Anda di halaman 1dari 6

Vol. 6 No.

2 (2021), 999-999

Motivasi, Kecemasan Dan Percaya Diri Siswa Dalam Proses Belajar


Mengajar di SMPN 22 Lantari Jaya

Muhammad Afrizal D.1, Fatimatuz Jahro2


Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Islam Malang
afrizalpush@gmail.com

DOI: https://doi.org/10.32528/bb.v6i2. Diisi oleh editor

First received: ________ Final proof received: ________

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan motivasi, kecemasan,
serta kepercayadirian siswa dalam proses belajar mengajar dalam video
pembelajaran Bahasa Indonesia mengenai materi Teks Persuasif. Metode
penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan mengamati
video pembelajaran Bahasa Indonesia. Hasil yang diperoleh dari
penelitian ini adalah mengetahui motivasi, kecemasan, serta
kepercayadirian siswa dalam proses belajar mengajar. Hasil analisis
menunjukkan bahwa terdapat siswa yang mengalami kecemasan dan
kepercayadirian yang kurang dalam proses belajar mengajar.

Kata kunci: filter afektif; motivasi; kecemasan; kepercayadirian; teks


persuasif;.

ABSTRACT
This study aims to describe students' motivation, anxiety, and confidence
in the teaching and learning process in Indonesian language learning
videos regarding Persuasive Text material. The research method used is
a qualitative method by observing Indonesian language learning videos.
The results obtained from this study were to determine students'
motivation, anxiety, and self-confidence in the teaching and learning
process. The results of the analysis show that there are students who
experience anxiety and lack of confidence in the teaching and learning
process.
Keywords: affective filter; motivation; worry; confidence; persuasive
text;

1. PENDAHULUAN
Krashen (2002) menjelaskan hipotesisnya bahwa setiap individu memiliki
saringan afektif (affective filter). Maka yang harus diketahui dari hipotesisi tersebut
bahwa tidak semua individu berhasil mempelajari bahasa kedua, karena comprehensible
input tidak diterima secara baik.

1
Nama Penulis. Judul ...

Menurut Krashen, faktor motivasi, sikap, kepercayaan diri, dan keinginan


menjadi hal inti dalam saringan afektif, karena empat faktor tersebut diasumsikan
sebagai Hipotesis Afektif Filter.
Apabila saringan ini terbuka lebar, maka input akan masuk dengan leluasa.
Sebaliknya, apabila saringan itu sempit atau tertutup, maka input sangat sulit masuk
atau mungkin samasekali tidak masuk.
Selanjutnya, menurut Krashen, saringan/filter ini akan menghambat siswa
menerima atau mereproduksi bahasa jika ada seorang pelajar tidak suka belajar bahasa
Inggris, maka saringan/filter pada pelajar tersebut akan semakin menyempit, begitu pula
jika memiki rasa tidak suka atau bahkan benci dengan pengajarnya, maka akan
dimungkinkan pelajar melakukan kesalahan dalam berbahasa karena menyempitnya
filter-filter itu yang dapat menghambat siswa dalam pembelajaran bahasa.
Stephen Krashen dalam jurnal yang ditulis oleh Grace Hui Chin Lin menyatakan
bahwa negatif emotions are formed through the passive moods, including low
motivation, low self-esteem, and debilitating anxiety (efek negatif terbentuk karena
suasana yang pasif, seperti rendahnya motivasi, percaya diri, dan kecemasan).
Afective filter yang dikemukakan oleh Dulay & Burt (dalam Tarigan, 1988:
146). Affective filter bertindak mencegah masukan dipakai bagi pemerolehan bahasa.
Pemeroleh bahasa dengan sikap optimal dihipotesiskan mempunyai saringan afektif
yang rendah. Kelas yang mendorong saringan rendah adalah mempromosikan
kegelisahan atau keresahan yang rendah diantara para siswa.

2. METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif berupa observasi dengan
mengamati Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam materi “Teks Persuasif” pada Kelas 8
SMPN 22 Lantari Jaya, sebagai informan penelitian ini adalah siswa Kelas 8 SMPN 22
Lantari Jaya.

3. PEMBAHASAN

a. Motivasi

Motivasi adalah semua daya dalam diri pribadi seorang siswa yang
menimbulkan dan menjamin kegiatan belajar sehingga tujuan subyek dapat
dikehendaki dengan hasil yang tercapai (Sardiman, 2014). Motivasi belajar juga
memegang peranan penting dalam mengaktifkn gairah atau semangat dalam
belajar (Winkel, 2004).

Motivasi memiiki peranan dalam pegangan siswa dalam memunculkan


semangat memperoleh hal-hal baru. Oleh karena itu, jika siswa tidak memiliki
rasa semangat yang tinggi atau motivasi yang terlalu rendah, maka proses

Belajar Bahasa: Jurnal Ilmiah Program Studi


Pendidikan Bahasa & Sastra Indonesia
2 Vol. 7 No. 1 (2022), 0-00
Nama Penulis. Judul ...

belajarnya akan terganggu oleh konsentrasi yang lain karena tidak memiliki
semangat dalam fokus belajar.

Dalam video tersebut terlihat sebagian besar siswa di kelas nambak aktif,
namun mereka tidak memiliki sebuah semangat untuk melakukan diskusi secara
nyata dengan guru ataupun sesama teman kelompok. Hal tersebut dikarenakan
tidak semangatnya siswa yang membuat gairah belajar Teks Persuasif menjadi
menurun, akibatnya proses pembelajaran tidak hanya monoton, akan tetapi
membuat pemahaman siswa menjadi dipertanyakan.

b. Kecemasan

Menurut Weinberg dan Gould (dalam Mylsidayu, 2015) kecemasan merupakan


kondisi emosi yang negatif yang dapat ditandai dengan perasaan takut, khawatir, dan
gugup terkait melakukan atau melihat aktivitas tertentu dan kegairahan yang terdapat
dalam tubuh. Kecemasan adalah keadaan dimana seseorang mengalami ketegangan
mental yang menyebabkan seseorang tersebut tidak berdaya, dan kelelahan karena
dirinya harus dalam keadaan terjaga atau waspada terhadap ancamam atau bahaya yang
tidak jelas (Komarudin, 2015). Kecemasan dapat terjadi kepada siapapun dan dimana
pun. Salah satu munculnya kecemasan yang sering terjadi yaitu ketika seseorang
diberikan suatu pertanyaan, siswa yang sudah terbiasa dengan menjawab pertanyaan,
menghadapi pertanyaan yang ditujukan kepadanya tentu kecemasan itu tidak akan
berpengaruh terhadap siswa tersebut. Berbeda dengan siswa yang jarang menjawab
pertanyaan, siswa itu akan merasakan munculnya perasaan khawatir dan gugup. Selain
itu, jika siswa yang tergolong pasif menjawab pertanyaan dihadapkan dengan siswa
yang aktif menjawab pertanyaan, maka siswa yang tergolong pasif itu akan muncul
pikiran negatif pada dirinya dimana siswa tersebut akan merasa takut jika jawaban yang
dia berikan itu salah.

Dalam video proses pembelajaran tersebut terdapat kecemasan yang muncul dari
beberapa siswa seperti saat guru menanyakan suatu pertanyaan terlihat siswa cenderung
diam, takut, dan cemas. Kecemasan yang muncul dari beberapa siswa bisa jadi karena
beberapa penyebab diantaranya:

1. Perasaan Khawatir

Adanya kekhawatiran dari pikiran negatif siswa itu sendiri, seperti siswa
berpikiran negatif bahwa jawabannya yang dilontarkan itu salah atau tidak tepat.

Dari menit 18.27 saat guru melontarkan pertanyaan kepada siswa, siswa
cenderung diam dan menundukkan kepala seperti khawatir jika sewaktu-waktu siswa
tersebut bisa saja ditunjuk oleh guru tersebut dan khawatir jika menjawab dan jawaban
yang ia berikan itu kurang tepat.

