2
Klasifikasi Alkil Halida
CH3 CH3
CH3CHCH2 Br CH3CH2CH Br
* *
Alkil halida primer Alkil halida sekunder
CH3
CH3C* Br
CH3
Alkil halida tersier
3
Dihalida
Dihalida vicinal
4
Momen Dipol
❖Keelektronegatifan halida:
F > Cl > Br > I
❖Panjang ikatan bertambah seiring bertambahnya ukuran halogen:
C—F < C—Cl < C—Br < C—I
❖Momen dipol ikatan:
C—Cl > C—F > C—Br > C—I
1.56 D 1.51 D 1.48 D 1.29 D
❖Momen dipol molekul bergantung pada geometri molekul.
5
Preparation of Alkyl Halides
6
Halogenasi Alkana
7
Halogenasi Allilik
8
Mekanisme Reaksi
9
Reaksi Substitusi
10
Reaksi Eliminasi
11
Reaksi Mekanisme SN2
12
Diagram Energi SN2
14
SN2: Kekuatan Nukleofilik
❖ Semakin kuat nukleofilik maka reaksi semakin cepat.
❖ Basa kuat merupakan nukleofilik kuat, tapi tidak semua nukleofilik kuat
adalah basa.
15
Kebasaan vs Kenukleofilikan
17
Pengaruh Kepolaran
Orbital atom yang lebih besar dapat lebih mudah bertumpang tindih dengan orbital aom C.
18
Pengaruh Pelarut: Pelarut Protik
❖ Pelarut protik polar memiliki H asam (O—H or N—H) yang dapat mengsolvasi
nukleofilik sehingga berkurang kenukleofilikannya.
❖ Kenukleofilikan dalam pelarut protik meningkat seiring meningkatnya ukuran atom.
19
Pengaruh Pelarut: Pelarut Aprotik
20
Kemampuan Gugus Lepas
❖ Penarik elektron sehingga dapat mempolarisasi atom karbon.
❖ Stabil setelah lepas (bukan basa kuat).
❖ Dapat berpolarisasi sehingga menstabilkan keadaan transisi.
21
Struktur Substrat pada Reaksi SN2
22
Pengaruh Halangan Ruang Substrat Pada Reaksi SN2
❖ Nukleofilik menyerang dari arah belakang.
23
Stereokimia Reaksi SN2
❖ Reaksi SN2 menyebabkan terjadinya perubahan konfigurasi atom karbon
kiral (Walden inversion).
24
Reaksi SN1
❖ Reaksi SN1 merupakan reaksi substitusi nukleofilik unimolekuler.
❖ Meliputi 2 tahap reaksi dengan pembentukan karbokation sebagai
intermediatnya.
❖ Laju orde pertama untuk alkil halide dan orde nol untuk nukleofil.
❖ Terjadi rasematisasi.
25
Mekanisme SN1 : Tahap 1
26
Mekanisme SN1: Tahap 2
27
Diagram Energi SN1
❖Pembentukan karbokation merupakan
proses endotermik.
❖Tahap 2 berlangsung cepat dan energi
aktivasinya rendah.
28
Laju Reaksi SN1
29
Pengaruh Solvasi
❖ SN1 lebih mudah terjadi dalam pelarut polar protik, karena dapat
mensolvasi melalui interaksi ion-dipol secara kuat.
30
Struktur Karbokation
Reaksi SN1 menghasilkan campuran enansiomer. Biasanya lebih banyak produk inversi
dibandingkan produk dengan konfigurasi yang sama dengan reaktan (retention).
32
Penataulangan
❖ Karbokation dapat dapat mengalami penataulangan ke bentuk
karbokation yang lebih stabil.
❖ Perpindahan Hidrida: H- tetangga karbokation berpindah.
❖ Perpindahan Metil: CH3- tetangga karbokation berpindah bila tidak
ada hidrogen yang mungkin.
33
Perpindahan Hidrida dan Metil
34
Mekanisme SN1 atau SN2 ?
SN2 SN1
CH3X > 1º > 2º 3º > 2º
Nukleofil kuat Nukleofil lemah (dapat juga
pelarut)
Pelarut polar aprotik Pelarut polar protik.
laju = k[alkil halida][Nuk] Rate = k[alkil halida]
Terjadi inversi pada karbon Terjadi rasematisasi
kiral.
Tidak ada penataulangan Memungkinkan
penataulangan
35
Tuliskan produk untuk reaksi-reaksi berikut: