Anda di halaman 1dari 26

LK. 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masa

NAMA : WAHYUDDIN
NPM : 201500144991
KELAS : 006 PJOK

Masalah yang telah Analisis eksplorasi


No. Hasil eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi penyebab masalah
1 Semangat belajar Kajian Literatur: Setelah dilakukan
peserta didik analisis terhadap hasil
khususnya pada 1. Menurut Slameto (1995) kajian literatur dan
mata pelajaran seringkali anak didik yang hasil wawancara,
PJOK Masih tergolong cerdas tampak bodoh dapat diketahui
rendah terutama karena tidak memiliki motivasi bahwa penyebab
munculnya masalah
pada pembelajaran untuk mencapai prestasi sebaik
Semangat belajar
di dalam kelas mungkin.
Peserta didik
Hal ini menunjukkan seorang anak khususnya pada mata
didik yang cerdas, apabila memiliki pelajaran PJOK masih
motivasi belajar yang rendah maka rendah terutama pada
dia tidak akan mencapai prestasi pembelajaran di dalam
akademik yang baik. Sebaliknya, kelas adalah:
seorang anak didik yang kurang
cerdas, tetapi memiliki motivasi 1. Siswa senang belajar
yang tinggi untuk belajar, maka dia diluar ruangan karena
akan mencapai prestasi akademik lebih leluasa dan
yang baik. menyenangkan
karena ketika belajar
2. Dalyono (1997) mengatakan di dalam kelas akan
bahwa seseorang yang memiliki membuatnya bosan
intelegensi baik (IQ-nya tinggi) dan jenuh. Inilah
umumnya mudah belajar dan pentingnya seorang
hasilnya pun cenderung baik. guru membuat
Sebaliknya orang yang metode pembelajaran
intelegensinya rendah cenderung yang bervariasi
mengalami kesukaran dalam sehingga siswa
belajar, lambat berpikir, sehingga tertarik dengan
prestasi akademiknya pun rendah. pembelajaran yang
Namun kelemahan ini dapat disajikan.
ditutupi dengan adanya motivasi 2. Siswa tidak siap
yang tinggi maka tidak menutup menerima materi dan
kemungkinan bisa memperoleh kurang percaya diri di
prestasi akademik yang baik. kelas sehingga tidak
ada umpan balik
3. Menurut Setiawan, A. (2016) antara guru dan siswa
Beberapa faktor yang dalam pembelajaran.
menyebabkan motivasi belajar 3. Semangat belajar
siswa rendah adalah kurang yang rendah juga
dukungan dari orang tua, guru atau disebabkan karena
lingkungan sekitar. pandemi sehingga
peserta didik masih
4. Menurut sudaryono,(2012) butuh beradaptasi
faktor faktor yang mempengaruhi dengan kebiasaan
motivasi belajar adalah cita cita / baru dalam
aspirasi siswa, kondisi jasmani dan pembelajaran. Tidak
rohani siswa, unsur-unsur dinamis bisa dipungkiri bahwa
belajar dan upaya siswa kebiasaan belajar
secara daring di masa
5. Menurut khafid (2021) pandemi akhirnya
Motivasi belajar dipengaruhi menggerus potensi
a. minat siswa dan semangat dalam
b. kreatifitas guru dalam merancang belajar. Disinilah
pembelajaran peran pentingnya
c. strategi/teknik/metode seorang guru menjadi
pembelajaran guru motivator dalam
d. perhatian orang tua membangun
e. sarana dan prasarana semangat belajar
pemebelajaran peserta didik.
f. suasana pembelajaran 4. Fasilitas belajar yang
kurang memadai,
6. Menurut Sardiman (2018:75) sarana dan prasarana
yang tidak
Motivasi belajar adalah keseluruhan mendukung. Sangat
daya penggerak didalam diri siswa penting kesiapan
yang menimbulkan kegiatan belajar, pendukung
yang menjamin kelangsungan dari pembelajaran dalam
kegiatan belajar dan memberikan meningkatkan
arah pada kegiatan belajar, sehingga semangat belajar
tujuan yang dikehendaki oleh siswa.
subjek belajar itu dapat tercapai.

7. Uno (2017:23)

Mengatakan bahwa motivasi


belajar merupakan dorongan
internal dan eksternal pada siswa-
siswa yang sedang belajar untuk
mengadakan perubahan tingkah
laku, pada umumnya dengan
beberapa indikator atau unsur yang
mendukung.

8. Sukmadinata (2011:62)

Mengatakan bahwa motivasi


memiliki 2 fungsi, yaitu:

a. Mengarahkan (directional
function) Dalam mengarahkan
kegiatan, motivasi berperan
mendekatkan atau menjauhkan
individu dari sasaran yang
akan dicapai. Apabila sasaran
atau tujuan merupakan sesuatu
yang diinginkan oleh individu,
maka motivasi berperan
mendekatkan. Sedangkan bila
sasaran tidak diinginkan oleh
individu, maka motivasi
berperan menjauhi sasaran.

b. Mengaktifkan dan
meningkatkan kegiatan
(activating and energizing
function) Suatu perbuatan atau
kegiatan yang tidak bermotif
atau motifnya sangat lemah,
akan dilakukan dengan tidak
sungguh-sungguh, tidak terarah
dan kemungkinan besar tidak
akan membawa hasil.
Sebaliknya apabila
motivasinya besar atau kuat,
maka akan dilakukan dengan
sungguhsungguh, terarah dan
penuh semangat, sehingga
kemungkinan akan berhasil
lebih besar.

