Anda di halaman 1dari 28

OROFACIAL PAIN

AKIBAT INFEKSI & HABIT


SKENARIO IV
Anggota C1
Lusia Dinda Puspa L 022111133148 Adila Dzakiyya Rahmi 022111133158
Yasmin Kamilla P 022111133149 Arini Hurun'in 022111133159
Zakkiyah Darojah 022111133150 Farah Richana F 022111133160
Dhea Rima Rohita Z 022111133151 Aisyah Qonita N 022111133161
Haedar Ilhamuddin K 022111133153 Covina Reyhana A 022111133162
Jasmine Salwa S 022111133154 Annisa Tiara Diva 022111133163
Gabriella Benedictine O 022111133155 Moza Zikra Loveisca 022111133164
Malika Fadiyah 022111133156 Ni Nengah Diandhary B 022111133166
SKENARIO
Seorang Pria usia 28 tahun, datang ke klinik RSGM FKG – UNAIR dengan
keluhan gigi geraham kanan atas yang berlubang cukup besar, dan sering pusing/
nyeri terutama di daerah pelipis kanan. Pada pemeriksaan intra oral gigi 17
terdapat karies oklusal cukup besar dan melibatkan atap pulpa. Hampir semua
permukaan gigi (terutama geraham) permukaan oklusalnya rata. Pasien
mempunyai kebiasaan menggesek permukaan oklusal gigi saat gigi dalam
keadaan tertutup rapat. Anda diminta untuk menjelaskan patogenesa,
penyebab kelainan pasien yang sering mengeluhkan nyeri terutama pada pelipis
kanan dan seluruh permukaan gigi oklusal yang menjadi rata !
Keyword
1. PRIA USIA 28 TAHUN
2. KARIES OKLUSAL MELIBATKAN PULPA GIGI 17
3. HAMPIR SEMUA PERMUKAAN OKLUSAL GIGI RATA
4. SERING PUSING ATAU NYERI DI DAERAH PELIPIS
KANAN
5. KEBIASAAN MENGGESEK PERMUKAAN OKLUSAL
GIGI DALAM KEADAAN TERTUTUP
Table of Content
1. KARIES
2. KEBIASAAN MENGGESEK PERMUKAAN OKLUSAL GIGI
3. OROFACIAL PAIN
4. MEKANISME TRANSMISI RASA NYERI
A. AKIBAT KARIES
B. AKIBAT KEBIASAAN MENGGESEK GIGI SEHINGGA
PERMUKAAN OKLUSAL MENJADI RATA
Karies
Karies
Secara umum, karies gigi merupakan penyakit yang disebabkan oleh plak
gigi yang dapat digambarkan sebagai suatu komunitas mikroorganisme
(biofilm). Karies gigi terjadi karena proses demineralisasi struktur gigi
oleh asam yang dihasilkan oleh mikro-organisme dan ditandai dengan
terbentuknya kavitas pada permukaan email, dentin atau sementum.
Karies
Karies gigi juga dibagi menjadi berbagai macam bentuk karies.
Berdasarkan kedalaman karies terbagi menjadi 3 yaitu:
1. Karies superfisialis
2. Karies Media
3. Karies Profunda

(Listrianah et al., 2019)


Karies
Beberapa kondisi patologi mulut dapat menyebabkan sakit kepala
termasuk karies , keropos tulang akibat penyakit periodontal, abses,
gigi impaksi, kista dan tumor.
Infeksi yang disebabkan oleh bakteri anaerob dan gram-negatif dari
karies, merupakan salah satu penyebab terjadinya penyakit pulpa. Pada
dasarnya kondisi tersebut didasari oleh adanya respons inflamasi.
Pulpa bereaksi menjadi pulpitis, yaitu inflamasi yang terjadi sebagai
respons langsung terhadap patogen dan mekanisme imunitas.
((Lopez-Marcos, 2004).)
Karies
Bakteri yang menginfeksi gigi mendapatkan akses ke pulpa, yang kemudian
menyebabkan inflamasi. Kemudian karies memproduksi asam yang secara
tidak langsung berperan dalam mengurai matriks dentin dan membentuk
dentin tersier.
Terjadinya invasi bakteri dan kematian pulpa serta penyebaran infeksinya ke
jaringan periapeks yang dapat menyebabkan nyeri pada sekitar area karies
bahkan bisa menjalar ke daerah facial.

