Anda di halaman 1dari 15

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


Jalan dr. Muwardi Nomor : 71 Sukoharjo, Kode Pos 57514
Telp. (0271) 593118, Fax (0271) 593005
Website : rsud.sukoharjokab.go.id, E-mail : rsudskh@sukoharjokab.id

PERATURAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO
NOMOR 24 TAHUN 2021
TENTANG
PANDUAN KOMUNIKASI EFEKTIF
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO,

Menimbang : a. bahwa untuk memenuhi kebutuhan informasi


internal dan eksternal yang yang tepat waktu,
akurat, lengkap, jelas dan difahami oleh
resipien/penerima maka perlu adanya
komunikasi yang efektif sesuai standar
keselamatan pasien;
b. bahwa guna memberikan acuan tentang
komunikasi efektif kepada tenaga kesehatan,
staf di ruang rawat, staf administratif dan staf
pendukung yang bekerja yang memberikan
pelayanan pasien, maka diperlukan Panduan
Komunikasi Efektif Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Sukoharjo;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan
sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan
huruf b, perlu menetapkan dengan Peraturan
Direktur;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004
tentang Praktek Kedokteran (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4431);

2. Undang–Undang Nomor 44 Tahun 2009


tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153,
Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5072); sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 11
Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor
245, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6573);

-1-
-2-

3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014


tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 298,
Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5607);

4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun


2017 tentang Keselamatan Pasien (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor
308);

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR TENTANG PANDUAN


KOMUNIKASI EFEKTIF RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO.

Pasal 1
1. Rumah Sakit adalah Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Sukoharjo yang selanjutnya disebut
RSUD.
2. Direktur adalah Direktur Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Sukoharjo.
3. Pasien adalah setiap orang yang melakukan
konsultasi masalah kesehatannya untuk
memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan,
baik secara langsung maupun tidak langsung di
RSUD.
4. Komunikasi Efektif adalah komunikasi yang tepat
waktu, akurat, lengkap, jelas, dan dipahami oleh
resipien/penerima pesan akan mengurangi potensi
terjadinya kesalahan serta meningkatkan
keselamatan pasien. Komunikasi dapat dilakukan
secara lisan, tertulis dan elektronik.

Pasal 2
Panduan Komunikasi Efektif digunakan sebagai acuan
dalam proses pelayanan pasien dengan tujuan untuk
meningkatkan mutu pelayanan serta untuk
memudahkan rumah sakit mengelola penyelenggaraan
asuhan medis.

Pasal 3
(1) Panduan Komunikasi Efektif sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Definisi:
-3-

1. Pengertian Komunikasi Efektif;


2. Tujuan Komunikasi Efektif;
b. Ruang Lingkup;
c. Tata Laksana:
1. Komunikasi Antar Pemberi Pelayanan di
RSUD Kabupaten Sukoharjo; dan
2. Pomunikasi dengan melibatkan pasien
dengan cara SPEAK UP;
d. Dokumentasi.
(2) Panduan Komunikasi Efektif sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Direktur ini.

Pasal 4
Peraturan Direktur ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.

Ditetapkan di Sukoharjo
pada tanggal 31 Desember 2021
DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
KABUPATEN SUKOHARJO,

YUNIA WAHDIYATI
-4-

LAMPIRAN:
PERATURAN DIREKTUR NOMOR 24
TAHUN 2021 TENTANG PANDUAN
KOMUNIKASI EFEKTIF RUMAH
SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN
SUKOHARJO.

PANDUAN KOMUNIKASI EFEKTIF RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I
DEFINISI

A. Pengertian Komunikasi
Komunikasi merupakan proses kompleks yang melibatkan perilaku dan
memungkinkan individu untuk berhubungandengan orang lain dan dunia
sekitarnya. Komunikasi efektifadalah sebuah proses penyampaian pikiran
atauinformasi dari seseorang kepada orang lain melalui suatu
caratertentu sehingga orang lain tersebut mengerti betul apa
yangdimaksud oleh penyampai pikiran-pikiran atau informasi
(Komaruddin, 1994; Schermerhorn, Hunt & Osborn, 1994; Koontz &
Weihrich, 1988).
Komunikasi efektif adalah komunikasi yang tepat waktu, akurat, lengkap,
jelas, dan dipahami oleh resipien/penerima pesan akan mengurangi
potensi terjadinya kesalahan serta meningkatkan keselamatan pasien.
Komunikasi dapat dilakukan secara lisan, tertulis dan elektronik.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Sebagai pedoman bagi tenaga Kesehatan di RSUD Kabupaten dalam
meningkatkan komunikasi efektif.
2. Tujuan Khusus
a. Menjadi petunjuk (guidance) dalam meningkatkan komunikasi
efektif (komunikasi secara verbal / lisan via telepon).
b. Memberi petunjuk pembuatan bukti tertulis adanya perintah atau
instruksi secara lisan via telpon dari penerima informasi dan
konfirmasi dari pemberi informasi.
-5-

c. Mendeskripsikan prosedur untuk memastikan tidak terjadinya


kesalahan dalam melaporkan hasil pemeriksaan kritis pasien rawat
inap di RSUD Kabupaten Sukoharjo kepada dokter DPJP.
-6-

