Anda di halaman 1dari 9

STUDI KORELATIF

HUBUNGAN ANTARA KESADARAN AKAN KEBERSIHAN DI


MUSHOLLA DENGAN KENYAMANAN BERIBADAH TMI
AL-AMIEN PRENDUAN TAHUN 2022
Fiqri Nur Aulia Rahmi, Nuvi Fitriyani, Puji Wage Astuti

Program Studi Ilmu Al-Qur’an Dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin, Institut


Dirosah Islamiyah Al-Amien
Email: fiqrinurauliarahmi17@gmail.com, zainiyahsholeh001@gmail.com,
pujiwageastuti@gmail.com

Abstrak
Kebersihan di dalam Islam sangatlah penting karena kebersihan sebagian
dari iman, kebersihan lingkungan menjadi salah satu faktor utama demi
berlangsungnya hidup yang bersih, sehat, dan nyaman. Menurut ulama’ Fiqh,
ibadah adalah: “Segala kepatuhan yang dilakukan untuk mencapai ridha Allah,
dengan mengharapkan pahala-Nya di akhirat.”Seperti yang kita ketahui,
kebersihan di musholla terkadang masih kurang diperhatikan. Sebagai gambaran
masih banyak kotoran burung dibeberapa tepat di musholla yang dibiarkan
begitu saja tanpa dibersihkan sampah-sampah juga terkadang berserakan di
halaman maupun di dalam musholla. Hal itu disebabkan kurangnya kesadaran
dalam diri santri akan pentingnya menjaga kebersihan. Padahal jika di lihat
masalah kebersihan sangatlah berpengaruh terhadap kehusyu’an orang yang
ingin beribadah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah
hubungan antara kesadaran akan kebersihan di musholla dengan kenyamanan
beribadah TMI Al-Amien Prenduan tahun 2022. Dan seberapa besarkah
hubungan antara kesadaran akan kebersihan di musholla dengan kenyamanan
beribadah santriwati. Peneliti ini menggunakan metode kuantitatif lapangan
dengan jenis penelitian korelasi. Metode korelatif pengumpulan datanya
menggunakan angket, observasi dan dokumentasi dan analisis datanya
menggunakan product moment. Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa
hipotesis kerja (Ha) yaitu adanya hubungan antara kesadaran akan kebersihan di
musholla dengan kenyamanan beribadah santriwati diterima, dengan interpretasi
cukup yaitu 0,720. Sedangkan hipotesis nihil (Ho) yaitu tidak adanya hubungan
antara kesadaran akan kebersihan di musholla dengan kenyamanan beribadah
santriwati di tolak.

1
Kata kunci: kesadaran, kebersihan dan kenyamanan beribadah

PENDAHULUAN

Kebersihan adalah upaya manusia untuk memelihara diri dan lingkungan dari segala yang kotor
dalam rangka mewujudkan dan melestarikan kehidupan yang sehat dan nyaman. Ibadah adalah
perbuatan manusia yang pertama kali dihisab oleh Allah dan akan ditimbang di akhirat nanti baik
atau tidaknya, melakukan ibadah, sholat sangatlah penting bagi umat muslim karena kita di
wajibkan untuk bersujud kepada Allah.
Selanjutnya, setiap orang muslim wajib berusaha untuk menyempurnakan sholatnya. Kita
berusaha menyempurnakan sholat kita.Kebersihan sebagian dari iman karna Allah sangat
menyukai kebersihan seperti firman Allah “Sesungguhnya Allah menyukai orang yang ahli
taubat dan ahli bersuci.” Ibadah yang diterima oleh Allah kita harus memiliki beberapa di antara
sikap: ikhlas, meninggalkan riya (beribadah bukan karna malu pada manusia atau supaya dilihat
orang lain), bermuroqobah, jangan keluar dari waktunya.1
Selanjutnya, seperti yang kita ketahui, kebersihan di musolla terkadang masih kurang
diperhatikan. Sebagai gambaran masih banyak kotoran burung di beberapa tepat di musolla yang
dibiarkan, begitu saja tanpa dibersihkan sampah-sampah juga terkadang berserakan di halaman
maupun di dalam musholla. Hal itu disebabkan kurangnya kesadaran dalam diri santri akan
pentingnya menjaga kebersihan. Padahal jika dilihat masalah kebersihan sangatlah berpengaruh
terhadap kekhusyu’an orang yang ingin beribadah.
Selanjutnya, Oleh karena itu peneliti ingin meneliti tentang “Hubungan Antara Kesadaran Akan
Kebersihan Dengan Kenyamanan Beribadah Santriwati TMI Al-Amien Prenduan Tahun 2022.
Selanjutnya, kebersihan merupakan sebagian dari iman. Ada pepatah yang mengatakan bahwa
“kebersihan merupakan pangkal kesehatan”. Artinya kebersihan itu berpengaruh terhadap
kesehatan. Begitu pentingnya kebersihan sehingga Rasulullah saw mengingatkan bahwa
kebersihan merupakan bagian dari iman. Artinya orang yang mengaku beriman wajib selalu
menjaga kebersihan mulai dari diri sendiri dan lingkungan sekelilingnya.
Selanjutnya , untuk melakukan ibadah dalam agama Islam juga harus terjaga kebersihannya
mulai dari  badan kita sampai tempat yang akan kita gunakan untuk melakukan ibadah shalat.
Maka disarankan bagi umat muslim untuk menyediakan tempat khusus di rumah untuk beribadah
agar tetap terjaga kebersihannya.
Selanjutnya, ungkapan “Bersih pangkal sehat” mengandung arti betapa pentingnya kebersihan
bagi kesehatan manusia, baik sebagai individu, keluarga, masyarakat maupun lingkungan.
Kebersihan adalah upaya manusia untuk memelihara diri dan lingkungannya dari sgala yang
kotor dan keji dalam rangka mewujudkan dan melestarikan kehidupan yang sehat dan nyaman.
1
Ibnu Mas’ud dan Zainal Abidin, Fiqih Madhab Syafi’i, 2007 ed. (Bandung: Pustaka Media, 2007),
20.
Selanjutnya, kebersihan dari dua sisi, yaitu kebersihan jasmani dari segala najis dan kebersihn
rohani dari segala dosa .begitu pentingnya kebersihan menurut islam, sehingga orang yang
membersihkan diri atau mengusahakan kebersihan akan dicintai oleh Allah SWT.2
Selanjutnya, Imam Al-Ghazali, dalam kitabnya ihya ulumuddin(terjemahan) menumukakan
bahwa thaharah atau bersuci mempunyai empat tingkat yaitu:
Membersihkan anggota-anggota lahiriah dari hadast, najis-najis atau kotoran seta benda-benda
kelebihan yang tidak diperlukan, membersihkan anggota-anggota badan dari perbuatan dosa dan
salah, membersihkan hati dari sifat-sifat yang tercela., membersihkan rahasia bhatiniah dari
sesuatu yang selain dari Allah dan ini adalah cara thaharahnya para nabi dan shiddiqin.3
Selanjutnya, secara umum ibadah memiliki arti segala sesuatu yang dilakukan manusia atas dasar
patuh terhadap pencipta Nya sebagai jalan untuk mendekatka diri kepada Nya.
Selanjutnya, ibadah juga diartikan tunduk dan berhina diri kepada Allah SWT yang disebakan
karena kesadaran bahwa Allah yang menciptakan alam ini, yang menumbukan, yang
mengembangkan, yang menjaga dan memelihara serta yang membawanya dari suatu keaadaan
kepada keadaan yang lain. Ibadah itu timbul dari perasaan tauhid, maka orang yang suka
memikirkan keadaan, memperhatikan perjalanan bintang-bintang, kehihidupan tumbuh-
tumbuhan, binatang dan manusia, bahkan mau memperhatikan dirinya sendiri, maka akan timbul
dalam dirinya sendiri, maka akan timbul dalam sanubarinya perasaan bersyukur dan berhutang
budi kepada Allah SWT Yang Maha Kuasa, dan Maha Mengetahui.
Selanjutnya, perasaan inilah yang menggerakkan hati seseorang selalu bersyukur dan memuji
Allah SWT, serta mendorong jiwa dan raganya untuk menyembah dan berhina diri kepada Allah
SWT. Tetapi ada juga manusia yang tidak mau berfikir, dan tidak sadar akan kebesan dan
kekuasaan Allah, sering melupakannya, sebab itulah maka tiap-tiap agama disyariaatkan,
bermacam macam ibadah, agar dapat mengingatkan manusia terhadap kebesaran dan kekuasaan
Allah.4
Selanjutnya, syarat diterimanya Ibadah merupakan perkara yang sakral. Artinya tidak ada suatu
bentuk ibadah pun yang disyariatkan kecuali berdasarkan al-Qur’an dan sunnah. Semua bentuk
ibadah harus memiliki dasar apabila ingin melaksanakannya karena apa yang tidak disyariatkan
berarti bid’ah, sebagaimana yang telah diketahui bahwa setiap bid’ah adalah sesat sehingga
mana mungkin kita melaksanakan ibadah apabila tidak ada pedomannya? Sudah jelas, ibadah
tersebut akan ditolak karena tidak sesuai dengan tuntunan dari Allah maupun Rasul Nya.
Selanjutnya, selain itu dalam buku lain masih terdapat beberapa syarat yang harus dimiliki oleh
seorang hamba dijelaskan pula agar ibadah kita diterima Allah maka kita harus memiliki sifat
berikut: ikhlas artinya hendaklah ibadah yang kita kerjakan itu bukan karena mengharap
pemberian dari Allah, tetapi semata-mata karena perintah dan rida-Nya. Juga bukan karena
mengharapkan surga dan jangan pula karena takut kepada neraka karena surga dan neraka itu
tidak dapat menyenangkan atau menyiksa tanpa seizin Allah, meninggalkan riya’, artinya
beribadah bukan karena malu pada manusia atau supaya dilihat orang lain. bermuraqabah,
artinya yakin bahwa Tuhan itu melihat dan selalu ada di samping kita sehingga kita bersikap

2
Lilik Trimaya, Air, Kebersihan, Sanitasi dan Kesehatan Lingkungan Menurut Agama Islam, 2015
ed. (Jakarta: Majlis Ulama Indonesia, 2015), 39.
3
Ibid., 47.
4
Irvan, “Konsep Ibadah Dalam Al-Qur’an Kajian Surah Al-Fatihah Ayatn1-7,” Keguruan Universitas
Islam Negri Jakarta (2014).

3
sopan kepada-Nya, jangan keluar dari waktunya, artinya mengerjakan ibadah dalam waktu
tertentu, sedapat mungkin dikerjakan di awal waktu.5
Selanjutnya, makna sesungguhnya dalam ibadah ketika seseorang di ciptakan maka tidak semata-
mata ada di dunia ini tanpa ada tujuan dibalik ciptaannya tersebut menumbuhkan kesadaran diri
manusia bahawa dia adalah mahluk Allah SWT yang diciptakan sebagai insan yang mengabdi
kepadanya.
Selanjutnya, pada dasarnya tujuan akal dan pikiran adalah baik dan benar. Akan tetapi sebelum
jalan akal dan fikiran itu di arahkan dengan baik, kebenaran dan kehendaknya itu belum tentu
baik dan bennar menurut Allah. Oleh sebab itulah manusia di beri beban atau taklif yaitu
perintah-perintah dan larangan-larangan menurut agama Allah SWT, yaiti agama islam. Gunanya
ialah untuk memperbaiki jalan akal pikirannya.6
Selanjutnya, menjaga kebersihan lingkungan sangatlah penting sebab kebersihan bisa
berpengaruh terhadap banyak hal. Dan dalam penelitian kali ini pengaruh kebersihan terhadap
kehusyu`an beribada. Hal itu penting juga karena lingkungan yang bersih akan menimbulkan
rasa nyaman dalam melakukan ibadah sedangkan lingkungan yang kotor menimbulkan rasa tidak
nyaman yang tentunya sangat berpengaruh terhadap aktifitas beribadah.
Selanjutnya , di dalam Islam tidak hanya menganjurkan ummatnya untuk beribadah tetapi juga
mengajarkan ummatnya untuk menjaga kebersihan karna kebersihan sangatlah penting bagi
kesehatan dan kenyamanan disekitar kita ketika lingkungan kotor tidak nyaman dalam
melaksanakan aktivitas.
Selanjutnya, ajaran kebersihan juga menyangkut kebersihan tempat kita melaksanakan ibadah,
atau sarana peribadatan. Di samping itu juga tempat tinggal ataupun tempat beker ja kita sehari-
hari. Firman Allah menyebutkan: “ Di dalamnya (masjid) ada orang-orang yang ingin
membersihkan diri. Dan Allah mencintai orang-orang yang bersih” (At-Taubah [9]: 108).
Selanjutnya, masjid sebagai tempat suci, dimana kaum muslimin melakukan ibadah harus
dipelihara kesucian dan kebersihannya, karena ibadah sholat tidak sah jika di kerjakan di tempat
yang tidak bersih atau kotor. Karenanya, umat islam harus memelihara kebersihan masjid dan
lingkungannya serta tempat-tempat lain yang dijadikan tempat ibadah seperti rumah dan
sebagainya.7
Selanjutnya, hipotesis Kerja (Ha), adanya hubungan antara kesadaran akan kebersihan di
musholla dengan kenyamanan beribadah santriwati kelas III intensif B di TMI Al-Amien
Prenduan tahun 2021, hipotesis Nihil (Ho), tidak ada hubungan antara kesadaran akan kebersihan
di musholla dengan kenyamanan beribadah santriwati kelas III intensif B di TMI Al-Amien
Prenduan tahun 2021.

Kebersihan

Kenyamana
5
Mas’ud dan Abidin, Fiqih Madhab Syafi’i, 20.
6
Muhtadi Abdul Mun’im, Metodelogi Penelitian Untuk Pemula, 2014 ed. (Sumenep: Mutiara,
Press Al-Amien Prenduan, 2014), 19.
7
Trimaya, Air, Kebersihan, Sanitasi dan Kesehatan Lingkungan Menurut Agama Islam, 50.
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini, menggunakan jenis penelitian korelatif dengan pendekatan kuantitatif.
Korelatif adalah adanya korelasi antara dua variabel atau lebih tidak berarti membuktikan atau
menunjukkan adanya pengaruh sebab-akibat dari suatu variabel ke variabel lain. Kuantitatif
adalah penelitian yang bersifat statistik dan objektif dalam memahami permasalahan yang
sedang di teliti.
Selanjutnya, populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya.8 Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi.9
Selanjutnya, populasi dalam penelitian ini adalah para santri yang beribadah di Musholla.

8
Abdul Mun’im, Metodelogi Penelitian Untuk Pemula, 54.
9
Ibid., 55.

5
Tabel Data Responden
No Nama
1 Nasihatud diniyah
2 Dewi Fatimatus Zahro
3 Ghefira Syalina
4 Nida Athifah
5 Ika Yuni
6 Imroatus Solihah
7 Lathifah Umayyah
8 Arif Nuya
9 Sayyidah Fatimah
10 Puji Wage
11 Fina Fitriya Dwi
12 Zainiyah
13 Fauzan Dores
14 Daffa Dhiyaulhaq
15 Lina Roaitul Aini
16 Sholeha
17 Silfan
18 Istiana Mabruhah
19 Alfin Neiberry
20 Alfi Sakinah

Selanjutnya, instrumen adalah alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan data
dengan mudah dan sistematis.10
Tabel (Instrument Penelitian)

10
Ibid., 52.
No Jenis Metode Jenis Instrumen

1. Angket (questionnaire)
Angket (questionnaire), daftar cocok (checklist), skala
(scale), inventori (inventory).

2. Observasi/ Lembar pengamatan, panduan pengamatan, panduan


Observation observasi, (observation sheet), daftar cocok (cheklist)

