Anda di halaman 1dari 32

SK Panduan Umum Proses Pendidikan

Tim Kordik
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa


melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga kami dapat menyelesaikan Panduan
Umum Proses Pendidikan Tim Kordik RS Islam Surabaya A.Yani. Tujuan disusun
nya Panduan Umum Proses Pendidikan bagi peserta didik, pembimbing dan semua
pihak untuk kelancaran pelaksanaan kei=giatan pembelajaran sehingga diperoalaileh
kesatuan persepsi dan langkah untuk mencapai tujuan kegiatan Proses Pendidikan.
Panduan Umum Proses Pendidikan ini disusun atas bantuan dan kerjasama
dari berbagai pihak, oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu sehingga tersusunnya Paduan Umum Proses Pendidikan.
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan Panduan Umum Proses
Pendidikan ini jauh dari kesempurnaan, sehingga kami mengharapkan saran dan
masukan dari berbagai pihak untuk perbaikan pelaksanaan Proses Pendidikan.
Terimakasih.

Wassalamu’alaikum Wr.WB

Surabaya , 20 september 2018

Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman judul
Sk tentang Pedoman Umum Proses Pendidikan Tim Kordik
Kata Pengantar
Daftar isi
BAB 1 PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Tujuan
3. Ruang Lingkup Pelayanan
4. Landasan Hukum
BAB II PENDAHULUAN
1. Kualifikasi Sumber daya Manusia
2. Distribusi Ketenagaan
BAB III STANDAR FASILITAS
BAB V TATA LAKSANA PELAYANAN
1. Pelayanan program pendidikan bagi peserta didik
2. Kapasitas Peserta Didik
3. Administrasi Biaya
4. Waktu Pelaksanaan Pendidikan
5. Orientasi Peserta Didik
6. Tata Tertib Peserta Didik
7. Larangan dam Sanksi Peserta Didik
8. Hak, Kewajiban dan Batasan Kewenangan Peserta Didik
9. Laporan dan Evaluasi Program Hasil Pembelajaran
10. Ketentuan Supervisi Peserta Didik
BAB V logistik
BAB VI KESELAMATAN PASIEN
BAB VII KESELAMATAN KERJA
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU
BAB IX PENUTUP
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa agar menjadi
lulusan yang profesional sebagai sumber daya manusia dengan melakukan praktek kerja
lapangan. PKL/magang dibutuhkan oleh mahasiswa untuk memperoleh pengalaman
belajar diluar bangku perkuliahan.
Pembelajaran klinik merupakan satu bentuk pengalaman belajar yang
dilaksanakan pada suatu tatanan nyata guna menerapkan kompetensi/keterampilan sesuai
dengan perubahan ilmu pengetahuan yang diperoleh peserta didik di dalam kertas,
sehingga dapat membentuk sumber daya manusia yang terampil dan mampu
melaksanakan pekerjaan secara profesional.
Untuk menghasilkan tenaga yang profesional dalam praktek kerja lapangan seksi
diklat menyusun panduan proses pembelajaran klinik sebagai acuan dalam memberikan
bimbingan kepada mahasiswa. Supaya proses pembelajaran sesuai dengan kompetensi
yang harus dicapai oleh mahasiswa sehingga ilmu yang diperoleh dengan maksimal.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penyusun penduan umum proses pendidikan tim kordik sebagai
acuan dalam pelaksanaan program pendidikan meliputi PKL/Magang, data awal
dan penelitian di Rumah Sakit Islam Surabaya A.Yani ( RSIS ) agar lebih
terencana, terarah, efektif dan efisien.
2. Tujuan Khusus
Tujuan Khusus penyusunan buku panduan proses pendidikan seksi diklat:
a. Menyusun tugas pendidik klinis
b. Menyusun tetalaksana mahasiswa yang melakukan praktik kerja
lapangan/ magang di seksi diklat
c. Menyusun teknik bimbingan ke mahasiswa praktik
d. Menyusun tata tertib mahasiswa praktik
e. Menyusun acuan penilaian mahasiswa praktik, from laporan harian
pembimbing dan mahasiswa serta evaluasi pembelajaran klinik.
C. Ruang Lingkup Pelayanan
Pelaksana proses pendidikan klinik yang dalam hal ini adalah PKL ( Praktek
Kerja Lapangan )/ Magang serta pengambilan data awal dan penelitian diatur
sebagai berikut :
1. Setiap siswa/mahasiswa yang akan melakukan PKL/Magang, pengambilan data
awal dan penelitian diwajibkan untuk menyerahkan surat permohonan dari
instalasi masing – masing untuk melaksanakan kegiatan pendidikan di RS Islam
Surabaya.
2. Kegiatan PKL/Magang dan penelitian wajib disertai dengan proposal.
3. Setiap institusi yang akan melakukan pembelajaran klinik/Praktek Kerja Lapangan
di RS Islam Surabaya diwajibkan melakukan perjanjian kerjasama pendidikan.
4. Setelah disetujui adanya pendidikan meliputi PKL/Magang dan penelitian setiap
siswa/mahasiswa akan mendapatkan orientasi umum dari tim diklat dan orientasi
khusus dari masing – masing unit.
5. Selanjutnya setiap siswa/mahasiswa mengikuti seluruh kegiatan yang ada di
unit/seksi tersebut dengan kompetensi yang akan dicapai.
6. Setelah selesai pembelajaran klinik/ Praktek Kerja Lapangan setiap mahasiswa
wajib untuk mengumpulkan laporan dan logbook ke tim kordik untuk selanjutnya
diberikan feedback evaluasi penilaian dan sertifikat.