BAB II
RUANG LINGKUP

RSUD Kabupaten Sukoharjo dalam melaksanakan komunikasi


melalui beberapa alat yaitu:
a. Telepon
Fungsinya untuk komunikasi verbal antar masyarakat atau instansi yang
terkait dengan rumah sakit, antara dokter konsultan dengan dokter jaga
dan antara staf di rumah sakit.
b. Rekam Medis
Merupakan alat komunikasi tertulis antar profesi dalam melakukan
asuhan keperawatan pasien dan antar profesi yang terkait. Semua profesi
yang melakukan asuhan keperawatan mencatat kegiatannyanya dalam
rekam medis sesuai dengan yang ditentukan oleh undang-undang.
c. Internet
Merupakan media promosi dan informasi tentang RSUD Kabupaten
Sukoharjo.
d. Banner, Baliho dan Spanduk
Berisi informasi tertulis tentang penyakit, program atau informasi tentang
RSUD Kabupaten Sukoharjo.

Adapun ruang lingkup pelaksanaan komunikasi efektif dalam


pelayanan pasien adalah pada saat :
a. Pemberian instruksi secara lisan melalui telepon
b. Pelaporan hasil kritis
c. Serah terima ( hand over ) pasien
-7-

BAB III
TATA LAKSANA

A. Komunikasi Antar Pemberi Pelayanan di RSUD Kabupaten Sukoharjo


1. Komunikasi Antar PPA (Profesional Pemberi Asuhan)
Tatalaksana komunikasi efektif antar PPA adalah sebagai berikut :
a. SBAR
Dalam memberikan komunikasi antar pemberi layanan di rumah
sakit menggunakan SBAR. SBAR merupakan kerangka acuan
dalam pelaporan kondisi pasien yang memerlukan perhatian dan
tindakan segera.
1) SITUATION yaitu kondisi terkini yang terjadi pada pasien.
2) BACKGROUND yaitu informasi penting apa yang berhubungan
dengan kondisi pasien.
3) ASSESMENT yaitu hasil pengkajin kondisi pasien terkini.
4) RECOMENDATION yaitu ap yang perlu dilakukan untuk
mengatasi masalaah pasien saat ini
b. PROCEDURE
1) TBAK/CBAK dilakukan pada saat :
a) Menerima instruksi verbal per telfon/lisan

b) Menerima laporan hasil tes kritis/pasien cito

c) Menerima laporan nilai kritis

Adapun tata caranya adalah sebagai berikut :


a) Staf yang menerima informasi atau order,
mencatatkelengkapanorder atau hasil pemeriksaan kedalam
catatan rekam medis pasien dan membacakan kembali atau
“read back” secara lengkap informasi atau order yang
diterimanya.
b) Untuk obat- obat yang kedengarannya mirip atau “Sound
alike Drugs”, nama obat harus dieja kata demi kata dengan
menggunakan kode alfabet internasional. (Lampiran 1,2)
c) Beri tanda pada nama obat atau hasil pemeriksaan yang
sudah dibacakan kembali tersebut, jika sipemberi order
-8-

atau pemberi informasi telah menyatakan “ya”/ ketepatan


pengulangan.
d) Tulis semua informasi atau order dalam Rekam Medis pasien
secara lengkap dan jelas dengan metode SOAP. (lampiran 3)
S (Subjective): Keluhan pasien saat ini didapat dari
anamnesa
O (Objective): Hasil pemeriksaan fisik (tanda vital, skala
nyeri, hasil pemeriksaan penunjang pasien)
A (Assesment): Penilaian berisi diagnosis kerja, diagnosis
diferensial atau problem pasien rencana
asuhan
P (Plan): Rencana terapi (tindakan, diet, obat-obat
yang akan diberikan) rencana monitoring
e) Beri tanda tangan dan nama jelas perawat yang menerima
order atau informasi serta perawat saksi, catat jam prosedur
terjadi.
f) Beri stempel Read Back. (Lampiran 4)
g) Lakukan verifikasi dalam waktu 1 x 24 jam kepada dokter
yang memberi order pada saat datang berkunjung dengan
memberi tanda tangan dan nama jelas, tanggal dan jam
verifikasi pada catatan sebelumnya.
h) Komunikasi antar petugas pemberi pelayanan dalam setiap
shift jaga /kelompok dinas dilakukan dengan cara timbang
terima (Handover). Timbang terima (Handover) merupakan
teknik atau cara untuk menyampaikan dan menerima
sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan pasien.
Timbangterima (handover) dilakukan setiap pergantian shift
jaga/kelompok dinas.

