RUANGAN LABORATORIUM
NISN :
T.A : 2022/2023
LEMBAR PENGESAHAN
Praktek kerja lapangan atas nama : FEBRI SAPUTRA PAUE telah dikonsultasikan dengan
pembimbing lapangan dan dinyatakan sah telah memenuhi syarat dalam pelaksanaan
Menyetujui,
Rahmawati A.Md.Kep
NIP ; 198402182006042009
Mengetahui,
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah swt yang telah melimpahkan nikmat, taufik serta
hidayahNYA yang sangat besar sehingga pada akhirnya saya bisa menyelesaikan Laporan
Penulis menyadari bahwa Laporan Praktek Kerja Lapangan ini masih memiliki banyak
sekali kekurangan di dalamnya, sehingga dalam kesempatan kali ini juga penulis bermaksud
untuk meminta saran dan masukan dari semua pihak demi terciptanya Laporan Praktek Kerja
Lapangan yang lebih baik lagi. Penulis juga berharap agar Laporan Praktek Kerja Lapangan
ii
DAFTAR ISI
Lembar pengesahan……………………………………………………….....………….……i
Kata pengantar………………………………………………………………….....…….…...ii
Daftar isi………………………………………………………………………….……….…iii
Bab 1 Pendahuluan
A. Latar belakang…………………………….....................................................……..4
B. Tujuan praktek kerja lapangan……………....................................……..….………5
C. Manfaat praktek kerja lapanga……………......................................…….…..……..5
Bab 2 Gambaran umum rumah sakit
A. Kantong Darah......................................................................................................11
B. Tes Tekana Darah....................................................................................................11
C. Aftap...................................................................................................................11
D. Informed Consent................................................................................................11
E. Pemeriksaan Golongan Darah..............................................................................13
F. Pemeriksaan Screaning.........................................................................................13
G. Pemeriksaan Crossmaching..................................................................................13
Bab 4 Hasil Pemeriksaan.................................................................................................15
Bab 5 Pembahasan..........................................................................................................17
Bab 6 Penutup.................................................................................................................19
6.1 Kesimpulan……………………………………………………………………………...19
6.2 Saran…………………………………………………………………………………….19
Daftar Pustaka……………………………………………………………………………….20
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu teknologi ada saat ini sudah banyak yang berubah dan
berkembang salah satunya adalah perkembangan ilmu kesehatan. Ilmu kesehatan pada
saat ini dilihat sudah cukup canggih, dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat
kondisi kesehatan individunya. Dalam rangka meningkatkan kesehatan, selain dilakukan
oleh diri sendiri, dibutuhkan juga adanya upaya yang menunjang pelayanan kesehatan
diantaranya Rumah Sakit, Balai pengobatan, Puskesmas, Posyandu, Apotek dan lainnya
guna meningkatkan kesehatan masyarakat, tetapi pada saat ini tenaga kesehatan dilihat
masih sedikit apalagi tenaga kesehatan yang berada di laboratorium rumah sakit,
(Agustani Masliyna, 2015). Maka dari itu sekolah-sekolah SMK yang berbasis kesehatan
melakukan praktek kerja lapangan untuk membantu tenaga kesehatan yang berada di
rumah sakit khususnya di ruang laboratorium yang analis kesehatan d lihat masih sangat
sedikit, karena kurangnya pemahaman tentang forsi kerja analis tersebut. Jadi perusahaan
atau instansi diharapkan memberikan kesempatan pada siswa untuk lebih mengenal
dunia kerja dengan cara menerima siswa yang ingin mengadakan kegiatan praktek kerja
lapangan, (Depkes RI, 1989).
Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah suatu bentuk pendidikan dengan cara
memberikan pengalaman belajar kepada siswa untuk hidup di tengah-tengah masyarakat
dan secara langsung mengidentifikasi serta menangani masalah-masalah pembangunan
yang dihadapi sebelum terjun kedunia kerja. Oleh karena itu untuk memenuhi
perkembangan ilmu sains dan teknologi maka diperlukan sumberdaya manusia yang
kompeten dibidangnya, (Notoatmodjo, 2003). Praktek kerja lapangan juga dapat
membantu tenaga-tenaga kesehatan yang berada di Puskesmas maupun Rumah Sakit.
