokannya Ashfa dan Fuad menyebarkan undangan ke teman teman sekolah nya. “ jangan lupa
hadir ya guys” Fuad minta tolong untuk teman teman nya hadir di acara ulang tahun Ashfa.
“udahh?” tanya Ashfa

“udah dong, yuk ke rumahmu habis itu ngedekor buat besok”. Mereka berdua menuju rumah Ashfa
dan mendekor ruang tamu yang akan digunakan pada esok hari. Serta menyiapkan semuanya.

“makasi yaa udah mau bantuin aku hehehe” ashfa berbicara sambil menahan tangis harunya.

“alay” ledek Fuad “ ihhh kamu tuh”

Hari yang dinanti nantikan Ashfa pun tiba dimana pada hari ini dia menginjak usianya yang ke 17
tahun. Ashfa bersiap siap, sebentar lagi teman teman dia akan datang.

Acara pun dimulai dengan hikmat, dan Ashfa terlihat sangat bahagia. Disisi lain ia merasa kecewa

Anda mungkin juga menyukai