Belajar Bahasa: Jurnal Ilmiah Program Studi


Pendidikan Bahasa & Sastra Indonesia 3
Vol. 7 No. 1 (2022), 0-00
Nama Penulis. Judul ...

2. Emosionalitas

Emosionalitas diakibatkan oleh rangsangan saraf otonomi, seperti tegang, keringat


dingin, jantung berdebar-debar.

3. Pengalaman negatif siswa

Pengalaman yang negatif bagi siswa, seperti jawaban siswa selalu dianggap salah
oleh gurunya dapat menjadi penyebab munculnya kecemasan pada diri siswa yang akan
berdampak pada proses belajarnya.

c. Kepercayaan diri

Kepercayaan diri merupakan keyakinan dalam jiwa seseorang untuk menjalani


tantangan hidup dan menghadapi setiap tantangannya dengan melakukan sesuatu dan
berbagai cara. Kepercayaan diri itu lahir dari kesadaran diri bahwa jika ingin melakukan
sesuatu, maka sesuatu itu pula yang harus dilakukan. Kepercayaan diri akan datang dari
kesadaran seorang individu bahwa individu tersebut memiliki keinginan dan tekad
untuk melakukan apapun, sampai tujuan yang individu tersebut inginkan tercapai
(Barbara, 2010). Percaya diri adalah suatu keyakinan bahwa dirinya memiliki
kemampuan dan kelebihan, keyakinan tersebut yang membuat seseorang mampu untuk
mencapai berbagai tujuan dalam hidupnya. Orang yang percaya akan memiliki rasa
optimis dengan kemampuan dan kelebihan yang ia miliki untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan (Hakim, 2005). Kepercayaan diri adalah kesadaran individu akan
kemampuan dan kelebihannya untuk mencapai tujuan dalam hidupnya, memiliki rasa
puas baik batiniah maupun jasmaniah, dapat bertindak sesuai dengan kapasitas
kemampuan dan kelebihannya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Dalam video tersebut tidak hanya terdapat kecemasan yang muncul pada siswa
melainkan juga kurangnya kepercayaan diri dari siswa. Pada dasarnya semua siswa
memiliki kelebihan masing-masing yang artinya semua siswa pasti mampu untuk
menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh guru. Akan tetapi, banyak dari siswa
tersebut yang memilih untuk diam karena kurang memiliki kepercayaan diri untuk
menjawab pertanyaan tersebut. Kebanyakan siswa memilih untuk diam karena siswa
kurang percaya terhadap kemampuan yang dimilikinya. Terdapat beberapa faktor yang
dapat menghambat kepercayaan diri siswa, diantaranya yaitu:

1. Takut

Jika siswa dihadapkan dengan suatu pertanyaan seperti yang terdapat dalam
video, siswa akan cenderung diam dan takut untuk menjawab. Hal itu dikarenakan
siswa takut jawaban yang diberikan merupakan jawaban yang salah.

Belajar Bahasa: Jurnal Ilmiah Program Studi


Pendidikan Bahasa & Sastra Indonesia
4 Vol. 7 No. 1 (2022), 0-00
Nama Penulis. Judul ...

Pada menit 4.41 terdapat salah satu siswa yang sudah menjawab akan tetapi, pada
saat ditunjuk oleh guru, siswa tersebut seperti takut untuk meneruskan jawabannya
dikarenakan takut jika jawaban yang ia berikan itu kurang tepat.

