Persyaratan
Sebelum melaksanakan salat, tiap muslim
wajib melakukan wudu. Caranya adalah
dengan membersihkan bagian tubuh
tertentu menggunakan air. Wudu mejadi
syarat wajib sebelum melaksanakan salat
wajib maupun salat sunah. Syarat
pelaksanaan wudu adalah berislam,
berakal sehat, menggunakan air suci,[5]
dan tidak berpenghalang.[6] Makna berakal
sehat ialah mampu membedakan antara
hal yang baik dengan hal yang buruk.
Sementara itu, air suci adalah air yang
belum pernah digunakan untuk kegunaan
lain, misalnya air hujan, air laut, air sungai,
salju yang mencair, dan air dari tangki atau
kolam besar. Penghalang di dalam wudu
adalah najis atau hadas. Penghalang ini
terbagi menjadi dua yaitu penghalang lahir
dan penghalang biologis. Penghalang lahir
misalnya kotoran yang menempel di sela-
sela kuku, sedangkan penghalang biologis
misalnya haid dan nifas bagi wanita.
Syarat tambahan diberikan kepada orang
dengan penyakit yang membuatnya selalu
berhadas. Bagi penderita penyakit selalu
berhadas, wudu dilakukan setiap
memasuki waktu salat. Penyakit berhadas
ini misalnya keputihan dan tidak mampu
menahan buang air kecil.[7]
Tata cara
Wudu dimulai dengan niat kemudian
membaca Basmalah dilanjutkan dengan
membasuh kedua telapak tangan.
Selanjutnya berkumur membasuh hidung
lalu bagian muka, kedua telapa tangan
hingga mencapai siku, mengusap bagian
kepala dan telinga lalu diakhiri dengan
membasuh kedua telapak kaki hingga
tumit. Pelaksanaan wudu ini dilakukan
secara berurutan dan di dahulukan bagian
kanan masing-masing 1x akan tetapi kalau
di rasa belum sempurna bisa di ulangi
sampai batasnya 3x.[8]
Pembatalan
Wudu dapat menjadi batal akibat beberapa
hal. Penyebab paling umum adalah
keluarnya kotoran dari anus atau alat
kelamin. Penyebab berikutnya adalah tidur
dengan posisi tubuh tengkurap atau kaki
terangkat. Wudu juga dapat batal akibat
orang yang berwudu kehilangan akal sehat
akibat mabuk, sakit, epilepsi, atau gila.
Batalnya wudu juga disebabkan karena
bersentuhan langsung antara kulit dengan
kulit pada orang yang bukan mahram.
Keberadaan atau ketidakberadaan hawa
nafsu tidak mempengaruhi pembatalan
wudu. Kondisi terakhir yang dapat
membatalkan wudu adalah menyentuh
lubang anus sendiri maupun orang lain
baik dalam keadaan hidup atau telah
meninggal.[9]
Air hujan,
Air sumur,
Air terjun, laut atau sungai,
Air dari lelehan salju atau es batu,
Air dari tangki besar atau kolam.
Air Musta'mal[27]
Mahzab Al-Hanafiyah
Mahzab Al-Malikiyah
Mahzab Asy-Syafi`iyyah
Wajib
Sunnah
Sunah wudu
Berikut sunah-sunah wudu yang biasa
dilakukan oleh Nabi Muhammad:
1. Bersiwak,[39]
2. Mencuci kedua tangan sampai
pergelangan tangan sebelum
berwudu,[40]
3. Berkumur-kumur dan menghisap air
kedalam hidung[41]
4. Mencuci anggota-anggota wudu
sebanyak tiga kali, kecuali kepala
hanya sekali,[42][43][44][45]
5. Menyela-nyela jenggot yang tebal,[46]
6. Menyela-nyela jari-jari kaki dan jari-
jari tangan,
7. Menyeka (dalk),[47]
8. Mendahulukan tangan kanan
daripada yang kiri dan kaki kanan
daripada kaki kiri.[48]
9. Berdoa setelah berwudu. (https://ww
w.muslimina.id/doa-tiap-basuhan-ang
gota-tubuh-dalam-wudhu/)
10. Menggunakan air wudu dengan
hemat.[49][50][51][52]
Catatan kaki
Lihat pula
Bersuci dari hadas
Azan
Salat
Zikir
Pranala luar
Niat Wudhu dan Doa Sesudah Wudhu (h
ttps://www.teknobae.com/2022/06/niat
-wudhu-dan-doa-sesudah-wudhu.html)
Pembatal-pembatal Wudhu di
Muslim.or.id (http://muslim.or.id/fiqh-da
n-muamalah/pembatal-pembatal-wudh
u.html#_ftn13) Diarsipkan (https://web.
archive.org/web/20130405070612/htt
p://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/pe
mbatal-pembatal-wudhu.html#_ftn13)
2013-04-05 di Wayback Machine.
Diperoleh dari
"https://id.wikipedia.org/w/index.php?
title=Wudu&oldid=22477156"