D. Landasan Hukum
1. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan.
2. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit.
3. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan.
4. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2013 tentang
Pendidikan Kedokteran.
5. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran.
6. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan.
7. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2014 tentang
Keperawatan.
8. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 tentang
Pendidikan Tinggi.
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2017 tentang
Pengembangan Jenjang Karir Profesional Perawat Klinis.
10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 49 Tahun 2013 tentang
Komite Keperawatan.
11. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 93 Tahun 2015 tentang
Rumah Sakit Pendidikan.
12. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 49 Tahun 2013 tentang
Komite Keperawatan.
13. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1069/MENKES/SK/XI/2008 tentang Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah
Sakit Pendidikan.
BAB II

STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Tenaga pendidik klinis di Rumah Sakit Islam Surabaya A.Yani terdiri dari
beberapa profesi yaitu profesi Kedokteran, Keperawatan, dan Kebidanan serta profesi
kesehatan lain ( Farmasi, Laboratorium dan Radiologi ).
1. Tenaga Pendidik Klinis ( Clinical Educator ) Profesi Kedokteran
a. Pendidikan minimal dokter spesialis dengan pengalaman kerja minimal 5
tahun
b. Memiliki Sertifikat Pembimbing Klinik
c. Kreatif, Inovatif, Amanah dan meiliki tanggung jawab.
d. Mampu menjadi Role model dalam bimbingan klinik kedokteran.
2. Tenaga Pendidik Klinis ( Clinical Educator ) Profesi Keperawatan dan
Kebidanan .
a. Perawat klinis III ( Competent ) memiliki latar belakang pendidikan D-
III Keperawatan dengan pengalaman kerja > 10 tahun dan menjalani
masa klinis level III selama 9 – 12 tahun atau Ners dengan pengalaman
kerja > 7 tahun dan menjalani masa klinis level III selama 6 – 9 tahun
atau Ners Spesialis I dengan pengalaman kerja 0 tahun dan menjalani
masa klinis level III selama 6 – 9 tahun.
b. Memiliki sertifikat pembimbing klinik / CI
c. Kreatif, Inovatif, Amanah dan meiliki tanggung jawab.
d. Mampu menjadi Role model dalam penerapan ilmu di bidang
Keperawatan dan Kebidanan.
3. Tenaga Pendidik Klinis ( Clinical Educator ) Profesi Kesehatan Lain.
a. Pendidikan minimal D-III di bidangnya dengan pengalaman kerja
minimal 5 tahun.
b. Memiliki Sertifikat Pembimbing Klinik.
c. Kreatif, Inovatif, Amanah dan meiliki tanggung jawab.
d. Mampu menjadi Role model dalam bimbingan klinik dibidangnya.
B. Distribusi Ketenagaan
Tenaga Pendidik merupakan tenaga terpilih dari seluruh unit pelayanan di RS
Islam Surabaya yang memiliki kompetensi dan kualifikasi sesuai standar tenaga
pendidik di RS Islam Surabaya A.Yani.
Distribusi Ketenagaan untuk pembimbing klinik sesuai dengan unit pelayanan yang
di tempati.
BAB III

STANDAR FASILITAS

Standar fasilitas yang disediakan untuk proses pembelajaran di Rumah Sakit


Islam Surabaya disesuaikan dengan kebutuhan untuk proses pembelajaran, fasilitas
tersebut meliputi :

1. Ruang Pertemuan
Ruang pertemuan disediakan untuk kegiatan orientasi mahasiswa yang akan
melakukan kegiatan praktek belajar/praktek kerja. Ruang Pertemuan ini terletak
di lantai 5 Gedung Graha RS Islam Surabaya. Ruang tersebut tersedia kursi dan
meja untuk kapasitas maksimal 60 orang. Tersedia LCD, proyektor serta sound
system untuk menunjang proses kegiatan orientasi.
2. Ruang Perpustakaan
Ruang Perpustakaan yang ada sementara bergabung dengan ruang kerja tim
kordik. Referensi – referensi untuk proses pembelajaran diletakkan di satu
lemari.
3. Boneka Manequin
Boneka manequin disediakan sebagai sarana penunjang proses pendidikan.
Boneka manequin yang dimiliki oleh RS Islam Surabaya A.Yani sudah lengkap
terdiri dari bonek setangah badan, Boneka bayi dan boneka tangan pembelajaran
infus.
4. Ruang Diskusi
Ruang diskusi disediakan khususnya untuk dokter muda yang melakukan
praktek di RS Islam Surabaya. Ruang diskusi disediakan di lantai 1 gedung
Graha RS Islam Surabaya, terletak disebelah ruang perawatan hemodialisa.
Kapasitas ruangan dapat digunakan untuk 15 orang. Fasilitas yang tersedia di
dalam ruangan yaitu LCD, Kursi dan Meja.
BAB IV

TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Pelayanan Program Pendidikan bagi peserta didik


Program pendidikan di Rumah Sakit Islam diselenggarakan untuk
meningkatkan mutu Rumah Sakit melalui peningkatan ilmu pengetahuan,
keterampilan, sikap dan wawasan. Adanya perjanjian kerjasama terkait
penyelenggaraan proses pendidikan dan penelitian sebagai salah satu wujud
perhatian Rumah Sakit Islam dalam pengembangan proses pendidikan dan
mengikuti perkembangan ilmu dan tehnologi. Berikut ini tata laksana pelayanan
untuk program pendidikan :
1) Praktek Kerja Lapangan ( PKL ) / Magang
a. PKL/Magang adalah proses pembelajaran atau penganalan dunia
kerja bagi pelajar atau mahasiswa untuk mengaplikasikan teori yang
didapatkan dibangku sekolah atau universitas.
b. Tujuan :
1. Peserta dapat mengaplikasikan teori yang didapatkan disekolah
atau kampus dan dapat saling mengenal secara kekeluargaan
dengan para karyawan Rumah Sakit Islam Surabaya.
2. Peserta tahu dan mengerti tentang dunia kerja nyata dan
menambah pengalaman tentang dunia kerja nyata.
3. Mendapat gembaran ( orientasi keliling ) letak, suasana kerja di
Rumah Sakit Islam Surabaya.
c. Tata laksana pengajuan PKL/Magang :
1. Adanya permohonan tertulis dan proposal dari PKL/Magang
dan Residensi S2 yang di tunjukan kepada direktur RSIS.
2. Proposal dan permohonan tersebut diproses oleh sekretariat
dan dimasukkan ke Direktur RSIS, Selanjutnya kembali ke
seksi sekretariat untuk diteruskan dan diproses oleh Tim
Kordik.
3. Tim Kordik akan memberikan masukan atau pertimbangan ke
Direktur RSIS sesuai pedoman mengenai batasan jumlah
peserta untuk proses pendidikan.
4. Setelah disetujui surat jawaban akan diproses oleh seksi
sekretariat dan memberitahukan kepada peserta yang
bersangkutan.
5. Setelah semua proses selesai selanjutnya peserta akan
dihubungi dan diberikan surat jawaban, untuk selanjutnya
dijadwalkan untuk melaksanakan orientasi
PKL/Magang/Residensi S2
6. Ketentuan lainnya lebih lanjut diatur dalam SPO

