Air madzi adalah cairan berwarna putih yang keluar dari kemaluan laki-laki maupun perempuan. Air ini memiliki tekstur yang lengket dan kental, namun tidak sepekat air mani. Keluarnya air madzi sering kali tidak diketahui karena tidak memancar seperti air mani.Keluarnya air madzi dari kemaluan terjadi ketika adanya gejolak syahwat yang dipicu lantaran seseorang memandang, membayangkan jima’, atau saat pasangan suami istri bercumbu sebelum melakukan hubungan badan (pemanasan).Karena termasuk najis sedang, sebelum mulai beribadah, seseorang harus membersihkan air madzi yang keluar dengan cara tertentu. Pahami juga ciri-ciri air madzi agar bisa mengetahui perbedannya dengan air mani.
Ciri-ciri Air Madzi
Adapun ciri-ciri dari air madzi yang keluar dari kemaluan manusia meliputi: •Air madzi berwarna putih, namun tidak keruh seperti air mani. •Air madzi cenderung jernih dan dapat dibersihkan dengan mudah. •Keluarnya madzi adalah bukan disebabkan oleh syahwat yang besar. Air madzi keluar karena seseorang membayangkan melakukan ijma' atau persetubuhan, namun belum melakukannya. •Tidak memberikan kenikmatan setelah mengeluarkannya dan cenderung tidak disadari keberadaannya. •Setelah keluar air madzi, seseorang tidak akan merasa lemas.
Cara Membersihkan Diri dari Air Madzi
Ulama sepakat bahwa hukum air madzi adalah najis. Apabila cairan ini mengenai tubuh, cara membersihkannya dengan dibasuh menggunakan air. Rasulullah SAW telah memerintahkan untuk membasuhnya sebagaimana tercantum dalam hadist yang diriwayatkan Ali bin Abi Thalib. “Aku adalah seorang laki-laki yang banyak mengeluarkan madzi. Dan aku malu untuk bertanya kepada Rasulullah SAW karena kedudukan putri beliau. Aku pun menyuruh Miqdad bin Aswad untuk bertanya kepada beliau (Nabi Muhammad SAW), dan beliau menjawab: hendaklah dia membasuh zakarnya (kemaluan laki-laki) dan berwudhu." Apabila air madzi mengenai pakaian, cukup disiram dengan air untuk menghindari kesulitan. Keluarnya air madzi sulit untuk dihindari anak muda yang masih bujang. Cukup dengan menyiramnya menggunakan air, seseorang sudah dalam keadaan suci kembali. Kesulitan itu juga diceritakan Sahal bin Hanif.
Pengertian Air Mani
Mani adalah cairan berwarna putih yang keluar memancar dari kemaluan, biasanya keluarnya cairan ini diiringi dengan rasa nikmat dan dibarengi dengan syahwat. Mani dapat keluar dalam keadaan sadar (seperti karena berhubungan suami-istri) ataupun dalam keadaan tidur (biasa dikenal dengan sebutan “mimpi basah”). Keluarnya mani menyebabkan seseorang harus mandi besar / mandi junub. Hukum air mani adalah suci dan tidak najis ( berdasarkan pendapat yang terkuat). Apabila pakaian seseorang terkena air mani, maka disunnahkan untuk mencuci pakaian tersebut jika air maninya masih dalam keadaan basah. Adapun, apabila air mani telah mengering, maka cukup dengan mengeriknya saja. Ciri-ciri air mani yakni warnanya putih kekuningan atau keabu-abuan, dan cairannya cenderung agak kental. Setelah beberapa waktu ejakulasi, air mani akan berubah seperti agar-agar atau lebih lengket. Setiap kali ejakulasi, rata-rata pria mengeluarkan satu sendok teh air mani. Air mani, Imam Malik dan Imam Abu Hanifah menghukuminya sebagai benda yang najis. Sementara jumhur ulama menyatakan sifatnya adalah suci. Meskipun jumhur ulama mengatakan suci, hanya saja umat Islam dianjurkan untuk membasuhnya apabila ia lembab dan menggaruknya apabila ia kering. Mengenai cara membersihkan mani, Rasulullah SAW bersabda:
“Huwa bimanzilati al-mikhathi walbushaqi wa innama yakfika an tamsahahu bikhirqatin,”. Yang
artinya: “Ia (mani) sama seperti ingus dan ludah. Sesungguhnya cukup bagimu untuk mengusapnya dengan sesobek kain,”. Hadis ini merupakan riwayat dari Daraquthni, Imam Baihaqi, dan Thahawi.
Pengertian Air Wadi
Wadi adalah cairan putih kental yang keluar dari kemaluan seseorang setelah kencing atau mungkin setelah melakukan pekerjaan yang melelahkan. Keluarnya air wadi dapat membatalkan wudhu. Wadi termasuk hal yang najis. Cara membersihkan wadi adalah dengan mencuci kemaluan, kemudian berwudhu jika hendak sholat. Apabila wadi terkena badan, maka cara membersihkannya adalah dengan dicuci. Ciri-ciri Wadi adalah cairan putih-kental-keruh yang tidak berbau. Wadi dari sisi kekentalannya mirip mani, tapi dari sisi kekeruhannya berbeda dengan mani. Biasanya wadi keluar setelah kencing atau setelah mengangkat beban yang berat. Dan keluarnya bisa setetes atau dua tetes, bahkan bisa saja lebih. wadi, dihukumi para ulama berupa najis. Berdasarkan hadis riwayat Ibnu Mundzir, Aisyah berkata: “Adapun wadi, ia keluar setelah kencing. Laki-laki yang mengeluarkannya harus membasuh zakar dan kedua biji kemaluannya lalu berwudhu. Dia tidak perlu mandi,”.
Sedangkan Ibnu Abbas meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda tentang wadi dan madzi, yang artinya: “Basuhlah zakarmu dan berwudhulah sebagaimana wudhumu untuk shalat,”.