2) Pelaporan pemeriksaan emergensi/cito dan penanganan nilai


pemeriksaan yang kritis/critical value dilakukan sebagai
berikut:
a) Setiap nilai pemeriksaan diagnostik abnormal harus
dilaporkan dari bagian terkait ke perawat dalam waktu 15
menit setelah hasil pemeriksaan dibaca, selanjutnya
-9-

perawat melaporkan kepada dokter pemilik pasien dalam


waktu 15 menit setelah laporan diterima.
b) Dokter pemilik pasien harus melakukan tindak lanjut
kepada pasien sesuai hasil yang dilaporkan.

2. Komunikasi Antar Staff


a. Pelaksanaan operan antar shift jaga per masing-masing unit.
b. Operan dilakukan langsung di unit kerja kecuali untuk perawat
rawat inap, operang langsung dilakukan ke masing-masing ruang
pasien.
c. Operan meliputi hal-hal yang sudah dikerjakan dan yang akan
dilanjutkan oleh shift pengganti, tembusan kebijakan/program
yang diberikan oleh manajemen dll.

3. Komunikasi Antar Unit Pelayanan di Rumah Sakit (IGD/POLIKLINIK


ke RI, RI ke ICU dan ICU ke RI dan HD)
Pasien sering berpindah (transfer) pelayanan di rumah sakit.
Saat perpindahan pasien maka terjadi juga perpindahan tim
pelayanan. Perpindahan pasien dari satu tim pelayanan ke tim
pelayanan yang lain harus diikuti oleh perpindahan informasi
kesehatan pasien. Alat komunikasi pasien antar tim pelayanan adalah
rekam medis atau ringkasannya. Ringkasan transfer Rekam medis
sebagai sarana komunikasi transfer pasien mengandung :
a. Alasan masuk rumah sakit;
b. Temuan yang signifikan;
c. Diagnosa yang telah ditegakkan;
d. Tindakan yang telah diberikan;
e. Obat-obatan yang telah diberikan; dan
f. Kondisi pasien saat dipindah.
4. Komunikasi Antar Shift Pemberi Pelayanan Klinik (operan pertukaran
shift jaga)
5. Komunikasi Antar DPJP dengan Dokter Umum
a. Pelayanan medis di RSUD Kabupaten Sukoharjo dilaksanakan
oleh dokter spesialis dan dokter umum.
b. Jika oleh karena suatu sebab dokter spesialis tidak dapat
melaksanakan tugasnya, maka yang bersangkutan wajib melapor
- 10 -

kepada atasan dan mendelegasikan tugas-tugas kepada dokter


spesialis di lingkungan KSM nya.
c. Apabila di suatu KSM hanya ada satu orang dokter spesialis atau
jika semua dokter spesialis disuatu KSM berhalangan hadir
(tugas), maka Kepala KSM wajib mendelegasikan tugas-tugas
pelayanan kesehatan kepada dokter umum (asisten), sesuai
dengan kompetensinya yang ditentukan oleh dokter spesialis yang
bersangkutan.
d. Pada kasus tertentu baik dari rawat jalan maupun rawat inap yang
memerlukan pengelolaan medis oleh lebih dari satu DPJP/bidang
KSM lain sesuai dengan kewenangan klinisnya, DPJP utama wajib
melalukan konsul dalam hal:
1) Konsul Minta Pendapat
Apabila hanya diperlukan untuk memperoleh informasi dan
pertimbangan dari KSM lain tanpa mendapat penanganan
lanjutan dari KSM tersebut.
2) Konsul Alih Rawat
Dilakukan apabila suatu kasus yang awalnya dirawat oleh
suatu KSM dan ternyata sudah tidak perlu mendapatkan
perawatan dari KSM tersebut, sedangkan lebih tepat dirawat
oleh KSM lain.
3) Konsul Rawat Bersama
Apabila terdapat kasus yang bersifat komplek dan harus
mendapat penanganan lebih dari satu bidang ilmu/KSM
dengan DPJP Utama adalah bidang KSM yang tingkat
kegawatannya paling tinggi.
e. Segala bentuk transformasi antar DPJP dituangkan dalam form
konsul yang tersedia dan diletakan dalam les pasien.
f. Segala perihal keperluan konsul antar DPJP harus dijelaskan
kepada pasien mengenai maksud dan tujuannya.
6. Komunikasi Antar DPJP
a. Pelayanan medis di RSUD Kabupaten Sukoharjo dilaksanakan
oleh dokter spesialis dan dokter umum.
b. Jika oleh karena suatu sebab dokter spesialis tidak dapat
melaksanakan tugasnya, maka yang bersangkutan wajib melapor
kepada atasan dan mendelegasikan tugas-tugas kepada dokter
spesialis di lingkungan KSM nya.
- 11 -