2) Pengambilan Data Awal dan Penelitian


a. Pengambilan Data Awal dan Penelitian adalah Proses pengambilan
data, penelusuran masalah sampai problem solving yang dilakukan
mahasiswa di RSIS untuk tugas akhir perkuliahan sebagai syarat
kelulusan.
b. Tuiuan :
1. Peserta mendapatkan data baik primer! sekunder di Rs ISlam
Surabaya.
2. Peserta dapat merumuskan permasalahan dan menganalisis
permasalahan sesuai teori yang dipelajari.
3. Peserta merumuskan problem solving untuk permasalahan
yang ditemukan
c. Tata Laksana Pengambilan data awal dan Penelitian
1. Adanya permohonan tertulis dan proposal dari peserta untuk
pengambilan data awal dan penelitian yang ditujukan ke
direktur RSIS.
2. Proposal dan permohonan tersebut diproses oleh Sekretariat
dan dimasukkan ke Direktur RSIS, selanjutnya kembali ke
Seksi sekretariat untuk diteruskan dan diproses oleh Tim
Kordik.
3. Tim Kordik meneruskan berkas kebagian atau unit terkait
sesuai dengan bidangnya, untuk menjawab disposisi lalu
dikembalikan ke Tim Kordik.
4. Tim Kordik akan memberikan masukan atau pertimbangan
ke Direktur RSIS sesuai pedoman, mengenai tempat
Penelitian dan Pengambilan Data Awal.
5. Apabila disetujui Seksi Sekretariat memproses dan
menjawab ke institusi yang mengajukan Pengambilan Data
Awal atau Penelitian di RSIS selanjutnya berkas asli dan
fotocopy diserahkan ke Tim Kordik.
6. Tim Kordik menghubungi yang bersangkutan untux ,
mengampu surat jawaban asli, menjelaskan tata tertib dan
memberikan Id Card. Id Card wajib untuk di pakai saat
melakukan Pengambilan Data Awal atau Penelitian di RSIS.
7. Peserta membayarkan biaya administrasi untuk
pengambilan Data Awal dan penelitian sesuai dengan
kebijakan Direktur RSIS.
8. Setiap peserta Penelitian harus mengikuti prosedur dan
ketentuan yang berlaku di RS Islam Surabaya.

3) Tata Laksana Orientasi Peserta Didik


a. Orientasi adalah kegiatan pengenalan lingkungan di RSIS bagi
peserta PKL/Magang.
b. Tujuan : Untuk Mengenalkan RSIS, Visi, Misi, Motto, lingkungan
RSIS, struktur Organisasi dan kegiatan di RSIS.
c. Tata laksana Orientasi PKL/Magang/Residensi S2 :
1. Tim Kordik menerima berkas dan surat jawaban dari Seksi
Sekretariat, selanjutnya membeikan tembusan ke tempat
pelaksanaan PKL/Magang/Residensi S2 dan Penelitian.
2. Tim Kordik menghubungi peserta untuk di jadwalkan
orientasi umum 1 hari sebelum pelaksanaan
PKL/Magang/Residensi S2 dan Penelitian.
3. Tim Kordik memberikan Id Card dan Buku Saku
PKL/Magang/Residensi dan Penelitian ke peserta PKL/
Magang! Residensi S2 dan Penelitan.
4. Tim Kordik menyiapkan materi orientasi umum
PKL/Magang/Residensi S2 dan Penelitian, yang disampaikan
dalam susunan acara orientasi umum, meliputi :
 Company Profile Rumah Sakit Islam Surabaya
disampaikan oleh Seksi Diklat.
 Tata tertib, kebijakan RSIS, disampaikan oleh Seksi
Diklat.
 Akhlak, sikap, dan materi ke NU an Aswaja disampaikan
oleh Unit Binroh.
 K3, Cuci tangan dan BLS disampaikan oleh Instruktur
K3, PPI, BLS.
5. setelah dilakukan orientasi Umum selanjutnya dilakukan batasi
khusus oleh Cl (Clinical Instruktur) atau Kepala Ruangan ternpat
melakukan PKL/Magang, Selanjutnya dilakukan orientasi
keliling seluruh ruangan di RSIS dan menyerahkan mahasiswa”
tesebut di ruangan tempat PKL/MaganglResfdensi S2 dan
Penelitian.

4) MOU ( Memorandum of Understanding)


a. MOU adalah sebuah ringkasan pernyataan tertulis yang menguraikan
persyaratan sebuah perjanjian atau transaksi antara dua instansi.
b. Tujuan :
1. Untuk menjalin kemitraan dengan instansi lain.
2. Untuk mengikat dua instansi dengan sebuah perjanjian
tertulis.
3. Untuk penertiban adminitrasi.
c. Tata Laksana Perjanjian MOU :
1. Tim Kordik menghubungi institusi yang bersangkutan untuk
mendiskusikan tentang pembuatan MOU.
2. Adanya surat pengajuan MOU dari institusi yang akan
melakukan kerjasama dengan RSIS.
3. Setelah surat pengajuan disetujui, selanjutnya memberikan
draft MOU ke instansi yang akan melakukan kerjasama.
Draft MOU baku dari RS Islam Surabaya sehingga instansi
yang akan bekerjasama tidak bisa merubah pasal yang sudah
tertulis akan tetapi bisa menambahkan isi di dalam pen'anjian
untuk dibahas dan disepakati bersama.
4. Setelah selesai dikoreksi dan disesuaikan selanjutnya
dokumen MOU dikirim kembali ke institusi yang
bersangkutan, untuk di print rangkap dua kali untuk
ditandatangani oleh pimpinan tertinggi di institusi tersebut,
tanda tangan di atas materai 6000 , setelah berkas selesai
dibawa ke RSI untuk selanjutnya di tandatangani oleh
Direktur RSIS di atas materai 6000.
5. Waktu berakhir perjanjian MOU yaitu 3 (tiga) tahun, untuk
selanjutnya diperpanjang atau dihentikan akan dievaluasi
lebih lanjut setelah perjanjian berakhir.

