Tim Kordik
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Wassalamu’alaikum Wr.WB
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman judul
Sk tentang Pedoman Umum Proses Pendidikan Tim Kordik
Kata Pengantar
Daftar isi
BAB 1 PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Tujuan
3. Ruang Lingkup Pelayanan
4. Landasan Hukum
BAB II PENDAHULUAN
1. Kualifikasi Sumber daya Manusia
2. Distribusi Ketenagaan
BAB III STANDAR FASILITAS
BAB V TATA LAKSANA PELAYANAN
1. Pelayanan program pendidikan bagi peserta didik
2. Kapasitas Peserta Didik
3. Administrasi Biaya
4. Waktu Pelaksanaan Pendidikan
5. Orientasi Peserta Didik
6. Tata Tertib Peserta Didik
7. Larangan dam Sanksi Peserta Didik
8. Hak, Kewajiban dan Batasan Kewenangan Peserta Didik
9. Laporan dan Evaluasi Program Hasil Pembelajaran
10. Ketentuan Supervisi Peserta Didik
BAB V logistik
BAB VI KESELAMATAN PASIEN
BAB VII KESELAMATAN KERJA
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU
BAB IX PENUTUP
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa agar menjadi
lulusan yang profesional sebagai sumber daya manusia dengan melakukan praktek kerja
lapangan. PKL/magang dibutuhkan oleh mahasiswa untuk memperoleh pengalaman
belajar diluar bangku perkuliahan.
Pembelajaran klinik merupakan satu bentuk pengalaman belajar yang
dilaksanakan pada suatu tatanan nyata guna menerapkan kompetensi/keterampilan sesuai
dengan perubahan ilmu pengetahuan yang diperoleh peserta didik di dalam kertas,
sehingga dapat membentuk sumber daya manusia yang terampil dan mampu
melaksanakan pekerjaan secara profesional.
Untuk menghasilkan tenaga yang profesional dalam praktek kerja lapangan seksi
diklat menyusun panduan proses pembelajaran klinik sebagai acuan dalam memberikan
bimbingan kepada mahasiswa. Supaya proses pembelajaran sesuai dengan kompetensi
yang harus dicapai oleh mahasiswa sehingga ilmu yang diperoleh dengan maksimal.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penyusun penduan umum proses pendidikan tim kordik sebagai
acuan dalam pelaksanaan program pendidikan meliputi PKL/Magang, data awal
dan penelitian di Rumah Sakit Islam Surabaya A.Yani ( RSIS ) agar lebih
terencana, terarah, efektif dan efisien.
2. Tujuan Khusus
Tujuan Khusus penyusunan buku panduan proses pendidikan seksi diklat:
a. Menyusun tugas pendidik klinis
b. Menyusun tetalaksana mahasiswa yang melakukan praktik kerja
lapangan/ magang di seksi diklat
c. Menyusun teknik bimbingan ke mahasiswa praktik
d. Menyusun tata tertib mahasiswa praktik
e. Menyusun acuan penilaian mahasiswa praktik, from laporan harian
pembimbing dan mahasiswa serta evaluasi pembelajaran klinik.
C. Ruang Lingkup Pelayanan
Pelaksana proses pendidikan klinik yang dalam hal ini adalah PKL ( Praktek
Kerja Lapangan )/ Magang serta pengambilan data awal dan penelitian diatur
sebagai berikut :
1. Setiap siswa/mahasiswa yang akan melakukan PKL/Magang, pengambilan data
awal dan penelitian diwajibkan untuk menyerahkan surat permohonan dari
instalasi masing – masing untuk melaksanakan kegiatan pendidikan di RS Islam
Surabaya.
2. Kegiatan PKL/Magang dan penelitian wajib disertai dengan proposal.
3. Setiap institusi yang akan melakukan pembelajaran klinik/Praktek Kerja Lapangan
di RS Islam Surabaya diwajibkan melakukan perjanjian kerjasama pendidikan.
4. Setelah disetujui adanya pendidikan meliputi PKL/Magang dan penelitian setiap
siswa/mahasiswa akan mendapatkan orientasi umum dari tim diklat dan orientasi
khusus dari masing – masing unit.
5. Selanjutnya setiap siswa/mahasiswa mengikuti seluruh kegiatan yang ada di
unit/seksi tersebut dengan kompetensi yang akan dicapai.
6. Setelah selesai pembelajaran klinik/ Praktek Kerja Lapangan setiap mahasiswa
wajib untuk mengumpulkan laporan dan logbook ke tim kordik untuk selanjutnya
diberikan feedback evaluasi penilaian dan sertifikat.
D. Landasan Hukum
1. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan.
2. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit.
3. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan.
4. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2013 tentang
Pendidikan Kedokteran.
5. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran.
6. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan.
7. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2014 tentang
Keperawatan.
8. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 tentang
Pendidikan Tinggi.
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2017 tentang
Pengembangan Jenjang Karir Profesional Perawat Klinis.
10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 49 Tahun 2013 tentang
Komite Keperawatan.
11. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 93 Tahun 2015 tentang
Rumah Sakit Pendidikan.
12. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 49 Tahun 2013 tentang
Komite Keperawatan.
13. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1069/MENKES/SK/XI/2008 tentang Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah
Sakit Pendidikan.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
STANDAR FASILITAS
1. Ruang Pertemuan
Ruang pertemuan disediakan untuk kegiatan orientasi mahasiswa yang akan
melakukan kegiatan praktek belajar/praktek kerja. Ruang Pertemuan ini terletak
di lantai 5 Gedung Graha RS Islam Surabaya. Ruang tersebut tersedia kursi dan
meja untuk kapasitas maksimal 60 orang. Tersedia LCD, proyektor serta sound
system untuk menunjang proses kegiatan orientasi.
2. Ruang Perpustakaan
Ruang Perpustakaan yang ada sementara bergabung dengan ruang kerja tim
kordik. Referensi – referensi untuk proses pembelajaran diletakkan di satu
lemari.
3. Boneka Manequin
Boneka manequin disediakan sebagai sarana penunjang proses pendidikan.
Boneka manequin yang dimiliki oleh RS Islam Surabaya A.Yani sudah lengkap
terdiri dari bonek setangah badan, Boneka bayi dan boneka tangan pembelajaran
infus.
4. Ruang Diskusi
Ruang diskusi disediakan khususnya untuk dokter muda yang melakukan
praktek di RS Islam Surabaya. Ruang diskusi disediakan di lantai 1 gedung
Graha RS Islam Surabaya, terletak disebelah ruang perawatan hemodialisa.
Kapasitas ruangan dapat digunakan untuk 15 orang. Fasilitas yang tersedia di
dalam ruangan yaitu LCD, Kursi dan Meja.
BAB IV
C. Administrasi Biaya
Administrasi biaya peserta didik yang melaksanakan pendidikan/praktek
kerja lapangan/penelitian di RS Islam Surabaya A.Yani diatur lebih teknis di
dalam Surat Keputusan Direktur mengenai Biaya PKL/Magang dan Penelitian
dengan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik.
2) Sanksi
1. Apabila mahasiswa/siswa mengganti jadwal dinas tanpa sepengetahuan
pembimbing, diberi peringatan. Apabila terulang lagi harus mengisi
formulir pelanggaran.
2. Apabila salah melaksanakan tindakan harus mempertanggung
jawabkan pada pembimbing ruangan kemudian mengisi formulir
pelanggaran.
3. Bila merusak/memecahkan alat harus mengganti sesuai prosedur.
Semua kejadian diinformasikan ke bagian terkait.
4. Jumlah kehadiran mahasiswa/siswa 100%, apabila tidak hadir karena
suatu hal :
a) Sakit dilampiri surat keterangan dokter.
b) Ijin harus menyampaikan surat pemberitahuan tertulis kepada
Cl (Clinical Instruktur)/pembimbing praktik lapangan.
c) Alpha/tanpa keterangan; mahasiswa/siswa dinyatakan absen
apabila meninggalkan kegiatan PRAKTIKIMAGANG tanpa
sepengatuan CI (Clinical lnstruktur)/pembimbing praktik
lapangan.
d) Tidak hadir 1 (satu) hari karena sakit wajib mengganti satu hari
dan seterusnya, apabila tidak masuk tanpa keterangan, harus
mengganti kegiatan praktik/magang selama 2 (dua) hari.
3) Peringatan Pelanggaran :
1. Peringatan secara lisan.
2. Peringatan tertulis.
3. Pengurangan nilai Praktik/Magang.
4. Dikeluarkan dari institusi tempat Praktik/Magang
1) Tingkatan supervisi
a. Supervisi tinggi
Supervisi tinggi yaitu kemampuan assesment peserta
didik belum shaih, sehingga keputusan dalam membuat
diagnosis dan rencana asuhan harus dilakukan oleh dokter
penanggung jawab pelayanan ( DPJP ). Begitu pula tindakan
medis dan operatif hanya boleh dilakukan oleh DPJP.
Pencatatan pada berkas rekam medis harus dilaukan oleh
DPJP.
b. Supervisi Moderat Tinggi
Supervisi moderat tinggi yaitu kemapuan assesment
peserta didik sudah dianggap sahih, namun kemampuan
mebuat keputusan belum sahih sehingga rencana asuhan yang
dibuat peserta didik harus supervisi DPJP. Tindakan medis
dan operatif dapat dikerjakan oleh peserta didik dengan
supervisi langsung ( Onsite ) oleh DPJP. Pencatatan pada
berkas rekam medis oleh peserta didik akan diverifikasi dan
divalidasi oleh DPJP.
c. Supervisi Moderat
Supervisi meoderat yaitu kemampuasn peserta didik
melakukan assesment sudah sahih, tetapi kemapuan membuat
keputusan belum sahih sehingga keputusan rencana asuhan
harus mendapat persetujuan DPJP sebelum dijalankan,
kecuali pada kasus gawat darurat. Tindakan medis dan
operatif dapat dilaksanakan oleh peserta didik dengan
supervisi tidak langsung oleh DPJP ( dilaporkan setelah
pelaksanaan ). Pencatatan pada berkas rekam medis oleh
peserta didik dengan verifikasi dan validasi DPJP.
d. Supervisi Rendah
Supervis rendah yaitu kemapuan peserta didik dalam
melakukan assesment dan membuat keputusan sudah sahih,
sehingga dapat mebuat diagnosis dan rencana asuhan. Namun
karena belum mempunyai legimitasi/legalitas tetap harus
melapor kepada BPJP. Tindakan medis dan operatif dapat
dilakukan dengan supervisi tidak langsung oleh DPJP.
Rumah Sakit Islam Surabaya A.Yani menerapkan
tingkat supervisi moderat tinggi pada setiap profesi
pendidikan. Setiap peserta didik diperbolehkan ikut dalam
melakukan assesment kepada pasien, akan tetapi tetap dalam
pengawasan staf klinis/pendidik klinis/pembimbing klinis
agar tetap pada asuan yang sesuai demi menjamin mutu
pelayanan yang baik. Pengaturan kewenangan peserta didik
telah diatur lebih lanjut pada bab kewenangan medis peserta
didik.
2) Frekuensi Supervisi
a. Pengawasan pelaksanaan pendidikan dilakukan secara
kolaboratif oleh Pendidik Klinis/Clinical Educator dari RS
Islam Surabaya maupun pembimbing dari Institusi
Pendidikan. Pengawasan da Supervisi dilaporkan secara
berkala kepada Tim Kordik.
b. Pendidik klinis/ Clinical Educator melakukan supervisi
secara Continue ( setiap hari ) dalam periode peserta
melakukan pendidikan. Supervisi dilakukan pada kegiatan
harian yang dilaksanakan oleh peserta didik, akan dievaluasi
kesesuaian antara kegiatan harian dengan capaian kompetensi
yang harus di dapat oleh masing – masing peserta didik. Nilai
perserta didik akan dirangkum pada akhir periode pendidikan
sesuaikan dengan form penilaian yang sudah diberikan oleh
masing – masing Institusi.
c. Pembimbing dari institusi Pendidikan melakukan supervisi
minimal 1 ( satu ) minggu sekali da berkoordinasi dengan
Pendidik Klinis / Clinical Educator.
3) Metode Supervisi
Metode pelaksanaan supervisi proses pendidikan klinis di RS
Islam Surabaya menggunakan form Checklist supervisi peserta didik
yang dilakukan oleh Pendidik Klinis/ Clinical Educator berdasarkan
hasil pengamatan terhadap peserta didik. Adapun unsur – unsur yang
dinilai meliputi :
1. Skill
Supervisi pada komponen Skill/keahlian yaitu melihat
kemampuan peserta didik dari segi keahlian ilmu. Melihat
kompetensi – kompetensi keahlian yang harus dicapai selama
praktek. Apakah sudah diterapkan dengan baik dan benar
serta bagaimana dalam pengaplikasian nya.
2. Knowledge
Supervisi pada komponen knowledge yaitu penilaian
terhadap peserta didik berdasarkan ilmu maupun bimbingan
yang telah diberikan oleh Clinical Educator / Clinical
Instructur di masing – masing tempat peserta didik.
3. Attitide
Supervisi pada komponen Attitude yaitu penilaian pada
komponen kedisiplinan, penampilan, kepatuhan terhadap tata
tertib, komunikasi efektif kepada pasien tentang cara
menghadapi dan memberikan pelayanan apakah sesuai
dengan norma dan kode etik yang berlaku pada profesi
maupun yang sudah ditetapakn oleh RS Islam Surabaya.
BAB V
LOGISTIK
Pemenuhan kebutuhan bagi peserta didik program pendidikan klinis dan non
klinis adalah menjadi tanggung jawab bersama rumah sakit dan institusi pendidikan
yang telah diatur pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 94 Tahun
2015 pada Bab V pasal 31. Sehingga dalam melakukan pemenuhan kebutuhan untuk
peserta didik beberapa komponen kita penuhi berasama dengan Institusi Pendidikan.
Berikut beberapa fasilitas yang sudah tersedia untuk peserta didik di Rumah
Sakit Islam Surabaya :
1. Ruang Pertemuan
Ruang tersebut tersedia kursi dan meja untuk kapasitas maksimal
60 orang. Tersedia LCD, Proyektor serta sound system untuk menunjang
proses kegiatan orientasi.
2. Ruang Perpustakaan
Ruang perpustakaan yang ada sementara bergabung dengan ruang
kerja Tim Kordik. Referensi – referensi untuk proses pembelajaran
diletakkan di satu lemari.
3. Peralatan Praktik
Peralatan praktik yang tersedia yaitu Laringoskop dan boneka
manequin. Boneka manequin yang ada sudah cukup lengkap terdiri dari
boneka setengah badan, boneka bayi dan boneka tangan untuk
pembelajaran infus. Peralatan terkait ATK disediakan kertas HVS dan
papan diskusi.
4. Ruang Diskusi
Ruang Diskusi disediakan khususnya untuk dokter muda. Ruang
diskusi disediakan di lantai 1 gedung Graha RS Islam Surabaya. Kapasitas
ruangan dapat digunakan untuk 15 orang. Fasilitas yang teresedia didalam
ruangan yaitu LCD, kursi dan meja.
Pemenuhan kebutuhan untuk menunjang program pendidikan di Tim Kordik
diatur dengan sistem yang telah ditetapkan oleh rumah sakit dengan mengajukan
form permintaan barang yang telah dipenuhi untuk proses pendidikan dilakukan
pencatatan, pelabelan dan penomoran oleh unit rumah tangga.
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
BAB VI
KESELAMATAN KERJA
Undang – Undang No. 36 tahun 2009 pasal 164 ayat 1 menyatakan bahwa
upaya kesehatan ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas
dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan.
Rumah sakit adlah tempat kerja yang termasuk kategori disebut diatas, berarti
wajib menerapkan upaya kesehatan dan keselamatan kerja. Program keselamatan dan
kesehatan kerja di tim pendidikan pasien dan keluarga bertujuan melindungi
karyawan dari kemungkinan terjadinya kecelakaan di dalam dan diluar rumh sakit.
Pelaksanaan pendidikan klinis dan non klinis diwajibkan untuk
mengimplementasikan pogram K3RS ( Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah
Sakit ). Program K3RS yang berlaku di RS Islam Surabaya A.Yani diantaranya
sebagai berikut :
1. Penanganan Kebakaran ( Penggunaan APAR )
2. Penggunaan APD ( Alat Pelindung Diri )
3. Kewaspadaan Bencana
BAB VI
PENGENDALIAN MUTU
BAB XII
PENUTUP
Demikian Panduan Umum Proses Pendidikan Tim Kordik ini disusun sebagai
acuan dalam pelaksanaan proses pendidikan di rumah sakit agar tetap berpedoman
pada acuan yang telah ditetapkan dan menjaga mutu pelayanan rumah sakit. Hal
tersebut untuk mendukung pelaksanaan Good Corporate Governance. Panduaan
umum proses pendidikan ini akan dilakukan evaluasi setiap tahun dan dilakukan
revisi setiap 3 ( tiga ) tahun sekali sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta pengembangan rumah sakit.
Didasari pula bahwa berhasil tidaknya seluruh program yang ada dalam
panduan ini didukung atas kerjasama semua pihak yang terlibat, selain itu sangat
ditentukan oleh adanya kemuan, semangat dan tekad seluruh jajaran karyawan RSIS
untuk melaksanakannya.
Semoga dengan adanya panduan umum proses pendidikan Tim Kordik dapat
lebih memudahkan semua pihak yang terkait dengan penyelenggaraan proses
pendidikan. Semoga allah senantiasa memberikan kita semua Limpahan Taufik dan
Hidayah-nya kepada hamba – hamba yang selalu berlomba – lomba dalam kebaikan.
Segala kritik dan saran yang membangun semoga dapat diberikan untuk perbaikan
penduan ini.