c. Apabila di suatu KSM hanya ada satu orang dokter spesialis atau
jika semua dokter spesialis disuatu KSM berhalangan hadir
(tugas), maka Kepala KSM wajib mendelegasikan tugas-tugas
pelayanan kesehatan kepada dokter umum (asisten), sesuai
dengan kompetensinya yang ditentukan oleh dokter spesialis yang
bersangkutan.
d. Pada kasus tertentu baik dari rawat jalan maupun rawat inap yang
memerlukan pengelolaan medis oleh lebih dari satu DPJP/bidang
KSM lain sesuai dengan kewenangan klinisnya DPJP Utama wajib
melalukan konsul dalam hal:
1) Konsul Minta Pendapat
Apabila hanya diperlukan untuk memperoleh informasi dan
pertimbangan dari KSM lain tanpa mendapat penanganan
lanjutan dari KSM tersebut.
2) Konsul Alih Rawat
Dilakukan apabila suatu kasus yang awalnya dirawat oleh
suatu KSM dan ternyata sudah tidak perlu mendapatkan
perawatan dari KSM tersebut, sedangkan lebih tepat dirawat
oleh KSM lain.
e. Konsul Rawat Bersama
1) Apabila terdapat kasus yang bersifat komplek dan harus
mendapat penanganan lebih dari satu bidang ilmu/KSM
dengan DPJP Utama adalah bidang KSM yang tingkat
kegawatannya paling tinggi.
2) Segala bentuk transformasi antar DPJP dituangkan dalam
form konsul yang tersedia dan diletakan dalam les pasien.
3) Segala perihal keperluan konsul antar DPJP harus dijelaskan
kepada pasien mengenai maksud dan tujuannya.
7. Komunikasi Antar DPJP dengan Perawat
a. Pelayanan medis di RSUD Kabupaten Sukoharjo dilaksanakan
oleh dokter spesialis, dokter umum dan perawat.
b. Perawat IGD, Poliklinik dan Ruangan wajib melaksanakan
instruksi dari DPJP dalam pemberian pelayanan medis pasien
yang ditulis form perkembangan penyakit pasien.
c. Segala tindakan yang dilakukan oleh perawat atas instruksi DPJP
harus tercatat dalam form tindakan keperawatan dan apabila
- 12 -

terjadi sesuatu pada pasien setelah diberikan tindakan segera dan


perawat harus wajib melaporkan ke DPJP yang merawat.
8. Komunikasi Antar Dokter Jaga dan Antar Perawat Jaga (shift jaga)
a. Diinformasikan jumlah pasien;
b. Permasalahan yang ada; dan
c. Keadaan pasien-pasien yang bermasalah.
9. Komunikasi Antar Shift Pendaftaran, Shift Kasir
a. Petugas sebelumnya menjelaskan keadaan secara umum;
b. Menjelaskan permasalahan selama jaga; dan
c. Instruksi yang terbaru dari atasannya.

B. Komunikasi dengan melibatkan pasien dengan cara SPEAK UP


Setiap orang memiliki peran dalam mengupayakan agar perawatan
medis berjalan aman - termasuk dokter, manajemen rumah sakit,
perawat, tenaga medis dan pekerja social. RSUD KAbupaten Sukoharjo
mengupayakan agar keselamatan dalam perawatan kesehatan dijadikan
prioritas. Anda, sebagai pasien, juga memainkan peran vital dalam
memastikan agar tindakan medis yang anda jalani aman bagi diri anda
dengan cara berpartisipasi aktif, ikut terlibat serta tidak perlu merasa
segan untuk meminta informasi dari tim medis yang merawat anda.
Untuk mendapatkan perawatan terbaik serta mencegah terjadinya
kekeliruan dalam tindakan penanganan, pasien dianjurkan untuk :
Utarakan Pendapat/ Speak Up

aran kami, utarakan pendapat bila ada pertanyaan atau


kekhawatiran yang anda rasakan, dan jika anda tidak mengerti,
tanyakan kembali, karena anda berhak mengetahui kondisi kesehatan
anda, misalnya :

 Jangan sungkan bertanya mengenai resiko tindakan yang akan


anda hadapi.
 Jangan sungkan bertanya tentang rencana pengobatan anda.

erhatikan baik-baik tindakan medis yang dilakukan pada diri


anda dilakukan oleh tenaga medis professional.

