Anda di halaman 1dari 41

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Pranata laboratorium Kesehatan jenjang
Ahli merupakan salah satu wahana pembentuk sumber daya manusia untuk
mempersiapkan dan menciptakan SDM yang memiliki kualitas yang baik dan
tinggi, serta mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Maka dari itu diperlukan adanya kegiatan ilmiah yang bersifat deskriptif
argumentatif yang diformalisasikan dalam laporan Praktek Kerja Lapangan untuk
menunjang dalam mewujudkan tujuan tersebut.
Diklat Pranata Laboratorium Kesehatan Ahli merupakan salah satu
penerapan yang mengarah pada ilmu-ilmu yang berhubungan dengan
laboratorium klinik. Untuk itu perlu adanya media penerapan ilmu-ilmu di
lapangan dalam bentuk Praktek Kerja Lapangan (PKL).Diharapkan nantinya
peserta diklat dapat menerapkan ilmu yang telah diperoleh dalam masyarakat dan
dapat memahami konsep kajian ilmiah teknologi laboratorium medik, memahami
implikasi dan mampu menyesuaikan diri terhadap perkembangan
zaman,perkembangan IPTEK serta memahami kebutuhan masyarakat.
Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan bagian dari kegiatan atau
aktivitas peserta diklat fungsional Pranata Laboratorium Kesehatan Ahli yang
diselenggarakan olehUPT Latkesmas Murnajati Malang sebagai instansi yang
memiliki akreditasi nasional dalam menyelenggarakan diklat fungsional di
Laboratorium Rumah Sakit dr. Saiful Anwar Malang. Dengan adanya praktek
kerja lapangan (PKL) tersebut diharapkan dapat menjembatani pertukaran
informasi antara peserta diklat dan Rumah Sakit dr. Saiful Anwar Malang sebagai
tempat PKL dilaksanakan.
Salah satu instansi atau lembaga yang dapat digunakan sebagai tempat
PKL dalam upaya penerapan keilmuan dalam Teknologi Laboratorium Kesehatan
adalah Laboratorium Rumah Sakit dr. Saiful Anwar Malang. Pada
instansi/lembaga ini, peserta peserta diklat difokuskan untuk dapat mempelajari
sistem yang berlaku di laboratorium Rumah Sakit Type A. Praktik Kerja

1
Lapangan ini diharapkan menjadi mediayang efektif dalam membentuk peserta
Diklat Pranata Laboratorium Kesehatan Ahli menjadi lebih berkembang, baik dari
segi pengetahuan tentang teknologi, mindset maupun sistem management
didalamnya.
Sebagai bagian dan upaya untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat khususnya bidang laboratorium medik, salah satunya dengan
memperbaiki kualitas Sumberdaya Manusia bidang kesehatan. Dengan diklat ini
diharapkan mampu dimanfaatkan untuk membina SDM bidang kesehatan
khususnya Pranata laboratorium Ahli, sehingga mereka mampu menjadi pribadi
yang mandiri dan memiliki kualitas ditengah keterbatasan-keterbatasan yang
dimiliki. Implikasi yang diharapkan dari Diklat dan PKL ini adalah terwujudnya
perubahan mindset, emosional,ketahanan dan kematangan mental yang memadai
dan kemauan untuk berkiprah secara optimal di dalam masyarakat.
Untuk itu Peserta Diklat Pranata Laboratorium Kesehatan Ahli melakukan
Praktek Kerja Lapangan (PKL) karena secara teori telah memiliki ilmu-ilmu
pendukung untuk mengembangkan ilmu yang telah dimiliki, baik ilmu yang
didapatkan dari pendidikan akdemik, materi diklat bahkan dari tempat asal bekerja
sebagai bagian dari ilmu pendukung dalam pengembangan karier. Oleh karena itu
dengan pengetahuan teori yang telah diterima diharapkan peserta diklat mampu
menyelesaikan berbagai masalah yang sering timbul di dalam lapangan. Dan pada
akhirnya dengan pengalaman yang diperoleh dari hasil PKL ini dapat diterapkan
di tempat kerja masing-masing di masyarakat dan bisa menjadi tenaga ahli bidang
Teknologi Laboratorium Kesehatan yang profesional.

1.2 Tujuan PKL


Secara umum Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Rumah Sakit dr. Saiful
Anwar Malang ini bertujuan untuk:
1. Melihat secara langsung penerapan pengetahuan dan keterampilan yang
diperoleh dalam Diklat.
2. Melatih kemandirian berfikir dibidang pengetahuan, teknologi dan
ketrampilan dibidang teknologi laboratorium yang diperoleh di tempat PKL.

2
3. Memberikan gambaran secara konkrit mengenai laboratorium medik yang
memberikan pelayanan lengkap dan menggunakan teknologi tinggi.
4. Memberi motivasi, ketekunan dan pengalaman profesional untuk bekerja
secara nyata dalam laboratorium skala besar.
5. Memberi wawasan baru bagi peserta diklat untuk mengembangkan
intelektualitas diri dan wacana teknologi aplikatif.
6. Memberi pengalaman baru bagi peserta diklat untuk dapat ditindak lanjuti
ditempat kerja masing-masing setelah pelatihan ini.

1.3 Tujuan Laporan PKL


Penyusunan Laporan Praktik Kerja lapangan ini bertujuan untuk :
1. Sarana dokumentasi dan bukti fisik kegiatan yang telah dilakukan, sebagai
bagian Diklat Pranata Laboratorium Kesehatan ahli.
2. Sebagai bahan evaluasi tertulis sampai sejauh mana kesesuaian kurikulum
diklat yang ada dengan perkembangan yang terjadi dilapangan.
3. Mencetak pribadi dengan kemampuan melaksanakan peran dan tugas yang
berwawasan keilmuan.

1.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan


1.4.1 Waktu
Praktik Kerja Lapangan dalam rangka Pendidikan dan Latihan
Pranata Laboratorium Kesehatan jenjang Ahli ini dilaksanakan pada
hari Senin tanggal 18 Agustus 2014
1.4.2 Tempat Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan
Kegiatan Praktik Kerja Lapangan dalam rangka Pendidikan
dan Latihan Pranata Laboratorium Kesehatan jenjang Ahli ini
dilaksanakan di Laboratorium Rumah Sakit dr. Saiful Anwar Malang

3
BAB II
PROFIL RUMAH SAKIT

2.1 Sejarah
1. Sebelum perang dunia ke II sebagai Rumah Sakit KNIL. Pada Perang
kemerdekaan digunakan sebagai Rumah Sakit Tentara.
2. Tahun 1947 ditetapkan sebagai rumah sakit umum.
3. Tanggal 14 September 1963 menjadi tempat praktik sekolah tinggi
kedokteran.
4. Tanggal 22 Pebruari 1979 sebagai Rumah sakit rujukan
5. Tanggal 12 Nopember 1979 berganti nama menjadi Rumah Sakit dr.
Saiful Anwar
6. Pada bulan April 2007 sebagai ditetapkan Rumah Sakit Type A
7. Tanggal 30 Desember 2008 berstatus sebagai badan layanan umum
8. Tahun 2011 ditetapkan sebagai rumah sakit pendidikan Type A

2.2 Lokasi RS
Rumah Sakit dr. Saiful Anwar Malang beralamat di Jl. Jaksa Agung
Suprato No. 2 Malang, Telp.(0341 ) 362101, fax. 0341. 369384website :
www.rsusaifulanwar.jatimprov.go.id. Lokasi /peta Rumah Sakit dr. Saiful
Anwar Malang dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1 : Peta Lokasi Rumah Sakit dr. Saiful Anwar Malang


(Sumber : website RS Saiful Anwar Malang)

4
2.3 Profil Rumah Sakit
Rumah Sakit dr. Saiful Anwar malang merupakan Rumah Sakit : A
Berdasarkan SK Menkes RI No.673/Menkes/ SK/VI/2007) Pada bulan April
2007. Status Kepemilikan Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
1. Jumlah tempat tidur :
Di Rumah sakit : 902 buah
2. Bed Occupation Rate ( BOR )
Di Rumah sakit : 69.26 %
3. Jumlah Kunjungan
Rumah sakit : 364.931 orang
IGD : 31.416
IRJ : 296.690
IRNA : 36.825

RSUD Dr. Saiful Anwar telah menerima sertifikat ISO 9001:2008


yang telah terregistrasi pada 18 Juni 2008 dan di registrasi oleh WQA pada
tanggal 18 Juni 2008.Akreditasi Rumah Sakit Pendidikan Utama Akreditasi
A. RSUD Dr. Saiful Anwar ditetapkan sebagai Rumah Sakit Pendidikan
Utama Akreditasi A. Sertifikat Nomor 123/MENKES/SK/I/2011 berlaku
mulai 20 Januari 2011 s/d 20 Januari 2016. Sertifikasi ini diberikan
sebagai pengakuan bahwa RSSA telah memenuhi Standar Rumah Sakit
Pendidikan yang meliputi: Visi, Misi, Komitmen dan Persyaratan,
Manajemen dan Administrasi, Sumber Daya Manusia untuk Program
Pendidikan Klinik, Penunjang Pendidikan, Perancang, dan Pelaksanaan
Program Pendidikan Klinik yang Berkualitas.Rumah Sakit Pendidikan
Utama adalah Rumah Sakit jejaring institusi pendidikan kedokteran yang
digunakan sebagai wahana pembelajaran klinik serta sarana pendidikan
untuk memenuhi seluruh atau sebagian besar modul pendidikan dalam
rangka mencapai kompetensi berdasarkan standar pendidikan profesi
kedokteran.Tujuan penetapan standar Rumah Sakit Pendidikan adalah:

5
1. Meningkatkan mutu pelayanan di Rumah Sakit Pendidikan.
2. Meningkatkan mutu pendidikan sesuai dengan standar pendidikan
profesi kedokteran.
3. Meningkatkan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi kedokteran di Rumah Sakit Pendidikan.
Akreditasi Penuh Tingkat Lengkap 16 Jenis Pelayanan. RSUD Dr.
Saiful Anwar untuk yang ketiga kalinya telah lulus akreditasi penuh
tingkat lengkap untuk 16 jenis pelayanan. Sertifikat Akreditasi Rumah
Sakit Nomor: KARSSERT/268/I/2012 berlaku 3 Januari 2012 s/d 3
Januari 2015 ini diberikan sebagai PENGAKUAN bahwa RSSA telah
memenuhi Standar Pelayanan Rumah Sakit yang meliputi: Administrasi
dan Manajemen, Pelayanan Medis, Pelayanan Gawat Darurat, Pelayanan
Keperawatan, Rekam Medis, Pelayanan Farmasi, K3, Pelayanan
Radiologi, Pelayanan Laboratorium, Pelayanan Kamar Operasi, Pelayanan
Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit, Pelayanan Perinatal Risiko Tinggi,
Pelayanan Rehabilitasi Medik, Pelayanan Gizi, Pelayanan Intensif, dan
Pelayanan Darah.
Akreditasi rumah sakit adalah suatu proses dimana suatu lembaga
yang independen melakukan asesmen terhadap rumah sakit. Tujuannya
adalah menentukan apakah rumah sakit tersebut memenuhi standar yang
dirancang untuk memperbaiki keselamatan dan mutu pelayanan. Lembaga
independen sebagai Pelaksana Akreditasi di Indonesia adalah Komisi
Akreditasi Rumah Sakit (KARS). KARS telah menetapkan pada tahap
awal, tahun 1995 rumah sakit menjalani akreditasi untuk 5 (lima)
Pelayanan Dasar, yaitu: Administrasi dan Manajemen, Pelayanan Medis,
Pelayanan Gawat Darurat, Pelayanan Keperawatan, dan Rekam Medis.
Selanjutnya pada tahun 1999 ditetapkan Pelayanan Lanjutan dengan
tambahan 7 pelayanan lagi: Pelayanan Farmasi, K3, Pelayanan
Radiologi, Pelayanan Laboratorium, Pelayanan Kamar Operasi, Pelayanan
Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit, dan Pelayanan Perinatal Risiko
Tinggi. Dan pada tahun 2002 akreditasi rumah sakit menjadi 16 (enam

6
belas) pelayanan tingkat lengkap, yaitu tambahan 4 (empat) pelayanan:
Pelayanan Rehabilitasi Medik, Pelayanan Gizi, Pelayanan Intensif, dan
Pelayanan Darah.
Dalam perkembangannya, Standar Akreditasi Rumah Sakit terbaru
yang telah disusun oleh KARS versi 2012 telah ditetapkan dengan
Keputusan Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan Nomor
HK.02.04/I/2790/11 tanggal 1 Januari 2012. Standar baru ini terdiri dari 4
Kelompok, yaitu:
1. Kelompok Standar Pelayanan berfokus pada Pasien.
2. Kelompok Standar Manajemen Rumah Sakit.
3. Sasaran Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
4. Sasaran Millenium Development Goals .
RSUD Dr. Saiful Anwar Menuju Akreditasi KARS versi 2012
Dalam era globalisasi rumah sakit di tuntu untuk memberikan
pelayanan yang berfokus pada pasien dengan memperhatikan mutu dan
keamanan.Di Indonesia kegiatan peningkatan mutu Rumah Sakit berada
di bawah bimbingan langsung Komisi Akreditasi.Diharapkannya RSSA
dapat meraih sertifikat paripurna pada akhir tahun 2014.

2.3.1 Visi, Misi, Motto dan Slogan RSUD Dr. Saiful Anwar
1. Visi
Visi RSUD Dr. Saiful Anwar :
“Menjadi Rumah Sakit Kelas Dunia Pilihan Masyarakat
2. Misi
Visi Rsud Dr. Saiful Anwar :
3. Slogan
Slogan“ With Love We Serve”
4. Motto RSSA“ Kepuasan Dan Keselamatan Pasien Adalah Tujuan
Kami”
Memberikan Pelayanan Dengan 5 S : Senyum Salam Sapa Sopan
Dan Santun.

7
5R : Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin
Berbasis It Untuk Kepuasan Pasien dan Petugas
2.3.2 Tujuan Rumah Sakit
Salah satu tujuan RSSA saat ini adalah mewujudkan sebagai
rumah sakit kelas dunia dalam meraih sertifikasi dari Joint
Committe International (JCI).
2.3.4 Struktur Organisasi
Struktur Organisasi Rumah Sakit dr. Saiful Anwar Malang dapat
dilihat pada gambar 2.

Gambar 2 : Bagan Susunan Organisasi RSUD Dr. Saiful Anwar Malang

8
2.3.4 Sumber Daya Manusia
Jumlah SDM : 2.418 orang
- Medis : 195 orang
- Gizi : 47 orang
- Keperawatan : 953 orang
- Kefarmasian : 153 orang
- Keteknisian Medis : 135 orang
- Keterapian Fisik : 19 orang
- Kesehatan Masyarakat : 16 orang
- Non Kesehatan : 900 orang
2.3.5 Sarana Pelayanan
Kelas dan Fasilitas Perawatan di Ruang Rawat Inap
Pelayanan di instalasi rawat inap dibagi menjadi 3 kelas, yakni :
Kelas I
1 kamar terdiri 2 orang pasien, yang diberi pembatas.
2 Kamar mandi dalam
3 Lemari pakaian
4 Tempat tidur terdiri dari kasur, guling, bantal, dan selimut
wool
5 Alat makan berupa piring
6 Fan
7 Meja dan kursi bagi penunggu
Kelas II
1. 1 kamar terdiri dari 4 – 6 pasien
2. Kamar mandi dalam untuk 4 – 6 orang pasien
3. Lemari pakaian
4. Tempat tidur terdiri dari kasur, bantal, dan selimut wool
5. Alat makan berupa piting
6. Fan
7. Meja dan kursi bagi penunggu

9
Kelas III
1. Ruang panjang terdiri dari 20 orang bahkan lebih tergantung
kapasitas ruangan
2. Kamar mandi untuk 10 – 15 orang
3. Tempat tidur terdiri dari kasur, bantal, dan selimut bermotif
garis
Kelas dan Fasilitas Perawatan di Ruang Rawat Inap Utama Graha
Puspa Husada.
Utama 1
1. Kamar berisi 1 TT
2. Lemari es 1 buah
3. Sofa / tempat tidur penunggu
4. Bufet 1 buah
5. TV 1 buah
6. AC 1 buah
7. Bed head 2 buah
8. Kursi tunggu 2 buah
9. Kamar mandi air hangat
Utama 2
1. Kamar berisi 2 TT
2. Over bed table 2 buah
3. Lemari pakaian (cabinet patient) 2 buah
4. Bufet 1 buah
5. TV 1 buah
6. AC 1 buah
7. Bed head 2 buah
8. Kursi tunggu 2 buah
9. Kamar mandi air hangat
Utama VIP
1. Kamar berisi 1 TT
2. Lemari es 1 buah

10
3. Sofa / tempat tidur penunggu
4. Bufet 1 buah
5. TV 1 buah
6. AC 1 buah
7. Bed head 2 buah
8. Kursi tunggu 2 buah
9. Tempat tidur penunggu dan sofa
10. Lemari es 1 buah
Utama VVIP
1. Kamar berisi 1 TT
2. Lemari es 1 buah
3. Sofa / tempat tidur penunggu
4. Bufet 1 buah
5. TV 1 buah
6. AC 1 buah
7. Bed head 2 buah
8. Kursi tunggu 2 buah
9. Tempat tidur penunggu dan sofa
10. Lemari es 1 buah
11. Meja makan 1 buah
12. Pantry / dapur bersih 1 buah
13. Ruang tamu (1 set kursi tamu)

Poliklinik Spesialis
Graha Puspa Husada (GPH) memiliki12 Poli spesialis yang terdiri
atas: poli Penyakit Dalam, poli Bedah, poli Anak, poli THT, poli Kulit
dan Kelamin, poli Saraf, poli Gigi dan Mulut, poli Paru, poli Jantung,
dan poli Rehab Medik, Poli Ortopedi, Poli Urologi.

11
Malang Sport Klinik
Malang Sport Clinic, yaitu klinik yang khusus menangani cedera
yang diakibatkan oleh olahraga. Klinik ini memberikan keuntungan
yang sangat signifikan bagi pasien dalam hal pengobatan,
pemulihan maupun pencegahan terhadap cedera akibat olahraga.
Klinik ini didukung oleh berbagai tenaga spesialis, antara lain
Spesialis Ortopedi, Rehabilitasi Medik, Radiologi, Ilmu Penyakit
Dalam, Gizi, serta konsultan di bidang Ilmu Keolahragaan.

Bone densitometry
Alat Bone Densitometri adalah alat yang digunakan untuk
mendeteksi kepadatan massa tulang. Pemeriksaan kepadatan
tulang ini berguna untuk mendeteksi osteoporosis dan untuk
memonitor perkembangan selama pengobatan osteoporosis.
Sasaran dari penggunaan alat ini adalah:
1. Wanita pasca menopause.
2. Laki-laki usia ≥ 70 tahun.
3. Pasien fraktur dengan trauma minimal.
4. Pasien yang mengkonsumsi obat-obatan yang meningkatkan
resiko osteoporosis, misal: Steroid, Heparin, dll.

Endoskopi
Layanan endoskopi saluran cerna dilakukan di pusat endoskopi
terpadu dan di GPH. Tindakan yang dilakukan meliputi endoskopi
untuk diagnosis maupun terapi, antara lain: Polipektomi, Ligase
Varises Esophagus, danSkleroterapi. Endoskopi saluran nafas atau
bronkoskopi meliputi tindakan penegakan diagnosis kelainan paru,
mulai dari infeksi hingga keganasan.Tindakan bronkoskopi
diagnosis untuk melihat secara “avue”, yaitu keadaan rongga saluran
bronchus, mengambil bahan untuk pemeriksaan mikrobiologi
maupun patologi (washing atau brushing atau mengambil jaringan

12
melalui forcep). Tindakan terapi antara lain pengambilan benda
atau mukus/cairan lendir yang membuntu saluran nafas.

ESWL
ESWL (Extracorporeal shock wave lithotripsy) adalah tindakan
pemecahan batu saluran kencing (ginjal,ureter.kandung kemih)
dengan gelombang kejut (Shock wave) tanpa pembedahan sama
sekali. Tindakan non invasive dengan menggunakan tehnologi
gabungan x-ray, ultrasound, dan acoustic shock wave dalam
mendiagnosa/menentukan lokasi dan memecah batu, sehingga Batu
saluran kencing akan pecah menjadi fragmen kecil sekali sehingga
dapat keluar spontan bersama air kencing.

Radiologi
Pelayanan radiologi paling banyak menggunakan foto tanpa bahan
kontras sebesar65.96%, selanjutnya menggunakan
radioterapisebesar 14.15% dan USG sebesar dan 9.97%.
Radiologi telah dilengkapi dengan MRI 1 tesla (Magnetic
Resonance Imaging).Selain itu banyak pasien yang datang untuk
pemeriksaan dengan CT Scan 16 sclice (Computerized Axial
Tomography) sehingga meningkat sebesar 15.25% dari total
pasien yang memanfaatkan fasilitas pelayanan radiologi di RSSA.

Rehabilitasi medic
Pelayananrehabilitasi medik merupakan pelayanan kesehatan yang
diberikan terhadap gangguan fisik dan fungsional yang
diakibatkan oleh keadaan atau kondisi sakit, penyakit atau cedera
melalui panduan intervensi medik, keterapian fisik dan atau
rehabilitatif untuk mencapai kemampuan fungsi yang
optimal.Pasien yang berkunjung ke rehabilitasi medik 67.61%
untuk melakukan fisio terapi,selanjutnya konsultasi medis

13
sebanyak 23.38% dan sosial medis yang berupa bimbingan
psikososial & sosialisasi kegiatan rehabilitasi medis baik kepada
pasien rawat jalan maupun rawat inap sebanyak 9.01%.

Farmasi
Pelayanan farmasi merupakan kegiatan terpadu dengan filosofi
asuhan kefarmasian (Pharmaceutical care)yang bertujuan untuk
mengindentifikasi, mencegah, dan menyelesaikan per-masalahan
terkait obat (Drug Related Problems) dan masalah yang
berhubungan dengan kesehatan, serta menjamin mutu setiap tahap
proses penggunaan sediaan farmasi dan alat kesehatan di rumah
sakit. Instalasi Farmasi juga ditunjang dengan sistem komputerisasi
menggunakan Aplikasi Inventori dan Aplikasi Klaim.

PengelolaanPerbekalan Farmasi
Produksi AgNO3 5%, Alkohol 70%, Boorzalf, Borax Gliserin,
Garam inggris, Gliserin, H2O2 3%, H2O2 5%, Hand sanitizer,
Levertran zalf, Savlon, Lugoli, Burowi, dan Kloralhidrat 5%.
Pendistribusian Gudang Farmasi Dasar dari dan ke Sub Depo Farmasi.
Pelayanan Kefarmasian dalam Penggunaan Obat dan alat
Kesehatan
1. Pengkajian Resep
2. Dispensing
Dispensing atau pencampuran obat steril dilakukan secara
aseptis dalam Biological Safety Cabinet (BSC).
3. Monitoring Efek Samping Obat (MESO)
Pemantauan setiap respon terhadap obat yang merugikan atau
tidak diharapkan yang terjadi pada dosis normal dengan tujuan
profilaksis, diagnosis, dan terapi.

14
4. Pelayanan Informasi Obat (PIO)
Pelayanan Informasi Obat (PIO) guna menyediakan dan
memberikan informasi, rekomendasi obatsecara independen,
akurat, komprehensif, terkini oleh apoteker kepada pasien,
masyarakat maupun pihak yang memerlukan di rumah sakit.
5. Konseling, Ronde/Visite
a. Konseling IRJ
b. Bed-site counseling di ruang rawat inap

Pelayanan Gizi
Pelayanan gizi di rumah sakit merupakan kegiatan
pelayanan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan gizi
masyarakat rumah sakit dalam rangka upaya preventif, kuratif,
rehabilitatif, maupun kuratif.
Program Dapur Bersih “ OPEN KITCHEN “ peluang
sebagai tempat rujukan bagi rumah sakit atau Instansi
pendidikanuntuk belajar Managemen Penyelenggaraan Makanan
dan Hospital culinary.
Melalui nutrition corner, instalasi gizi menghadirkan konsep
pelayanan gizi yang komprehensip dalam mengatasi masalah
obesitas.Pelayanan yang diberikan mulai dari perencanaan program
penurunan berat badan,konseling , monitoring dan evaluasi,
cooking class serta jasa catering diet.
Bagian Produksi dan distribusi makanan di Instalasi Gizi
mengembangkan berbagai formula diet, khususnya formula
makanan cair seperti Formula WHO, Cair DM, cair Rendah
Lactosa, Cair Nitrogen 80, Cair Rendah Natrium, dan cair Rendah
Protein. Keistimewaan formula ini adalah dalam bentuk siap seduh
dengan daya simpan yang lebih lama dan dapat diberikan sesuai
dengan dosis yang dibutuhkan.

15
Asuhan Gizi
Sejak tahun 2006 kegiatan Asuhan Gizi mengacu pada
Nutritional Care Procces (NCP) yang
terdiri dari 4 langkah kegiatan yaitu anamnesa, diagnosis gizi,
intervensi,monitoring,dan evaluasi
gizi.Edukasi kepada pasien dilakukan dengan cara konseling
(rawat jalan) dan bed-site teaching (rawat inap). Untuk
mempemudah proses pengkajian data, dan perencanaan intervensi gizi
Instalasi Gizi menerbitkan beberapa buku yang digunakan sebagai
pedoman pelaksanaan Ahli gizi dan penggunaan software yang
dapat diaplikasikan oleh seluruh ahli gizi baik rawat inap maupun
rawat jalan.
Beberapa Hasil penelitiandan pengembangan gizi terapan
yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Meniadakan deviasi pemberian formula WHO 75 pada
pasien Gizi Buruk sebesar 100%.
b. Pengaruh pemberian sari ikan Gabus terhadap peningkatan
kadar albumin serum pasien Sirosis Hepatis.
c. Meniadakan kejadian gangguan saluran pencernaan pada
pasien dewasa yang mengkonsumsi makanan cair sebesar 100%.

Pengolahan Limbah
Sampah medis RSSA meningkat sebesar 81,1%, dengan
meningkatnya volume sampah tersebut maka digunakan 2 (dua)
incenerator untuk pembakaran.Masing-masingincenerator berkapasitas
400kg dan 100kg, sehingga mampu mengatasi pembakaran
sampah yang berasal dari dalam maupun luar RSSA. Pada awalnya
RSSA hanya memiliki 1 (satu) incenerator yang berkapasitas
400kg pada tahun 2002 dan mulai aktif dioperasikan pada tahun
2003,

16
kemudian karena volume sampah terus bertambah maka pada
tahun 2010 ditambahkan lagi 1 (satu) incenerator dan mulai
beroperasi pada tahun 2011. Dengan bertambahnya kapasitas
pembakaran maka kerjasama untuk pengelolaan sampah medis
dan infeksius dari luar RSSA juga bertambah menjadi 33 instansi
yang didalamnya termasuk rumah sakit, laboratorium maupun
klinik-klinik yang ada di sekitar kota Malang. Incenerator menjadi
sarana standar untuk menangani limbah medis yang dihasilkan
dari kegiatan Medis di rumah sakit. Fungsi incenerator dapat
mengurangi massa dan volumenya, mendestruksikan materi yang
berbahaya seperti mikroorganisme patogen dan meminimalisir
pencemaran udara yang dihasilkan dari proses pembakaran
sehingga gas buang yang keluar dari cerobong menjadi lebih
terkontrol dan ramah lingkungan.

Air Bersih
Sarana air bersih yang ada di lingkungan RSSA cukup
adekuat. Selain mempergunakan air bersih dari Perusahaan Daerah
Air Minum (PDAM) Kota Malang, RSSA juga mengkonsumsi air
bersih dari sumber air ABT (air bawah tanah) yang dimiliki sendiri.
Kapasitas air yang dihasilkan oleh ABT sebesar 16 m3/detik. Sistem
penyediaan air bersih didukung 21 buah tandon air yang tersebar di
area RSSA dengan total volume air dari seluruh tandon sebanyak
530 m3. Jaringan air bersih menggunakan pipa Galvanis yang
terbentang sepanjang 174 m, dan pipa PVC sepanjang 3119,5 m.
Hydran yang dimiliki sebanyak 18 buah dan pompa air bersih
sebanyak 23 buah yang terdiri atas pompa submersible, diesel,
dan listrik. Pompa tersebut telah dipasang pengaman Phase,
sehingga kerusakan pompa semakin kecil dan dapat dihindari.
Kualitatis air bersih tetap dipertahankan, yaitu dengan melakukan
pemeriksaan bakteri E coli yang dilakukan setiap bulan.

17
Listrik
RSSA memiliki 2 (dua) buah gardu listrik, yaitu gardu-174
yang memiliki kapasitas 555 Mwatt dipasok dari gardu induk
Blimbing dan gardu-25 yang memiliki kapasitas lebih besar yaitu
2.180 Mwatt dipasok dari gardu induk Polehan. Gardu listrik
tersebut berfungsi sebagai pendistribusi alur listrik dari sumber
PLN menuju ke seluruh Satuan Kerja (Satker) di RSSA. Pada
pelaksanaannya pemakaian daya listrik di gardu 174 bebannya
telah mengalami over load sehingga sebagian beban dialihkan
gardu 25 yang daya listriknya sudah berubah menjadi 865 KVA.
Mesin Boiler dan Gen-Set
Mesin boiler merupakan mesin yang berfungsi sebagai
penghasil panas uap yang digunakan untuk keperluan laundrydan
memasak di Instalasi Gizi.Mesin boiler yang dimiliki RSSA
sebanyak 2 (dua) buah dengan merk Duff yang berkapasitas 3
tondan merk Hoval yang berkapasitas 650 kg.
Genset (generator set) berfungsi sebagai pemback-up listrik
PLN apabila padam. Mesin genset yang dimiliki RSSA sebanyak
2 buah, masing-masing berkapasitas 630 KVA dan 450 KVA.
Jika listrik yang disuplai oleh PLN padam, maka secara otomatis
genset bekerja menggantikan suplai listrik dengan menggunakan
mekanisme COS (Change Over System), yaitu durasi 5 detik
untuk setting waktu tenaga listrik sampai ke konsumen.

Pemeliharaan Sarana Alat Medik


RSSA melakukan kalibrasi alat-alat medis secara internal RSSA
yang dilakukan oleh petugas Instalasi Pemeliharaan Sarana Alat
medik (IPSAM) meliputi Spygmometer (tensi), ECG (Electro Cardio
Graphy), Function, dan ESU (ElectroSurgery Unit ) dan eksternal
yang dilakukan oleh Badan Meterologi Kota Malang adalah
timbangan. Peningkatan kalibrasi internal dan kalibrasi eksternal

18
melebihi 2 kali lipat dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal
ini terkait dengan adanya penambahan tenaga ahli kalibrasi serta
alatnya. Kalibrasi alat-alat dilakukan sekali dalam setahun dan
apabila ada kerusakan maka kalibrasi dapat dilakukan sebanyak 2
kali supaya lebih akurat. Peralatan kesehatan harus memiliki
performance yang ketat antara lain ketelitian (accuracy), kepekaan
(sensitivity) reproduksibilitas dan aspek keselamatan (safety aspec).
Pentingnya kalibrasi peralatan kesehatan agar dalam
penggunaannya selalu siap pakai dan memenuhi standar teknis
pemakaian alat tersebut.

Laundry dan Sterilisasi


Pada instalasi laundry dan sterilisasi kegiatan pemeliharaan
linen paling besar nilainya (84%), hal ini disebabkan karena
meningkatnya jumlah pasien rawat inap di RSSA. Sedangkan
untuk produksi linen mengalami peningkatan pada tahun
2012sebesar 1,19%.

Teknologi Informasi dan Komunikasi


Seiring dengan visi RSSA menjadi kelas dunia pilihan
masyarakat, RSSA memiliki salah satu sasaran strategis
untukmengembangkan teknologi, informasi, maupun komunikasi
sebagai penunjang pelayanan melalui Instalasi Teknologi Informasi
dan Komunikasi (ITIKOM). ITIKOM menangani seluruh komputer
LAN (Local Area Network), sparepart komputer baik yang
terhubung dengan jaringan komputer maupun tidak. Jumlah
komputer jaringan mencapai 300 unit lebih. ITIKOM mengelola
kurang lebih 10 buah server.
1. Software (Perangkat Lunak)
Saat ini cukup banyak aplikasi sistem yang sudah
dikembangkan. Aplikasi tersebut diantaranya adalah:

19
a. Billing System
b. Inventori
c. Aplikasi Administrasi Surat Menyurat
d. Aplikasi Informasi Antrian
e. LIS (Laboratory Information System)
2. Telepon
Telepon yang berada di masing-masing ruangan telah
terhubung satu sama lain yang jumlah sambungannya
mencapai 320 buah. ITIKOM juga melayani perbaikan telepon.
3. Radio Komunikasi
Radio komunikasi rumah sakit dapat digunakan hampir
di seluruh wilayah Jawa Timur, karena dilakukan
pemasangan antena repeater di Gunung Bromo dan di
daerah Batu. Radio komunikasi saat ini berjumlah 21 yang
dioperasikan oleh pegawai rumah sakit yang telah ditunjuk.
4. Pembuatan Aplikasi Antrian
Pembuatan aplikasi antrian yang telah dipasang di Poli
Mata, Poli THT, Poli Anak, Poli Obgyn yang berfungsi untuk
memberikan informasi kepada pasien yang telah terdaftar atau
belum.
5. Pembuatan aplikasi informasi IRD
Pembuatan apliaksi informasi IRD berfungsi untuk
menampilkan status pasien agar keluarga pasien mengetahui
tindakan yangdiberikan kepada pasien.
6. Software E-Resep
Pembuatan software aplikasi E – Resep berfungsi
untuk memeprcepat pelayanan dari poli ke apotik agar
mengurangi antrian obat.

20
Layanan pembedahan
Layanan pembedahanRSSA diselenggarakan di Instalasi Bedah
Sentral (IBS), kamar bedah Pavilyun, kamar bedah Mata, kamar
bedah THT, dan kamar bedah Luka Bakar. Sedangkan pelayanan
khusus untuk pembedahan darurat diselenggarakan di kamar bedah
IGD. RSSA memiliki 15 kamar operasi selektif dan 3 kamar
bedah darurat. Kamar bedah elektif menyelenggarakan
pembedahan dari pembedahan kecil, sedang, besar, hingga
pembedahan khusus (canggih) dari berbagai disiplin ilmu bedah.
Paradigma dalam ilmu pembedahaan saat ini adalah “Change
open surgery to minimally invasive surgery”. Pembedahan
canggih ada beberapa macam, yaitu mulai dari endourologi,
laparoskopi urologi, laparoscopy gynecology, hysteroscopy,
endoscopy neurology, CUSA, liposuction, athroscopy,
microdisectomi, scalpel ultrasonic, artroskopi, operasi invasive
minimal pada tulang belakang, endoskopi transanal (TEO),
pendekatanKeyhole pada pembedahan invasive minimal
Neurosurgery, Endoscopy Third Ventriculostomy(ETV), Functional
Endoscopy.

Layanan Kedokteran Forensik


RSSA memberikan pelayanan kedokteran forensik, yang
meliputi: pemeriksaan jenasah luar dan dalam, perawatan jenasah,
pengawetan (embalming), penggalian, membuat visum et repertum,
dan konsultasi medis untuk asuransi. Selain itu juga memiliki
pelayanan laboratorium serologis (untuk penentuan golongan
darah), toksikologi sederhana, penentuan kadar zat adiktif
berbahaya, dan disediakan juga penyewaan ruang duka dan
penitipan jenasah di lemari pendingin. Lebih kurang dalam
setahun layanan kedokteran forensik melakukan 1263 kegiatan
autopsi ,penggalian, penyimpanan sampai pengawetan jenazah.

21
Layanan unggulan yang dikembangkan melalui penelitian &
observasi berulang yaitu tentang layanan konservasi atau
pengawetan jenazah formula. Konservasi formula ini adalah jenis
pengawetan yang dilakukan dengan tujuan menghambat proses
pembusukan di luar metode
konvensional, agar fisik jenazah tidak mudah membusuk, tidak
mengalami perubahan warna, elastic, & tidak berbau menyengat.

Pendidikan dan Penelitian


RSSA merupakan RS Pendidikan Utama bagi mahasiswa
calon dokter (DM) dan calon dokter spesialis (PPDS) FKUB.
Jumlah dokter spesialis yang praktek di RSSA cenderung meningkat
pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 naik sebesar 24,68%.
Jumlah dokter muda pada tahun 2013 sebesar 24,69%. RSSA telah
memiliki 15 Program Studi (Prodi) sebagai pilihan untuk pendidikan
dokter spesialis. Urutan Prodi yang paling banyak diminati adalah
Spesialis Anak sebesar 13.4%, Spesialis Penyakit Dalam 12.1%,
Spesialis Obgyn 10,6%, Spesialis Mata sebesar 8.9% , dan
Spesialis Bedah Umum sebesar 8.7%.

Pengembangan Profesi
Jumlah pegawai yang melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih
tinggi baik yang melaksanakan tugas belajar maupun ijin belajar
pada tahun 2013 menunjukan penurunansebesar 29,8%
dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Jenjang yang paling banyak
diminati adalah Diploma sebesar 78,72% untuk tugas belajar
begitu pula untuk ijin belajar adalah diploma sebesar 86,9% dari
total.
Misi RSSA untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya anusia
(SDM) melalui pemenuhan tenaga yang terlatih dan terdidik
secara profesional, maka diberikan kesempatan bagi pegawai

22
untuk mengikuti Diklat dan seminar yang diselenggarakan baik
didalam maupun diluar RSSA.

Ikatan Kerjasama (IKS)


IKS yang dilakukan RSSA mengalami peningkatan yang
drastis sebesar 108,3%, sedangkan pada tahun 2012 mengalami
penurunan sebesar 31,2% hal ini disebabkan karena adanya
peraturan terbaru mengenai KSO dengan RSSA sehingga banyak
yang melakukan pembaharuan KSO. Proporsi terbesar IKS adalah
bidang pengelolaan limbah medis sebesar 46,5% karena RSSA
memiliki 2 (dua) buah incenerator yang berkapasitas 500 Kg.
Bidang pelayanan kesehatan menempati urutan kedua sebesar
38,4% karena RSSA menjadi rumah sakit rujukan sehingga
banyak perusahaan maupun asuransi kesehatan yang bekerjasama
dengan RSSA untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada
pegawainya.

Indeks Kepuasan pelanggan


Nilai rerata IKM yang diperoleh pada tahun 2011 sampai
dengan tahun 2013 berada di interval mutu pelayanan B, yang
artinya kinerja pelayanan kepada pasien harus terus selalu
dilakukan perbaikan untuk meningkatkan kepuasan masyarakat.

23
BAB 3
PELAKSANAAN PKL

Adapun dalam kegiatan PKL ini Peserta melakukan pengamatan langsung


dan juga terlibat langsung dalam berbagai kegiatan kerja. Berdasarkan informasi
yang didapatkan selama PKL di Rumah Sakit dr. Saiful Anwar Malang, maka
dapat dituangkan dalam Bab ini.

3.1 Alur Pelayanan Laboratorium

Station
Station Outlet /Loket Outlet /Loket Paviliun
Outlet /Loket
IGD
Outle
Lab. Rawat
Jalan I
Lab. Rawat Jalan
II
Lab. Rawat Jalan
III
Dahlia

t
Lab.
Rawa
Outlet/Loket
Lab.IGD t Laboratori
Laboratorium Sentral
Terintegrasi
Outlet /Loket
Lab.Paviliun

Jalan
I um
Sentral 14 Station
Rawat Inap

Terintegra
si Gambar 3
Alur Pelayanan Laboratorium

24
Keterangan :
Station : mengambil sampel, mengirim sampel lewat pneumatic tube dan
menerima hasil pemeriksaan (lewat layar komputer billing atau
lewat print-out hasil pemeriksaan yg diberikan lewat pneumatic
tube)
Outlet : pendaftaran px, billing, labeling + barcoding, mengambil sampel,
mengirim sampel, menerima print-out hasil pemeriksaan dan
memberikan print-out hasil pemeriksaan ke px

3.2 Pelayanan Laboratorium


3.2.1 Laboratorium Sentral
Pemeriksaan laboratorium sentral paling banyak adalah
pemeriksaan sederhana (56.70%), sedangkan untuk pemeriksaan
sedang sebesar 26.01% dan pemeriksaan canggih sebesar 17.27%.
Saat ini laboratorium RSSA telah menggunakan sistem
pneumatic tube, yang digunakan untuk mempermudah dan
mempercepat pengiriman sampel darah pasien yang akan
diperiksa. Alat ini bekerja dengan memanfaatkan tekanan udara,
dengan cukup menekan tombol saja maka sampel darah yang ada
di dalam tabung-tabung tersebut akan langsung dikirimkan pada
petugas laboratorium.

3.2.2 Laboratorium Patologi Anatomi


Laboratorium patologi anatomi memiliki pelayanan unggulan
yaitu pengecatan immunohistokimia yang bermanfaat untuk
diagnose dan terapi. Pengecatan immunohistokimia adalah
pemeriksaan immune yang dilakukan pada lapisan sitologi yang
diambil dengan cara FNAB. Jenis pengecatan yang sudah
dilakukan pada laboratorium patologi anatomi terdiri dari : ER, PR,
HER-2, LCA, CD-20, VIMENTIK, DESMIA, CYTOKNATIN, P-
53, S100 dan CD-34

25
3.2.3 Laboratorium Mikrobiologi
Laboratorium Mikrobiologi Klinik memberikan pelayanan
yang berupa pemeriksaan kepuasan langsung. Identifikasi mikroba
penyebab infeksi dengan pemeriksaan kultur, tes kepekaan
antibiotic dengan menggunakan peralatan canggih VITEK.
Pemeriksaan khusus untuk MDR-TB dengan menggunakan alat
genecpert.Pemerikasaan mikroba lingkungan dan pemeriksaaan
serologi infeksi. Laboratorium Mikrobilogi Klinik juga dilengkapi
dengan fasilitas peralatan canggih yang berupa Jitek 2 cnupact yang
berfungsi untuk pemeriksaan kultur dan sensitivitas antibiotika
secara otomatis. Gen expert yang merupakan alat cepat untuk
memeriksa TB yang memenuhi 9 kriteria yang ditentukan
sehingga dapat langsung mendeteksi pasien positif atau negative
bakteri mycobacterium tubercolosis.

3.2.4 Bank Darah Rumah Sakit (BDRS)


Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI no 423
th.2007 dan hasil akreditasi rumah sakit tahun 2011 yang
menyatakan bahwa setiap rumah sakit tipe A harus memiliki Bank
Darah Rumah Sakit yaitu melayani penyedian serta distribusi darah
kepada setiap pasien yang membutuhkan di lingkungan RSSA.
Sedangkan pengolahan darah tetep dilakukan di Palang Merah
Indoensia ( PMI ). Rata – rata permintaan terbanyak berupa packet
red cell ( PRC ) sebanyak ≤2000 kantong per bulan.

3.3 Pelayanan Penunjang


3.3.1 Quality Control bidang Managemen
Mutu di bidang manajemen laboratorium meliputi input,
proses, output, dan outcome. Manajemen laboratorium dinyatakan

26
bermutu jika siap berproses. Proses manajemen laboratorium
dinyatakan bermutu apabila mampu menghasilkan hasil yang
berkualitas dan dapat dipercaya. Output manajemen laboratorium
dinyatakan bermutu apabila hasil yang dikeluarkan adalah hasil yang
tepat dan memenuhi tenggat waktu yang telah ditentukan.
Pemantapan mutu (quality assurance) laboratorium
mempunyai arti keseluruhan proses atau semua tindakan yang
dilakukan untuk menjamin ketepatan dan ketelitian hasil pemeriksaan.
Agar diperoleh sistem manajemen yang baik yang di latar belakangi
oleh sumber daya manusia yang professional dan bertanggung jawab.
Kegiatan mutu meliputi kegiatan pemantapan mutu internal dan
kegiatan pemantapan mutu eksternal.
Upaya yang dilakukan Laboratorium Rumah Sakit Dr. Saiful
Anwar Malang untuk menjamin agar mutu hasil pemeriksaan dapat
dipercaya antara lain melalui verifikasi, validasi, otorisasi dilanjutkan
dengan output result sebagai bahan informasi bagi klinisi untuk
mengambil tindakan.
Verifikasi pemeriksaan laboratorium dimulai dari pengambilan
sampel baik di ruang rawat jalan maupun rawat inap dengan
pemberian identitas dan blanko permintaan pemeriksaan laboratorium.
Sesampai di Laboratorium (landing), bahan pemeriksaan di validasi
kembali melalui penerimaan (receiving) dan entry pendataan
permintaan pemeriksaan laboratorium melalui computer penerima
sampel. Validasi selanjutnya adalah memastikan barcode pada
masing-masing tabung yang sesuai dengan permintaan pemeriksaan.
Validasi kembali dilakukan setelah darah mengalami perlakukan
(proses sentrifugasi) untuk mengetahui apakah sampel layak
digunakan (lisis, lipemik dsb) oleh tenaga handling sample.
Selanjutnya bahan pemeriksaan akan diteruskan untuk dilakukan
pemeriksaan hematologi, klinik, dan imuno serologi.Setelah darah
diperiksa sesuai dengan permintaan pemeriksaan, verifikasi kembali

27
dilakukan dengan melihat history perjalanan penyakit / hasil
laboratorium sebelumnya.
Proses selanjutnya adalah otorisasi oleh Dokter Spesialis yang
bertugas melakukan otorisasi. Selama proses otorisasi berlangsung,
hasil pemeriksaan laboratorium belum dapat dikeluarkan sebagai hasil
laboratorium yang sah dan dapat digunakan untuk mengambil suatu
keputusan sebuah tindakan. Apabila hasil sudah mendapatkan
otorisasi, maka hasil pemeriksaan sudah dapat dilakukan.

3.3.2 Quality Control Pemeriksaan Laboratorium


Pemantapan mutu internal adalah kegiatan pencegahan dan
pengawasan yang dilaksanakan oleh masing-masing bidang
laboratorium secara terus menerus agar diperoleh hasil pemeriksaan
yang tepat. Program pengendalian dan pemantapan mutu internal
meliputi semua upaya yang dilakukan secara mandiri untuk
menjamin agar mutu hasil pemeriksaan yang dikeluarkan dapat
dipercaya dan diandalkan.
1. Mutu reagent dan alat yang digunakan.
Upaya yang dilakukan meliputi pembuktian terhadap
reagensia, pengecekan alat/instrumen dan pemeliharaan
alat/instrumen secara terjadwal untuk meyakinkan bahwa
reagent dan alat/instrumen digunakan memenuhi syarat.
2) Ketelitian dan ketepatan pemeriksaan
Upaya yang dilakukan yaitu melakukan pemeriksaan
terhadap bahan kontrol normal dan patologis pada setiap hari /
setiap kali ada jadwal kerja pemeriksaan. Apabila analisis
menemukan kesalahan-kesalahan pada saat pengerjaan bahan
kontrol tersebut, maka sampel pasien tidak boleh dikerjakan
sebelum analisis menemukan penyebab kesalahan dan
memperbaikinya.
3) Mutu antar divisi / bidang laboratorium.

28
Meskipun jenis peralatan yang digunakan oleh setiap divisi
berbeda-beda, tetapi mutu hasil yang dikeluarkan haruslah sama.
Semua divisi/bidang mengerjakan bahan kontrol dengan
pengerjaan untuk sampel pasien, kemudian melaporkan hasilnya
kembali ke bagian Technical Quality Assurance (TQC) / kendali
mutu.
Manajemen pengendalian mutu internal meliputi 3 tahap,
yaitu:
1. Tahap pra-analitik
2. Tahap analitik; dan
3. Tahap pasca-analitik
Tujuan dari tahap manajemen pengendalian mutu adalah:
1. Pemantapan dan penyempurnaan metode pemeriksaan.
2. Mempertinggi kesiapan tenaga.
3. Memastikan semua proses yang akan dilaksanakan telah
dilakukan dengan benar.
4. Mendeteksi kesalahan dan mengakui sumbernya.
5. Membantu perbaikan pelayanan melalui peningkatan mutu
pemeriksaan laboratorium.
Pengendalian mutu pra-analitik mencakup semua tahapan
sebelum pemeriksaan laboratorium dilakukan, yaitu: persiapan
pasien dan pengambilan atau penanganan specimen (bahan
pemeriksaan).
Jenis kegiatan pemantapan mutu internal adalah:
1. Penyediaan prosedur tetap tertulis
Sebelum kegiatan dilaksanakan, persiapan pasien harus
disiapkan terlebih dahulu dengan baik sesuai persyaratan
pengambilan specimen.
2. Pemeliharaan dan kalibrasi peralatan sesuai dengan
spesifikasinya.

29
Proses kalibrasi internal dapat dilakukan, jika mempunyai
peralatan standar yang mempunyai tingkat accuracy yang lebih
tinggi dari alat yang akan dikalibrasi dan juga harus
“Calibrated”. Kalibrasi dapat dilakukan secara internal, caranya
dapat dilakukan sesuai dengan buku manual alat yang akan
dikalibrasi.
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil
pemeriksaan laboratorium adalah peralatannya. Oleh karena itu,
alat perlu dipelihara dan dikalibrasi secara berkala.

30
BAB IV
PEMERIKSAAN LABORATORIUM

4.1 Pengambilan Darah Vena


Darah vena diambil dengan prosedur sebagai berikut
1. Siapkan peralatan yang akan digunakan : sarung tangan Torniquet,
Vacuntainer,Holder, Jarum, Iso Profil Alkohol 70%, kasa kering. Dan
Plester
2. Periksa identitas pasien dengan cara menanyakan nama pasien, cocokka
dengna identitas formulir pengenal pasien, (Bila dirawat) atau pengenal
lain (SIM<KTP<dll). Bila pasien tidak bisa berkomunikasi tanyakan pada
keluarga pasien
3. Tempelkan label identitas pada penampung yang akan digunakan
4. Lakukan tundakan aseptik dan antiseptik serta tindakan kewaspadaan
universal
5. Pengambilan darah venadapat dilakukan pada posisi duduk ( pasien rawat
jalan) atau berbaring( pasien rawat inap)
6. Pilih vena untuk lokasi pengambilan dengan urutan prioritas sebagai
berikut: vena cubiti, media,vena chepalica,vena basilica. Pasien dapat
diminta untuk mengepalkan tangan agar vena lebih terlihat, tetapi tidak
boleh memukul-mmukul lengan pasien. Jangan lakukan pada daerah
dengan hematom,radang,infeksi atau pada vena yang dilalui infus
7. Dekontaminasi daerah yang akan ditusuk , menggunakan isopropyl
alkohol 70%
8. Lakukan pembendungan ( jangan lebih dari satu menit)
9. Lakukan fungsi ven menggunakan hoder tabung vakum, dengan ujung
jarum,menghadap ketas. Sudut antara jarum dan permukaan lengan kurang
lebih 15-30. Masukkan tabung vakum ke holder. Tampung darah hingga
tabung vakum aliran darah kedalam tabung vakum berhenti dengan
sendirinya
10. Pembendungan dapat dilepaskan saat darah mulai mengalir

31
11. Bila melakukan penampungan darah untuk banyak pemeriksaan, lakukan
dengan urutan sebagai berikut : vacuntainer dengan tutup warna biru,(
plasma citrat) warna merah atau kuning ( darah beku) selanjutnya warna
ungu ( darah K2EDTA)
12. Bolak balik vacuntainer tutup biru minimal 3-4 kali, tutup merah/kuning 5
kali, tutup ungu 8 kali. Pastikan antikoagulan tercampur baik dengan darah
13. Letkkan kasa kering diatas jarum pada daerah penusukan, tarik jarum
perlahan,tekan dulu baru diplester. Pastikan tidak ada perdarahan dan
lengan pasien tidak boleh ditekuk.
14. Catat jam pengambilan spesimen dan nama pengambilan spesimen pada
lembar kerja.
15. Buang bahan yang telah terpakai pada wadah yang telah ditentukan.
16. Jangan mengambil spesimen darah pada tempat/lengan yang sudah dialiri
cairan infus/ obat.

32
4.2 Pemeriksaan Hematologi
N Nama Bahan Yang Jumlah Waktu Lama Pemeriksaan Persiapan Metode
o Pemeriksaan Digunakan Bahan Penerimaan Pasien
Bahan Reguler Cito
1 DARAH DARAH 3 ml 24 jam < 2 jam < 1 jam - Automatic Cell Counter (SLS
LENGKAP K2EDTA Hb,Impedansi, Flow Cytometry)
2 RETIKULOS DARAH 3 ml 24 jam < 2 jam < 1 jam - Automatic Cell
IT K2EDTA Counter(Fluoresensi
Flowcytometry)
3 JUMLAH DARAH 3 ml 24 jam < 2 jam <1 Hentikan Automatic Cell Counter(Flow
EOSINOFIL K2EDTA jam Tx cytometry)
kortikoster
oid
4 RASIO I/T DARAH 3 ml 24 jam < 2 jam < 1 jam Automatic Cell Counter
K2EDTA (Flowcytometry) dan sediaan hapus
(WRIGHT)
5 EVALUASI DARAH 3 ml Hari kerja < 2 jam < 1 jam Manual
HAPUSAN K2EDTA
DARAH
TEPI
6 OSMOTIC DARAH 3 ml Hari < 2 jam - Manual
FRAGILITY K2EDTA kerja(denga
TEST n perjanjian)
7 GOLONGAN DARAH 3 ml 24 jam < 2 jam < 1 jam Manual
DARAH K2EDTA
(ABO DAN

33
RHESUS)
8 COOMB’S DARAH 3 ml 24 jam 6 jam 2 jam Manual
TEST BEKU/
DARAH K2
EDTA
9 SEL L E DARAH 3 ml Hari kerja < 2 jam < 1 jam Manual
BEKU
10 SEL DARAH 3 ml Hari kerja < 2 jam < 1 jam Manual
SEZARY K2EDTA
11 INCLUSION DARAH 3 ml Hari kerja < 2 jam < 1 jam Manual
BODY K2EDTA
12 ELEKTROF DARAH 3 ml Hari kerja 2 hari - Electroforesis
ORESIS HB K2EDTA
13 ACID HAM DARAH 3 ml Hari kerja < 2 jam - Darah Manual
TEST CITRAT/ED (dengan kontrol
TA DARAH perjanjian) dengan
BEKU golongan
sama
14 WATER PLASMA 3 ml Hari kerja < 2 jam - Manual
SUCROSE CITRAT+ 5 ml (dengan
TEST DARAH perjanjian)
BEKU
15 BONE DIKERJAK Hari kerja < 2 jam Manual
MARROW AN DI
PUNCTURE LABORAT
ORIUM
16 Fe (SERUM DARAH 4 ml 24 jam < 2 jam < 1 jam Ferrozine,Kalkulasi ,direk
IRON), TIBC BEKU

34
DAN
SATURASI
TRANSFERI
N
17 Hb CAIRAN
18 PLATELET
RICH
PLASMA
HEMOSTASIS
1 PT dan APTT Plasma 3 ml 24 jam < 2 jam < 1 jam Koagulometri
Citrat
2 Fibrinogen Plasma 3 ml 24 jam < 2 jam < 1 jam Koagulometri
Citrat
D- Dimer Plasma 3 ml 24 jam < 2 jam < 1 jam Immunoassay
3 Citrat
4 Masa Dikerjakan Hari kerja < 2 jam < 1 jam Manual
Perdarahan petugas
Duke (BT) laborat
5 Masa Dikerjakan Hari kerja < 2 jam < 1 jam Manual
pembekuan petugas
(CT) laborat

35
4.3 Pemeriksaan Kimia Klinik

Waktu Lama Pemeriksaan


Nama Bahan Yang Jumlah Persiapan
No Penerimaan Regular Cyto Metode
Pemeriksaan Digunakan Bahan Pasien
Bahan
KARBOHIBRAT
1 Glukosa puasa Darah beku 4 ml 24 jam < 2 jam <1 Puasa 8 – 10 Enzimatik
jam jam hexokinase
2 Glukosa 2 JPP Darah beku 4 ml 24 jam < 2 jam <1 Puasa 2 jam Enzimatik
jam setelah hexokinase
makan
3 Glukosa sewaktu Darah beku 4 ml 24 jam < 2 jam <1 - Enzimatik
jam hexokinase
4 Hb A1C Darah K2 3 ml Hari kerja < 2 jam <1 - Affinitas Boronic
EDTA jam Acid
FAAL GINJAL
1 Ureum Darah Beku 4 ml 24 jam < 2 jam <1 - Kinetik dengan
jam urease dan
glutamat
dehidrogenase
2 kreatinin Darah beku 4 ml 24 jam < 2 jam <1 Enzimatik,
jam kalkulasi
3 Clearance Darah beku, 4 ml Hari kerja < 2 jam <1 Disertai data Enzimatik,
Creatinin Test urine 24 jam jam TB, BB, dan kalkulasi
∑ urin/24
jam
4 Asam urat Darah beku 4 ml 24 jam < 2 jam <1 - Enzimatic
jam kolorimetri

36
5 Kreatin Cairan
Drain
FAAL HATI
1 Protein Total Darah beku 4 ml 24 jam < 2 jam <1 - Kolorimetrik
jam dengan biuret
2 Albumin Darah beku 4 ml 24 jam < 2 jam <1 - Kolorimetrik
jam Bromcresol green
3 Globulinn Darah beku 4 ml 24 jam < 2 jam <1 - Kalkulasi
jam
4 SGOT Darah beku 4 ml 24 jam < 2 jam <1 - Kolorimetri IFCC
jam
5 SGPT Darah beku 4 ml 24 jam < 2 jam <1 - Kolorimetri IFCC
jam
6 Bilirubin total Darah beku 4 ml 24 jam < 2 jam <1 - Kolorimetrik
Bilirubin direk jam diazo kalkulasi
Bilirubin indirek
7 Gamma GT Darah beku 4 ml 24 jam < 2 jam <1 Enzimatik
jam kolorimetrik
8 Alkali Darah beku 4 ml 24 jam < 2 jam <1 Kolorimetrik
Phosphatase jam
9 Elektroforesis Darah beku 4 ml Hari kerja 2 hari 2 hari Elektroforesis
Protein
10 Bilirubin Cairan
Empedu

37
FAAL JANTUNG
1 CK Darah beku 4 ml 24 jam < 2 jam <1 Aktifitas enzim
jam dengan UV Assay
2 CKMB Darah beku 4 ml 24 jam < 2 jam <1 Immunologic al
jam UV
3 LDH Darah beku 4 ml 24 jam < 2 jam <1 UV Assay
jam
4 Troponin 1 Darah beku 4 ml 24 jam < 2 jam <1 ICT Reader semi
jam kuantitatif

38
BAB V
PEMBAHASAN

Faktor pendukung keberhasilan kegiatan PKL (Praktek Kerja Lapangan)


Peserta Diklat Pranata Laboratorium Ahli di Laboratorium Rumah Sakit dr. Saiful
Anwar Malang. Bahwa seluruh tenaga laboratorium menerima kedatangan peserta
PKL dan menyambutnya dengan baik.Peran serta tenaga laboratorium dalam
memberikan informasi kepada setiap kegiatan yang diikuti peserta diklat turut
mendukung kelancaran kegiatan. Terjalin sebuah kerjasama dan kordinasi yang
baik antara peserta diklat dalam pembagian tugas. Informasi yang didapatkan
dalam PKL ini cukup memberi gambaran betapa kompleks system yang terjadi
dalam sebuah laboratorium besar. Diperlukan system dan tata kelola yang
memadahi untuk mengatur sebuah laboratorium dengan kapasitas seperti di di
Laboratorium Rumah Sakit dr. Saiful Anwar Malang. Aplikasi system tersebut
tidak bisa dilakukan dalam waktu yang singkat. Dalam sistem tersebut akan selalu
dilakukan evaluasi, verifikasi dan revisi sesuai dengan keadaan.
Dalam pelaksanaan kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini, tentu
saja tidak terlepas dari hambatan-hambatan yang jika di sikapi dengan benar,
hambatan- hambatan tersebut dapat dijadikan proses belajar dalam menghadapi
masalah yang ada. Dalam pelaksanaan PKL ini, sangat memaklumi adanya
hambatan-hambatan yang di temui di lapangan, karena kondisi di tempat kerja
asal memang berbeda. Terbatasnya waktu PKL sehingga dalam melakukan
pendataan sehingga terkesan terburu-buru dan dikejar waktu.Persiapan kurang
maksimal karena hanya memiliki sedikit waktu dalam pengumpulan dan
penyusunan data.

39
BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Secara umum, penyelenggaraan PKL dalam Diklat Jabatan
fungsional Pranata laboratorium Kesehatan Angkatan I tahun 2014 dapat
diselenggarakan dengan baik. Beberapa point penting yang didapatkan selama
PKL antara lain adalah memberikan gambaran kepada peserta diklat bahwa
jaminan mutu (quality assurance)mempunyai arti keseluruhan proses atau
semua tindakan yang dilakukan untuk menjamin ketepatan dan ketelitian hasil
pemeriksaan. Agar diperoleh sistem manajemen yang baik yang di latar
belakangi oleh sumber daya manusia yang professional dan bertanggung
jawab maka diperlukan managemen dan system yang baik dan memadahi.
Kegiatan PKL ini diharapkan mampu merubah pola pikir / mindset peserta
Diklat dari sekedar berfikir teknis menjadi berfikir integral dan menyeluruh.
Dengan peningkatan kemampuan SDM Kesehatan, khususnya Pranata
laboratorium Ahli, diharapkan mampu memberikan pelayanan kepada
masyarakat, bangsa dan Negara dengan lebih baik lagi, ditengah
keterbatasann-keterbatasan yang ada di tempat kerja masing-masing peserta
diklat.

6.2 Saran
Adapun dalam kegiatan PKL di Rumah Sakit dr. Saiful Anwar ini, kami
peserta diklat dapat memberikan saran-saran sebagai berikut :
1. Diharapkan kepada panitia Penyelenggara Diklat untuk mengevaluasi
kembali penjadwalan penyelenggaraan Praktik kerja Lapangan. Hal ini
dikarenakan pada pelaksanaan PKL Pranata Laboratorium Ahli angkatan 1
mengalami kesulitan dalam mengatur waktu penyelesaian laporan.
2. Diharapkan ada sistematika pembagian tugas, pembagian waktu dan alur
kegiatan di tempat PKL dilakukan evaluasi, agar kedepan lebih terkordinir
dan efisien.

40
41

Anda mungkin juga menyukai