2. Negative thingkhing
Siswa kurang memiliki sikap optimis pada dirinya, padahal semua siswa memiliki
kemampuan pada dirinya.
Menit 3.18 terdapat dua orang siswa yang mengangkat tangan yaitu satu siswa
perempuan dan satu siswa laki laki untuk menjawab pertanyaan. Akan tetapi, pada saat
siswa perempuan yang ditunjuk untuk terlebih dahulu menjawab pertanyaan, siswa laki-
laki malah mengurungkan niatnya untuk menjawab pertanyaan, padahal terdapat
kemungkinan bahwa jawaban yang akan ia berikan itu jauh lebih baik dari yang lainnya.
Hal tersebut menunjukkan bahwa siswa tetsebut tidak menyadari bahwa dirinya itu
memiliki kemampuan.

4. SIMPULAN   

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa


faktor motivasi, sikap, kepercayaan diri, dan keinginan menjadi hal inti dalam saringan
afektif, karena empat faktor tersebut diasumsikan sebagai Hipotesis Afektif Filter.
selanjutnya Dalam video proses pembelajaran tersebut terdapat motivasi yang
melibatkan semangat unruk memunculkan gairah belajar dan kecemasan yang muncul
dari beberapa siswa seperti saat guru menanyakan suatu pertanyaan terlihat siswa
cenderung diam, takut, dan cemas. Kecemasan yang muncul dari beberapa siswa bisa
jadi karena beberapa penyebab diantaranya perasaan Khawatir, emosionalitas, dan
pengalaman negatif siswa, dan juga Terdapat beberapa faktor yang dapat menghambat
kepercayaan diri siswa, diantaranya Rasa takut dan negative thingkhing.

Dapat disimpulkan bahwa dalam video pembelajaran terdapat beragam kendala


atau beberapa faktor penghambat dalam proses pembelajaran dalam video yang terkait
dengan Motivasi, Kecemasan Kepercayadirian siswa dalam proses belajar mengajar di
SMPN 22 Lantari Jaya.

5. REFERENSI
Abdusshomad, A. 2012 Affective Filter Terhadap Pengajaran Bahasa Kedua
(Bahasa Arab). Dosen Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia Curug, Po Box 509
Tangerang 1500.
Amanah, F. P. 2017. Teori Krashen Sebagai Solusi Pemecahan Masalah
Kemampuan Berbicara Pada Pembelajar Bahasa Inggris Di Indonesia. Universitas
Negeri Yogyakarta.
Rizka Ayu, dkk. 2014. Hubungan Antara Motivasi dan Kepercayaan Diri dengan
Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Suruh. Universitas Kristen
Satya Wacana.

Belajar Bahasa: Jurnal Ilmiah Program Studi


Pendidikan Bahasa & Sastra Indonesia 5
Vol. 7 No. 1 (2022), 0-00
Nama Penulis. Judul ...

Afandi, Kiki. 2021. Analisis Indikator Instrumen Kecemasan, Motivasi, Dan


Kemandirian Belajar Matematika Siswa Sekolah Menengah Atas Menggunakan
Confirmatory Factor Analysis. Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.
Silaban, H.K. 2021. Tingkat Kecemasan Dan Percaya Diri Peserta Didik Kelas
Khusus Olahraga Cabang Olahraga Sepakbola Di Sma Negeri 1 Seyegan. Universitas
Negeri Yogyakarta.
Iqbal, E.M. 2019. Tingkat Kecemasan, Kepercayaan Diri Dan Kohesivitas
Peserta Didik Kelas Khusus Olahraga Cabang Sepakbola Di Sma Negeri 1 Tanjungsari
Gunung Kidul. Universitas Negeri Yogyakarta.
Asih T, Agnesia H. 2020. Analisis Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan. Jurnal Pekan Vol. 5 No.1 Edisi April 2020.
Ismi Tri W.Y., dkk. 2019. ANALISIS MOTIVASI BELAJAR SISWA (Studi
Tentang Peserta Didik yang Memiliki Motivasi Rendah Di SekolahMenengah Atas
Santun Untan Pontianak). Universitas Tanjungpura.

Belajar Bahasa: Jurnal Ilmiah Program Studi


Pendidikan Bahasa & Sastra Indonesia
6 Vol. 7 No. 1 (2022), 0-00

Anda mungkin juga menyukai