DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 12
JURUSAN MANAJEMENT
UNIVERSITAS PAMULANG
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya sehingga kami mampu menyelesaikan makalah ini sebagai tugas mata
kuliah pendidikan kewarganegaraan (PKN). Shalawat dan salam kami junjungkan kepada
Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan makna bagi kehidupan di dunia ini.
berdasarkan dari beberapa sumber bacaan yang telah kami baca dan kami telah berusaha
menyajikan isi makalah sesuai yang diharapkan oleh dosen pembimbing. Makalah ini kami
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, ini disebabkan karena
terbatasnya ilmu yang kami miliki. Untuk itu masukan dari berbagai pihak sangat kami
Demikianlah makalah ini kami susun, semoga dapat berguna dan memberikan banyak
manfaat khususnya bagi kami dan umumnya bagi para pembaca untuk memperluas wawasan.
Kelompok 12
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
Bab I : Pendahuluan 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan Penulisan 2
D. Manfaat Penulisan 2
Bab II : Pembahasan 3
A. Pengertian Ketahanan Nasional 3
B. Perkembangan Konsep Ketahanan Nasional di Indonesia 4
1. Sejarah lahirnya ketahanan Negara 4
2. Ketahanan nasional dalam GBHN 4
C. Unsur-Unsur Ketahanan Nasional 5
1. Gatra dalam ketahanan nasional 5
2. Penjelasan atas tiap gatra dalam ketahanan nasional 7
D. Pembelaan Negara 10
1. Makna bela negara 11
2. Peraturan perundang-undangan tentang bela negara 11
3. Keikutsertaan warga Negara dalam bela Negara 11
E. Indonesia dan Perdamaian Dunia 13
1. Pengertian perdamaian dunia 13
2. Mewujudkan perdamaian dunia 13
3. Partisipasi Indonesia bagi perdamaian dunia 16
iii
Lampiran 22
Daftar Pustaka 23
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
iv
Ketahanan nasional sebagai suatu pendekatan merupakan salah satu pengertian dan konsepsi
ketahanan nasional itu sendiri.
B. RUMUSAN MASALAH
Ada pun rumusan masalah yang kami dapatkan setelah membaca latar belakangnya,
yaitu :
a. Apakah yang di maksud dengan ketahanan nasional ?
b. Bagaimana sejarah lahirnya ketahanan nasional ?
c. Unsur-unsur apa saja yang termasuk ke dalam ketahanan nasional ?
d. Bagaimana makna pembelaan Negara, apakah sudah di terapkan oleh warga
Negara Indonesia ?
e. Apakah Indonesia ikut serta dalam perdamaian dunia ?
C. TUJUAN PENULISAN
D. MANFAAT PENULISAN
v
BAB II
PEMBAHASAN
Adapun pengertian ketahanan nasional itu sendiri merupakan kondisi dinamis bangsa
Indonesia yang meliputi segenap aspek kehidupan nasional yang terintegrasi. Ketahanan
nasional berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan untuk
mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan,
ancaman, hambatan, dan gangguan baik yang datang dari luar maupun dari dalam dan untuk
menjamin identitas, integritas, kelangsungan hidup bangsa dan negara, serta perjuangan
mencapai tujuan nasionalnya.
Terdapat pula tiga perspektif atau sudut pandang terhadap konsepsi ketahanan
nasional. Ketiga perspektif tersebut adalah sebagai berikut:
1. Ketahanan nasional sebagai kondisi, perspektif ini melihat ketahanan nasional
sebagai suatu penggambaran atas keadaan yang seharusnya dipenuhi.
2. Ketahanan nasional sebagai sebuah pendekatan, metode atau cara dalam
menjalankan suatu kegiatan khususnya dalam pembangunan negara.
3. Ketahanan nasional sebagai doktrin. Ketahanan nasional merupakan salah satu
konsepsi khas Indonesia yang berupa ajaran konseptual tentang pengaturan dan
penyelenggaraan bernegara. Sebagai doktrin dasar nasional, konsep ketahanan
nasional dimasukkan dalam Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) agar setiap
orang, masyarakat dan penyelenggara negara menerima dan menjalankannya.
Terdapat pula ciri dari ketahanan nasional yaitu untuk mempertahankan kelangsungan
hidup dan mengembangkan kehidupan, maka suatu negara perlu pertahanan menghadapi dan
mengatasi tantangan, ancaman dari luar maupun dari dalam negeri.
vi
B. Perkembangan Konsep Ketahanan Nasional di Indonesia
vii
adalah rumusan yg terakhir. Dari rumusan GBHN 1998 dapat disimpulkan bahwa ketahanan
nasional mempunyai 3 makna, yaitu :
1. Ketahanan nasional sebagao metode pendekatan sebagaimana tercermin dalam
rumusan pertama.
2. Ketahanan nasional sebagai kondisi sebagaimana tercermin dari rumusan kedua.
3. Ketahanan nasional sebagai donkrin dasar nasional sebagaimana tercermin dari
rumusan ketiga.
viii
Intangible factors terdiri atas karakter nasional, moral nasional, dan kualitaS
kepemimpinan.
ix
mempengaruhi Negara dalam mengembangkan kekuatan nasionalnya untuk menjamin
kelangsungan hidup bangsa dan negara yang bersangkutan. Pertanyaan dasarnya adalah
dalam kondisi apa atau bagaimana unsur-unsur tersebut dapat dikatakan mendukung kekuatan
nasional suatu negara. Bila mana suatu unsur justru dapat melemahkan kekuatan nasional
suatu negara?
Pertanyaan demikian dapat diperinci dan diperjelas. Misalnya, penduduk yang
bagaimanakah yang mampu mendukung kekuatan nasional suatu negara, wilayah atau
geografi yang seperti apa dapat mengembangkan kekuatan sebuah bangsa, dan seterusnya.
Jawaban eksploratif atas pertanyaan tersebut sampai pada kesimpulan bahwa pada hakikatnya
ketahanan nasional adalah sebuah kondisi atau keadaan.
Dalam praktiknya kondisi ketahanan nasional dapat diketahui melalui pengamatan
atas sejumlah gatra dalam suatu kurun waktu tertentu. Hasil pengamatan yang mendalam itu
akan menggambarkan tingkat ketahanan nasional. Apakah ketahanan nasional Indonesia
kuat/meningkat atau lemah/menurun. Lemah atau turunnya tingkat ketahanan nasional akan
menurun kemampuan bangsa dalam menghadapi ancaman yang terjadi. Apakah pengamatan
tersebut kita lakukan pada sejumlah gatra yang ada pada tingkat wilayah atau regional maka
akan menghasilkan kondisi ketahanan regional.
x
Wilayah turut pula menentukan kekuatan nasional negara. Hal yang terkait dengan
wilayah negara meliputi:
Bentuk wilayah negara dapat berupa negara pantai, negara kepulawan atau negara
kontinental.
Luas wilayah negara; ada negara dengan wilayah yang luas dan negara dengan
wilayah yang sempit (kecil).
Posisi geografis, astronomi dan geologis negara.
Daya dukung wilayah negara; ada wilayah yang habitable dan ada wilayah yang
unhabitable.
xi
Sistem pemerintahan yang dijalankan apakah sistem presidensiil atau parlementer.
Bentuk pemerintah yang dipilih apakah republik atau kerajaan.
Suatu negara yang dibentuk apakah sebagai negara kesatuan atau negara serikat.
xii
h. Unsur atau Gatra di bidang Pertahanan Keamanan
Pertahanan keamanan suatu negara merupakan unsur pokok terutama dalam
menghadapi ancaman militer negara lain. Oleh karena itu, unsur utama pertahanan keamanan
berada di tangan tentara (militer). Pertahanan keamanan negara juga merupakan salah satu
fungsi pemerintahan negara.
Negara dapat melibatkan rakyatnya dalam upaya pertahanan negara sebagai bentuk
dari hak dan kewajiban warga negara dalam membela negara. Upaya melibatkan rakyat
menggunakan cara yang berbeda-beda sesuai dengan sistem dan politik pertahanan yang
dianut oleh negara. Politik pertahanan negara disesuaikan dengan nilai filosofis bangsa,
kepentingan nasional dan konteks zamannya.
Ketahanan Nasional Indonesai dikelola berdasarkan unsur Astagrata yang meliputi
unsur-unsur (1) geografi, (2) kekayaan alam, (3) kependudukan, (4) idiologi, (5) politik, (6)
ekonomi, (7) sosial budaya, dan (8) pertahanan keamana. Unsur (1) geografi, (2) kekayaan
alam, (3) kependudukan disebut Trigatra. Unsur keamanan disebut Pancagatra.
Kebutuhan Nasional adalah suatu pengertian holistik, dimana terdapat saling
hubungan antara gatra dalam keseluruhan kehidupan nasional (Astagrata). Kualitas Pancasila
dalam kehidupan nasional Indonesai tersebut terintegrasi dan dalam integrasinya dengan
Trigrata. Keadaaan kedelapan unsur tersebut mencerminkan kondisi Ketahanan Nasional
Indonesia, apabila ketahanan nasional kita kuat atau lemah. Kelemahan disalahsatu gatra
dapat mengakibatkan kelemahan di gatra lain dan memengaruhi kondisi secara keseluruhan.
Ketahanan Nasional Indonesia bahkan merupakan suatu penjumlahan ketahanan segenap
gatranya, melainkan suatu hasil keterkaitan yang integrative dari kondisi dinamik kehidupan
bangsa di seluruh aspek kehidupan.
D. Pembelaan Negara
Apakah bela negara itu? Bela Negara adalah kewajiban dasar manusia. Juga
kehormatan bagi tiap warga negara yang penuh kesadaran, tanggung jawab dan rela
berkorban kepada Negara dan bangsa
xiii
Memang banyak devinisi yang membuat pengertian tentang arti bela Negara namun
pengertian yang pasti Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh
kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara yang
seutuhnya. Arti dari bela negara itu sendiri adalah Warga Negara Indonesia (WNI) yang
memiliki tekad, sikap dan perilaku yang dijiwai cinta NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD
1945 yang rela berkorban demi kelangsungan hidup bangsa dan negara.
Sampai saat ini undang-undang yang merupakan pelaksanaan dari pasal 30 UUD
1945 tersebut adalah :
a. UU No. 2 Tahun 2002 tentang kepolisian Negara Republik Indonesia
b. UU No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara
c. UU No. 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia
xiv
Secara fisik yaitu dengan cara "memanggul bedil" menghadapi serangan atau agresi
musuh. Bela Negara secara fisik dilakukan untuk menghadapi ancaman dari luar. Sedangkan
bela negara secara non-fisik dapat didefinisikan sebagai "segala upaya untuk
mempertahankan negara kesatuan Republik Indonesia dengan cara meningkatkan kesadaran
berbangsa dan bernegara, menanamkan kecintaan terhadap tanah air serta berperan aktif
dalam memajukan bangsa dan negara".
Apabila seluruh komponen bangsa berpartisipasi aktif dalam melakukan bela negara
secara non-fisik ini, maka berbagai potensi konflik yang merupakan ancaman, gangguan,
hambatan dan tantangan bagi keamanan negara dan bangsa kiranya akan dapat dikurangi atau
bahkan dihilangkan sama sekali.
Bela Negara biasanya selalu dikaitkan dengan militer atau militerisme, seolah-olah
kewajiban dan tanggung jawab untuk membela negara hanya terletak pada Tentara Nasional
Indonesia. Padahal berdasarkan Pasal 30 UUD 1945, bela negara merupakan hak dan
kewajiban setiap warga negara Republik Indonesia.
Bela negara adalah upaya setiap warga negara untuk mempertahankan Republik
Indonesia terhadap ancaman baik dari luar maupun dalam negeri.
xv
Beberapa contoh bela Negara misalnya melestarikan budaya, belajar dengan rajin bagi
para pelajar, taat akan hukum dan aturan-aturan negara. Dan ada beberapa contoh bela negara
dalam kehidupan sehari-hari misalnya siskamling, menjaga kebersihan, mencegah bahaya
narkoba, mencegah perkelahian antar perorangan sampai dengan antar kelompok,
meningkatkan hasil pertanian sehingga dapat mencukupi ketersediaan pangan daerah dan
nasional, cinta produksi dalam negeri agar dapat meningkatkan hasil eksport, melestarikan
budaya Indonesia dan tampil sebagai anak bangsa yang berprestasi baik nasional maupun
internasional.
xvi
Ketika ada seseorang ataupun Negara yang lebih suka menyerukan peperangan,
mungkin saja hati nuraninya telah mati. Sebab semua yang hati nuraninya masih berfungsi
tentu akan memilih perdamaian. Bukankah perdamaian itu tidak sulit dan lebih memberikan
harapan? Mengapa harus kita persulit? Sebenarnya tidak sesulit yang kita bayangkan, andai
saja semua orang dan seluruh Negara di dunia ini mau bersama-sama “saling bergandengan
tangan” dan berkomitmen untuk terus menyerukan dan mewujudkan perdamaian dunia.
Sudah saatnya kini kita hapuskan paradigma bahwa mewujudkan sebuah perdamaian
itu sulit. Paradigma bahwa mewujudkan perdamaian itu sulit hanya akan terus membelenggu
fikiran kita dan menjadi batu sandungan yang menjegal segala upaya perdamaian itu sendiri.
Penulis terkadang merasa miris, mengapa begitu mudahnya kita serukan konflik dan
peperangan? Sementara itu begitu sulit hanya untuk sebuah perdamaian yang mana demi
kehidupan bangsa juga seluruh Negara yang lebih baik. Ini tentu menjadi PR untuk bangsa
Indonesia khususnya dan seluruh Negara di dunia yang masih bernurani tentunya.
Kita bersama harus yakin bahwa suatu saat nanti perdamaian dunia akan benar-benar
terwujudkan. Tentu yakin saja tidak cukup dan tidak akan pernah mengubah keadaan. Harus
ada upaya-upaya nyata yang kita lakukan bersama Negara-negara di seluruh penjuru dunia.
Selama ini memang sering ada upaya-upaya diplomasi dan pertemuan antar Negara guna
menciptakan perdamaian dunia. Pada akhirnya yang dihasilkan seperti biasa yaitu butir-butir
kesepakatan atau semacam perjanjian bersama yang selama ini belum banyak mampu
merubah keadaan.
Ada beberapa solusi atau upaya menurut Cipto Wardoyo yang harus dilakukan demi
mewujudkan perdamaian dunia, antara lain:
xvii
Dalam hal ini pendekatan sosial dan ekonomi yang dimaksudkan terkait masalah
kesejahteraan dan faktor-faktor sosial di masyarakat yang turut berpengaruh terhadap upaya
perwujudan perdamaian dunia. Ketika masyarakatnya kurang sejahtera tentu saja lebih rawan
konflik dan kekerasan di dalamnya. Masyarakat atau Negara yang kurang sejahtera biasanya
akan “tidak perduli” atas isu dan seruan perdamaian. “Jangankan memikirkan perdamaian
dunia, buat makan untuk hidup sehari-hari saja sangat susah”, begitu fikir mereka yang
kurang sejahtera. Maka untuk mendukung upaya perwujudan perdamaian dunia yang harus
dilakukan terlebih dahulu adalah meningkatkan pemerataan kesejahteraan seluruh masyarakat
dan Negara di dunia ini.
xviii
Kita harus memiliki suatu tujuan yang sama dengan orang lain untuk bersatu dan
berjuang demi mewujudkan perdamaian dunia. Kita juga harus saling mengalah, tidak egois
dan selalu menghargai orang lain. Jika kita hanya berpikir untuk kepentingan kita sendiri
tanpa memikirkan dampaknya terhadap orang lain, kebersamaan pun tentu tidak akan
terbentuk dengan baik. Dari kebersamaan tersebut, akan menjadi awal mula bisa
terbentuknya perdamaian. Setelah terbentuknya kebersamaan juga diiperlukan kesadaran.
Maksud dari kesadaran itu adalah kita dituntut untuk sadar terhadap situasi sekitar kita.
Contohnya dengan :
Sadar dibentuknya peraturan, kita patut dan wajib mematuhi peraturan.
Sadar terhadap kekurangan dan kelebihan orang lain.
Sadar bahwa kita memiliki perbedaan dengan orang lain seperti suku, adat-istiadat,
agama, ras, dan status sosial.
Sadar untuk mengendalikan diri dan menempatkan diri
Jadi dengan semua cara itu, kita dituntut untuk menjalin hubungan sesama dengan
baik, sehingga perdamaian dunia akan cepat terwujud.
xix
dan profesionalitas para pejuang perdamaian baik yang tergabung dalam Kontingen Garuda
maupun civilian experts telah menjadi bukti nyata bahwa bangsa Indonesia telah
mendapatkan kepercayaan dalam mengemban misi mulia tersebut. Dengan tidak mengurangi
apresiasi yang tinggi terhadap civilian experts Indonesia yang saat ini bertugas di misi PBB,
tulisan ini hanya memberikan gambaran tentang kiprah TNI dalam keterlibatan dan
dedikasinya memelihara perdamaian dunia, serta roadmap menuju peacekeeper kelas dunia.
Harapan untuk hidup damai tampaknya masih menjadi impian yang sulit bagi
sebagian bangsa di berbagai kawasan. Berakhirnya Perang Dunia II dan perang dingin yang
ditandai pembubaran Uni Sovyet tahun 1991, ternyata tidak membuat dunia bebas dari
konflik bersenjata. Perang besar antara kedua negara raksasa – AS dengan US – memang
tidak terjadi, namun perang kecil dan konflik justru berkecamuk dimana-mana. Di wilayah
Balkan, Baltik dan bekas Uni Sovyet, Afrika, Timur Tengah, perang dan berbagai jenis
konflik lain terus berkecamuk.
Berdasarkan hal diatas, maka perdamaian menjadi impian sekaligus upaya yang serius
diharapkan oleh banyak negara. Oleh karena itulah PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa),
sebagai organisasi internasional terbesar saat ini memiliki alat kelengkapan yang dinamakan
Dewan Keamanan. Dewan Keamanan PBB adalah badan terkuat di PBB. Tugasnya adalah
menjaga perdamaian dan keamanan antar negara.
Untuk menjaga perdamaian dikawasan konflik, PBB membentuk pasukan perdamaian
dalam rangka Operasi Pemeliharaan Perdamaian (OPP). Beberapa contoh pasukan
perdamaian tersebut, sebagai berikut :
a. ICCS (International Commission For Control and Supervision), yaitu pasukan
perdamaian PBB untuk perdamaian Vietnam Selatan.
b. UNDOF (United Nations Disengagement Observer Force), yaitu pasukan
perdamaian PBB sebagai pengawas pertikaian senjata.
c. UNEF (United Nations Emergency Force), yaitu pasukan perdamaian PBB untuk
Timur Tengah, Korea Utara, dan Korsel.
d. UNFICYP (United Nations Peace Keeping Force in Cyprus), yaitu pasukan
perdamaian PBB untuk perdamaian di Cyprus.
e. UNMOGIP (United Nations Military Observer Group in India and Pakistan),
yaitu pasukan perdamaian PBB untuk perdamaian India dan Pakistan.
f. UNOC (United Nastions Operations for Congo), yaitu pasukan perdamaian PBB
untuk Kongo.
xx
g. UNTSO (United Nations Truce Supervision Organization In Palestine), yaitu
pasukan perdamaian PBB untuk Palestina.
h. UNCRO (United Nations Confidence Restorations Operation), yaitu pasukan
perdamaian PBB di Kroasia.
i. UNPROFOR (United Nations Protection Forces), yaitu pasukan perdamaian PBB
di Bosnia Herzegovina.
j. UNPREDEF (United Preventive Deployment Force), yaitu pasukan perdamaian
PBB di FYROM (Macedonia).
k. UNMIL (United Nations Mission in Liberia), yaitu pasukan perdamaian PBB di
Liberia.
xxi
keterlibatan pasukan Indonesia di berbagai misi penjagaan perdamaian PBB sejak tahun
1957, upaya perdamaian di kawasan seperti Kamboja dan Filipina Selatan, dalam konteks
ASEAN ikut serta menciptakan tatanan kawasan dibidang perdamaian dan keamanan, serta
peran aktif diberbagai forum pembahasan isu perlucutan senjata dan non-proliferi nuklir.
Dengan terpilih menjadi anggota, berarti Indonesia akan mengemban kepercayaan
masyarakat internasional untuk berpatisipasi menjadi Dewan Keamanan sebagai badan yang
efektif untuk menghadapi tantangan – tantangan global dibidang perdamaian dan keamanan
saat ini.
Keanggotaan Indonesia di Dewan Keamanan merupakan wujud dari upaya dibidang
diplomasi untuk melaksanakan amanat Pembukaan UUD 1945 Alenia IV, yang
memandatkan Indonesia untuk turut serta secara aktif dalam upaya menciptakan ketertiban
dunia yang berdasarkan kebebasan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
xxii
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
xxiii
2. Unsur kekuatan nasional menurut James Lee Ray terbagi menjadi dua factor, yaitu
tangible factors dan intangible factors.
3. Unsur kekuatan nasional menurut Palmer dan Perkins.
4. Unsur kekuatan nasional menurut Parakhas Chandra terbagi menjadi tiga, yaitu
alamiah, social, dan lain-lain.
5. Unsur kekuatan nasional menurut Alfred T. Mahan.
6. Unsur kekuatan nasional menurut Cline.
7. Unsur kekuatan nasional menurut model Indonesia terbagi menjadi dua, yaitu
Trigatra dan Pancagatra.
xxiv
ASEAN ikut serta menciptakan tatanan kawasan dibidang perdamaian dan keamanan, serta
peran aktif diberbagai forum pembahasan isu perlucutan senjata dan non-proliferi nuklir.
LAMPIRAN
xxv
5. dan kedudukan Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara Republik Indonesia,
hubungan kewenangan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik
Indonesia di dalam menjalankan tugasnya, syarat-syarat keikutsertaan warga negara
dalam usaha mempertahankan dan keamanan negara, serta hal-hal yang terkait dengan
pertahanan dan keamanan diatur dengan undang-undang.
DAFTAR PUSTAKA
xxvi