((Kidd dan Bechal, 2012).)


Kebiasaan Menggesek
Oklusal Gigi
Penyebab
Menurut Jubhari dan Aenun (2020), etiologi bruksism bersifat multifaktor;
empat faktor yang dapat memicu terjadinya bruksism,yaitu

1. Faktor psikologis;
2. Faktor lokal;

stres merupakan faktor


adanya ketidaksesuaian oklusal
terbesar penyebab terjadinya
yaitu maloklusi, kontak dini,
bruksism yang meliputi emosi,
kesalahan pertumbuhan gigi
kemarahan, ketakutan atau
anak, kesalahan restorasi dan
kecemasan, ketegangan, dan
trauma pada gigi.
frustasi
Penyebab
Menurut Jubhari dan Aenun (2020), etiologi bruksism bersifat multifaktor;
empat faktor yang dapat memicu terjadinya bruksism,yaitu

4. Faktor genetik;
3. Faktor sistemik;
diduga berperan sebagai salah satu
meskipun tidak secara langsung etiologi bruksism. Kebiasaan
menyebabkan bruksism.Faktor ini bruksism sering muncul lebih dari
diantaranya adalah kekurangan satu orang anggota keluarga,
nutrisi dan alergi; sehingga kecenderungan genetik
mungkin ada untuk kondisi bruksism.
Akibat
Hiperaktivitas otot pengunyahan, utamanya pada otot temporalis dan
peningkatan pada luas permukaan prosesus koronoid (Padmaja
Satheeswarakumar et al., 2018)
Bruxism -> otot temporalis -> bermanifestasi sebagai nyeri kepala dan
leher (Padmaja Satheeswarakumar et al., 2018).
Lesi abfraksi (Ritter et al., 2019).
Hilangnya morfologi oklusal dan permukaan oklusal menjadi rata (Lal &
Weber, 2022).
Akibat
Keretakan pada gigi dikarenakan peristiwa malposisi dipaksakan pada rahang
(Nugraha, 2018).
Jangka waktu yang lama dapat menyebabkan trauma oklusi dan
menyebabkan komplikasi berupa abses gingiva (Karno et al, 2018)
Orofacial Pain
Orofacial Pain
Gangguan yang sangat umum di sekitar area kepala, wajah, leher, dan intraoral
serta pada kondisi tertentu sulit didiagnosis dan diobati.
*kompleksitas saraf fasial
*kejelasan mekanisme kurang terperinci terkait dasar etiologi dan patogenesis.

Dapat terjadi 1 atau lebih komorbiditas.


- depresi - gangguan tidur
- kecemasan - nyeri komorbid
- stres - kelainan sensorik ekstrateritorial
dan penyebaran sensitivitas
((Sessle, 2021).)
Orofacial Pain
Kronis Akut
Berkaitan dengan gangguan Berkaitan dengan kondisi gigi
muskuloskeletal dan rongga mulut

Penyebab
orofacial pain paling sering disebabkan oleh penyakit gigi
(nyeri odontogenik). Selain karies gigi dan penyakit
periodontal, penyakit muskuloskeletal dan neuropatologis
adalah penyebab paling umum dari orofacial pain.

((Häggman-Henrikson et al., 2020).)