9. Tambunan (2015:196)

Motivasi intrinsik dan motivasi


ekstrinsik merupakan jenis
motivasi berdasarkan sumbernya.
Adapun motivasi intrinsik dan
motivasi ekstrinsik tersebut yaitu:

a. Motivasi intrinsik, adalah


motivasi yang ditimbulkan dari
diri seseorang. Motivasi ini
biasanya timbul karena adanya
harapan, tujuan dan keinginan
seseorang terhadap sesuatu
sehingga dia memiliki semangat
untuk mencapai itu.

c. Motivasi ekstrinsik, adalah


sesuatu yang diharapkan akan
diperoleh dari luar diri
seseorang. Motivasi ini
biasanya dalam bentuk nilai
dari suatu materi, misalnya
imbalan dalam bentuk uang
atau intensif lainnya yang
diperoleh atas suatu upaya
yang telah dilakukan.

10. Menurut Syamsu Yusuf dalam


skripsi Rima Rahmawati
(2016:17)

Motivasi belajar dapat timbul


karena beberapa faktor, yaitu:

a. Faktor internal
1) Faktor fisik Faktor fisik
merupakan faktor yang
mempengaruhi dari tubuh dan
penampilan individu. Faktor fisik
meliputi nutrisi (gizi), kesehatan
dan fungsi-fungsi fisik terutama
panca indera.
2) Faktor psikologis Faktor
psikologis merupakan faktor
intrinsik yang berhubungan dengan
aspek-aspek yang mendorong atau
menghambat aktifitas belajar pada
siswa. Faktor ini menyangkut
kondisi rohani siswa.

b. Faktor eksternal
1) Faktor sosial Merupakan faktor
yang berasal dari manusia disekitar
lingkungan siswa. Meliputi guru,
teman sebaya, orang tua, tetangga
dan lain sebagainya,
2) Faktor non sosial Faktor non
sosial merupakan faktor yang
berasal dari kondisi fisik disekitar
siswa. Meliputi keadaan udara
(cuaca panas atau dingin), waktu
(pagi, siang atau malam), tempat
(sepi, bising atau kualitas sekolah
tempat siswa belajar), dan fasilitas
belajar.

Sumber Wawancara
Kepala Sekolah :
1. Siswa lebih senang belajar di luar
ruangan karena lebih leluasa dan
dan menyenangkan
2. Siswa merasa bosan dan jenuh
dengan pembelajaran yang tidak
bervariasi.
3.Siswa beranggapan bahwa mereka
tidak belajar penjas jika tidak belajar
diluar kelas.

Guru/Rekan Sejawat :

1. Siswa lebih banyak bercerita


dengan teman ketika di kelas.
2. Kurangnya rasa percaya diri
sehingga siswa takut bertanya
kepada guru.
3. Ketidaksiapan siswa menerima
materi saat dikelas sehingga tidak
mampu mengingat materi yang
diberikan.

Pakar (Pengawas) :

1. Peserta didik masih memiliki


semangat belajar yang rendah
karena effect dari pandemi.
2. Fasilitas belajar yang kurang
memadai, sarana dan prasarana
tidak mendukung
3. Guru harus mampu menjadi
motivator dalam membangun
semangat belajar siswa.

2  Masih ada Kajian Literatur: Setelah dilakukan


beberapa peser analisis terhadap hasil
ta didik yang 1. Resty Gustiawat .dkk (2014) kajian literatur dan
masih bingung Guru harus mengetahui strategi hasil wawancara,
dengan istilah pengorganisasian pembelajaran dapat diketahui
dan mengetahui istilah-istilah bahwa penyebab
dalam
munculnya masalah
kebugaran dalam strategi pembelajaran
masih ada
jasmani. namun belum diimplementasikan
beberapa peserta didik
ke dalam proses pembelajaran
yang masih bingung
sehingga peningkatan
dengan istilah dalam
kemampuan guru dalam
kebugaran jasmani
memilih dan mengembangkan
adalah:
strategi pembelajaran belum
optimal.
1. Guru kurang
2. (Setyo Budyanto 2012:29) menjelaskan arti dari
Kondisi fisik yang baik merupakan istilah dalam
faktor yang wajib dimiliki setiap kebugaran jasmani.
atlet. Seorang guru harus
Kebugaran jasmani menunjukkan mampu
kondisi fisik ini, dan kebugaran menyampaikan arti
jasmani menjadi dasar dari proses dari istilah dalam
pelatihan berikutnya (terutama pembelajaran untuk
perolehan keterampilan teknik dan menghindari
taktik). kesalahan siswa
Kebugaran fisik meliputi kekuatan, menginterpretasikan
daya tahan otot, daya tahan sebuah istilah.
kardiovaskular/ kardiorespirasi,
kecepatan, kelincahan, kelenturan,
keseimbangan, 2. Guru terkendala
dan koordinasi. Kondisi Fisik yang Sarana dan alat untuk
baik merupakan pondasi awal Atlet mengedukasi siswa.
dalam Pemanfaatan internet
melancarkan teknik, taktik dan dan alat peraga dalam
strategi dalam suatu pertandingan kegiatan belajar
mengajar sangat
3. Muhajir (2004 : 2) diperlukan pada
Kebugaran jasmani adalah untuk kemudahan
kesanggupan dan kemampuan siswa memahami
tubuh melakukan penyesuaian materi yang sulit.
(adaptasi) terhadap pembebasan
fisik yang diberikan kepadanya
(dari kerja yang dilakukan sehari-
hari) tanpa menimbulkan
kelelahan yang berlebihan. Setiap
orang membutuhkan kesegaran
jasmani yang baik agar ia dapat
melaksanakan pekerjaannya
dengan efektif dan efisien tanpa
mengalami kelelahan yang
berarti.

