Anda di halaman 1dari 12

Sifilis dan Herpes

• Nurul Izzati (P07125222061)


• Oeliyal Fatana Fiza (P07125222062)
• Putri Nabila (P0712522063)
• Rahmi Rayhan (P0712522064)
• Rani (P0712522065)
• Rila Zikria (P07125222066)
• Riska Wulandari (P07125222067)
• Riski Amelia (P07125222068)
• Ruri Maharani Faradhilla (P07125222069)
• Salsabila (P07125222070)

Pengertian Sifilis dan Herpes
• Sifilis merupakan penyakit kronis dan bersifat sistemik yang disebabkan oleh
Treponema palidum. Penularan sifilis melalui hubungan seksual. Penularan juga
dapat terjadi secara vertikal dari ibu kepada janin dalam kandungan atau saat
kelahiran, melalui produk darah atau transfer jaringan yang telah tercemar, kadang-
kadang dapat ditularkan melalui alat kesehatan.
• Herpes merupakan nama kelompok virus herpesviridae yang dapat menginfeksi
manusia. Infeksi virus herpes dapat ditandai dengan munculnya lepuhan kulit dan
kulit kering. Jenis virus herpes yang paling terkenal adalah herpes simplex virus atau
HSV. Herpes simplex dapat menyebabkan infeksi pada daerah mulut, wajah, dan
kelamin (herpes genitalia). Herpes merupakan kondisi jangka Panjang. Akan tetapi,
banyak orang yang tidak memunculkan gejala herpes padahal mereka memiliki virus
herpes di dalam tubuhnya. (Monica Shendy, 2016).
• Herpes kemaluan (genital herpes) adalah lepuhan atau sores pada kemaluan. Ini
disebabkan oleh Herpes Simplex Virus (HSV) Tipe I atau Tipe II. HSV Tipe I lebih
banyak di mulut (cold sores) dan HSV Tipe II di kemaluan. Kedua virus ini dapat
menginfeksi mulut dan daerah kemaluan.
Transmisi (Penularan) Sifilis dan Herpes

2. Melalui Transplasenta
▪ Meski penularan dengan cara ini dapat
1. Melalui Hubungan dicegah, faktor kongenital masih 3. Melalui Transfusi Darah atau
Seksual banyak terjadi hingga saat ini.
▪ Sebagian besar kasus penularan sifilis
Donor Organ
Penularan sifilis melalui
Penularan penyakit sifilis juga dapat
hubungan seksual terjadi selama kehamilan diperkirakan terjadi
terjadi melalui transfusi darah.
karena beberapa faktor, yaitu: ketika bayi masih di dalam kandungan
Namun, sejak ada prosedur skrining
❑ Sering berhubungan melalui transplasenta.
darah dan pendinginan produk
seksual dengan berganti ▪ Sebuah studi dari tahun 1952
darah. Kasus penularan penyakit
pasangan menyatakan bahwa hampir semua ibu
sifilis melalui transfusi darah
❑ Stadium penyakit sifilis hamil yang terinfeksi penyakit sifilis
menjadi sangat jarang. Adanya
pada pasangan seksual primer atau sekunder dan tidak
prosedur skrining darah dan
❑ Riwayat dan risiko mengalami pengobatan akan
pendinginan produk darah diyakini
pasangan seksual mengalami komplikasi pada
dapat membantu untuk membunuh
❑ Tidak menggunakan kehamilannya.
bakteri penyebab sifilis.
kondom ▪ Selain transplacental, infeksi sifilis
juga dapat menularkan dari ibu ke
bayi saat proses melahirkan.
Herpes menular ketika mengalami kontak langsung dengan luka herpes dan menyentuh
mulut, alat kelamin atau mata tanpa mencuci tangan. Secara umum, media penyebaran
virus herpes bisa terjadi melalui:

Sentuhan
Berhubungan
Kontak Fisik
Seks Oral
Langsung

Berbagi
Barang yang Melahirkan
Berciuman
Terkontaminasi secara spontan
Simptom ( Gejala ) Sifilis dan Herpes

gelaja
sifilis

Fase
Primer

Fase Fase
Fase Laten
Sekunder Tersier
Gejala Herpes

Stadium
rekurensi
Stadium primer Stadium laten
(kemunculan
kembali)

