Anda di halaman 1dari 32

MENINGITIS

Definisi

“ Meningitis : reaksi
radang yang
mengenai sebagian
atau seluruh
selaput otak
(meningen)”
Epidemiologi
 Wabah meningitis
terbesar dalam sejarah
(WHO)

1996–1997 yang
menyebabkan lebih
dari 250.000 kasus dan
25.000 kematian di
Afrika
Epidemiologi

Sumber : Menkes RI 2011


Epidemiologi
RSCM (Oktober 2003 -
Oktober 2004)
bayi meningitis bakterialis
berjumlah 18 jiwa dari
total 3289 kelahiran
dengan memenuhi kriteria
positif pada pemeriksaan
kultur cairan sumsum
tulang belakang dan
gambaran pleiositosis
(peningkatan jumlah sel
darah putih pada cairan
sumsum tulang belakang)
Klasifikasi dan Etiologi
 Berdasarkan cairan LCS
Klasifikasi dan
Etiologi
◦ Bakteri
(Streptokokus
pneumonia
(pneumokok),
Nesseria
meningitidis
(meningokok),
Streptococcus
haemolyticus,
Staphylococcus aureus,
Haemophilus influenza,
Escherichia coli,
Klebsiella pneumonia,
Pseudomonas
aeruginosa.
Klasifikasi dan Etiologi
◦ Virus
(Virus coxsackie grup B tipe 1-6 sebagai
penyebab dari 1/3 kasus; dan echovirus tipe
2,5,6,7,9 (kebanyakan), 10, 11, 14, 18 dan 30,
kira-kira sebagai penyebab separuh kasus.
Virus coxsackie grup A (tipe 2,3,4,7,9 dan 10),
arbovirus, campak, herpes simplex I dan virus
varicella, virus Choriomeningitis limfositik,
adenovirus,
Etiologi menurut umur
Penyebab meningitis pada beberapa
golongan umur :
 Neonatus : E.colli, S. beta hemolitikus, L.
monositogenes
 < 4 tahun : H. influenza, Meningokokus,
Pneumokokus
 > 4 tahun dan orang dewasa:
Meningokokus, Pneumokokus
Patofisiologi
Sumber : American Family Physician, 2003
Gejala
Studi The New England Journal of Medicine

sakit kepala, leher kaku disertai demam,


kebingungan atau perubahan kesadaran, muntah,
fotofobia atau meningkatnya kepekaan terhadap
cahaya, dan fonofobia alias kepekaan terhadap
suara yang juga meningkat

44 – 46% dari 696 kasus yang mereka teliti  tiga gejala


yang pasti akan muncul pada penderita meningitis
(indikator pendeteksi dini)
demam tinggi tiba-tiba, kaku kuduk,
95 % perubahan mental mendadak.
pasien pasti merasakan dua di antaranya.
https://tirto.id/meningitis-dari-sakit-kepala-
hingga-risiko-meninggal-dunia-ckQG
Gejala
Patofisiologi Infeksi Gigi

Permukaan gigi (karies gigi yang sudah


mendekati ruang pulpa)

Pulpitis

Nekrosis pulpa

Proses infeksi tersebut menyebar progresif ke


ruangan atau jaringan lain yang dekat dengan
struktur gigi yang nekrosis tersebut (Green et.
Al. 2001)
Port dientri kulit
(dermatitis)
Gigi yang nekrosis mata
(fokal infeksi) (konjungtivitis
dan uveitis)
sinus maxilla
(sinusitis)
jantung
(endokarditis
Ke organ lain dan
(Otak  perikarditis)
ginjal
meningitis) (nefritis)
persendian
(arthritis)
Green et. al.
2001
Diagnosis
 Patofisiologi Infeksi Gigi : Infeksi gigi merupakan suatu
hal yang sangat mengganggu manusia, infeksi biasanya
dimulai dari permukaan gigi yaitu adanya karies gigi
yang sudah mendekati ruang pulpa, kemudian akan
berlanjut menjadi pulpitis dan akhirnya akan terjadi
kematian pulpa gigi (nekrosis pulpa). Infeksi gigi dapat
terjadi secara lokal atau meluas secara cepat. Adanya
gigi yang nekrosis menyebabkan bakteri bisa
menembus masuk ruang pulpa sampai apeks gigi.
Foramen apikalis dentis pada pulpa tidak bisa
mendrainase pulpa yang terinfeksi. Selanjutnya proses
infeksi tersebut menyebar progresif ke ruangan atau
jaringan lain yang dekat dengan struktur gigi yang
nekrosis tersebut (Green et. Al. 2001)
 gejala umum : yang terjadi pada penderita meningitis adalah
sakit kepala, leher kaku disertai demam, kebingungan atau
perubahan kesadaran, muntah, fotofobia atau meningkatnya
kepekaan terhadap cahaya, dan fonofobia alias kepekaan
terhadap suara yang juga meningkat.
Namun, dari 696 kasus yang mereka teliti, ditemukan tiga
gejala yang pasti akan muncul pada penderita meningitis—
sesuatu yang pasti terjadi, yang bisa dijadikan indikator
pendeteksi dini. Di antaranya adalah demam tinggi tiba-tiba,
kuduk yang kaku, dan perubahan mental mendadak. Ketiganya
terjadi pada 44 hingga 46 persen penderita meningitis yang
disebabkan bakteri. Namun, sekitar 95 persen pasien pasti
merasakan dua di antaranya.
 Infeksi odontogenik dapat berasal dari tiga jalur, yaitu (1) jalur
periapikal, sebagai hasil dari nekrosis pulpa dan invasi bakteri ke
jaringan periapikal; (2) jalur periodontal, sebagai hasil dari inokulasi
bakteri pada periodontal poket; dan (3) jalur perikoronal, yang
terjadi akibat terperangkapnya makanan di bawah operkulum tetapi
hal ini terjadi hanya pada gigi yang tidak/belum dapat tumbuh
sempuna. Dan yang paling sering terjadi adalah melalui jalur
periapikal (Karasutisna, 2001). Infeksi odontogen biasanya dimulai
dari permukaan gigi yaitu adanya karies gigi yang sudah mendekati
ruang pulpa (Gambar 1), kemudian akan berlanjut menjadi pulpitis
dan akhirnya akan terjadi kematian pulpa gigi (nekrosis pulpa).
Infeksi odontogen dapat terjadi secara lokal atau meluas secara
cepat. Adanya gigi yang nekrosis menyebabkan bakteri bisa
menembus masuk ruang pulpa sampai apeks gigi. Foramen apikalis
dentis pada pulpa tidak bisa mendrainase pulpa yang terinfeksi.
Selanjutnya proses infeksi tersebut menyebar progresif ke ruangan
atau jaringan lain yang dekat dengan struktur gigi yang nekrosis
tersebut (Cilmiaty, 2009)
https://dentosca.wordpress.com/2011/04/02/po
la-penyebaran-abses-akibat-infeksi-odontogen/
 Infeksi odontogenik memiliki 2 sumber, yaitu :
 Periapical
 Berawal dari nekrosis pulpa yang dilanjutkan dengan invasi
bakteri ke jaringan periapikal
 Periodontal
 Berawal dari poket periodontal yang dalam yang
memudahkan bakteri masuk ke jaringan lunak.
 Nekrosis pulpa karena karies yang dalam, akan memberikan
jalan bagi bakteri untuk memasuki jaringan periapical. Ketika
jaringan ini telah diinokulasi oleh bakteri lalu terjadi infeksi
aktif, maka infeksi menyebar ke berbagai arah, terutama yang
paling sedikit memiliki pertahanan. Infeksi menyebar melalui
tulang cancellous hingga lempeng cortical. Jika lempeng
cortical tipis, infeksi akan mengikis tulang dan memasuki
jaringan lunak.