Selanjutnya, untuk memperoleh data yang kongkrit, maka peneliti menggunakan metode sebagai
berikut: metode Angket, metode angket adalah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi yang responden dalam arti laporan tentang kepribadiaanya hal-hal yang
dia ketahui.11 Penggunaan angket dalam penelitian ini bertujuan untuk mencari data tentang
kesadaran akan kebersihan dan kenyamanan ibadah santriwati.
Selanjutnya, metode Observasi, observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang dilakukan
secara sistematis terhadap suatu kenyataan (fakta), keadaan atau kejadian yang menjadi objek
penelitian.12
Selanjutnya , metode Dokumentasi, dokumentasi adalah dokumen yang berarti sesuatu yang
berisi materi dan informasi yang berfungsi sebagai alat bukti.13
Dalam metode analisis data peneliti menggunakan rumus product moment yang menentukan
sejauh mana hubungan antara kesadaran akan kebersihan dengan kenyamanan beribadah
santriwati dengan rumusan sebagai berikut:
Rumus:

r � xy
∑ xy
√¿ ¿ ¿

Keterangan:
rxy : Koefisien Korelasi “r” product moment yang dicari
∑xy : Jumlah hasil kali dari x dan y
∑ x 2 : Jumlah gejala x kuadrat kecil
∑ y 2: Jumlah gejala y kuadrat kecil
Selanjutnya, untuk menguji hipotesis penelitian ini, peneliti akan mengkonsultasikan dengan
nilai tabel harga kritik dari r product moment sebagai berikut:

Tabel
Harga kritik dan korelasi product moment
N Interpretasike percayaan
11
Ibid., 66.
12
Ibid., 61.
13
Ibid., 70.

7
95% 99%
20 Orang
0,381 0,487
Selanjutnya, untuk mengetahui seberapa besar korelasi, maka r hitungakan dibandingkan dengan
table interpretasi ini kritik seperti tabel berikut:
Tabel

Besarnilai r Interpretasi
Antara 0,800 sampaidengan 1,00 Tinggi
Antara 0,600 sampaidengan 0,800 Cukup
Antara 0,400 sampaidengan 0,600 Agak Rendah
Antara 0,200 sampaidengan 0,400 Rendah
Antara 0,000 sampaidengan 0,200 Sangat Rendah
- Tidak Berkorelasi

SIMPULAN DAN SARAN


Simpulan berdasarkan uraian dan analisis besarkah hubungan antara kesadaran akan
kebersihan di musholla dengan kenyamanan beribadah santriwati. Peneliti ini
menggunakan metode kuantitatif lapangan dengan jenis penelitian korelasi. Metode
korelatif pengumpulan datanya menggunakan angket, observasi dan dokumentasi dan
analisis datanya menggunakan product moment. Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa
hipotesis kerja (Ha) yaitu adanya hubungan antara kesadaran akan kebersihan di musholla
dengan kenyamanan beribadah santriwati diterima, dengan interpretasi cukup yaitu 0,720.
Sedangkan hipotesis nihil (Ho) yaitu tidak adanya hubungan antara kesadaran akan
kebersihan di musholla dengan kenyamanan beribadah santriwati di tolak
Saran yang dapat diberikan adalah perlu penelitian lanjutan secara mendalam mengenai
kenyamanan para dalam meaksanakan ibada. Kesadaran orang-orang sekitara sangat
diperlukan dalm menjaganya. Peneliti mempunyai keterbatasan dalam penelitian ini,
diantaranya keterbatasan dalam penggunaan variabel.

DAFTAR PUSTAKA
Abdul Mun’im, Muhtadi. Metodelogi Penelitian Untuk Pemula. 2014 ed. Sumenep: Mutiara, Press Al-
Amien Prenduan, 2014.
Irvan. “Konsep Ibadah Dalam Al-Qur’an Kajian Surah Al-Fatihah Ayatn1-7.” Keguruan Universitas
Islam Negri Jakarta (2014).
Mas’ud, Ibnu, dan Zainal Abidin. Fiqih Madhab Syafi’i. 2007 ed. Bandung: Pustaka Media, 2007.
Trimaya, Lilik. Air, Kebersihan, Sanitasi dan Kesehatan Lingkungan Menurut Agama Islam. 2015 ed.
Jakarta: Majlis Ulama Indonesia, 2015.

Anda mungkin juga menyukai