Stadium
peluruhan
Resiko bagi petugas kesehatan gigi
• tenaga kesehatan merupakan kelompok yang rentan tertular (vulnerable people)
serta menjadi kelompok berisiko atau rawan tertular karena setiap hari melakukan
kontak langsung dengan pasien dalam waktu cukup lama, sehingga selalu terpajan
mikroorganisme penyebab penyakit. Bahaya biologi dapat disebabkan karena
terdapat organisme penyebab penyakit pada tempat kerja atau zat yang dihasilkan
dari mikroorganisme yang mengancam kesehatan manusia.
• Resiko kontak dengan agen penyakit menular, dengan darah dan cairan tubuh maupun
tertusuk jarum, instrumen tajam yang dapat berperan sebagai tranmisi berbagai
penyakit menular.
• Rumah sakit juga tidak hanya memiliki potensi bahaya seperti penyakit infeksi tetapi
memiliki potensi bahaya yang lain seperti penerapan ergonomi yang kurang tepat,
kebakaran, kecelakaan yang bersumber dari instalasi listrik, radiasi, gas anestesi,
serta bahan kimia berbahaya.
• Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan upaya kita untuk menciptakan
lingkungan kerja yang sehat dan aman, sehingga dapat mengurangi probabilitas
kecelakaan kerja /penyakit akibat kelalaian yang mengakibatkan demotivasi dan dan
defisiensi produktivitas kerja.
Manifestasi di rongga mulut
Pada sifilis :
Adapun bakteri yang menginfeksi
adalah Treponema pallidum.
Biasanya gejala tersebut tidak berlangsung lama,
namun akan berubah dan lama-lama terlihat
semakin parah, baik di dalam mulut, bibir,
maupun lidah. Kemudian, gejala selanjutnya
(gejala sekunder) yang muncul setelah timbul
jerawat dan peradangan (gejala primer), antara
lain:
✓ Ada ruam pada telapak tangan, kaki bagian
bawah, dan beberapa bagian tubuh lainnya.
✓ Kelenjar getah bening membengkak.
✓ Demam.
✓ Luka besar pada selaput lendir, di lidah atau
gusi.
✓ Sakit tenggorokan.
✓ Sakit kepala.
✓ Berat badan terus menurun.
Manifestasi di rongga mulut
Pada herpes :
❑ Herpes bibir umumnya disebabkan oleh virus herpes
simpleks (HSV) tipe-1.
❑ Virus ini dapat menular melalui kontak langsung dengan
luka terbuka, air liur, dan permukaan mulut bagian dalam.
Beberapa cara penyebaran virus herpes simpleks tipe-1
(HSV-1) adalah:
✓ Mencium orang lain, termasuk anak dan bayi
✓ Menyentuh luka lepuh di area mulut penderita,
kemudian tidak sengaja menyentuh bibir diri sendiri
✓ Berbagi alat makan, lipstik, atau alat cukur, dengan
penderita
❑ herpes bibir juga dapat disebabkan oleh virus herpes
simpleks tipe-2 (HSV-2) akibat oral sex dengan penderita
herpes genital.
❑ Seseorang yang pernah menderita herpes bibir dapat
kambuh kembali. Beberapa faktornya adalah:
✓ Demam
✓ Stres
✓ Menstruasi
✓ Cedera fisik
✓ Paparan cahaya matahari dalam jangka Panjang
✓ Operasi
Cara Pencegahan dan Penanggulangan
• Pada sifilis :
• Gunakan kondom saat berhubungan
• Menghindari alkohol dan obat-obatan terlarang
• Tidak bergonta-ganti pasangan seksual
• Jangan memakai jarum suntik bekas orang lain

• Pada herpes :
• Hindari kontak fisik dengan orang lain, terutama bagi yang memiliki luka terbuka.
• Cuci tangan dengan air mengalir dan sabun secara rutin.
• Oleskan obat pada ruam dengan menggunakan kapas agar tangan tidak menyentuh daerah
yang terinfeksi virus herpes.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai