ANALISA KONDISI TRAFO DISTRIBUSI

PERHATIKAN TANDA PHASA

• Umumnya urutan phasa pada
isolator TR ( Unindo; Trafindo;
Starlite / Asata ) :
sisi TM nya : R - S - T
g terminal netral diletakkan
disebelah kanan urutannya :
t–s–r–n
• Kecuali Bambang Djaya sering
kita temui urutannya terminal
netral disebelah kiri
n–r–s–t
Sisi TM nya : T – S - R
Mur Pada Rod Isolator Jumlahnya 3

• 1. yang paling bawah untuk

memegang Rod Isolator
• 2. 2 (dua) mur diatasnya
untuk menjepit kabel schoen
• Bila mur yang paling bawah
ikut bergerak dapat
mengakibatkan rod isolator
ikut berputar dan kawat
sambungan dari rod ke
belitan bisa putus
SETTING TRAFO • Untuk menyesuaikan tegangan
sekunder (TR) pada sa’at tegangan
primer (TM) mengalami penurunan
/ kenaikan.

N1/N2 = E1/E2 E1 = N1/ N2 * E2

• Pada point mengubah setting tap

trafo hendaknya putaran baru
dihentikan setelah bunyi ‘klik’ yang
artinya tap trafo tepat pada
posisinya.

• Jika belum terdengar bunyi ‘klik’

maka posisi tap trafo belum tepat
dan akan menyebabkan loss kontak
sehingga trafo menjadi rusak
TAB TRAFO PADA BELITAN TEGANGAN
MENENGAH

Tap 1 : 22.000 Tap 4 : 19.000 N1/N2 = E1/E2

Tap 2 : 21.000 Tap 5 : 18.000 N1= E1/E2 x N2

Tap 3 : 20.000 E2 = N2/N1 x E1

KESALAHAN HANDLING

• Apabila kurang cermat didalam

memasang sling sewaktu
mengangkat trafo, bisa terjadi sling
berbenturan dengan isolator TM
yang mengakibatkan isolator TM
menjadi retak/rusak. Kupingan
pengangkat ada 2 :

1. untuk mengangkat cover trafo

2. untuk mengangkat body trafo.

• Saat mengangkat hindari benturan

BEBAN SEIMBANG
◼ In = Ir+Is+It

◼ It = Ir+Is
Ir

◼ Ir+Is+It
= 0 (dalam
Ir + Is
keadaan beban
seimbag)
Is
It
 BEBAN TIDAK SEIMBANG
Ir ◼ Ir = 80 A
◼ Is = 170 A
◼ It = 110 A
◼ I Phasa rata2 :
360 A / 3 = 120 A

In = Ir+Is+It = 0
Is
It ◼ Ada arus pada
kawat netral sehingga
menyebabkan
adanya tegaqngan
dan looses
AKIBAT BEBAN TIDAK SEIMBANG
• Trafo overload sebelum
waktunya.
• Looses trafo menjadi besar.
• Arus netral lebih besar.
• Trafo lebih cepat rusak.
FUNGSI MINYAK TRAFO

a. MINYAK TRAFO BERFUNGSI UNTUK

MENGISOLASI TEGANGAN ANTARA LILITAN
DGN BESI, LILITAN DENGAN BODI DAN ANTARA
BAGIAN – BAGIAN YANG BERTEGANGAN
LAINYA.
b. MINYAK JUGA BERFUNSI UNTUK
MEMINDAHKAN PANAS YANG DI-TIMBULKAN
OLEH BESI/CORE DAN
LILITAN KE PERALATAN PENDINGIN.
MINYAK TRAFO HARUS MEMPUNYAI
KRITERIA SBB:
1. HARUS MEMPUNYAI KEKUATAN ISOLASI
BESAR.
2. HARUS MEMPUNYAI EFEK PENDINGIN YANG BAIK
DAN KEKENTALAN YANG RENDAH.

3. HARUS SUDAH DIMURNIKAN ( BEBAS DARI

MATERIAL ISOLASI LAINYA).
PERLUNYA PEMURNIAN MINYAK
TRAFO
Minyak trafo mengalami
kerusakan yang diakibatkan oleh
beberapa sebab :

• Material dari luar yang masuk

kedalam tangki trafo.
• Penyerapan uap air dari luar.
• Bila seal/packing trafo tidak bagus
dapat menyebabkan udara dan air
masuk sehingga minyak akan
mengalami oksidasi yang
mengakibatkan kadar air dan
keasaman pada minyak meningkat
yang berakibatkan kerusakan isolasi
pada belitan .
 PEMERIKSAAN DAN PENGAMBILAN
MINYAK TRAFO
UNTUK PELAKSANAAN
PEMERIKSAAN MINYAK
TRAFO SEBAIKNYA 3 (TIGA)
TAHUN PERTAMA SETELAH
TRAFO DI-OPERASIKAN DAN
SETIAP TAHUN UNTUK
TAHUN BERIKUTNYA.

HATI-HATI
CARA MENGAMBIL
DAN MEMBAWANYA

PENGAMBILAN MINYAK
 CARA PENGAMBILAN OIL SAMPLE

1. Bersihkan tempat sample minyak dari kotoran dg mencucinya dg minyak

sampai bersih.
2. Ambil contoh/ sample minyak yang akan di uji, usahakan pada saat
sample minyak tidak tersentuh tangan atau terlalu lama terkena udara
luar karena minyak ini sangat sensitive.

Persayaratan yang ditentukan sesuai :

SPLN 49-1:1982, IEC 158 dan IEC 296 :

> = 30 kV/ 2,5 mm sebelum purifying

> = 50 kV/ 2,5 mm setelah purifying
LANGKAH UNTUK MENGHINDARI OKSIDASI TSB
ADALAH :
1. MENGHINDARKAN HUBUNGAN LANGSUNG MINYAK
DGN UDARA LUAR.
UNTUK ITU DIBUAT KONSERVATOR YANG BERFUNG-
SI MENCEGAH KONTAK LANGSUNG ANTARA MINYAK
YANG PANAS DALAM TANGKI DENGAN UDARA LUAR.
2. UAP AIR JUGA MENCEMARI MINYAK TRAFO, OLEH
SEBAB ITU DI PASANG DEHYDRATING BREATHER
YANG DIISI SILICA GEL.
3. TANGKI YANG TERTUTUP RAPAT DIISI DENGAN
NITROGEN.
3. TANGKI YANG TERTUTUP RAPAT DIISI DENGAN
MINYAK SAMPAI PENUH
 BREATHER (SILICA GEL)

BREATHER BERFUNGSI SEBAGAI LUBANG PERNAPASAN

TRANSFORMATOR UNTUK MENJAGA TEKANAN DALAM
TANGKI.

BREATHER DILENGKAPI DENGAN SILICA GEL

UNTUK MENYERAP KANDUNGAN UAP AIR
DALAM TRAFO.

SILICA GEL YANG MASIH BARU

DAN BELUM PERNAH DIPAKAI
AKAN BERWARNA BIRU KARENA
MENGANDUNG COBALT CHLORIDE.
 STANDAR PENGETESAN MINYAK TRAFO
( IEC - 156 )
✓ MINYAK BARU SEBELUM DIOLAH 30 Kv/2,5 mm
✓ MINYAK YANG TELAH DIOLAH 50 Kv/2,5 mm
✓ MINYAK YANG TELAH DIGUNAKAN 30 Kv/2,5 mm

UNTUK PELAKSANAAN PEMERIKSAAN TEGANGAN

TEMBUS MINYAK SEBAIKNYA 3 (TIGA) TAHUN PER
TAMA SETELAH TRAFO DIOPERASIKAN DAN SETIAP
TAHUN UNTUK TAHUN BERIKUTNYA.

S
 MENGHITUNG ARUS
PRIMER
Daya Trafo
I=
Tegangan (p-p) x √3

Trafo 200 kVA :

200
I= = 5,77 A
20 x √3

Fuse Link (type K ) 6A

 MENGHITUNG ARUS
SEKUNDER
Daya Trafo
I=
Tegangan (p-n) x 3

Trafo 200 kVA :

Trafo 200 kVA :
200.000
200.000 I= = 287 A
I= = 287 A 231 x 3
400 x √3
Sesuai SE Distribusi x Faktor Beban 0,8
0,8 x 287 = 231 A
Pembatas Utama 250 A
1. Primer – Ground Mengukur
2. Primer – sekunder tahanan
➢ Hasil pengalaman MEGGER
pengukuran ≥ 200 MΩ > 5.000 V isolasi
1. Phasa R – Phasa S Primer
2. Phasa R – Phasa T Ohm meter, AVO meter atau Megger 500 V
3. Phasa S – Phasa T

10000 V
5000 V
5000 V

ON / OFF 10000 V
1. Sekunder – Ground Mengukur
➢ Hasil pengalaman
pengukuran > 5 MΩ Megger Tahanan
< 1.000 V
Isolasi
1. Phasa R – Phasa S Sekunder
2. Phasa R – Phasa T Ohm meter, AVO meter atau Megger
3. Phasa S – Phasa T 500 V
SPLN No. 1 – 1995
Variasi tegangan pelayanan +5% ; -10 %

Variasi tegangan 198 Volt s/d 231 Volt

Pada Tegangan Rendah :

5 % X 220 Volt = 11 Volt
10 % X 220 Volt = 22 Volt

Variasi tegangan 18 kV s/d 21 kV

Pada Tegangan Menengah :

5 % X 20.000 Volt = 21.000 Volt
510 % X 20.000 Volt = 18.000 Volt
 STANDAR PENGAMAN TRAFO DISTRIBUSI
Referensi : PT. PLN (Persero) Distribusi Jatim, SOP
Memelihara Transformator Gardu Tiang Distribusi

Fuse Link NH. Fuse Induk

NH. Fuse Line
(Primer) (Sekunder)
Trafo Daya
Fasa Keterangan
(KVA)
Hitungan Dipasaran Hitungan Dipasaran
Line A Line B
(A) (A) (A) (A)

25 1 1.25 2 108 80 80
50 1 2.5 3 216 160 160
25 3 0.72 2 36 25 16 10 Untuk Fuse Link disyaratkan
menggunakan type – H
50 3 1.45 2 72 63 36 36
3x25 3 2,17 3 108 80 63 36
100 3 2.89 3 145 125 63 63 Besarnya NH – Fuse Line
3X50 3 4,35 5 217 160 80 80 disesuaikan dengan beban
masing-masing Line tetapi
160 3 4.65 5 231 200 100 100 jumlah ampere ± 80% In
200 3 5.78 6 289 250 150 100 Sekunder Trafo
250 3 7.23 8 361 300 163 163
315 3 9,10 10 455 355 200 163
PENGUKURAN PEMBUMIAN

1. Sambungkan kabel
merah,kuning dan hijau ke C,P, E
dengan rod pembantu
pentanahan C1 dan P1 langsung
ditancapkan ke tanah
2. Ketika tombol “AC.V” ditekan,
pastikan bahwa pembacaan
voltage kurang dari 10V AC.
Apabila menunjukkan lebih dari
10V AC, maka Keakurasian nya
tidak presisi/kurang valid
PENGUKURAN PEMBUMIAN

3. mengecek, battery voltage

- Batrery dinyatakan baik apabila jarum
meter tetap menunjukkan di “good” area,
apabila tidak, maka gantilah dengan
battery yang baru.
4 mengukur tahanan pertanahan
- Pertama tekan “x 10 ohm’ dan kemudian
tekan tombol “meas”, apabila jarum
menunjukkan skala penuh (ke kanan
penuh), maka tekan tombol “x100 ohm”.
Dan apabila jarum menunjukkan dibawah
10 ohm maka tekanlah tombol “x1 ohm”
 HUBUNGAN SERIE
R1 R2 R3
Hubungan Serie
- Arus I sama besar
I
- Teg. Dijumlahkan
+ E - - R total lebih besar

Etot
Rtot = R1 + R2 + R3 Itot =
Rtot
Itot = I1 = I2 = I3 Etot
Rtot =
Etot = E1 + E2 + E3 Itot
HUBUNGAN PARALEL
I I1 I2 I3
Hubunga paralel
+ - Tegangannya sama
E - Arus dijumlahkan
- R1 R2 R3 - R total lebih kecil

Itot = I1 + I2 + I3 Etot
Itot = Rtot
Etot = E1 = E2 = E3
1 1 1 1 Etot
= + + Rtot = Itot
Rtot R1 R2 R3
Tahanan Paralel
12Ω
12Ω
1 1 1
12Ω = + + ….
Rp R1 R2

R…?

1 1 1 1 3
= + + =
Rp 12 12 12 12

12
Rp / R ekivalen = = 4Ω
3
Phase Sequence Tester ( Drivel )
R S T
PENGELOMPOKAN TRANSFORMATOR BERDASARKAN CARA MELILITKAN
KUMPARAN
Berdasarkan cara melilitkan kumparan pada inti dibedakan menjadi:
Tipe inti
Tipe cangkang

GAMBAR TRANSFORMATOR
TIPE INTI DAN CANGKANG

Type Cangkang Type Inti

Peralatan utama trafo terdiri dari :

1. Kumparan primair
2. Kumparan sekundair
3. Inti trafo
E1 N1
Inti trafo E2 = N2
Primair Skundair
E1 = Tegangan primair
E2 = Tegangan skundair
N1 = Lilitan primair
N2 = Lilitan skundair
Contoh :

Tegangan Primer trafo(E1) = 20.000v,

Belitan (N1) = ?
Tegangan sekunder trafo (V2)= 400v,
Belitan (N2) = 18
Jawab:
E1/E2 = N1/N2
N1:E1/E2xN2 : 20.000/400 x 18 = 400 belitan
TERIMA KASIH