Anda di halaman 1dari 8

Kelompok 8 :

1. Elsamia Ramadhani Juairiyah (09)


2. Muhammad Catur Irfani ( 19 )
3. Roihan Esa Zaenul Fuadi ( 26)
4. Silvya Ayu Rizkina ( 28)
GIDENTIFIK
EN AS
M I

Unsur Intrinsik

Novel Sejarah
NOVEL MANGIR
Karya Pramoedya Ananta Toer
A. TEMA : Perebutan Kekuasaan
Kutipan "Mangir" ini bercerita tentang perebutan kekuasaan tunggal atas
daerah-daerah pada wilayah Mataram menundukkan perlawanan gigih
yang terdapat penduduk desa Mangir dengan cara kotor dan keji.

B. LATAR : Tempat ~ Pulau Jawa, Wilayah Mangir, Kerajaan Mataram Pada paragraf
ke-2, terdapat kalimat "mengejajari pesisir pulau Jawa." Dan
sesuai dengan Judul novel ini menggunakan latar tempat wilayah
Mangir.

Waktu ~ Abad Keenam Belas Masehi


Terdapat pada paragraf ke-2
Suasana ~ Latar suarana: Ketegangan, Peperangan, Penghianatan
Terdapat pada paragraf ke 4-11.
C. TOKOH : Sang Patih Sultan Trenggono
Patragading Musafir
Boris

D. WATAK DAN PENOKOHAN :


Sang Patih : Penuh emosi ~ perilaku tokoh
Terdapat pada paragraf ke-5 " Allah Dewa Batara! " sahut
Sang Patih. " itu bukan aturan raja! itu aturan brandal! "
Patragading : Menyampaikan amanah ~ dialog antar tokoh
Terdapat pada saat Patriagading melaporkan kepada Sang
Patih bahwa bala tentara Demak di bawah Adipati Kudus
yang memasuki Jepara dan tewasnya Bupati Jepara.
Boris : Penuh frustasi ~ perilaku tokoh
Terdapat pada paragraf 9-11
Sultan Trenggoneng : Pembunuh ~ secara langsung, paragraf ke-12
Penyebab pertikaian ~ Komentar / tanggapan dari tokoh lain
Dilihat dari komentar para musafir pada paragraf ke-12
Musafir : Bijak ~ perilaku tokoh
Paragraf ke-12, " Para musafir yang sudah tidak menahan hati
lagi telah bermusyawarah dan membentuk utusan untuk
menghadap sultan. "

E. ALUR : Alur yang terdapat pada naskah drama Mangir karya Pramoedya
Ananta Toer ini menggunakan alur maju karena dari awal cerita
sampai akhir cerita memiliki satuan waktu yang kronologis atau
biasa diartikan urut atau runtut.

F. AMANAT : Janganlah tamak dan serakah akan kekuasaan.


Harta dan materi tidak akan menjadikan kita bahagia jika hati
kita dikuasai ketamakan.
G. SUDUT PANDANG : Sudut pandang Orang ketiga. Karena penulis
seolah-olah berada di luar cerita yang
mengisahkan cerita tokoh utama kepada
pembacany dan sering menggunakan kata ganti
"ia" atau dia".

H. GAYA BAHASA : Gaya Bahasa yang digunakan dalam novel Mangir yaitu
menggunakan bahasa konotatif karena banyak kalimat
pada novel tersebut yang menggunakan majas dan
idiom.
MEREFLEKSIKAN PERISTIWA DALAM

NOVEL :

Naskah drama Mangir : Janganlah jadi orang yang serakah dan tamak untuk
memiliki sebuah kekuasaan karena kekuasaan hanya akan menghancurkan
kehidupan dan jiwamu tanpa ampun, karena dengan memiliki kekuaasan dan
materi tidak akan membuatmu bahagia malah akan membuatmu merasakan
tekanan, ketakutan akan adanya orang yang akan merebutnya darimu sehingga
membuatmu menjadi orang yang sangat menyedihkan.

Anda mungkin juga menyukai