 Katakan pada perawat atau dokter bila ada sesuatu yang


kelihatannya tidak tepat.
- 13 -

 Semua staf Rumah Sakit Kramat 128 memakai tanda pengenal.


 Prosedur cuci tangan sangat dianjurkan karena merupakan cara
yang paling ampuh untuk mencegah penyebaran infeksi.
 Diharapkan anda mengetahui waktu pemberian obat,bila belum
diberi anda dapat menanyakan kepada perawat.
 Untuk proses pengecekan, perawat atau dokter akan memeriksa
identitas anda melalui gelang identitas anda atau menanyakan
nama anda sebelum memberikan.

valuasi mengenai diagnose penyakit anda, termasuk tes


medis yang akan anda jalani, serta rencana tindakan medis yang akan
dilakukan dapat anda tanyakan pada dokter anda.

 Anda berhak mengetahui kualifikasi dokter anda.


 Informasi mengenai penyakit anda dapat diperoleh
melalui dokter anda, perpustakaan atau internet.
 Tanyakan pada dokter anda apakah memiliki informasi
tertulis yang biasa anda peroleh.
 Bila dalam proses perawatan anda di rumah menggunakan
peralatan medis, pastikan anda dapat mengoperasikan
peralatan tersebut.

nggota keluarga atau kawan yang anda percayai dapat


mendampingi anda.
 Pendamping anda dapat membantu pada saat anda tidak
mampu melakukan kegiatan sendiri.
 Pastikan pendamping anda mengerti tentang perawatan yang
anda butuhkan saat anda keluar dari rumah sakit.

ekeliruan dalam pemberian obat merupakan kesalahan


yang dapat terjadi dalam tindakan medis. Pahami obat-obatan yang
anda minum dan kenapa anda menggunakan obat-obatan tersebut.
 Tanyakan kegunaan obat yang diberikan kepada anda dan
efek samping dari obat tersebut.

 Teliti apakah obat yang diberikan betul untuk anda.


- 14 -

 Apabila anda di-infus, tanyakan berapa lama waktu yang


dibutuhkan sampai cairannya habis; katakan apabila cairan
infus kelihatannya tidak menetes dengan benar.

 Utarakan pada dokter atau perawat anda mengenai alergi atau


reaksi negative yang anda rasakan terhadap obat yang pernah
anda minum sebelumnya.

 Pastikan anda bisa membaca tulisan di resep anda. Apabila


anda tidak dapat membacanya, apoteker mungkin juga tidak
dapat membacanya.

ntuk itu perlu dipahami bahwa anda sesungguhnya yang


menjadi fokus utama dalam perawatan medis.

 Andalah orang yang paling penting dalam semua upaya


penyembuhan anda, bukan dokter atau spesialis anda.
 Kesehatan anda menjadi perhatian utama saat staf medis
merawat anda, bukan kesehatan pasien lain.
 Staf medis harus menjelaskan semua informasi yang anda
butuhkan dengan menggunakan kata-kata yang anda mengerti.
 Anda dapat meminta penjelasan mengenai petunjuk
pemakaian obat dan instruksi pemeriksaan lainnya apabila
anda kurang mengerti.

engobatan anda tentu memerlukan keterlibatan anda


dalam pengambilan semua keputusan.

 Anda berhak mengetahui siapa yang akan merawat anda,


tindakan yang akan dilakukan, dan bagaimana reaksi yang
akan anda rasakan
 Tanyakan pada dokter jenis tes atau obat yang anda dapat.
 Simpan resume catatan medis anda dari proses rawat inap
sebelumnya dan beritahukan kepada tim medis yang merawat
anda. Informasi tersebut akan membantu mereka memahami
riwayat kondisi kesehatan anda.
BAB IV
DOKUMENTASI

Pendokumentasian seluruh proses komunikasi dituangkan


dalam bentuk gambar/foto; Laporan kegiatan secara tertulis
mencakup hari dan tanggal kegiatan, peserta kegiatan, materi
kegiatan; undangan, daftar hadir dan notulen kegiatan; dan Formulir
Rekam Medis DRM-ADM. 00.042 dan DRM-ADM.00.043.

DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
KABUPATEN SUKOHARJO,

YUNIA WAHDIYATI

- 15 -

Anda mungkin juga menyukai