Rumah Sakit oleh WHO (1957) di berikan batasan yaitu suatu bagian menyeluruh
(integrasi) dari organisasi medis yang berfungsi memberikan pelayanan kesehatan secara
lengkap kepada masyarakat yang outputnya menjangkau pelayanan keluarga dan
lingkungan (Depkes RI, 1998). Selain itu juga sebagai tempat pendidikan dan pelatihan
tenaga kesehatan bagi mahasiswa/siswa untuk melakukan Praktek Kerja Lapangan
(PKL), yang jurusan berbasis kesehatan. Salah satunya adalah Rumah Sakit yang berada
di Provinsi Gorontalo Kabupaten Pohuwato yaitu Rumah Sakit BUMI PANUA
Pohuwato.
4
Rumah Sakit BUMI PANUA Pohuwato merupakan salah satu jenis rumah sakit
umum di Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan kode RS7503045 yang pada
tanggal 8 April 2017 tergolong dalam kelas RS C dipimpin oleh direktur
dr.SAHRAWANTY ABBAS. Rumah Sakit ini menampung rujukan dari semua
Puskesmas yang berada diwilayah Pohuwato karena pelayanannya sudah cukup canggih
contohnya dalam pelayanan Laboratorium yang alat-alat pemeriksaannya sudah tidak
bisa diragukan lagi. Laboratorium ini digunakan untuk melakukan pemeriksaan sampel
pasien melalui beberapa alat.
Maka dari itu dengan melihat adanya perkembangan-perkembangan dan pelayanan-
pelayanan yang ada di Rumah Sakit BUMI PANUA Pohuwato siswa-siswi SMK
Kesehatan Muhammadiyah Randangana memutuskan untuk melakukan praktek kerja
lapangan pada rumah sakit ini selain itu Rumah Sakit BUMU PANUA telah melakukan
kerja sama dengan pihak sekolah dan merupakan satu-satunya Rumah Sakit yang berada
di Pohuwato.
B. Tujuan Praktek Kerja Lapangan
Adapun tujuan dari praktek kerja lapangan yaitu:
1. Mengimplementasikan materi yang di dapatkan di sekolah.
2. Melatih siswa untuk berkomunikasi atau berinteraksi secara professional di dunia
kerja yang sebenarnya.
3. Membentuk semangat kerja yang baik bagi siswa praktek kerja lapangan
mengembangkan ilmu pengetahuan dasar yang dimiliki oleh siswa sesuai bidang
masing-masing.
5
BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT
A. Sejarah Berdirinya RSUD Bumi Panua
Tahun 2002 Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Pohuwato sudah mulai dirintis
pembangunannya dimana Pohuwato masih bergabung dengan Kabupaten Induk yaitu
Boalemo. Bangunan tersebut awalnya berlokasi di Blok Plan yang sekarang menjadi
Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Pohuwato. Tahun 2004 Lokasi pembangunan RSUD
Pohuwato dipindahkan ke Desa Botubilotahun Kec. Marisa. Rumah Sakit diresmikan
penggunaanya pada tanggal 6 April 2006 oleh Gubernur Gorontalo dengan nama RSUD
Pohuwato.
Tahun 2011 RSUD Pohuwato telah beroleh tipe/kelas sebagai Rumah Sakit Umum
Daerah dengan kelas C melalui ssketetapan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor : HK.03.05/I/1173/11 Tanggal 13 Mei Tahun 2011 dan telah
terakreditasi dengan tingkatan “PERDANA” dengan memperoleh sertifikat akreditasi
dari Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
di Jakarta dengan nomor sertifikat : KARS-SERT/287 /XII/2016 tanggal 21 Desember
2016.
Tahun 2016 tepatnya tanggal 6 Mei 2016 Berdasarkan Peraturan Bupati Pohuwato
Nomor : 21 Tahun 2016 tentang Pemberian Nama Rumah Sakit Umum Daerah, RSUD
Pohuwato telah berganti nama “RSUD BUMI PANUA” . Beralamatkan Jl. dr. Herizal
Umar Desa Botubilotahu Kec. Marisa Kab. Pohuwato, Telp/Fax (0443) 210880 email:
pohuwato.rsud@gmail.com Web : www.rsud.pohuwatokab.go.id
Adapun informasi dasar tentang RSUD Pohuwato adalah sebagai berikut :
a. Nama Rumah Sakit : RSUD Bumi Panua
b. Pemilik : Pemerintah Kab.Pohuwato
c. Alamat : Jl. Dr. Herizal Umar Desa Botubilotahu
Kec. Marisa Kab. Pohuwato
d. Telepon/Fax : (0443) 210880
e. Email : pohuwato.rsud@gmail.com
f. Website : www.rsud.pohuwatokab.go.id
g. Kelas :C
h. Akreditasi : Perdana
i. Jumlah TT : 117 TT
6
Dasar Hukum/Landasan operasional berdirinya RSUD :
a. Surat Izin Mendirikan Rumah Sakit Kelas C oleh Bupati Pohuwato Nomor
445/PEM/392.a/V/2011
b. Surat Izin Bupati Pohuwato tentang Izin Operasional RSUD Pohuwato Nomor
121/29/III/2016 Tanggal 7 Maret 2016
c. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.03.05/I/1173/11
Tanggal 13 Mei Tahun 2011 tentang Penetapan Kelas Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Pohuwato Provinsi Gorontalo.
d. Sertifikat dari Komisi Akreditasi Rumah Sakit Nomor KARS-
SERT/287/XII/2016
e. SK Bupati Pohuwato Nomor 188/25/II/2013 tentang Penetapan Status
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) pada
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Pohuwato
B. Visi
Suatu keinginan yang tidak berlebihan kiranya RSUD Bumi Panua Kabupaten
Pohuwato dapat tumbuh menjadi institusi layanan kesehatan modern, ffggtberkelas
Nasional, dalam bentuk jejaring rumah sakit di seluruh Indonesia.
Visi RSUD Bumi Panua mengandung makna cita – cita yang di inginkan seluruh
pimpinan dan karyawan RSUD serta masyarakat, gambaran keinginan tersebut
mengkristal dalam bentuk Visi RSUD Pohuwato Yaitu “Menjadi Rumah Sakit Rujukan
di Wilayah Barat Provinsi Gorontalo”
C. Misi
Agar visi menjadi kenyataan harus diupayakan cara untuk mencapainya, pilihan cara
untuk mewujudkan visi menjadi pilihan utama masyarakat Pohuwato dirumuskan dalam
misi sebagai berikut:
a. Memberikan Pelayanan Kesehatan yang bermutu tinggi dan terjangkau sesuai
perkembangan ilmu kedokteran.
b. Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat melalui Promotif, Preventif, Kuratif
dan Rehabilitatif .
c. Pengembangan layanan unggulan
d. Melakukan kerjasama dengan Pemerintah dan Swasta untuk memenuhi tenaga medis
dan paramedis
e. Meningkatkan kesejahteraan karyawan
7
D. Tujuan
Pada garis besarnya, acuan yang digunakan untuk merumuskan tujuan adalah garis
garisan yang telah di tentukan oleh pemerintah, dalam hal ini departemen kesehatan,
departemen dalam negeri,pemerintah daerah dan departemen terkait.
Adapun tujuan dari RSUD Pohuwato adalah.
a. Mengupayakan tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang optimal bagi
masyarakat.
b. Menyediakan akses pelayanan kesehatan yang makin luas, profesional, efektif,
efisien dan terjangkau bagi semua golongan masyarakat.
c. Mewujudkan pelayanan unggulan sub spesialistik
d. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan dan pelatihan yang
kompetitif serta meningkatkan kesejahteraan karyawan.
e. Menjadikan RSUD Bumi Panua sebagai jejaring pendidikan dan pelayanan keahlian
di Wilayah Barat Provinsi Gorontalo.
E. Nilai-Nilai
Dalam rangka mewujudkan visi dan misinya RSUD Bumi Panua Kabupaten
Pohuwato memiliki nilai dan keyakinan dasar yang merupakan budaya kerja dan menjadi
pijakan, pegangan dan pedoman bagi direksi, unit kerja menejemen, unit kerja pelayanan
operaioanl dan seluruh karyawan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya.
Nilai – nilai dasar (CORE VALUES) terdiri atas : profesionalisme (professionalism),
kepedulian (responsiveness), kepuasan pelanggan (customer satisfaction), kewirausahaan
(entrepreneurship), keterbukaan (Transparancy), efisiensi (efficiency), dan keadilan
(equity). Rumusan nilai – nilai dasar adalah: seluruh jajaran RSUD Bumi Panua tanpa
terkecuali, dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya memiliki budaya kerja
kelembagaan yang professional, efisien dan efektif, memiliki jiwa serta semangat
birokrasi wirausaha yang berkeadilan dan terbuka disertai kepedulian yang tinggi
terhadap tuntutan kepuasan pelanggan dalam upaya pencapaian visi dan misi rumah sakit.
Keyakinan dasar (CORE BELIEFS) terdiri atas : ibadah, keikhlasan, kejujuran,
kebersamaan, kemandirian, optimism dan keramahan. Rumusan keyakinan dasar adalah
visi dan misi RSUD Pohuwato akan dapat diwujudkan apabila seluruh jajaran tanpa
terkecuali mampu bekerja dalam suatu tim yang senantiasa dilandasi niat beribadah yang
mengedepankan dan berpegang teguh pada nilai keikhlasan, kejujuran, keramahan, yang
8
disertai semangat kemandirian dan optimisme yang tinggi dalam suasana kebersamaan
dan saling ingat mengingatkan.
10
BAB III
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
A. Kantong Darah
Kantong darah adalah kantong yang terbuat dari plastik PVC DEHP (Di-2-ethylhexyl
phthalate) serta dilengkapi sistem selang untuk mengalirkan darah dari donor. Kantong
darah harus steril sebelum digunakan, sehingga harus dipastikan bahwa kantong ini tidak
memiliki lubang, termasuk pada selang
B. Tes Tekanan darah
Tes tekanan darah adalah pemeriksaan dengan alat khusus bernama
sphygmomanometer, yang bertujuan mengukur tekanan pada pembuluh darah arteri ketika
jantung berdenyut. Tes ini biasanya dilakukan sebagai bagian dari pemeriksaan dokter
rutin guna mendeteksi adanya tekanan darah tinggi (hipertensi).
Tekanan darah merupakan salah satu tanda vital yang dapat menggambarkan fungsi
tubuh seseorang. Tanda vital yang terdiri atas tekanan darah, suhu tubuh, denyut jantung,
dan pernapasan yang berada di atas atau di bawah angka normalnya menandakan
gangguan pada kondisi kesehatan pasien.
es tekanan darah biasanya dilakukan sebagai bagian dari pemeriksaan rutin
kesehatan. Pada pasien dengan kondisi medis tertentu, seperti tekanan darah
yang meningkat, hipertensi, hipotensi, atau gangguan jantung, tekanan darah
akan diperiksa secara khusus dan lebih sering.
Tekanan darah penting diperiksa karena kebanyakan pasien dengan tekanan
darah tinggi maupun rendah tidak mengalami gejala apapun. Hipertensi dapat
meningkatkan risiko penyakit serius, seperti serangan jantung dan stroke.
Sementara tekanan darah rendah dan menyebabkan pusing dan pingsan pada
beberapa pasien.
C. Aftap
Aftap adalah proses pengeluaran atau penyadapan darah dari lengan pendonor
dengan cara plhebotomi melalui vena cubitti.
D. Informed Consent
Informed consent adalah penyampaian informasi dari dokter, maupun tenaga medis
lainnya, kepada pasien sebelum suatu tindakan medis dilakukan. Hal ini penting
11
dilakukan karena setiap pasien berhak mengetahui manfaat dan risiko dari tindakan
medis yang akan dijalaninya.
Dengan adanya informed consent yang jelas dan baik, pasien akan memahami segala
manfaat dan risiko serta tujuan terapi yang akan diberikan oleh dokter, termasuk tingkat
keberhasilan suatu pengoabatan maupun tindakan medis.
Hal ini penting untuk mencegah terjadinya kesalahpahaman pasien yang sering kali
menganggap suatu tindakan sebagai malpraktik jika hasilnya tidak sesuai harapan.
Di klinik, puskemas, atau rumah sakit, informed consent biasanya akan diminta dalam
suatu formulir atau lembar surat tertulis yang mencakup:
Identitas pasien dan nama tenaga medis yang memberikan penjelasan serta dokter
yang akan melakukan tindakan
Nama penyakit atau informasi mengenai diagnosis atau kondisi medis pasien
Jenis prosedur pemeriksaan atau pengobatan yang direkomendasikan atau akan
dilakukan oleh dokter
Risiko dan manfaat dari tindakan medis yang akan dilakukan
Risiko dan manfaat alternatif tindakan, termasuk jika tidak memilih prosedur tersebut
Perkiraan biaya tindakan medis dan pengobatan
Setelah pasien membaca dan menyetujui informed consent, artinya pasien tersebut:
Menerima semua informasi tentang pilihan prosedur dan pengobatan yang akan
diberikan oleh dokter
Memahami informasi yang diberikan dan memiliki kesempatan untuk mengajukan
pertanyaan
Memutuskan apakah akan menjalani atau menolak langkah penanganan yang
direkomendasikan
Jika pasien setuju untuk menjalani tindakan medis dari dokter, baik untuk tujuan
pemeriksaan atau pengobatan, dokter atau perawat akan meminta pasien
untuk menandatangani surat informed consent yang menyatakan persetujuan tersebut.
Namun, apabila pasien menolak, dokter atau perawat juga dapat meminta pasien
untuk menandatangani surat penolakan. Surat ini berisi pernyataan bahwa pasien tidak
12
setuju dengan tindakan medis yang disarankan dan telah memahami konsekuensi atas
pilihannya tersebut.
Hal yang membuat adanya perbedaan golongan darah di antaranya kombinasi unik
antara molekul protein bernama antigen dan antibodi. Antigen terdapat pada sel darah
merah, sedangkan antibodi terdapat dalam plasma darah. Kombinasi antigen dan antibodi
tersebut yang menjadi dasar penggolongan darah.
F. Pemeriksaan Screaning
Pemeriksaan screaning atau pemeriksaan uji saring darah merupakan salah satu tahap
di dalam pengelolaan darah yang dilakukan untuk mendapatkan darah yang benar benar
aman bagi pengguna darah. 5 Penyakit yang di screaning atau uji saring darah yaitu:
Hepatitis B
Hepatitis C
Shypilis
Malaria
HIV / AIDS
G. Pemeriksaan Crossmaching
Pemeriksaan uji silang serasi darah atau yang lebih dikenal dengan crossmatch
merupakan pemeriksaan utama sebelum dilakukan transfusi darah. Pemeriksaan ini
dilakukan untuk mencocokkan antara darah pasien dengan darah donor, sehingga darah
yang diberikan benar-benar cocok dan supaya darah yang di transfusikan benar-benar
bermanfaat bagi kesembuhan pasien.
Crossmatch merupakan reaksi silang in vitro antara darah pasien dengan darah donor
yang akan ditransfusikan. Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah darah
donor yang akan ditransfusikan tersebut nantinya akan dilawan oleh serum pasien
didalam tubuhnya, atau apakah plasma donor yang turut ditransfusikan akan melawan sel
13
pasien didalam tubuhnya sehingga menimbulkan reaksi transfusi hemolitik yang akan
membahayakan pasien.
Pemeriksaan crossmatch dapat dilakukan secara serologik dan elektronik atau
komputerisasi. Pemeriksaan serologik dapat dibedakan menjadi immediatespin
crossmatch dan antiglobulin crossmatch. Sedangkan antiglobulin crossmatch sendiri
dapat dilakukan dengan cara tube test ataupun dengan column agglutination test atau
yang lebih dikenal dengan gel test. Pada pemeriksaan computer crossmatch kita
menggunakan program komputer untuk melakukan pengecekan ada tidaknya
inkompatibilitas ABO dan menyeleksi unit darah yang sesuai untuk ditrasfusikan kepada
pasien. Di Negara-negara berkembang pemeriksaan crossmatch baru bias dilakukan
secara serologic.
Pemeriksaan crossmatch dengan tube test dilakukan melalui beberapa fase, yaitu fase
suhu kamar, fase suhu inkubasi 37˚C dan fase antiglobulin. Bila skrining antibodi belum
pernah dilakukan sebelumnya atau bila dalam serum terdapat antibodi yang bermakna
secara klinis maka pemeriksaan harus dilakukan pada seluruh fase. Bila sebelumnya
telah dilakukan skrining antibodi dan tidak ditemukan antibodi, maka fase antiglobulin
tidak dilakukan. Jadi hanya dilakukan immediate spin saja untuk memastikan
kompatibilitas golongan darah ABO.
14
BAB IV
HASIL PEMERIKSAAN
A. Hasil
Dari hasil praktek kerja lapangan yang di lakukan di RSUD Bumi Panua Pohuwato,
di dapat hasil sebagai berikut ;
JUMLAH PASIEN
5 1 2 1 2 0 11
1. Inform Consent
3 4 9 9 6 5 36
2. Tes Tekanan Darah
0 2 5 5 6 2 20
3. Mendampingi Melakukan AFTAP
2 3 6 7 2 0 20
4. Pemeriksaan Golongan darah
7 2 4 6 2 3 24
5. Pemeriksaan Screaning
Mendampingi Melakukan 4 3 3 4 6 0 20
6.
Crossmaching
1 3 0 2 1 0 7
7. Menerima Sample
Mendampingi Mengeluarkan 1 3 4 2 2 1 13
8.
Darah
15
Mengikuti aksi donor bersama PMI (Palang Merah Indonseia) Pohuwato dan
UTD-RS Rumah Sakit Umum Bumi Panua Pohuwato, di Universitas Negri Pohuwato
pada Tanggal 10-Desember-2022.
16
BAB V
PEMBAHASAN
Berdasarkan kegiatan praktek kerja lapangan yang telah di lakukan kurang lebih 3
bulan di RSUD Bumi Panua Pohuwato pengalaman serta ilmu yang telah di dapatkan
yaitu selain memperdalam ilmu yang telah didapat dari sekolah seperti phelobotomy
(Pengambilan darah), atau AFTAP, pemeriksaan golongan darah dan pemeriksaan
screaning. Banyak juga ilmu yang telah di dapatkan seperti pemeriksaan Crossmatching,
Inform Consent, dll.
Sebelum melakukan pemeriksaan darah pasien langkah awal yang harus di lakukan
yaitu mencatat identitas pasien atau melakukan registrasi terhadap kantong darah atau
sample darah yang akan di periksa agar tidak tertukar dengan sample atau kantong darah
dengan pasien lainnya. Hal-hal yang harus dicatat yaitu seperti nama, nomor kantong,
dan golongan darah agar tidak tertukar. Pada saat melakukan pemeriksaan sample atau
kantong darah pasien, hal yang harus utama dilakukan yaitu menggunakan APD (alat
pelindung diri) lengkap, agar penyakit yang di periksa atau yang diderita oleh pasien
tidak akan tertular dan juga melindungi diri dari hal-hal atau kecelakaan yang tidak
diinginkan.
Pada saat melakukan pengambian pada kantong darah pada pendonor, harus
memenuhi syarat seperti berikut;
Pada laki-laki ;
Umur diatas 17 Tahun
Berat badan di atas 50 kg
Hb Normal
Istirahat minimal 8 jam
Tidak mengonsumsi alkohol atau obat-obatan
Pada Perempuan;
Umur diatas 17 tahun
Berat badan di atas 50 kg
Hb Normal
Istirahat minimal 8 jam
Tidak mengonsumsi alkohol atau obat-obatan
Tidak hamil
17
Tidak menyusui
Sedang tidak haid
Setelah memenuhi syarat akan dilakukan Tes Tekanan Darah minimal 110-130 mm
Hg,setelah tes tekanan darah lanjut melakukan aftap atau pengambian darah donor. Ada
banyak kendala pada saat melakukan aftap yaitu seperti pengambilan pada vena dalam
dan juga orang tua.Setelah selesai pengambilan darah donor, darah akan melalui
beberapa pemeriksaan seperti pemeriksaan Golongan Darah,pemeriksaan Screaning, dan
juga pemeriksaan Crossmatching. Darah donor dapat di simpan di blood back dengan
jangka waktu sampai 1 bulan.
Pengalaman yang di dapat selama Praktek kerja Lapangan (PKL) di RSUD Bumi
Panua Pohuwato yaitu melakukan pengambilan darah donor atau melakukan aktap pada
pendonor dan pemeriksaan Crossmatching.
18
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan kegiatan praktek kerja lapangan yang telah dilaksanakan selama 3
bulan di RSUD Bumi Panua Pohuwato maka dapat di simpulkan bahwa dari beberapa
parameter pemeriksaan yang dilakukan selama proses praktek kerja lapangan yaitu
pemeriksaan yang paling banyak dilakukan adalah pemeriksaan hematologi. Karena
setiap pasien masuk ataupun keluar wajib untuk diperiksa darah rutin dimana dokter akan
mengetahui apakah pasien sudah normal atau abnormal dengan melakukan pemeriksaan
laboratorium. Pemeriksaan darah rutin dilakukan bertujuan untuk mengetahui kondisi
keseluruhan dari pasien. Termasuk mendeteksi kemungkinanan adanya penyakit yang
berkaitan erat dengan darah seperti anemia, kanker darah, infeksi, masalah pembekuan
darah dan penyakit gangguan imunitas.
B. Saran
1. Untuk siswa-siswi dianjurkan untuk lebih berhati-hati dan melakukan
pemeriksaan sesuai dengan SOP yang sudah di tentukan dan selalu
menggunakan APD lengkap pada saat melakukan pemeriksaan agar tidak
tertular atau terkena infeksi dari penyakit-penyakit tertentu.
2. Adapun saran yang diajukan untuk laboratorium adalah agar setiap ruangan
untuk pemeriksaan di pisahkan antara ruangan pemeriksaan yang satu dengan
ruangan pemeriksaan lainnnya agar pemeriksaan dapat berjalan dengan lancar
dan efektif.
3. Saran untuk sekolah-sekolah yaitu diupayakan unyuk membangun laboratorium
tersendiri agar memudahkan para siswa untuk belajar dan melakukan
praktikum.
19
DAFTAR PUSTAKA
BeritaResmiStatistikNo.65/ThIV
.Diakses dari
http://jakarta.bps.go.id/fileupload/brs
BeritaResmiStatistikNo.42/Th.VI.
Diakses dari
BeritaResmiStatistikNo.39/Th.VIII
.Diakses dari
http://jakarta.bps.go.id/fileupload/brs
BeritaResmiStatistikNo.18/05/31/Th.X
.Diakses dari
http://jakarta.bps.go.id/fileupload/brs
BeritaResmiStatistikNo.42/12/31/Th.XI I
.Diakses dari
http://jakarta.bps.go.id/fileupload/brs
BeritaResmiStatistikNo.49/12/31/Th.XII
20