Anda di halaman 1dari 16

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

15. Diskripsi wilayah


a. Profil satuan
Kompi Kavaleri 2/Jayeng Rata Toh Raga (atau Kikav 2/JRTR)
merupakan satuan militer dari kecabangan kavaleri organik Kodam
IV/Diponegoro yang mempunyai tugas pokok melaksanakan
pertempuran darat yang bersifat mobil dan berkendaraan tempur
panser guna mendukung tugas pokok Kodam IV/Diponegoro yang
dititik beratkan pada operasi pengintaian serta pelaksanaan
pengamanan objek vital dan pengamanan VIP/VVIP diseluruh wilayah
Kodam IV/Diponegoro. Markas satuan ini berada di Demakijo,
Gamping, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Sebelumnya satuan ini bernama Kompi Kavaleri Panser 2/BS. Satuan
ini awalnya merupakan Kompi Panser 24 yang merupakan bagian dari
Batalyon Kavaleri 2/Turangga Ceta Kodam IV/Diponegoro.
Berdasarkan keputusan Skep Pangdam IV / Diponegoro Nomor :
SKEP / 183 / XI / 2005 tanggal 18 Nopember 2005 tentang
penyesuaian Orgas Yonkav 2 / Serbu dan alih Kodal Kikavser jajaran
Kodam IV/Diponegoro, maka diresmikan Kompi Kavaleri Panser 2 oleh
Panglima Kodam IV Diponegoro pada tanggal 15 Februari 2006 yang
terpisah dari YonKav 2/Tank.

b. Sejarah Satuan

Sejarah kelahiran Kikavser 2 yang berlokasi di DIY tidak


terlepas dari sejarah perjuangan Bangsa Indonesia khususnya
perjuangan TNI AD melawan penjajah di Jawa tengah dan DIY.

25
26

Kikavser 2 yang merupakan bagian dari Korps Kavaleri TNI AD juga


tidak terlepas dari sejarah kelahiran Korps Kavaleri TNI AD itu sendiri
dan sejarah kelahiran Kodam IV / Diponegoro.

1) Setelah berdiri kekuasaan dan pemerintahan Republik


Indonesia, maka untuk mempertahankan Negara yang baru
berdiri tersebut, dibentuklah badan yang bernama Badan
Keamanan Rakyat (BKR) pada tanggal 23 Agustus 1945 melalui
sejarah perkembangannya, BKR berubah menjadi TKR, TRI
dan terakhir jadi TNI pada tanggal 5 Mei 1947. Melalui
perjuangannya Bangsa Indonesia berhasil mengusir penjajah
Belanda dari Bumi Indonesia dan sebagai realisasinya
Pemerintah Belanda pada tanggal 31 Desember 1947 mengakui
dan menyerahkan kedaulatannya kepada Pemerintah
Indonesia.
2) Penyerahan kendaraan tempur Ex Belanda diserahkan
oleh pemerintahan Belanda kepada Angkatan Darat RI pada
Desember 1949 dan awal tahun 1950 yang dilakukan di
Palembang, Medan,Bandung dan Magelang. Untuk
mengorganisir kendaraan tempur ex Belanda tersebut melalui
Surat Keputusan Kasad Nomor Skep/5/KSAD/PNTP/50 tanggal
9 Pebruari 1950 dibentuklah pasukan berlapis baja yang terdiri
dari 4 Eskadron meliputi eskadron Medan, Bandung,
Palembang dan Magelang.
3) Panglima Divisi III Diponegoro yang selanjutnya berubah
menjadi Panglima Tentara Teritorium (TT) IV / Diponegoro pada
Januari 1950 menerima kendaraan tempur ex Belanda berupa
Panser dan Tank yang berada di Jawa Tengah. Untuk
pengorganisasinya Panglima Divisi Kolonel Gatot Subroto
memerintahkan kepada seorang Staf Divisi atas nama Lettu
27

Hasan untuk membentuk pasukan berlapis baja di Jawa


Tengah.
4) Dengan bermodalkan 16 orang personil beserta
beberapa Tank dan Panser ex Belanda pada tanggal 4 April
1950, Lettu Hasan berhasil membentuk Pasukan Berlapis Baja
di Jawa Tengah dan diresmikan oleh Panglima Divisi III /
Diponegoro Kolonel Gatot Subroto. Pasukan inilah yang
menjadi embrio Yon Kav -2 / Tank yang pada mulanya
merupakan induk dari Kikavser 2 Kodam IV/Diponegoro yang
kemudian diresmikan menjadi Kompi BS oleh Pangdam
IV/Diponegoro pada tanggal 15 Pebruari 2006.

 c. Sejarah Perkembangan


  1) Periode 1950 – 1955.
(a) Pada awal 1950 Korps Kavaleri Angkatan Darat
dengan nama Komando Pasukan Berlapis Baja dibawah
Pimpinan Letkol Kav KGPH Soeryo Soelarso
membawahi 4 Eskadron Kavaleri diantaranya Eskadron
Magelang.

(b) Konsolidasi Organisai dalam tubuh TNI


menetapkan Divisi III/Diponegoro menjadi Tentara
Teritorium (TT) IV/Diponegoro dibawah Panglimanya
Kolonel Gatot Subroto melalui Penetapan KSAD Nomor
B3/KSAD/PNPT/1950 tanggal 20 Juli 1950.

(c) Pada tanggal 21 April 1952 telah ditetapkan


berdirinya Inspektorat Kavaleri yang terdiri dari 7
Eskadron termasuk didalamnya Eskadron Kavaleri III di
Magelang dibawah Panglima TT IV/Diponegoro.
28

(d) Diusianya yang masih muda serta perlengkapan


yang masih sederhana, Eskadron Kavaleri III telah
dilibatkan dalam penugasan operasi di Jawa Tengah.
Penugasan operasi di Jawa Tengah meliputi
penumpasan pemberontakan MMC dan ADI di Kebumen,
pemberontakan Yon 426 di Kudus dan GBN di Jawa
Tengah.

(e) Sambil berjuang, Eskadron Kavaleri III Magelang


terus membenahi organisasinya dan membentuk
Detasemen Panser dibawah pimpinan Letda Soeharto
dan Letda Soegiyono serta Detasemen Brand Carrier
dibawah pimpinan Letda Soedarsono.

  2) Periode 1956 – 1965.


(a) Pada tanggal 7 Juni 1956 diadakan perubahan
organisasi dari Inspektorat Kavaleri Menjadi Pusat
Kavaleri sesuai Surat Keputusan KSAD Nomor
Kept/78/6/1956. Namun pada tanggal 16 Nopember
1962 melalui Surat Keputusan Men / PANGAD Nomor
KPTS/1588/11/1962 Pusat Kavaleri menjadi Pusat
Kesenjataan Kavaleri dan Satuan-satuan Kavaleri di
Indonesia mengalami validasi menjadi Batalyon Kavaleri.
Eskadron Kavaleri III Magelang menjadi Batalyon
Kavaleri - 2 Kodam VII/Diponegoro yaitu Kodam yang
sebelumnya merupakan TT IV/Diponegoro.

(b) Pada periode ini sambil membenahi Organisasi,


tugas operasi tetap dilaksanakan meliputi tugas operasi
GBN di Jawa Tengah, Penumpasan PRRI di Sumatera
Barat, operasi Bharata Yudha di Jawa Barat, operasi
29

TUMPAS di Sulawesi Selatan dan penumpasan G 30


S/PKI di Jawa Tengah.

(c) Sejak dirubahnya Eskadron Kavaleri III menjadi


Batalyon Kavaleri-2 Kodam VII/Diponegoro, organisasi
terdiri dari Kima dan tiga Kompi Tempur.

  3) Periode 1965 – 1980.


(a) Pada Awal periode ini di Jawa Tengah Batalyon
Kavaleri-2 dilibatkan dalam menghadapi pemberontakan
yang didalangi oleh PKI yang kita kenal dengan
pemberontakan G 30 S/PKI.

(b)  Karena keadaan materiil sangat mempengaruhi


penyusunan organisasi, maka Yon Kav-2 Diponegoro
pada periode 1966 – 1969 menggunakan ROK 60 yang
terdiri dari Kima dan tiga Kompi Tempur dan satu
Kibunis. Hal tersebut sesuai dengan TAP 75 – 50 Kodam
VII/Diponegoro yang disahkan oleh KSAD.

(c) Pada Tahun 1975 berdasarkan SKEP KSAD


Nomor SKEP/208/4/1975, Batalyon Kavaleri-2 dirubah
menjadi Batalyon Kavaleri-2/Intai dengan menggunakan
ROK 75 yang terdiri dari Mayon dan tiga Kompi Intai
yang menggunakan Panser Inggris. Pada periode ini Yon
Kav-2/Intai sampai tahun 1978 dilibatkan dalam operasi
Seroja di Timor Timur. Penyusunan organisasi ini
mengkait erat dengan penerimaan materiil baru berupa
Ranpur Inggris jenis Ferret, Saracen dan Saladin.

(d) Pada Tanggal 30 Agustus 1980 berdasarkan surat


keputusan KSAD Nomor SKEP/459/VIII/1980, terjadi
perubahan organisasi dari Yon Kav-2/Intai menjadi Yon
30

Kav-2/Serbu dengan susunan Mayon dan Kima, tiga


Kompi Penyerbu dan satu Kompi Panser, pada periode
inilah merupakan awal pembentukan Kompi Panser yang
menggunakan Ranpur ex Inggris ( Ferret, Saladin,
Saracen) sebagai cikal bakal Kompi Kavaleri Panser 2.

  4) Periode 1980 – 1985.


(a) Sebagai realisasi dari SKEP KSAD Nomor
459/VIII/1980 maka pada tanggal 29 Desember 1981
telah diterima sejumlah 13 Ranpur Tank AMX-13 APC
dan penggantian 17 Ranpur Inggris jenis Ferret, Saladin
dan Saracen.

(b) Pada periode ini ditandai dengan pindahnya lokasi


Mayonkav-2/Serbu dari Magelang ke Ambarawa
sehingga lokasi satuan-satuan Yon Kav-2/Serbu menjadi
tersebar di tiga kota meliputi satu Kompi Panser di
Yogyakarta, satu Kompi Penyerbu di Magelang dan
Mayon serta Kima dan dua Kompi Penyerbu di
Ambarawa.

(c) Pada periode ini juga Yon Kav-2/Serbu kembali


mendapat penugasan di Timor Timur.

  5) Periode 1985 – 1990.


(a) Pada periode ini Yon Kav-2/Serbu kembali
mendapat penugasan di Timor Timur.

(b) Penataan Pangkalan baru di Ambarawa pada


periode ini banyak menandai kegiatan Yon Kav-2/Serbu
disamping tetap melaksanakan tugas-tugas dalam
rangka mendukung tugas pokok Kodam VII/Diponegoro
31

yang sejak 1 April 1985 berubah menjadi Kodam


IV/Diponegoro.

  6) Periode 1990 – 2000.


(a) Pada tahun 1996 Yon Kav-2/Serbu menerima
Panser Panhard sebanyak 6 Unit untuk didistribusikan ke
Kompi Panser 24 yang ada di Yogyakarta, sebagai
Ranpur pengintai menggantikan Ferret.

(b) Pada Tahun 1996-1997 Kompi Panser 24


melaksanakan tugas operasi Seroja di Timor Timur.

(c) Pada Tahun 1997 Kompi Panser 24


melaksanakan tugas pengamanan VVIP dan Pemilu.

  7) Periode 2000 - Sekarang


(a) Pada Tahun 2000 Kompi Panser 24 ikut dalam
penugasan pengamanan daerah rawan di Ambon
dengan mengerahkan Ranpur Panhard.

(b) Berdasarkan keputusan KSAD Nomor


Kep/10/V/2000, tanggal 26 Mei 2000, tentang Tabel
Operasional dan Personil Kikavser,Kompi Panser 24
berubah menjadi Kompi Kavaleri Panser 2/BS yang
berkedudukan langsung di bawah Pangdam
IV/Diponegoro.

(c) Pada tanggal 21 Pebruari 2005 pemberian nama


Kompi Kavaleri Panser 2 oleh Sri Sultan
Hamengkubuwono X yang berbunyi ”JAYENG RATA
TOH RAGA”
32

” JAYENG RATA ” yang artinya : ” WAHANA


KEMENANGAN ”
” TOH RAGA ” yang artinya : ” MEMPERTARUHKAN
JIWA RAGA ”
(d) Skep KSAD Nomor SKEP/374/X/2005 tanggal 24
Oktober 2005 tentang Organisasi dan Tugas Yon Kav-
2/Serbu dan alih Kodal Kikavser jajaran Kodam
IV/Diponegoro.

(e) Skep Pangdam IV/Diponegoro Nomor


SKEP/183/XI/2005 tanggal 18 Nopember 2005 tentang
penyesuaian Orgas Yonkav 2/Serbu dan alih Kodal
Kikavser jajaran Kodam IV/Diponegoro, maka diresmikan
Kompi Kavaleri Panser 2 oleh Panglima Kodam
IV/Diponegoro Mayjen TNI Sunarso pada tanggal 15
Pebruari 2006.

(f) Pada tahun 2011 Kikavser 2 menerima Panser


Anoa sebanyak 2 Unit untuk menunjang tugas terutama
pengamanan VIP/VVIP di wilayah Kodam IV/Diponegoro.

d. Tugas Pokok

Kikav 2 / JRTR merupakan satuan militer dari kecabangan


kavaleri organik Kodam IV/Diponegoro yang mempunyai tugas pokok
melaksanakan pertempuran darat yang bersifat mobil dan
berkendaraan tempur panser guna mendukung tugas pokok Kodam
IV/Diponegoro yang dititik beratkan pada operasi pengintaian serta
pelaksanaan pengamanan obyek vital dan pengamanan VIP/VVIP
diseluruh wilayah Kodam IV/Diponegoro.

e. Struktur Organisasi
33

KOMPI KAVALERI 2/JRTR RANGKA ORGANISASI KAVALERI 2014


(BERDASARKAN ESELON DAN JABATAN)

Struktur Organisasi Kikav 2 / JRTR

KOMANDAN
WAKIL KOMANDAN

ESELON PIMPINAN
ESELON PEMBANTU PIMPINAN

BATIH BA BAMIN BAMIN BASISTER


INTEL PERS LOG

DANSIMA

ESELON PELAKSANA
DANTONKAV

16. Peran Kepemimpinan Danton dalam meningkatkan Pembinaan


Mental Prajurit yang efektif guna mendukung tugas pokok di Satuan
Kikav 2 / JRTR.

Menurut Dinas Pembinaan Mental Angkatan Darat, 2012. Pembinaan


berasal dari kata “bina” yang mendapat awalan pe- dan akhiran – an, yang
berarti bangun/bangunan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Pembinaan berarti membina, memperbaharui, atau proses, perbuatan, cara
membina, usaha, tindakan, dan kegiatan yang dilakukan secara berdaya
34

guna dan berhasi guna untuk memperoleh hasil yang baik. Adapun
kepemimpinan menurut George R. Terry, 2006 kepemimpinan adalah
hubungan dimana seseorang yakni pemimpin mempengaruhi pihak lain untuk
bekerja sama secara suka rela dalam mengusahakan tugas-tugas yang
berhubungan, untuk mencapai hal yang diinginkan pemimpin tersebut. Dalam
hal ini George R. Terry ingin menekankan pada kemampuan seseorang
dalam mempengaruhi orang lain agar melakukan suatu pekerjaan atau
kegiatan. Kegiatan mempengaruhi harus menghasilkan kerja sama secara
suka rela diantara para anggota organisasi dan bukan kegiatan individual.
Kegiatan kerjasama dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi, yang
dimaksud dengan keinginan pemimpin adalah dalam rangka mencapai tujuan
organisasi. Kepemimpinan adalah kunci untuk menciptakan kerja sama yang
efektif dalam organisasi.

Hasil wawancara pada hari Jum’at tanggal 02 Maret 2018 bertempat di


aula Kikav 2 / JRTR Yogyakarta dengan Letda Kav Budiono (Danton 1).
Beliau mengakatan bahwa:

“Danton tidak hanya berperan sebagai komandan peleton, namun


Danton juga dapat berperan sebagai bapak, pelatih dan guru. contoh:
apabila anggota tersebut mengalami suatu permasalahan maka
seorang dantonlah yang menjadi penengah / pemecah masalah
tersebut walaupun pada kenyataannya umur seorang danton tidaklah
selalu lebih tua dari pada anggotanya. Karena masih banyak anggota
yang belum memahami tentang pembinaan mental baik itu pembinaan
mental rohani, pembinaan mental ideologi maupun pembinaan mental
kejuangan sehingga beberapa anggota dalam menjalankan tugasnya
masih belum maksimal apabila diberikan perintah.”
Pernyataan di atas dapat dikuatkan dari hasil wawancara oleh wakil
komandan kompi kikav 2 / JRTR Yogyakarta Lettu Kav Budi Karyadi pada
hari Jum’at tanggal 02 Maret 2018 yang mengatakan sebagai berikut:

“Keberhasilan suatu tugas juga tidak luput dari pemahaman mengenai


pembinaan mental sehingga tugas pokok satuan dapat tercapai secara
maksimal, disitulah danton memiliki peran sebagai guru maupun
35

pelatih serta sebagai bapak yang dapat memberikan pemahaman –


pemahaman mengenai pembinaan mental itu sendiri”.
Adapun hasil wawancara oleh komandan kompi kikav 2 / JRTR
Yogyakarta Kapten Kav Andre Ramu Andika Purbowo pada hari Jum’at
tanggal 02 Maret 2018 yang mengatakan sebagai berikut:

“Seorang Danton wajib untuk memberikan pembinaan mental terhadap


anggotanya, namun untuk danton tidak diberikan waktu khusus untuk
melaksanakan kegiatan tersebut, sehingga untuk danton
melaksanakan kegiatan tersebut dengan cara mencari waktu di sela –
sela kegiatan seperti setelah kegiatan yasinan, pada saat turun jaga,
ataupun pada saat kegiatan apel. Diharapkan setelah pemberian
pembinaan mental moril dan mental anggota dapat meningkat
sehingga tugas pokok dapat tercapai dengan maksimal.”
Dari pernyataan diatas, maka dapat dijelaskan bahwa Peran
Kepemimpinan Danton dalam meningkatkan pembinaan mental prajurit yang
efektif guna mendukung tugas pokok di Satuan Kikav 2 / JRTR. Di satuan
Kikav 2 / JRTR terbilang masih rendah pengetahuannya mengenai
pembinaan mental atau masih banyaknya anggota yang belum memahami
tentang pembinaan mental baik itu pembinaan mental rohani, ideologi,
maupun kejuangan. Danton tidak hanya berperan sebagai komandan
peleton, maka dari itu seorang danton dapat berperan sebagai bapak, pelatih
dan guru contoh: apabila anggota tersebut mengalami suatu permasalahan
maka seorang dantonlah yang menjadi penengah / pemecah masalah
tersebut walaupun pada kenyataannya umur seorang danton tidaklah selalu
lebih tua dari pada anggotanya. Karena masih banyak anggota yang belum
memahami tentang pembinaan mental baik itu pembinaan mental rohani,
pembinaan mental ideologi maupun pembinaan mental kejuangan sehingga
beberapa anggota dalam menjalankan tugasnya masih belum maksimal
apabila diberikan perintah. Serta masih kurang maksimal dalam mencapai
tugas pokoknya, dan juga masih ditemukan anggota yang melakukan
pelanggaran sehingga Danton sangatlah berperan penting dalam
memberikan pemahaman mengenai pembinaan mental itu sendiri, sehingga
36

diharapkan setelah Danton memberikan pemahaman – pemahaman


mengenai pembinaan mental dapat merubah anggota di satuan KIkav 2 /
JRTR. Seorang komandan wajib untuk memberikan pembinaan mental
terhadap anggotanya, namun untuk danton tidak diberikan waktu khusus
untuk melaksanakan kegiatan tersebut, sehingga untuk danton
melaksanakan kegiatan tersebut dengan cara mencari waktu di sela – sela
kegiatan seperti setelah kegiatan yasinan, pada saat turun jaga, ataupun
pada saat kegiatan apel. Diharapkan setelah pemberian pembinaan mental
moril dan mental anggota dapat meningkat sehingga tugas pokok dapat
tercapai dengan maksimal.”

Kesuksesan suatu peleton merupakan bukti nyata dari peran seorang


danton dalam meraih kesuksesan peletonnya, dantonlah yang memiliki peran
yang tinggi terhadap keberhasilan tersebut, maka dari itu seorang danton
harus bisa memimpin peletonnya dengan baik. Namun pemberian pembinaan
mental tersebut juga dapat menekan angka pelanggaran dengan demikian
pemberian pembinaan mental dapat meningkatkan pencapaian tugas pokok
di satuan Kikav 2 / JRTR Jogjakarta. Maka dari itu untuk menanggapi
permasalahan tersebut seorang danton harus menunjukan perannya dalam
memimpin anggotanya.

17. Upaya yang dilakukan oleh Danton untuk meningkatkan


pembinaan mental prajurit di satuan kikav 2 / JRTR.

Hasil wawancara hari Jum’at tanggal 02 Maret 2018 dengan Letda Kav
Budiyono (Danton 1) sebagai berikut:

“Upaya yang kami lakukan untuk meningkatkan pembinaan mental


prajurit yaitu memberikan pembinaan mental rohani (mengadakan
pembacaan asmaul husna pada hari senin dan mengadakan Yasinan
pada hari kamis, sedangkan untuk yang beragama non
Islam/protestan melaksanakan ibadah di gereja pada hari minggu
pagi). Untuk Pembinaan Mental Ideologi (mengamalkan falsafah
Pancasila). Dan pembinaan Mental Kejuangan (didasari dari
37

kejuangan para pahlawan dengan mewujudkan jiwa korsa, komunikasi


sosial dan jiarah ke makam pahlawan serta Upacara bendera)”.
Selanjutnya hasil wawancara terhadap Lettu Kav Budi Karyadi
(wadanki) sebagai berikut:

“Upaya danton dalam meningkatkan pembinaan mental berbeda-beda,


kalau disini biasanya menggunakan ketiga komponen (pembinaan
mental rohani, ideologi dan kejuangan) untuk meningkatkan
pemahaman pembinaan mental kepada anggota.”
Kemudian hasil wawancara terhadap Kapten Kav Andre Ramu Andika
Purbowo (Danki) sebagai berikut:

“Danton memiliki upaya penting dalam meningkatkan pembinaan


mental, mereka memiliki seninya masing – masing dalam memberikan
pembinaan mental kepada anggotanya karena seorang danton tidak
memiliki waktu khusus untuk melaksanakan pembinaan mental
terhadap anggota, maka dari itu seorang danton harus pintar mencuri
– curi waktu untuk memberikan pembinaan mental tersebut.”
Dari pernyataan diatas, maka dapat dijelaskan bahwa upaya yang
dilakukan oleh danton untuk meningkatkan pembinaan mental prajurit di
satuan kikav 2 / JRTR Yogyakarta dalam rangka mendukung tugas pokok
satuan sehingga diharapkan setelah danton memberikan pemahaman –
pemahaman mengenai pembinaan mental tugas pokok satuan dapat tercapai
secara maksimal. Upaya yang dilakukan oleh danton yaitu:

a. Memberikan pembinaan mental rohani


Danton selaku komandan dalam suatu peleton berperan
penting pada pemberiaan pembinaan mental terhadap anggota
sehingga peleton tersebut memahami apa itu pembinaan mental
dan kemudian pembinaan mental tersebut diterapkan pada
kedinasan sehingga diharapkan setelah danton memberikan
pemahaman – pemahaman mengenai pembinaan mental tugas
pokok satuan dapat tercapai secara maksimal, adapun upaya
danton dalam memberikan pembinaan mental adalah sebagai
berikut:
38

1) Mengadakan pembacaan asmaul husna pada hari senin


malam
Di sela – sela kesibukan dari kegiatan yang ada di
satuan kikav 2 / JRTR Yogyakarta seorang danton harus bisa
mengatur waktu untuk memberikan pembinaan mental rohani
karena tidak ada jadwal khusus untuk memberikan
pembinaan mental. Pada hari senin malam semua anggota
yang beragama muslim melaksanakan kegiatan ibadah
maghrib bersama di masjid, setelah melaksanakan kegiatan
solat magrib berjamaah maka dilanjutkan oleh pembacaan
asmaul husna yang dipimpin oleh danton, apabila danton
berhalangan hadir maka digantikan oleh anggota yang lain.
Setelah melaksanakan pembacaan asmaul husna dilanjutkan
oleh ceramah agama yang diberikan oleh danton, ceramah
yang diberikan yaitu seputar bagaimana menjadi prajurit yang
handal namun tetap tidak lupa terhadap Tuhan. Hal tersebut
bertujuan agar anggota yang kekurangan motivasi ataupun
semangat dan berpotensi untuk melakukan pelanggaran
ataupun berpotensi untuk tidak maksimal dalam
menyelesaikan tugas pokoknya sadar dan tidak melakukan
hal tersebut.
2) Mengadakan acara yasinan pada malam jum’at
Kegiatan rutin selain dari pembacaan asmaul husna yaitu
melaksanakan doa bersama ataupun melaksanakan
pembacaan surat Yasin pada malam Jum’at. Kegiatan yang
dilakukan tidak jauh berbeda dari kegiatan yang dilaksanakan
pada hari senin malam. Setelah melaksanakan solat maghrib
berjamaah di masjid maka dilanjutkan dengan pembacaan
surat Yasin. Setelah pembacaan surat Yasin selesai maka
dilanjutkan dengan ceramah dengan tujuan untuk
39

mengingatkan kepada anggota untuk tidak melaksanakan


pelanggaran ataupun kesalahan – kesalahan sehingga
diharapkan tugas pokok satuan dapat tercapai dengan
maksimal. Kegiatan tersebut dilanjutkan dengan solat isya
berjamaah, setelah selesai melaksanakan kegiatan solat isya
berjamaah maka kegiatan dinyatakan selesai.
3) Melaksanakan ibadah pada hari minggu pagi bagi yang
beragama nonis
Terdapat 1 orang anggota yang beragama nonis yaitu
Prada Yohannes sehingga untuk Prada Yohannes
melaksanakan kegiatan pembinaan mental rohani terpisah di
gereja terdekat pada satuan Kikav 2 / JRTR.
b. Memberikan Pembinaan Mental Ideologi

Pembinaan mental ideologi yang didasari dan dijiwai oleh


nilai-nilai rohani dan dari falsafah Pancasila melahirkan nilai-nilai
ideologi yang berdasarkan kepada Pancasila dan mampu
mengamalkan nilai – nilai Pancasila seperti nilai Ketuhanan Yang
Maha Esa yang diwujudkan dalam sikap hidup yang beriman dan
bertaqwa serta berakhlak mulia. Nilai kemanusiaan yang adil dan
beradab serta menjunjung tinggi hak asasi manusia. Nilai
persatuan Indonesia yang berBhineka Tunggal Ika. Nilai
kerakyatan atau demokrasi yang menjunjung tinggi
hukum/konstitusi. Nilai keadilan sosial dalam rangka mewujudkan
masyarakat yang adil dan makmur. Pembinaan mental ideologi
tidak kalah penting seperti pembinaan mental rohani dimana
pembinaan mental ideologi merupakan suatu keyakinan,
keyakinan terhadap penyelesaian tugas pokok satuan sesuai
dengan ketentuan – ketentuan yang berlaku.
c. Memberikan Pembinaan Mental Kejuangan
40

Pembinaan mental kejuangan yang didasari dan dijiwai oleh


nilai-nilai rohani dan ideologi Pancasila serta bersumber dari sikap,
perilaku dan tradisi kejuangan para pahlawan yang bernilai positif
dan konstruktif melahirkan nilai Ketuhanan Yang Maha Esa
sebagai dasar dari kejuangan. Nilai propatria yang mengandung
tiga prinsip, yaitu cinta damai tetapi lebih cinta kemerdekaan, rela
berkorban jiwa dan raga, mengutamakan kepentingan Bangsa dan
Negara dari pada kepentingan pribadi atau golongan. Nilai
pantang menyerah, ulet/gigih dan gagah berani dalam membela
kebenaran dan keadilan. Nilai ksatria yang sederhana, jujur dan
berani bertanggung jawab. Nilai kemanuggaalan
antara TNI dengan rakyat. Sebagaimana yang kita ketahui
bersama bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak
melupakan jasa para pahlawannya sehingga nilai – nilai kejuangan
dimana kita seorang Prajurit TNI harus selalu menjunjung tinggi
serta menghargai dan menghormati jasa para pahlawan, sehingga
timbul nilai disiplin dan loyalitas serta jiwa korsa dalam hubungan
dengan atasan sesama pangkat maupun bawahan dengan
melaksanakan kegiatan didasari dari kejuangan para pahlawan
dengan mewujudkan jiwa korsa, komunikasi sosial dan jiarah ke
makam pahlawan serta Upacara bendera yang dilaksanakan pada
tanggal 17 setiap bulannya.

Anda mungkin juga menyukai