Orofacial Pain
TMD Neuropathic Neurovascular
pain pain
Disebabkan oleh kerusakan
Ditandai dengan adanya Nyeri seperti migraine pada
atau cedera pada saraf
nyeri musculoskeletal, daerah orofasial.Trigeminal
yang dapat berasal dari
disfungsi TMJ / otot Autonomic Cephalalgias
SSP. Gangguan nyeri
mastikator, dan kondisi (TACs) adalah sakit kepala
ditandai dengan nyeri
nyeri orofasial kronis primer yang ditandai
sesaat pada distribusi saraf
secara umum. dengan nyeri yang disertai
trigeminal umumnya saraf
gejala otonom.
mandibula dan maksila.
((Haviv, Y. (2022)).)
Mekanisme Orofacial Pain
Mekanisme yang terlibat dalam inisiasi dan transmisi
informasi yaitu aferen nosiseptif dari jaringan orofasial
(A) Menunjukkan bahwa cedera saraf trigeminal atau
peradangan orofasial dapat menginduksi hipereksitabilitas
neuron aferen primer trigeminal, aktivasi sel glial satelit, dan
akumulasi makrofag. Neuron trigeminal ganglion (TG) yang
hiperaktif serta sel glial satelit dan makrofag berkomunikasi
satu sama lain melalui berbagai mediator, mekanisme
reseptor, dan proses pensinyalan. Melalui komunikasi ini,
peningkatan lebih lanjut dari rangsangan neuron aferen TG
dapat terjadi, seperti yang dimanifestasikan dalam input
hipereksitasi ke dalam komponen trigeminal brainstem
sensory nuclear complex, khususnya medullary dorsal horn
(juga dikenal sebagai trigeminal subnucleus caudalis [Vc]),
serta sumsum tulang belakang leher bagian atas (C1/C2).
Mekanisme Orofacial Pain
(B) Menunjukkan fitur input dan output neuron
nosiseptif di kornu dorsal meduler dan C1/C2 dalam
kondisi normal serta kondisi patologis seperti cedera
saraf trigeminal atau peradangan orofasial yang
menghasilkan input aferen nosiseptif hipereksitasi.
Input ini melepaskan mediator yang menyebabkan
neuron menjadi hiperaktif. Komunikasi sel neuron-
glial melalui berbagai molekul penting dalam
mendorong keadaan neuron yang hipereksitasi, yaitu
sensitisasi sentral.
Mekanisme
Transmisi Nyeri
Nyeri Akibat Karies
Karies merupakan proses demineralisasi gigi yang disebabkan oleh asam
yang dihasilkan oleh mikroorganisme.
Abses atau infeksi gigi yang disebabkan oleh karies yang sudah terlalu dalam
dapat menyebabkan peradangan hebat pada gigi atau jaringan yang ada di
sekitar bagian gigi tersebut
Saat infeksi gigi mengenai bagian saraf wajah yaitu saraf trigeminus, maka
akan timbul rasa sakit berdenyut mulai dari bagian rahang, daerah samping
wajah, hingga ke kepala.
Nyeri Akibat Karies
nyeri gigi karena patologi dapat menyebabkan sakit kepala karena adanya
distribusi dari N V, terutama jika gigi yang sakit terletak pada maksila. Rasa
sakit bisa dimulai pada gigi kemudian akan muncul nyeri kepala sebagai
respons sekunder. Ataupun sakit kepala dan nyeri gigi dapat muncul secara
bersamaan
Habitual dari Aktivitas Oral
Bruxism

TMJ Disorder

Hiperaktivitas Otot Temporalis

Temporal tension type headaches


Daftar Pustaka
Fauziah, H., Sumarsongko, T., & Azhari, A. (2020). perbedaan Ketinggian Tulang Kortikal Mandibula Antara penderita
bruxism Dan Bukan Penderita bruxism berdasarkan indeks panoramik mandibulardifferences in the mandibular cortical
bone height between bruxism and non-bruxism patients based on the panoramic mandibular index. Jurnal Kedokteran
Gigi Universitas Padjadjaran, 32(2), 113. https://doi.org/10.24198/jkg.v32i2.26570

Häggman-Henrikson, B., Liv, P., Ilgunas, A., Visscher, C. M., Lobbezoo, F., Durham, J., & Lövgren, A. (2020). Increasing
gender differences in the prevalence and chronification of orofacial pain in the population. Pain, 161(8), 1768.

Haviv, Y. (2022). Orofacial Pain, Diagnosis and Treatment. Applied Sciences, 12, 11026

Jubhari, E. H., & Aenun, N. (2020). Complete rehabilitation using a digital smile design combined with conventional
restorative materials and CAD/CAM in bruxism patient. Makassar Dental Journal, 9(3), 233-239.

Sessle, B. J. (2021). Chronic orofacial pain: models, mechanisms, and genetic and related environmental influences.
International Journal of Molecular Sciences, 22(13), 7112.
Daftar Pustaka
Badel, T., Zadravec, D., Bašić Kes, V., Smoljan, M., Kocijan Lovko, S., Zavoreo, I., Krapac, L., & Anić Milošević, S. (2019).
OROFACIAL PAIN - DIAGNOSTIC AND THERAPEUTIC CHALLENGES. Acta clinica Croatica, 58(Suppl 1), 82–89.
https://doi.org/10.20471/acc.2019.58.s1.12
THANK YOU!

Anda mungkin juga menyukai