https://luv2dentisha.wordpress.com/2010/06/21
/infeksi-odontogenik/
 Prinsip utama dari perawatan infeksi odontogenik adalah
melakukan pembedahan drainase dan menghilangkan
penyebab dari infeksi. Tujuan utamanya adalah menghilangkan
pulpa nekrotik dan poket periodontal yang dalam. Tujuan yang
kedua adalah menghilangkan pus dan nekrotik debris.
 Ketika pasien memiliki infeksi odontogenik yang biasanya
terlihat abses vestibular yang kecil. Dokter gigi memiliki 3
pilihan untuk perawatannya, diantaranya adalah perawatan
endodontik, extraksi, dan insisi drainase (I&D). Jika tidak
dilakukan ekstraksi, bagian tersebut harus dibukan dan pulpa
harus dihilangkan, sehinga menghilangkan penyebab dari
infeksi dan menghasilkan drainase yang terbatas. Jika gigi tidak
bisa diselamatkan, harus dilakukan ekstraksi secepatnya.
 Para peneliti dari Zurich, Swiss, baru-baru ini baru saja mengidentifikasi
keberadaan bakteri Streptococcus tigurinus pada darah seorang pasien
penderita Meningitis.
 Mereka juga menemukan bakteri tersebut pada pasien Spondilodiskitis, atau
peradangan tulang belakang, dan jenis penyakit jantung yang
disebut Endokarditis.
 Dr. Andrea Zbinden, pemimpin penelitian ini menyatakan bahwa bakteri
tersebut nampaknya berpotensi secara alamiah menyebabkan penyakit
serius.
 Bakteri dapat menyusup ke dalam aliran darah melalui perdarahan gusi, ia
menambahkan, meskipun risiko spesifiknya belum ditentukan. Penelitian ini
diterbitkan dalam The International Journal of Systematic and Evolutionary
Microbiology.
 Meningitis sendiri, seperti pernah dibahas sebelumnya, adalah
pembengkakan jaringan di sekitar otak yang disebabkan oleh infeksi bakteri
yang kemudian mempengaruhi dinding otak dan dinding saraf tulang
belakang. Meningitis adalah penyakit yang dapat membahayakan jiwa dan
mengakibatkan kerusakan otak dan peradangan pada saraf tulang belakang.
 Meningitis terbagi menjadi beberapa jenis, yakni: Meningitis
meningokokus, Meningitis pneumokokus, Meningitis
stafilokokus, Meningitis sifilis aseptik, Meningitis tuberkulosis.
Terjadinya meningitis dapat dideteksi oleh beberapa gejala
umum seperti kekakuan leher, muntah-muntah, sakit kepala
parah, kebingungan, intoleransi terhadap kebisingan dan
cahaya, rasa mual dan kegelisahan. Meningitis adalah penyakit
fatal yang disebabkan oleh berbagai mikroorganisme seperti
bakteri dan virus.
 Selama beberapa tahun terakhir para ilmuwan telah
menemukan bahwa bakteri tertentu dalam mulut juga dapat
menyebabkan serangan jantung dan stroke dengan
menguraikan diri ke dalam aliran darah dan menyebabkan
pembekuan darah.
https://id.linkedin.com/pulse/hubungan-antara-
meningitis-dan-kesehatan-gigi-anda-mochamad-
joenoes

https://luv2dentisha.wordpress.com/2010/06/21
/infeksi-odontogenik/
 Jadi, bagaimana kita bisa mencegah bakteri masuk
ke dalam darah dan menyebabkan meningitis?
 Sepertinya sudah umum bagi kita semua untuk
mengetahui bahwa menyikat gigi dan
menggunakan dental floss secara teratur dapat
mencegah timbulnya plak gigi yang nantinya bisa
menyebabkan peradangan dan iritasi pada gusi.
Gusi tidak sehat yang disebabkan oleh kebiasaan
menggosok gigi yang tidak teratur dapat memicu
perdarahan gusi yang dapat disusupi oleh bakteri
penyebab Meningitis. Penelitian para ilmuwan di
Zurich tadi juga menunjukkan bahwa menyikat gigi
dan menggunakan dental floss secara rutin dapat
membantu mencegah Meningitis.
 https://www.cnnindonesia.com/gaya-
hidup/20160318210556-255-
118411/infeksi-gigi-bisa-picu-sakit-jantung-
dan-meningitis/
IDENTITAS
 Nama : Ny. AS
 Umur : 60 th
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Pekerjaan : -
 Alamat : Hitu
 Agama : Islam
 No RM : 0468xx
 MRS : 09 Juli 2017
ANAMNESIS

Keluhan utama : Pasien tidak sadar


 Pasien tidak sadarkan diri
sejak 30 menit sebelum
Riwayat MRS, mual (+), muntah
Penyakit (+), frekuensi 2 kali, isi
Sekarang makanan, nyeri kepala
hebat (+), demam (-)
 Batuk Lama (-)
 Riwayat Hipertensi (-)

Riwayat  Riwayat DM (-)

Penyakit  Riwayat gejala serupa (-)

Dahulu  Riwayat sakit gigi bagian


kanan atas (-)
 DM (-)
 Hipertensi (-)

Riwayat  Alergi (-)

Peenyakit  Penyakit serupa (-)

Keluarga

Anda mungkin juga menyukai