4. Joko Pekik Irianto (2004 : 42)


Yang dimaksud kebugaran adalah
kebugaran fisik (Fhysical Fitness)
yakni “Kemampuan seseorang
melakukan pekerjaan sehari-hari
secara efisien tanpa timbul
kelelahan yang berlebihan
sehingga masih dapat menikmati
waktu luangnya”.

5. Judith Rink
Pengertian kebugaran jasmani
adalah kemampuan seseorang saat
melakukan rutinitas sehari-hari
dengan energi yang besar, tetapi
tidak merasa kelelahan yang
berlebihan, dan bisa menikmati
rutinitas tersebut.
6. Sudarno (1992)
Kebugaran jasmani adalah
kesanggupan tubuh untuk
melakukan berbagai aktivitas
dengan baik tanpa mengalami
kelelahan berarti. Selain itu, tubuh
masih memiliki cadangan energi
yang bisa digunakan sewaktu-
waktu.
7. Triani dan Amir (2013:10)

Mengemukakan bahwa anak


lamban belajar memiliki
karakteristik tertentu. Dari segi
bahasa, anak dengan lamban
belajar mengalami masalah dalam
berkomunikasi, kesulitan dalam
bahasa ekspresif, menyampaikan
ide, maupun dalam memahami
percakapan orang lain. Dari segi
emosi, anak lamban belajar
memiliki emosi yang kurang stabil,
cepat marah, serta sensitif. Dari
segi sosial, anak dengan lamban
belajar krang baik dalam
bersosialisasi, memilih menjadi
pemain pasif atau penonton saat
bermain, atau bahkan menarik diri.

8. Sugihartono (2007:149)

Kesulitan belajar merupakan suatu


gejala yang ada pada peserta didik
yang ditandai adanya prestasi
belajar yang rendah maupun
dibawah norma yang telah
ditetapkan.

9. Kurnia Pradika, dkk (Damayanti,


2020:19)

Mengemukakan bahwa kesulitan


belajar merupakan suatu kondisi
dimana siswa tidak dapat belajar
secara wajar, disebabkan adanya
ancaman, hambatan atau gangguan
belajar. Kesulitan yang dialami
siswa mengakibatkan proses
belajar menjadi terhambat, tidak
jarang siswa harus mengulang
kelas hanya karena mengalami
kesulitan belajar akademik.

10. Shaw (2010: 12)

Menambahkan bahwa anak lamban


belajar mencerminkan salah satu
dari sekian banyak populasi yang
menantang bagi guru, terkadang
sistem dan pendukung yang
standar tidaklah efektif untuk
memenuhi kebutuhan belajar siswa
yang lamban belajar, sehingga
menimbulkan suatu kegagalan.

Sumber Wawancara :
Kepala Sekolah :

1. Guru kurang menjelaskan arti dari


istilah dalam kebugaran jasmani.
2. Pemilihan kata yang sulit untuk
menjelaskan istilah-istilah dalam
kebugaran jasmani, sehingga siswa
kebingungan.

Guru/Rekan Sejawat :

1. Guru tidak menjelaskan arti dari


istilah yang muncul.
2. Guru tidak mampu
menyederhanakan arti dari istilah
yang ada, agar semua bisa
memahami.

Pakar (Pengawas) :

1. Guru terkendala Sarana dan alat


untuk mengedukasi siswa.
2. Siswa tidak memiliki kemampuan
untuk menangkap penjelasan dari
guru.

3 Hubungan antar Kajian Literatur : Setelah dilakukan


guru dan orang 1. Prasetyo (2020) menyatakan analisis terhadap hasil
tua/wali peserta bahwa “pendampingan kajian literatur dan
didik terkait orang tua dalam proses belajar hasil wawancara,
pembelajaran baik anak adalah usaha orang tua untuk dapat diketahui
bahwa penyebab
dirumah maupun menemani, memberikan motivasi, munculnya masalah
disekolah masih pengawasan serta memberikan Hubungan antar guru
kurang fasilitas”. dan orang tua/wali
peserta didik terkait
2. Menurut Ahmadi, (2007) pembelajaran baik
“keluarga merupakan sebuah grup dirumah maupun
yang terbentuk dari perhubungan disekolah masih kurang
laki-laki dan wanita, perhubungan adalah:
yang mana berlangsung lama 1. Kurangnya perhatian
untuk menciptakan dan orang tua tentang
membesarkan anak-anaknya” pendidikan anaknya.
2. Komunikasi dengan
3. Hendra (2016) hasil penelitian orang tua siswa yang
1. Orang tua jarang terlibat dalam kurang baik karena
kegiatan sekolah kesibukan orang tua
2. Kurangnya Pemahaman ditempat kerja.
orangtua terhadap arti penting 3. Hubungan komunikasi
dari pembelajaran penjas antar guru dan orang tua
3. Orang tua tidak tau peserta didik terkait
perkembangan putra putrinya pembelajaran masih
disekolah. kurang
4. Guru seharusnya
4. Hasbullah,Op.Cit., h. 89 memiliki ruang
berkolaborasi dnegan
Tugas utama keluarga bagi orang tua.
pendidikan anak ialah sebagai
peletak dasar bagi pendidikan
akhlak dan pandangan hidup
keagamaan. Sifat tabiat anak
sebagian besar diambil dari kedua
orang tuanya dan dari anggota
keluarga yang lain.

5. Zakiah Daradjat. Ilmu


Pendidikan Islam, Bumi Aksara,
Jakarta, Cet. X, 2012 h. 35

Orang tua merupakan pendidik


utama dan pertama bagi anak-anak
mereka, karena dari merekalah
anak mula-mula menerima
pendidikan. Dengan demikian
bentuk pertama dari pendidikan
terdapat dalam keluarga. Pada
umumnya pendidikan dalam
rumah tangga itu bukan berpangkal
tolak dari kesadaran dan
pengertian yang lahir dari
pengetahuan mendidik, melainkan
karena secara kodrati suasana dan
strukturnya memberikan
kemungkinan alami membangun
situasi pendidikan. Situasi
pendidikan itu terwujud berkat
adanya pergaulan dan hubungan
pengaruh mempengaruhi secara
timbal balik antara orang tua dan
anak.

6. Vembrianto (1990, dalam


Triwiyanto 2017)
dikatakan bahwa kondisi yang
menyebabkan pentingnya peranan
keluarga dalam proses sosialisasi
anak dikarenakan oleh beberapa
hal berikut:
1. Keluarga merupakan kelompok
kecil yang anggota-anggotanya
berinteraksi face-to-face secara
tepat; dalam kelompok yang
demikian perkembangan anak
dapat diikuti dengan teliti oleh
orang tuanya dan penyesuaian
secara pribadi dalam hubungan
sosial lebih mudah.
2. Orang tua punya motivasi yang
kuat untuk mendidik anak
karena anak merupakan buah
cinta kasih hubungan suami
istri. Anak merupakan
perluasan biologis dan sosial
orang tuanya. Motivasi yang
kuat ini melahirkan hubungan
hubungan emosional antara
orang tua dan anak.
3. Karena hubungan sosial dalam
keluarga itu bersifat relative
tetap, orang tua memainkan
peran sangat penting terhadap
sosialisasi anak.

7. E.E Mulyasa, Menjadi Guru


Profesional Menciptakan
Pembelajaran Kreatif dan
Menyenangkan, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2006) hal:
35-65.

Adapun peran guru adalah :


a. Guru sebagai Pendidik
b. Guru sebagai Pengajar
c. Guru sebagai Pembimbing
d. Guru sebagai Pelatih
e. Guru sebagai Penasehat
f. Guru sebagai Pembaharu
g. Guru sebagai Model dan
Teladan
h. Guru sebagai Pribadi
i. Guru sebagai Peneliti
j. Guru sebagai Pendorong
Kreativitas
k. Guru sebagai Pembangkit
Pandangan
l. Guru sebagai Pekerja Rutin
m. Guru sebagai Pemindah
Kemah
n. Guru sebagai Pembawa Cerita
o. Guru sebagai Aktor
p. Guru sebagai Emansipator
q. Guru sebagai Evaluator
r. Guru sebagai Pengawet
s. Guru sebagai Kulminator

8. Azhar Arsyad, Media


Pembelajaran, (Jakarta: PT.Raja
Grafindo Persada, 2010), hal:1.

Belajar adalah suatu proses yang


kompleks yang terjadi pada diri
setiap orang sepanjang hidupnya.
Proses belajar itu seperti terjadi
karena adanya interaksi antara
seseorang dengan lingkungannya.
Oleh karena itu, belajar dapat
terjadi kapan saja. Salah satu
pertanda bahwa seseorang itu telah
belajar itu adalah adanya
perubahan tingkah laku pada diri
orang itu yang mungkin
disebabkan oleh terjadinya
perubahan pada tingkat
pengetahuan, keterampilan dan
sikapnya.

9. J. Drost, Proses Pembelajaran


Sebagai Proses Penddikan,
(Jakarta: Grmedia Widiasarana
Indonesia, 1999), h. 23-34

Pemberian perhatian atau


pengawasan dari orang tua kepada
anaknyamerupakan bagian
terpenting yang harus dilakukan
oleh setiap orang tua. Perhatian
dan pengawasan tersebut meliputi:
rutinitas kegiatan anak dirumah,
pemanfaatan waktu senggang
anak, kedisiplinan waktu belajar
anak, gangguan atau hambatan
yang dialami anak, pergaulan anak
dengan teman-temannya, serta
prestasi belajar anak. Kurangnya
perhatian dan pengawasan orang
tua dapat menyebabkananak
bersikap acuh tak acuh, tidak
mempunyai kemauan minat
belajar.Yangakhirnya dapat
menyebabkan kesulitan belajar dan
tidak tercapainya prestasibelajar
yang baik. Sebaliknya dengan
adanya perhatian dan pengawasan
dariorang tua anak akan dapat
tercapai kesuksesan dalam
belajarnya.

10. H.M. Arifin,1978: 137-138.

Guru berkewajiban membimbing


dan mengarahkan siswanya untuk
bertindak dan berprilaku positif,
sebagaimana dikemukakan H.M.
Arifin bahwa: “Guru harus
memiliki kewajiban sebagaimana
orang tua berkewajiban membantu
pekembangan bakat anak kearah
kemampuan hidup bersosialisasi,
hidup mandiri dan memiliki moral
yang tinggi.