B. Kapasitas Peserta Didik


Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 93 Tahun 2015 tentang
Rumah Sakit Pendidikan pada pasal 17 ayat 1 disebutkan bahwa Rumah Sakit
Pendidikan diperbolehkan menerima peserta didik, dengan ketentuan sebagai
berikut :
a) Rasio jumlah dosen dengan mahasiswa dan
b) Jumlah dan variasi jenis kasus penyakit.

penyakit serta pada Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1069 tentang


Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan pada Kebijakan
Penyelenggaraan Pendidikan, kriteria 2.2 yaitu “ Adanya kebijakan mengenai
daya tampung peserta didasarkan pada rasio pendidik dengan peserta didik
maksimal 1 : 5 yang telah ditetapkan bersama antara pimpinan RS dengan
Pimpinan Institusi Pendidikan. Kuota peserta tersebut dijabarkan lebih rinci
sesuai peraturan rumah sakit sebagai berikut :
1. Pendidikan Dokter Koas 1 : 5
2. Pendidikan Perawat/Bidan 1 : 7
Akan tetapi untuk profesi perawat/bidan kami sesuaikan juga dengan
kondisi mangan.
3. Pendidikan Nakes Lain kami sesuaikan dengan kemampuan masing
masing ruangan.

Kapasitas Peserta didik yang dapat melakukan kegiatan pendidikan di RS Islam


Surabaya A-Yani dapat dilihat pada tabel berikut :

N JENIS KETGORI JUMLAH KAPASITAS


TEMPAT PRAKTIK
O PENDIDIKAN PENDIDIKAN PENDIDIK PESERTA DIDIK
1 Kedokteran S1 Kedokteran Sesuai states 5 ( Total ) 25 /periode
D3
Ruang Rawat Inap, Rawat 244 Mahasiswa /
2 Keperawatan Keperawatan / 23 ( Total )
Khusus, Rawat Jalan Periode
S1 Keperawatan
Ruang Bersalin, Rawat Inap, 49 Mahasiswa /
3 Kebidanan D3 Kebidanan 7 ( Total )
Poli Anak Periode
Tenaga Teknis D3 / S1
12 Mahasiswa /
4 Kefarmasian / Farmasi / Unit Farmasi 4 ( Total )
Periode
Apoteker Apoteker
10 Mahasiswa /
5 Gizi / Nutrisionis D3 / S1 Gizi Unit Gizi 3 ( total )
Periode
Analisis Medis / D3 Analisis 12 Mahasiswa /
6 Unit Laboratorium 4 ( Total )
Kesehatan Kesehatan Periode
D3 / D4 / S1 6 Mahasiswa /
7 Radiografer Unit Radiologi 2 ( Total )
Radiologi Periode
D3 / S1 6 Mahasiswa /
8 Fisioterapi Unit Fisioterapi 2 ( Total )
/Fisioterapi Periode
D3 Rekam 6 Mahasiswa /
9 Perekam Medis Unit Rekam Medik 2 (Total )
Medik Periode
10 kesehaan
Masyarakat,
Administrasi
Unit Pemasaran, Unit Humas, Pendidik
Rumah Sakit,
Unit BPJS dan SDM, Bagian masing -
Umum / D3 / S1 sesuai Menyesuaikan
Umum, Bagian Keuangan, masing
Perkantoran, Program Studi Ruangan
Bagian Sistem Informasi dan kepala unit/
Teknik Komputer /
Manajemen. seksi
Jaringan,
Akuntansi,
Manajemen.

C. Administrasi Biaya
Administrasi biaya peserta didik yang melaksanakan pendidikan/praktek
kerja lapangan/penelitian di RS Islam Surabaya A.Yani diatur lebih teknis di
dalam Surat Keputusan Direktur mengenai Biaya PKL/Magang dan Penelitian
dengan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik.

D. Waktu Pelaksanaan Pendidikan


Waktu pelaksanaan pendidikan dari masing-masing peserta didik sesuai
dengan surat pengajuan dari masing-masing institusi. Apabila pada waktu
pengajuan di RS Islam Surabaya sedang ada peserta PKL/Magang di unit
tersebut akan dibicarakan lebih lanjut dengan masing-masing penanggung
jawab praktek dari institusi. Pengaturan waktu pelaksanaan setelah disetujui
untuk PKL/Magang, mengikuti ketentuan jam dinas dari masing-masing unit
penempatan. Adapun jadwal pelaksanaan akan diatur oleh Kepala
Bagian/Unit/Seksi masing-masing.

E. Orientasi Peserta Didik


Orientasi peserta didik di rumah sakit islam surabaya dibedakan
menjadi 2 jenis yaitu orientasi umum dan orientasi khusus. Orientasi Umum
diberikan kepada mahasiswa yang akan melaksanakan pembelajaran
klinik/PKL/Magang di RS Islam Surabaya sebelum pelaksanaan pembelajaran
klinik. Materi orientasi umum yang disampaikan kepada mahasiswa meliputi :
 Company Profile Rumah Saklt ISlam buraDaya alsampalkan
Oleh Seksi Diklat.
 Struktur Organisasi Rumah Sakit Islam Surabaya disampaikan
oleh Seksi Diklat.
 Tata tertib PKL/Magang disampaikan oleh Seksi Diklat.
 Akhlak, sikap, dan materi ke NU an Aswaja disampaikan oleh
Unit Binroh.
 Materi K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) disampaikam
oleh Komite K3RS.
 Materi PPI (Pencegahan dan Pengendalian Infeksi) disampaikan
oleh Komite PPI.
 Materi BLS disampaikan oleh tim BLS.
 Sasaran Keselamatan Pasien disampaikan oleh Kabag
Keperawatan.
 Materi PMKP (Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien)
disampaikan oleh Komite PMKP.
 Materi PKPO disampaikan oleh Kepala Unit Farmasi.

Setelah dilakukan orientasi Umum selanjutnya dilakukan orientasi khusus oleh


Cl (Clinical Instruktur) atau Kepala Ruangan tempat melakukan PKL/Magang,
selanjutnya dilakukan orientasi keliling seluruh ruangan di RSIS dan
menyerahkan mahasiswa/i tersebut di rangan tempat PKL/Magang/Residensi
S2 dan Penelitian .

F. Tata Tertib Peserta Didik


Setiap mahasiswa yang melakukan pembelajaran klinik di RS Islam
Surabaya A-Yani, diwajibkan mematuhi segala peraturan yang telah dibuat,
berikut tata tertib peserta didik :
1. Mahasiswa/siswa datang tepat waktu /+ 15 menit sebelum praktik/
magang & wajib melaksanakan kegiatan sesuai dengan jadwal dinas yang
telah ditentukan.
Jadwal Praktik Untuk Medis :
a) Pagi : Pukul 07.00 14.00 WIB
b) Siang : Pukul 14.00 21.00 WIB
c) Malam : Pukul 21.00 07.00 WIB
d) Libur : Sesuai ketentuan
untuk siswa/mahasiswa praktik non medis jadwal menyesuaikan
tempat praktik/ Magangnya.
2. Wajib mengisi absensi di daftar hadir (datang dan pulang) di masing -
masing ruangan dan harus sepengetahuan pembimbing/koordinator
3. Berlaku sopan serta jujur,bertanggung jawab, berinisiatif, dan kreatif
terhadap tugas-tugas yang diberikan dalam praktik.
4. Memberi salam pada waktu datang dan mohon diri pada waktu pergi I
pulang.
5. Berkoordinasi dengan segera kepada guru pembimbing, ketua kelompok
atau petugas yang ditunjuk apabila menemui kesulitan-kesulitan.
6. Mentaati peraturan dalam menggunakan alat dan bahan yang dipakai
dalam praktik kerja dan menjaga alat-alat yang digunakan.
7. Melaporkan dengan segera kepada petugas yang berwenang apabila
terjadi kerusakan atau salah mengambil bahanlalat.
8. Membersihkan dan mengatur kembali alat-alat yang digunakan dengan
rapi seperti semula sebelum meninggalkan tempat.
9. Menerima, mengisi dan menyerahkan agenda harian.
10. Apabila tidak masuk harus ada izin/keterangan dari lembaga
pendidikan/pembimbingnya.
11. Selama praktik mahasiswalsiswa tidak boleh meninggalkan tempat praktik
tanpa seizin CI.
12. Tidak diperkenankan mengambil data, memakai komputer, fotocopy data
tanpa seijin pembimbing/coordinator
13. Tidak diperbolehkan mengerjakan laporan hasil praktik/magang dan askep
saat praktik/magang.
14. Wajib mengisi kuesioner orientasi Praktik/Magang dan kuesioner Cl.
15. Mahasiswa/siswa wajib berpakaian seragam dan mengenakan atribut
sesuai dengan ketentuan pendidikan, kecuali bagi peserta praktik yang
berasal dari pendidikan umum menggunakan identitas yang dikeluarkan
oleh RSIS dan khusus bagi wanita berbusana muslim.
16. Mahasiswa/siswa wajib membuat laporan untuk RSIS sebelum
berakhirnya pelaksanaan praktik/magang dan diserahkan ke Seksi Diklat.
Diserahkan 3 (tiga) hari sebelum selesai praktik/magang. Format laporan
disesuaikan dengan masing-masing instansi.
17. Laporan Praktik/Magang dalam bentuk hard dan soft copy di serahkan ke
seksi diklat.
18. Untuk ketentuan lain, mengacu pada tata tertib pendidikan

G. Larangan dan Sanksi Peserta Didik


1) Larangan Peserta Didik
1. Menghisap rokok di area RSIS.
2. Menerima tamu pribadi pada waktu praktik.
3. Menggunakan telepon selluler (HP) pada saat praktik.
4. Pindah tempat kegiatan praktik kecuali atas perintah yang berwenang
dalam mengatur penempatan kegiatan praktik.

5. Khusus siswa putri dilarang, menggunakan busana :


a) Memakai rok mini.
b) Memakai sepatu bertumit tinggi.
c) Memakai perhiasan yang menyolok.
d) Memakai tata rias muka yang kurang sesuai dengan situasi
dan kondisi setempat.

2) Sanksi
1. Apabila mahasiswa/siswa mengganti jadwal dinas tanpa sepengetahuan
pembimbing, diberi peringatan. Apabila terulang lagi harus mengisi
formulir pelanggaran.
2. Apabila salah melaksanakan tindakan harus mempertanggung
jawabkan pada pembimbing ruangan kemudian mengisi formulir
pelanggaran.
3. Bila merusak/memecahkan alat harus mengganti sesuai prosedur.
Semua kejadian diinformasikan ke bagian terkait.
4. Jumlah kehadiran mahasiswa/siswa 100%, apabila tidak hadir karena
suatu hal :
a) Sakit dilampiri surat keterangan dokter.
b) Ijin harus menyampaikan surat pemberitahuan tertulis kepada
Cl (Clinical Instruktur)/pembimbing praktik lapangan.
c) Alpha/tanpa keterangan; mahasiswa/siswa dinyatakan absen
apabila meninggalkan kegiatan PRAKTIKIMAGANG tanpa
sepengatuan CI (Clinical lnstruktur)/pembimbing praktik
lapangan.
d) Tidak hadir 1 (satu) hari karena sakit wajib mengganti satu hari
dan seterusnya, apabila tidak masuk tanpa keterangan, harus
mengganti kegiatan praktik/magang selama 2 (dua) hari.

3) Peringatan Pelanggaran :
1. Peringatan secara lisan.
2. Peringatan tertulis.
3. Pengurangan nilai Praktik/Magang.
4. Dikeluarkan dari institusi tempat Praktik/Magang

H. Hak, Kewajiban dan Batasan Kewenangan Peserta Didik


1) Hak Peserta Didik
1. Mendapat bimbingan dan atau pelatihan praktik kerja sesuai
dengan permohonan yang disepakati kedua belah pihak.
2. Memanfaatkan fasilitas yang disediakan sebagai lahan
praktik/magang sepengetahuan pembimbing & koordinator.
3. Mendapatkan sertifikat praktik/magang.
4. Memberikan pelayanan kepada customer ( pasien, keluarga,
dll )
5. Mendapatkan penilaian dan evaluasi dari pembimbing .

2) Kewajiban peserta didik


1. Melaksanakan semua kegiatan praktik/magang dengan penuh
tanggung jawab.
2. Mematuhi semua tata tertib dan peraturan yang berlaku, serta
ketentuan lain yang belum tercantum dalam tata tertib dengan
baik dan benar.
3. Memperhatikan semua ketntuan dan rambu rambu.
Keselamatan kerja dalam setiap pelaksanaan
praktik.\/magang.
4. Membuat laporan hasil praktik/magang.

3) Batasan kewenangan peserta didik


Sesuai dengan Undang – Undang Nomor 20 Tahun 2013
tentang Pendidikan Kedokteran pasal 18, untuk pembelajaran klinik
dan komunitas mahasiswa diberi kesempatan terlibat dalam
pelayanan kesehatan dengan bimbingan dan pengawasan baik
pembimbing praktek atau pun dosen. Fungsi pelayanan ini
sebenarnya merupakan wewenang dokter.
Pasal 31 UU Pendidikan Kedokteran menyebutkan bahwa
setiap mahasiswa berhak memperoleh perlindungan hukum dalam
mengikuti proses belajar mengajar, baik di Fakultas Kedokteran atau
Kedokteran Gigi maupun di Rumah Sakit Pendidikan dan Wahana
Pendidikan Kedokteran. Pada pasal 35 Undang – Undang No. 29
Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, wewenang seorang dokter
adalah sebagai berikut :
1. Mewawacarai pasien.
2. Memeriksa Fisik dan mental pasien.
3. Menentukan pemeriksaan penunjang.
4. Menegakkan diagnosis.
5. Menentukan penatalaksanaan dan penogabatan pasien
6. Melakukan tindakan kedokteran.
7. Menulis resep obat dan alat kedokteran.
8. Meracik dan menyerahkan obat kepada pasien.

Tindakan tindakan tersebut dapat dilakukan oleh Dokter Muda


selama masih memenuhi tiga persyaratan sebagai berikut :
1. Berbagai tindakan medis yang dilakukan merupakan bagian
dari proses pendidikan yang dilakukan pada sarana proses
pendidikan.
2. Berbagai tindakan medis yang dilakukan berada dalam
petunjuk dan supervisi pembimbing klinik/dosen.
3. Tindakan – tindakan medis yang dimasud di atas mengacu pada
standar kompetensi yang ditetapkan oleh konsil Kedokteran
Indonesia.

Dokter Mudan yang melakukan pendidikan klinis di Rumah Sakit


depat mengisi lembar rekam medis, termasuk menulis perintah unutk
memberikan obat atau terapi, akana tetapi dengan persyaratan
tambahan sebagai berikut :

1. Dibuat lembar rekam medis khusus untuk diisi oleh dokter


muda.
2. Mahasiswa melakukan hal tersebut dalam lingkup
wewenang dan bimbingan dokter/pembimbing klinis yang
bertanggung jawab.
3. Dalam mengisi lembaran rekam medis atau menuliskan
perintah untuk memberikan obat atau terapi, mahasiswa
harus menuliskan nama jelas dan menandatanginya. Untuk
kepentingan rahasia pasien nama pasien dituliskan inisial.
4. Dokter pembimbing akan melakukan monitoring dan
evaluasi rekam medis yang diisi oleh dokter muda.

I. Laporan dan Evaluasi Program Hasil Pembelajaran


Rumah sakit yang digunakan sebagai tempat praktek harus melakukan
evaluasi pencapaian peserta didik secara bersama – sama. Peserta program
pendidikan dinilai bersama Clinical Educator / Clincal Instructur dan dari
pihak Institusi Pendidikan yang telah ditunjuk secara komprehensif yang
kemudian hasil dari evaluasi peserta didik selama proses pendidikan
dilaporkan ke Tim Kordik setiap akhir periode pendidikan klinis. Rumah
sakit melalui Tim Kordik melakukan evaluasi program pendidikan klinik
secara berkala, secara tersendiri dan bersama badan koordinasi pendidikan
sekurang – kurangnya satu kali dalam satu tahun dan dilaporkan kepada
direktur. (Kepmenkes no.1069 )

J. Ketentuan Supervisi Peserta Didik


Supervisi dalam pendidikan menjadi tanggung jawab staf
klinis/pendidik klinis yang memberikan pendidikan klinis kepada peserta
didik untuk menjadi acuan pelayanan rumah sakit agar pasien, staf, dan
peserta didik terlindungi secara hukum.
Supervisi diperlukan untuk memastikan asuhan pasien yang aman dan
meruapakan bagian proses belajar bagi peserta pendidikan klinis sesuai
dengan jenjang pembelajaran dan level kompetensinya. Setiap peserta
pendidikan klinis di Rumah Sakit diharuskan mengerti proses supervisi
klinis, meliputi siapa saja yang melakukan supervisi dan frekuensi supervisi
oleh staf klinis/pendidik klinis/ pembimbing klinik yang memberikan
pendidikan klinis. Pelaksana supervisi di dokumentasikan dalam log book
peserta didik dan staf klinis yang memberikan pendidikan klinis. Berikut
dijelaskan mengenai level tingkatan supervisi sebagai berikut :

1) Tingkatan supervisi
a. Supervisi tinggi
Supervisi tinggi yaitu kemampuan assesment peserta
didik belum shaih, sehingga keputusan dalam membuat
diagnosis dan rencana asuhan harus dilakukan oleh dokter
penanggung jawab pelayanan ( DPJP ). Begitu pula tindakan
medis dan operatif hanya boleh dilakukan oleh DPJP.
Pencatatan pada berkas rekam medis harus dilaukan oleh
DPJP.
b. Supervisi Moderat Tinggi
Supervisi moderat tinggi yaitu kemapuan assesment
peserta didik sudah dianggap sahih, namun kemampuan
mebuat keputusan belum sahih sehingga rencana asuhan yang
dibuat peserta didik harus supervisi DPJP. Tindakan medis
dan operatif dapat dikerjakan oleh peserta didik dengan
supervisi langsung ( Onsite ) oleh DPJP. Pencatatan pada
berkas rekam medis oleh peserta didik akan diverifikasi dan
divalidasi oleh DPJP.
c. Supervisi Moderat
Supervisi meoderat yaitu kemampuasn peserta didik
melakukan assesment sudah sahih, tetapi kemapuan membuat
keputusan belum sahih sehingga keputusan rencana asuhan
harus mendapat persetujuan DPJP sebelum dijalankan,
kecuali pada kasus gawat darurat. Tindakan medis dan
operatif dapat dilaksanakan oleh peserta didik dengan
supervisi tidak langsung oleh DPJP ( dilaporkan setelah
pelaksanaan ). Pencatatan pada berkas rekam medis oleh
peserta didik dengan verifikasi dan validasi DPJP.
d. Supervisi Rendah
Supervis rendah yaitu kemapuan peserta didik dalam
melakukan assesment dan membuat keputusan sudah sahih,
sehingga dapat mebuat diagnosis dan rencana asuhan. Namun
karena belum mempunyai legimitasi/legalitas tetap harus
melapor kepada BPJP. Tindakan medis dan operatif dapat
dilakukan dengan supervisi tidak langsung oleh DPJP.
Rumah Sakit Islam Surabaya A.Yani menerapkan
tingkat supervisi moderat tinggi pada setiap profesi
pendidikan. Setiap peserta didik diperbolehkan ikut dalam
melakukan assesment kepada pasien, akan tetapi tetap dalam
pengawasan staf klinis/pendidik klinis/pembimbing klinis
agar tetap pada asuan yang sesuai demi menjamin mutu
pelayanan yang baik. Pengaturan kewenangan peserta didik
telah diatur lebih lanjut pada bab kewenangan medis peserta
didik.

2) Frekuensi Supervisi
a. Pengawasan pelaksanaan pendidikan dilakukan secara
kolaboratif oleh Pendidik Klinis/Clinical Educator dari RS
Islam Surabaya maupun pembimbing dari Institusi
Pendidikan. Pengawasan da Supervisi dilaporkan secara
berkala kepada Tim Kordik.
b. Pendidik klinis/ Clinical Educator melakukan supervisi
secara Continue ( setiap hari ) dalam periode peserta
melakukan pendidikan. Supervisi dilakukan pada kegiatan
harian yang dilaksanakan oleh peserta didik, akan dievaluasi
kesesuaian antara kegiatan harian dengan capaian kompetensi
yang harus di dapat oleh masing – masing peserta didik. Nilai
perserta didik akan dirangkum pada akhir periode pendidikan
sesuaikan dengan form penilaian yang sudah diberikan oleh
masing – masing Institusi.
c. Pembimbing dari institusi Pendidikan melakukan supervisi
minimal 1 ( satu ) minggu sekali da berkoordinasi dengan
Pendidik Klinis / Clinical Educator.

3) Metode Supervisi
Metode pelaksanaan supervisi proses pendidikan klinis di RS
Islam Surabaya menggunakan form Checklist supervisi peserta didik
yang dilakukan oleh Pendidik Klinis/ Clinical Educator berdasarkan
hasil pengamatan terhadap peserta didik. Adapun unsur – unsur yang
dinilai meliputi :
1. Skill
Supervisi pada komponen Skill/keahlian yaitu melihat
kemampuan peserta didik dari segi keahlian ilmu. Melihat
kompetensi – kompetensi keahlian yang harus dicapai selama
praktek. Apakah sudah diterapkan dengan baik dan benar
serta bagaimana dalam pengaplikasian nya.
2. Knowledge
Supervisi pada komponen knowledge yaitu penilaian
terhadap peserta didik berdasarkan ilmu maupun bimbingan
yang telah diberikan oleh Clinical Educator / Clinical
Instructur di masing – masing tempat peserta didik.
3. Attitide
Supervisi pada komponen Attitude yaitu penilaian pada
komponen kedisiplinan, penampilan, kepatuhan terhadap tata
tertib, komunikasi efektif kepada pasien tentang cara
menghadapi dan memberikan pelayanan apakah sesuai
dengan norma dan kode etik yang berlaku pada profesi
maupun yang sudah ditetapakn oleh RS Islam Surabaya.

BAB V

LOGISTIK

Pemenuhan kebutuhan bagi peserta didik program pendidikan klinis dan non
klinis adalah menjadi tanggung jawab bersama rumah sakit dan institusi pendidikan
yang telah diatur pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 94 Tahun
2015 pada Bab V pasal 31. Sehingga dalam melakukan pemenuhan kebutuhan untuk
peserta didik beberapa komponen kita penuhi berasama dengan Institusi Pendidikan.

Berikut beberapa fasilitas yang sudah tersedia untuk peserta didik di Rumah
Sakit Islam Surabaya :
1. Ruang Pertemuan
Ruang tersebut tersedia kursi dan meja untuk kapasitas maksimal
60 orang. Tersedia LCD, Proyektor serta sound system untuk menunjang
proses kegiatan orientasi.
2. Ruang Perpustakaan
Ruang perpustakaan yang ada sementara bergabung dengan ruang
kerja Tim Kordik. Referensi – referensi untuk proses pembelajaran
diletakkan di satu lemari.
3. Peralatan Praktik
Peralatan praktik yang tersedia yaitu Laringoskop dan boneka
manequin. Boneka manequin yang ada sudah cukup lengkap terdiri dari
boneka setengah badan, boneka bayi dan boneka tangan untuk
pembelajaran infus. Peralatan terkait ATK disediakan kertas HVS dan
papan diskusi.
4. Ruang Diskusi
Ruang Diskusi disediakan khususnya untuk dokter muda. Ruang
diskusi disediakan di lantai 1 gedung Graha RS Islam Surabaya. Kapasitas
ruangan dapat digunakan untuk 15 orang. Fasilitas yang teresedia didalam
ruangan yaitu LCD, kursi dan meja.
Pemenuhan kebutuhan untuk menunjang program pendidikan di Tim Kordik
diatur dengan sistem yang telah ditetapkan oleh rumah sakit dengan mengajukan
form permintaan barang yang telah dipenuhi untuk proses pendidikan dilakukan
pencatatan, pelabelan dan penomoran oleh unit rumah tangga.

BAB VI

KESELAMATAN PASIEN

Keselamatan pasien adalah prinsip dasar dalam pelayanan kesehatan, Menurut


Depkes RI ( 2008 ) Keselamatan pasien ( Patient safety ) rumah sakit adalah suatu
sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Hal tersebut termasuk
mengenai pengkajian resiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan
dengan resiko pasien, pelaporan dan analisa insiden, kemampuan belajar dari insiden
dan tindak lanjut lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalisir timbulnya
resiko.
Insiden keselamatan pasien adalah setiap kejadian atau situasi yang dapat
mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan harm ( penyakit, cidera, cacat,
kematian dan lain lain ) yang tidak seharusnya terjadi.
Tujuan sitem ini adalah untuk mencegah adanya potensi resiko yang
disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan tidak sesuai prosedur
atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil. Selain itu sitem keselamatan
pasien ini mempunyai tujuan agar terciptanya budaya keselamatann pasien di rumah
sakit, terciptanya akuntabilitas rumah sakit, dan terlaksananya program – program
pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian yang tidak diharapakan.
Penerapan pelaksanaan keselamatan pasien rumah sakit, program pendidikan
klinis dan non klinis mengacu pada :
1. Pedoman KPRS ( Keselamatan Pasien Rumah Sakit ) yang berlaku di RS
Islam Surabaya.
2. Standar Prosedur Operasional ( SPO ) yang berlaku di RS Islam
Surabaya.
3. Pelaporan yang dilakukan secara periodik dengan waktu yang telah
ditetapakan berkaitan dengan insiden – insiden yang terjadi.

BAB VI

KESELAMATAN KERJA

Undang – Undang No. 36 tahun 2009 pasal 164 ayat 1 menyatakan bahwa
upaya kesehatan ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas
dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan.
Rumah sakit adlah tempat kerja yang termasuk kategori disebut diatas, berarti
wajib menerapkan upaya kesehatan dan keselamatan kerja. Program keselamatan dan
kesehatan kerja di tim pendidikan pasien dan keluarga bertujuan melindungi
karyawan dari kemungkinan terjadinya kecelakaan di dalam dan diluar rumh sakit.
Pelaksanaan pendidikan klinis dan non klinis diwajibkan untuk
mengimplementasikan pogram K3RS ( Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah
Sakit ). Program K3RS yang berlaku di RS Islam Surabaya A.Yani diantaranya
sebagai berikut :
1. Penanganan Kebakaran ( Penggunaan APAR )
2. Penggunaan APD ( Alat Pelindung Diri )
3. Kewaspadaan Bencana

BAB VI

PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu dilaksanakan agar tercapai mutu pelayanan kesehatan yang


Sesuai standar dengan perkembangan teknologi terkini serta berdasarkan kinerja dan
keluhan – keluhan yang timbul dari pelayanan yang di berikan.
Dalam rangka melaksanakan pengendalian mutu, maka diperlukan evaluasi
setiap tahun agar dapat memperbaruhi program dan dapat melaksanakaan upaya
tindak lanjut. Kegiatan pengendalian mutu yang dilakukan meliputi :
1. Melakukan evaluasi dan melaporkan hasil supervisi peserta didik dengan
melibatkan Clinical Educator dalam memberikan penilaian.
2. Menyelidiki dan melaporkan keluhan atau kekurangan dalam pelayanan dan
memperbaiki keturunan.
3. Mengadakan pertemuan rutin yang membahas tentang pelayanan dan
peningkatan mutu pelayanan.
4. Memastikan bahwa instrument dan metode evaluasi ditelaah secara teratur
dan diperbaiki sesuai perkembangan ilmu pengetahuan.

BAB XII

PENUTUP

Demikian Panduan Umum Proses Pendidikan Tim Kordik ini disusun sebagai
acuan dalam pelaksanaan proses pendidikan di rumah sakit agar tetap berpedoman
pada acuan yang telah ditetapkan dan menjaga mutu pelayanan rumah sakit. Hal
tersebut untuk mendukung pelaksanaan Good Corporate Governance. Panduaan
umum proses pendidikan ini akan dilakukan evaluasi setiap tahun dan dilakukan
revisi setiap 3 ( tiga ) tahun sekali sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta pengembangan rumah sakit.
Didasari pula bahwa berhasil tidaknya seluruh program yang ada dalam
panduan ini didukung atas kerjasama semua pihak yang terlibat, selain itu sangat
ditentukan oleh adanya kemuan, semangat dan tekad seluruh jajaran karyawan RSIS
untuk melaksanakannya.
Semoga dengan adanya panduan umum proses pendidikan Tim Kordik dapat
lebih memudahkan semua pihak yang terkait dengan penyelenggaraan proses
pendidikan. Semoga allah senantiasa memberikan kita semua Limpahan Taufik dan
Hidayah-nya kepada hamba – hamba yang selalu berlomba – lomba dalam kebaikan.
Segala kritik dan saran yang membangun semoga dapat diberikan untuk perbaikan
penduan ini.

Surabaya , 06 September 2018


Mengetahui
Direksi

Dr. Andi Roesbiantoro, sp.THT-KL Dr. H. Samsul Arifin, MARS


Ketua Tim Kordik Direktur

Anda mungkin juga menyukai