Sumber Wawancara
Kepala Sekolah :

1. Kurangnya perhatian orang tua


tentang pendidikan anaknya
2. Kurangnya sosialisasi terhadap
orang tua masalah pendidikan
3. Adanya anggapan dari orang tua
jika pendidikan itu tanggung jawab
Guru

Guru/Rekan Sejawat :

1. Orang tua masih kurang


mendampingi anaknya di rumah.
2. Komunikasi dengan orang tua
siswa yang kurang baik karena
kesibukan orang tua ditempat
kerja.

Pakar (Pengawas) :

1. Hubungan komunikasi antar


guru dan orang tua peserta
didik terkait pembelajaran
yang masih kurang
2. Guru seharusnya memiliki
ruang untuk berkolaborasi
dengan orang tua.
3. Guru sering disalahkan atas
pencapaian anak yang tidak
berhasil

4 Kurangnya Kajian Literatur


pemahaman guru Setelah dilakukan
mengenai 1. Sugiyono, (2012) analisis terhadap hasil
pembelajaran kajian literatur dan hasil
inovatif yang mencoba mengelaborasi tentang wawancara, dapat
sesuai dengan pembelajaran inovatif dan diketahui bahwa
karakteristik siswa. kaitannya dengan pembentukan penyebab munculnya
karakter siswa. Didalamnya dikaji masalah Kurangnya
dan dianalisis: pemahaman guru
(1) Pembelajaran Inovatif; mengenai pembelajaran
(2) Pembentukan Karakter Siswa, inovatif yang sesuai
(3) Gerakan Penguatan Pendidikan dengan karakteristik
Karakter di Indonesia siswa adalah:

2. Menurut Sartono Wahyuari 1. Terbatasnya


(2012) pemahaman guru
dalam menerapkan
bahwa ciri-ciri pembelajaran pembelajaran yang
inovatif, antara lain: inovatif
(1) memiliki prosedur yang 2. Guru belum
sistematik untuk memodifikasi melakukan
perilaku siswa; pembelajaran yang
(2) hasil belajar yang ditetapkan berpusat pada siswa
secara khusus, yaitu perubahan 3. Guru bingung
perilaku positif siswa; menerapkan model
(3) penetapan lingkungan belajar yang mana, karena
secara khusus dan kondusif; kebijakan pendidikan
(4) ukuran keberhasilan siswa
setelah mengikuti pembelajaran, dan kurikulum yang
ehingga bisa menetapkan selalu berubah.
kriteria keberhasilan dalam 4. Penerapan chase
proses belajar mengajar; serta metode dalam
(5) interaksi dengan lingkungan pembelajaran masih
agar mendorong siswa aktif kurang sehingga
dalam lingkungannya
siswa tida aktif dalam
3. Happyanto,Rixky. Pembelajaran pembelajaran
Inovatif (Jakarta : Duplish,2013)

Pembelajaran inovatif juga


mengandung arti pembelajaran
yang dikemas oleh guru atau
instruktur lainnya yang merupakan
wujud gagasan atau teknik yang
dipandang baru agar mampu
menfasilitasi siswa untuk
memperoleh kemajuan dalam
proses dan hasil belajar.
Pembelajaran inovatif bisa
mengadaptasi dari model
pembelajaran yang menyenangkan.
“Learning is fun” merupakan kunci
yang diterapkan dalam
pembelajaran inovatif.

4. Darmadi, Pengembangan Metode


pembelajaran Dalam Dinamika
Belajar Siswa (Jakarta :
Depublish, 2017

Kata “inovatif” mengandung arti


pengenalan hal-hal yang baru atau
penemuan.oleh karena itu,
pembelajaran inovatif dapat
diartikan sebagai pembelajaran
yang dirancang oleh guru yang
sifatnya baru tidak seperti biasanya
dilakukan dan bertujuan untuk
memfasilitasi siswa dalam
membangun pengetahuan sendiri
dalam rangka proses perubahan
prilaku kearah yang lebih baik
sesuai dengan potensi yang
dimiliki oleh siswa.

5. Rumampuk, D.B. Media


intruksional Inovatif.(Jakarta :
P2LPTK-Ditijen Dikti Depdikbud,
1998)

Kelebihan pembelajaran inovatif,


sebagai berikut :
1. Melatih siswa untuk mendesain
suatu penemuan.
2. Menuntut kreatifitas guru
dalam mengajar.
3. Hubungan antara siswa dan
guru menjadi hubungan yang
saling belajar dan saling
membangun.
4. Merangsang perkembangan
kemajuan berfikir siswa untuk
menyelesaikan masalah yang
dihadapi dengan tepat.
5. Dapat membuat pendidikan
sekolah lebih relevan dengan
kehidupan, khususnya dunia
kerja.
6. Proses pembelajaran
dirancang, disusun, dan
dikondisikan untuk siswa agar
belajar

6. K,Komalasari, Pembelajaran
kontekstual : Konsep dan
Aplikasi. (Bandung:Refika
Aditama, 2010)

Menanggapi perubahan yang


terjadi disebabkan oleh adanya
kesadaran seseorang terhadap
kekurangan cara yang dimilikinya
seperti dalam kegiatan belajar
mengajar, mulai dari penetapan
tujuan pembelajaran, pemilihan
materi ajar, pemilihan pendekatan,
media, metode, dan sistem
penilaian. bahwa inovasi yang
dilakukan oleh seorang guru lebih
ditekankan pada kegiatan
mengajar, karena ia diserahi tugas
dan wewenang mengelola kegiatan
belajar untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telah
ditetapkan. Dalam konteks ini
kegiatan guru lebih dari pekerjaan
seorang profesional umumnya,
karena ia dituntut bukan hanya ahli
pada bidangnya tetapi juga harus
mampu mengelola pembelajaran
dalam lingkungan proses belajar
mengajar.
7. Trianto. Model-model
Pembelajaran Inovatif
Berorientasikan Konstruktivistik.
(Jakarta: Prestasi Pustaka
Publisher, 2007)

Masih banyaknya rasio guru yang


mengajar dengan cara lama atau
monoton sehingga menimbulkan
suasana kelas yang membosankan.
Hal ini akan membuat siswa jenuh
dan tidak tertarik dengan materi
yang disampaikan. Padahal dalam
proses pembelajaran kreatifitas
guru sangat dibutuhkan. Hal ini
akan mendorong siswa untuk lebih
giat lagi dalam belajar.

8. Ismail. Model-Model
Pembelajaran (.Jakarta: Dit.
Pendidikan Lanjutan Pertama,
2003)

Ada beberapa teori dalam


pembelajaran inovatif diantarannya
:
1. Teori Kognitif
Teori yang mengandalkan
pikiran dan konsep dasar yang
dimiliki oleh peserta didik,
namun dalam proses
pembelajaran mampu
mengelaborasi dalam
mengembangkan konsep yang
diberikan pada peserta didik
dan memecahkan masalah
yang ada dikelas.

2. Teori humanistik
Teori yang mengandalkan
komunikasi dengan individu
lainnya, karena manusia akan
membutuhkan 4 fase dalam
belajar yaitu : perhatian,
retensi, reproduksi, dan
motivasi
3. Teori gestalt
Teori yang memandang dalam
proses belajar mengajar yang
merupakan fasilitas dari
potensi yang dimiliki oleh
peserta 16 didik dalam belajar,
sehingga munculnya motivasi
yang berupa pengalaman pada
diri anak itu sendiri.

9. Majid dan Dian (2013:12)

Karakter adalah watak, sifat, atau


hal-hal yang memang sangat
mendasar yang ada pada diri
seseorang.

10. Hidayatullah (2010:13)

Karakter adalah kualitas, kekuatan


mental, moral atau budi pekerti
yang merupakan kepribadian
khusus sebagai pendorong serta
pembeda antara individu yang satu
dengan individu yang lainnya.
Berdasarkan penjelasan tersebut
dapat diambil kesimpulan karakter
adalah watak, sifat, hal yang
mendasar pada diri seseorang
sebagai pembeda antara individu
yang satu dengan yang lainnya.

Sumber Wawancara :
Kepala Sekolah :

1. Guru kurang memiliki waktu untuk


merancang pembelajaran yang
inovatif
2. Terbatasnya pemahaman guru
dalam menerapkan pembelajaran
yang inovatif

Guru/Rekan Sejawat :

1. Guru belum melakukan


pembelajaran kelompok untuk
melihat kerjasama dan keaktifan
siswa dengan teman-temannya.
2. Guru belum melakukan
pembelajaran yang berpusat pada
siswa.

Pakar (Pengawas) :

1. Guru kurang mengoptimalkan


model pembelajaran yang
inovatif.
2. Guru bingung menerapkan
model yang mana, karena
kebijakan pendidikan dan
kurikulum yang selalu
berubah.
3. Penerapan chase metode dalam
pembelajaran masih kurang
sehingga siswa tidak aktif
dalam pembelajaran

5 Pembelajaran di Kajian Literatur Setelah dilakukan


kelas masih belum analisis terhadap hasil
berbasis HOTS 1. Menurut Anderson dan kajian literatur dan hasil
(Higher Order Krathwohl (2017) wawancara, dapat
Thinking Skill) Secara umum, tingkatan berpikir diketahui bahwa
Sehingga peserta HOTS adalah: mengingat, penyebab munculnya
didik tidak terbiasa Memahami, Menerapkan atau masalah Pembelajaran
berpikir tingkat mengaplikasikan, Menganalisis, di kelas masih belum
tinggi Mengevaluasi, dan Mencipta berbasis HOTS (Higher
Order Thinking Skill)
2. Hasil penelitian Hugerat dan Sehingga peserta didik
Kortarn (2014). tidak terbiasa berpikir
tingkat tinggi adalah:
Mereka menyebutkan bahwa
pembelajaran HOTS pada materi 1. Kurangnya
sains menggunakan metode inkuiri pemahaman guru
dapat mengembangkan sikap pemahaman terhadap
positif, emosional, dan kognitif pembelajaran berbasis
yang baik. HOTS.
2. Kurangnya pelatihan
3. Istiqomah (2018) menyebutkan dalam merancang
ada beberapa model pembelajaran pembelajaran berbasis
berpikir tingkat tinggi (HOTS), HOTS
yakni discovery (penemuan
terbimbing) dan inquiry (inkuiri, 3. Guru kekurangan
penyelidikan). Pembelajaran media didalam
discovery adalah proses memberikan rujukan
pembelajaran yang mendorong
pengalaman kepada
siswa mengasimilasikan suatu
konsep atau suatu prinsip dengan siswa dalam mebentuk
bimbingan dari guru. mindset mereka dalam
belajar.
4. Fuaddilah Ali Sofyan,
“Implementasi HOTS Pada 4. Guru memberikan
Kurikulum 2013”, Jurnal stimulan dalam
Inventa, 1 (Maret 2019) mentransfer informasi
tentang materi
HOTS pertama kali dikemukakan pembelajaran kepada
oleh Brookhart, dia mendefinisikan siswa
“model ini sebagai metode untuk
mentrasfer pengetahuan, berpikir
kritis, dan memecahkan masalah.
HOTS bukan sekedar model soal,
tetapi juga mencakup model
pembelajaran. model pengajaran
harus mencakup kemampuan
berpikir, sedangkan model
penilaian dari HOTS yang
mengharuskan siswa tidak familiar
dengan pertanyaaan atau tugas
yang diberikan”.

5. Nugroho, HOTS., 67.

Sebelum melaksanakan
pembelajaran yang berbasis HOTS
disini guru juga harus menguasai
dan faham tentang pembelajaran
HOTS itu seperti apa. Guru juga
harus mendesain dan mempunyai
gambaran metode yang cocok
untuk mengembangkan
pembelajaran HOTS sesuai dengan
peserta didik yang akan dihadapi
sehingga pembelajaran dapat
berjalan secara optimal dan sesuai
dengan tujuan pembelajaran.
dengan begini peserta didik akan
terbiasa berfikir HOTS.

6. Ernawati (2017:196-197),

Berpikir tingkat tinggi atau


Higher Order Thinking Skills
(HOTS) merupakan cara
berpikir yang tidak lagi hanya
menghafal secara verbalistik
saja namun juga memaknai
hakikat dari yang terkandung
diantaranya, untuk mampu
memaknai maknadibutuhkan
cara berpikir yang integralistik
dengan analisis, sintesis,
mengasosiasi hingga menarik
kesimpulan menuju penciptaan
ide-ide
kreatif dan produktif.
7. Widana(2017:3-6)

Karakteristik Soal-soal HOTS


sangat direkomendasikan untuk
digunakan pada berbagai
bentuk penilaian kelas. Berikut
adalah karakteristik soal-soal
HOTS :
i. Mengukur Kemampuan
Berpikir Tingkat Tinggi
ii. Berbasis Permasalahan
Kontekstual
iii. Membangun bentuk soal
beragam

8. (Gunawan, 2012:171).

Kemampuan berpikir tingkat


tinggi/ Higher Order Thinking
Skills(HOTS) adalah proses
berpikir yang mengharuskan murid
untuk memanipulasi informasi
dan ide-ide dalam cara tertentu
yang memberi mereka pengertian
dan implikasi baru.

9. Krathwohl dalam Lewy, dkk


(2009:16),

Menyatakan bahwa indikator


untuk mengukur kemampuan
berpikir tingkat tinggi
menliputi:
i. Menganalisis
ii. Mengevaluasi
iii. Mengkreasi

10. (Saputra, 2016:91-92)

Tujuan utama dari high order


thinking skills adalah bagaimana
meningkatkan kemampuan
berpikir peserta didik pada level
yang lebih tinggi, terutama yang
berkaitan dengan kemampuan
untuk berpikir secara kritis dalam
menerima berbagai jenis informasi,
berpikir kreatif dalam
memecahkan suatu masalah
menggunakan pengetahuan yang
dimiliki serta membuat keputusan
dalam situasi-situasi yang
kompleks.

Sumber Wawancara :
Kepala Sekolah :

1. Kurangnya pemahaman guru


tentang pembelajaran berbasis
HOTS
2. Kurangnya pelatihan dalam
merancang pembelajaran berbasis
HOTS.

Guru/Rekan Sejawat :

1. Guru belum menggunakan


metode HOTS karena belum
memahami langkah-langkah
proses pembelajaran berbasis
HOTS.

Pakar (Pengawas) :

1. Guru kekurangan media


didalam memberikan rujukan
pengalaman kepada siswa
dalam membentuk mindset
mereka dalam belajar.
2. Guru memberikan stimulan
dalam mentransfer informasi
tentang materi pembelajaran
kepada siswa.

6 Pemanfaatan Kajian literatur Setelah dilakukan


Teknologi analisis terhadap hasil
informasi dan 1. Mukminan, 2012:3 kajian literatur dan hasil
komunikasi masih wawancara, dapat
belum efektif Megemukakan bahwa Teknologi diketahui bahwa
dilakukan saat pembelajaran berkembang dengan penyebab munculnya
pembelajaran di mengambil empat ciri utama, yaitu: masalah Pemanfaatan
dalam kelas (1) menerapkan pendekatan sistem; Teknologi informasi dan
(2) menggunakan sumber belajar komunikasi masih belum
seluas mungkin; efektif dilakukan saat
(3) bertujuan meningkatkan kualitas pembelajaran di dalam
belajar manusia; serta kelas adalah:
(4) berorientasi kepada kegiatan 1. Pemahaman guru
instruksional individual terhadap penerapan
TIK di dalam
2. Martin (1999) pembelajaran masih
terbatas.
Pengertian teknologi informasi 2. Kurangnya pelatihan
menurut Martin adalah teknologi TIK yang didapat
yang tidak hanya pada teknologi guru.
komputer (perangkat keras dan 3. Yang menjadi
perangkat lunak) yang akan kendala besar dalam
digunakan untuk memproses dan pemanfaatan tenologi
menyimpan informasi, melainkan adalah keterbatasan
mencakup teknologi komunikasi Jaringan internet
untuk mengirim atau
menyebarluaskan informasi.

3. Eric Deeson

Pengertian TIK adalah sebuah


solusi bagi manusia. TIK atau
teknologi informasi dan
komunikasi bisa digunakan
sebagai alat dalam pemenuhan
kebutuhan manusia. Seperti dalam
pengambilan, mengolah,
memproses, serta memindahkan
berbagai data informasi. Hal itu
dapat dilakukan dalam konteks
sosial yang menguntungkan
beberapa pihak yang ternyata
bersangkutan.

4. Bambang warsita (2008: 135)

Teknologi informasi adalah sebuah


sarana dan prasarana.
Seperti hardware, software,
dan useware. Prasarana tersebut
adalah sistem dan metode yang
digunakan untuk beberapa tahapan.
Seperti memperoleh, mengirimkan,
mengolah, menafsirkan,
menyimpan, mengorganisasikan
serta menggunakan data secara
bermakna.
5. Wayan (2019)

Guru yang mengerti segala hal


tentang Teknologi informasi dan
komunikasi dapat memungkinkan
guru mendapatkan akses informasi
sebanyak-banyaknya dan bisa
mengarahkan bakat peserta didik
yang diharapkan. Kemudian,
dengan banyaknya program yang
bisa disajikan oleh media berbasis
teknologi informasi dan
komunikasi ini dapat melahirkan
proses berpikir kreatif, melahirkan
ide-ide baru yang bisa
dikembangkan oleh siswa dan juga
guru untuk mengukir prestasi.
Diterapkannya teknologi informasi
dan komunikasi dalam mengajar
khususnya untuk sekolah yang
terletak didaerah terpencil
merupakan suatu hal yang sudah
seharusnya diperbaharui. Peserta
didik bisa menikmati pembelajaran
yang sama dengan sekolah lainnya,
dan juga secara langsung peserta
didik dapat mengoperasikan media
berbasis teknologi informasi dan
komunikasi.

6. Williams dan Sawyer (2003)

Pengertian TIK adalah suatu


perkembangan teknologi.
Perkembangan tersebut merupakan
penggabungan dari adanya
beberapa komputer. Dilakukan
melalui jalur komunikasi yang
memiliki kecepatan relatif tinggi.
Hal itu membuatnya mampu
membawa beragam data atau
video.

7. Brown, DeHayes, Hoffer dan


Perkins (2005)

Pengertian TIK adalah sebuah


kombinasi dari teknologi
komputer. Kombinasi tersebut
tersusun dari perangkat keras dan
perangkat lunak. Gunanya untuk
memproses, menyimpan serta
melakukan distribusi informasi-
informasi.

8. ITTA (Information
Technology Association of
America)

Pengertian teknologi informasi


menurut ITTA adalah suatu studi,
perancangan, implementasi,
pengembangan, dukungan atau
manajemen sistem informasi
berbasis komputer, terkhususnya
pada aplikasi perangkat keras dan
perangkat lunak komputer.

9. Kenneth C. Loudon (2004)

Pengertian teknologi informasi


menurut Kenneth C. Loudon
adalah salah satu alat yang
digunakan para manajer untuk bisa
mengatasi perubahan yang terjadi.
Dalam masalah ini perubahan yang
dimaksud adalah perubahan
informasi yang telah di proses dan
dilaksanakan penyimpanan
sebelumnya di dalam komputer.

10. Susanto

Pengertian TIK atau teknologi


informasi dan komunikasi adalah
suatu media atau alat bantu. Alat
tersebut digunakan untuk transfer
data. Baik untuk memperoleh
sebuah data atau informasi,
maupun memberikan informasi
pada orang lain. Serta dapat
digunakan sebagai alat
berkomunikasi. Baik secara satu
arah maupun dua arah.

Sumber Wawancara :
Kepala Sekolah :

1. Guru belum pernah mengajar


menggunakan aplikasi TIK sebagai
pendukung pembelajaran. Karena
keterbatasan jaringan internet
2. Guru jarang menggunakan
teknologi informasi seperti PPT
interaktif.
3. Kurangnya edukasi dalam
penggunaan media pembelajaran
berbasis TIK.

Guru/Rekan Sejawat :

1. Sarana/ alat TIK di sekolah belum


mendukung untuk menggunakan
metode pembelajaran berbasis
TIK.
2. Guru belum memahami
pentingnya menggunakan bahan
ajar yang berbasis TIK.

Pakar (Pengawas) :

Guru masih kurang


mengoptimalkan pemanfaatan
teknologi informasi (TIK) dalam
pembelajaran
Berbicara tentang optimalisasi
pemanfaatan teknologi selama
masa pandemi ini sebenarnya
guru sudah memanfaatkan karena
pembelajaran daring
menitikberatkan kepada
pemanfaatan teknologi informasi
dan komunikasi penggunaan
media sosial ataukah media-media
untuk pembelajaran daring itu
sudah dilakukan guru namun
sampai sejauh mana efektivitas
dari pemanfaatan itu tergantung
dari guru dalam membuat konten
pembelajaran sebenarnya konten
pembelajaran ini dimaksudkan
bagaimana guru membuat
multimedia pembelajaran
merancang sebuah sistem
informasi dalam bentuk video
atau audio visual yang bisa
dimanfaatkan oleh siswa untuk
mencontoh atau kamu peragakan
beberapa mungkin teknik dasar
atau sesuatu yang diharapkan
mampu dilakukan oleh siswa di
dalam tuntutan kompetensi inti
atau kompetensi dasar yang
diharapkan di dalam tujuan
pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai